Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HUKUM BISNIS

YAYASAN

Mata Kuliah : Hukum Bisnis

Disusun oleh : WILLIAM (125169101)

Kelas : QY

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3

1.1 Pengertian Yayasan ............................................................................... 3

1.2 Status Badan Hukum Yayasan .............................................................. 4

1.3 Unsur-unsur Yayasan ............................................................................ 5

BAB II PERMASALAHAN ............................................................................ 6

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 7

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 16

4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 16

4.2 Saran ..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan tugas ini.Makalah ini dibuat untuk

memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan yaitu Ibu Rita

Erlina.Adapun isi tugas ini adalah tentang badan hukum Yayasan.

Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan

yang membantu saya menyelesaikan tugas ini, untuk itu saya mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya yaitu :

 Rita Erlina, S.H, M.Hum, selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis.

 Orangtua yang telah memberikan komentar dan nasihat tentang makalah ini.

Demikian saya berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat

menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu Hukum Bisnis.

Jakarta, 17 Oktober 2016

Penyusun,

William

125169101

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Yayasan

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan

bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yang didirikan dengan memperhatikan

persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Yayasan adalah badan

hukum yang tidak mempunyai anggota, dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan

untuk tujuan sosial.

Adapun yang dimaksud dengan Yayasan dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor

16 tahun 2001 tentang Yayasan, yaitu : “Yayasan adalah badan hukum yang terdiri

atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di

bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.”

Yayasan adalah sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang sosial,

kemanusiaan, dan keagamaan.Yayasan memiliki kekayaan tersendiri dari berbagai

macam sumber.Yayasan ini sifatnya tidak memiliki anggota.Selanjutnya, yayasan

memiliki untuk mendirikan sebuah atau beberapa badan usaha sesuai dengan visi dan

misi yang dimiliki yang dimiliki oleh yayasan tersebut.

Yayasan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan dalam berbagai macam

bentuk dan tujuan.Yayasan tersebut secara khusus berada pada bidang kerja yang

menjadi usahanya. Yayasan akan memiliki banyak keuntungan seiring dengan

3
banyaknya badan usaha yang didirikan. Badan usaha tersebut adalah modal hidup

nyata sebuah yayasan.

1.2 Status Badan Hukum Yayasan

Adapun Undang-undang yang mengatur Yayasan adalah :

1.) UU No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan

2.) UU No. 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan UU No. 16 Tahun 2001

3.) PP RI No. 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang

Yayasan

Beberapa Pakar Hukum di Indonesia antara lain Setiawan S. H, Prof. Soebekti

serta Prof. Warjono Projodikoro berpendapat bahwa Yayasan merupakan badan

hukum yang sah di Indonesia.

Prof. Soebekti menyatakan bahwa Yayasan adalah suatu badan hukum

di bawah pimpinan suatu badan pengurus dengan tujuan sosial dan tujuan yang legal.

Prof. Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya berjudul “Hukum Perdata Tentang

Persetujuan-Persetujuan Tertentu”, berpendapat bahwa Yayasan adalah badan

hukum.Dasar suatu Yayasan adalah suatu harta benda kekayaan yang dengan

kemauan memiliki ditetapkan guna mencapai suatu tujuan tertentu.Pengurus yayasan

juga ditetapkan oleh pendiri Yayasan itu.Pendiri dapat mengadakan peraturan untuk

mengisi lowongan dalam pengurus. Sebagai badan hukum yang dapat turut serta

dalam pergaulan hidup di masyarakat, artinya dapat dijual beli, sewa-menyewa dan

4
lain - lain dengan mempunyai kekayaan terpisah dari barang-barang, kekayaan orang-

orang yang mengurus Yayasan itu.

Berdasarkan pengertian Yayasan ini, Yayasan diberikan batasan yang jelas

dan diharapkan masyarakat dapat memahami bentuk dan tujuan pendirian Yayasan

tersebut.Sehingga tidak terjadi kekeliruan persepsi tentang Yayasan dan tujuan

diberikannya Yayasan.

1.3 Unsur-unsur Yayasan

Yayasan dipandang sebagai subjek hukum karena memenuhi hal-hal sebagai

berikut :

1.) Yayasan adalah perkumpulan orang.

2.) Yayasan dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum.

3.) Yayasan mempunyai harta kekayaan tersendiri.

4.) Yayasan mempunyai pengurus.

5.) Yayasan mempunyai maksud dan tujuan.

6.) Yayasan mempunyai kedudukan hukum (domisili) tempat.

7.) Yayasan dapat digugat atau menggugat di muka pengadilan.

Sehingga dari unsur-unsur yang tersebut di atas dapat diberikan suatu

kesimpulan bahwa Yayasan memenuhi syarat sebagai badan hukum dimana Yayasan

memiliki harta kekayaan sendiri, dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan

hukum, memiliki maksud dan tujuan serta unsur-unsur lainya sehingga Yayasan

menyamakan statusnya dengan orang- perorangan.

5
BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah nya antara lain :

1) Bagaimana hubungan ketenagakerjaan antara pegawai dan pengurus di dalam

suatu Yayasan di Indonesia?

2) Apakah diperbolehkan bagi organ yayasan seperti pengurus, pembina,

ataupun pengawas yayasan menjadi pemegang saham dari Perseroan

Terbatas/PT yang didirikan oleh Yayasan?

3) Apakah diperbolehkan bagi pemerintah seperti anggota DPR menjabat

sebagai ketua yayasan atau organ yayasan lainnya?

4) Apakah suatu yayasan dapat berubah menjadi Perseroan Terbatas?

5) Apakah perbedaan dan persamaan perkumpulan/perhimpunan dengan

Yayasan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia?

6
BAB III

PEMBAHASAN

1.) Hubungan Ketenagakerjaan di dalam suatu Yayasan

Dapat diasumsikan bahwa "hubungan internal pekerjaan di yayasan" adalah

hubungan kerja antara pegawai dan pengurus dari suatu yayasan.Berangkat dari

titik tolak ini, yayasan sebagai salah satu badan hukum sosial termasuk ke dalam

pengertian perusahaan menurut ketentuan umum dalam Undang-undang No.13

tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan).

Pada ketentuan umum UU tersebut disebutkan pengertian dari Perusahaan

adalah:

a) setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang

perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik

swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh

dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

b) usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus

dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan

dalam bentuk lain.

7
Dari pengertian di atas maka yayasan sebagai salah satu badan hukum

sosial tunduk pada UU Ketenagakerjaan.Hubungan kerja yang terjadi adalah

hubungan kerja antara Yayasan dalam hal ini diwakili oleh pengurus dengan

pihak pekerja.

Segala hal tentang tata cara hubungan kerja antara pengurus dan pekerja,

termasuk didalamnya mengenai konflik yang muncul.

Mekanisme dalam menghadapi konflik yang muncul, akan mengacu pada

ketentuan peraturan perundangan bidang ketenagakerjaan, dalam hal ini diatur

oleh Undang-undang No.2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial.

2.) Organ-organ yayasan diperbolehkan menjadi pemegang saham dari

Perseroan Terbatas/PT yang didirikan oleh yayasan

Pasal 7 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001

tentang Yayasan memperbolehkan organ yayasan menjadi pemegang saham dari

Perseroan Terbatas/PT yang didirikan oleh Yayasan karena tidak ada larangan

dari UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas pasal 7 UU No. 16 Tahun

2001.

Pasal 7 UU Yayasan selengkapnya tertulis sebagai berikut :

a) Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai

dengan maksud dan tujuan Yayasan.

8
b) Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha

yang bersifat prospektif dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut

paling banyak 25% (dua puluh lima persen) dari seluruh nilai

kekayaan Yayasan.

c) Anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan dilarang

merangkap sebagai Anggota Direksi atau Pengurus dan Anggota

Dewan Komisaris atau Pengawas dari badan usaha sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2).

Jika badan usaha yang didirikan Yayasan tersebut adalah Perseoran

Terbatas, karena dalam PT dikenal adanya Pemegang Saham.

Di dalam ketentuan Pasal 7 ayat (3) UU Yayasan, hanya disebutkan

bahwa “Anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan dilarang

merangkap sebagai Anggota Direksi atau Pengurus dan Anggota Dewan

Komisaris atau Pengawas dari badan usaha”, dan tidak disebutkan dilarang

untuk menjadi Pemegang Saham.

Maka, organ-organ yayasan diperbolehkan menjadi pemegang saham PT

yang didirikan oleh yayasan.Sedangkan, larangan anggota pembina, pengurus,

dan pengawas yayasan merangkap jabatan sebagai anggota Direksi dan

anggota Dewan Komisaris PT yang didirikan yayasan tersebut adalah untuk

menghindari benturan kepentingan.

Karena di satu sisi sifat dari yayasan adalah berfungsi sosial, sedangkan

sifat dari PT adalah mencari keuntungan. Baik pembina, pengurus, dan

9
pengawas Yayasan melakukan fungsi pengurusan dan pengawasan Yayasan.,

fungsi tersebut sama halnya dengan fungsi Direksi dan Dewan Komisaris

dalam PT.

Pada sisi lain, Pemegang Saham PT tidak melakukan fungsi pengurusan

maupun pengawasan dalam PT.

Oleh karena itu, tidak ada larangan bagi anggota pembina, pengurus, atau

pengawas Yayasan untuk menjadi pemegang saham PT yang didirikan oleh

Yayasan.

3.) Pemerintah seperti anggota DPR diperbolehkan menjabat sebagai ketua

yayasan atau organ yayasan lainnya.

Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 236 Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang tertulis :

1. Anggota DPR dilarang merangkap jabatan sebagai:

a) pejabat negara lainnya;

b) hakim pada badan peradilan; atau

c) pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional

Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, pegawai

pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau

badan lain yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD.

2. Anggota DPR dilarang melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural

pada lembaga pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat

10
atau pengacara, notaris, dan pekerjaan lain yang ada hubungannya

dengan wewenang dan tugas DPR serta hak sebagai anggota DPR.

3. Anggota DPR dilarang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dari larangan rangkap jabatan oleh anggota DPR di atas dapat kita ketahui

bahwa tidak ada larangan secara eksplisit bagi anggota DPR untuk menjadi

pemimpin suatu badan hukum seperti ketua pengurus suatu yayasan dengan

syarat Yayasan atau badan hukum tersebut tidak ada hubungan nya dengan

wewenang dan tugas DPR serta hak sebagai anggota DPR. Dengan demikian,

menjadi Ketua Pengurus Yayasan bukanlah hal yang dilarang bagi anggota

DPR.

Lalu, anggota DPR juga tidak dilarang dan diperbolehkan untuk menjadi

organ-organ Yayasan lainnya seperti pengurus atau pengawas suatu Yayasan

selama Yayasan tersebut tidak ada hubungan nya dengan wewenang dan tugas

DPR serta hak sebagai anggota DPR.

4.) Suatu Yayasan dapat berubah menjadi Perseroan Terbatas

Satu hal yang menjadi pembeda antara Yayasan dengan Perusahaan (dalam

hal ini Perseroan Terbatas - PT) adalah karakteristik tujuannya.Yayasan memiliki

tujuan di bidang sosial, agama, dan kemanusiaan.

Sedangkan PT adalah badan usaha yang bertujuan mencari keuntungan.Tetapi

dalam prakteknya pada zaman sekarang bahwa Yayasan yang ada di Indonesia

telah banyak yang mencari keuntungan.

11
Dari perbedaan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa tidak menutup

kemungkinan bahwa Yayasan berubah menjadi PT.

Namun, dalam praktek dapat dijumpai ada PT yang dalam akta pendiriannya

dinyatakan bahwa PT tersebut merupakan kelanjutan dari Yayasan.

Seluruh aset dan kewajiban Yayasan tersebut juga dialihkan pada PT,

termasuk izin-izin yang pernah diberikan oleh instansi berwenang juga

beralih.Hal ini dimungkinkan mengingat terdapat keterangan dalam anggaran

dasar PT yang menunjukkan bahwa PT tersebut merupakan kelanjutan dari

Yayasan.

Mengenai yayasan yang menaungi sekolah, karakteristiknya adalah nirlaba

sedangkan sebuah PT karakteristiknya adalah mencari laba.Dua hal tersebut

saling bertolak belakang.Dengan demikian sebuah yayasan yang menaungi

sekolah tidak dapat dialihkan aset, kewajiban serta izin-izinnya kepada sebuah PT

atau Perseroan Terbatas.

5.) Perbedaan dan persamaan antara perkumpulan dengan yayasan

 Perkumpulan dalam hal ini memiliki pengertian luas, yang berarti

meliputi suatu persekutuan, koperasi dan perkumpulan saling

menanggung. Selanjutnya perkumpulan dalam pengertian ini pun

terbagi atas 2 (dua) macam, yaitu:

a) Berbentuk Badan Hukum, seperti Perseroan Terbatas, Koperasi

dan Perkumpulan saling Menanggung;

12
b) Tidak berbentuk Badan Hukum, seperti Persekutuan Perdata, CV

dan Firma

 Yayasan merupakan suatu bagian dari perkumpulan yang berbentuk

Badan Hukum dengan pengertian/definisi yang dinyatakan dalam

Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan

adalah suatu Badan Hukum yang terdiri atas kekayaan yang

dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang

social, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.

Sehingga berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka

perbedaan antara perkumpulan dan yayasan adalah sebagai berikut:

 Perkumpulan :

a) Bersifat dan bertujuan komersial;

b) Mementingkan keuntungan (profit oriented);

c) Mempunyai anggota.

 Yayasan :

a) Bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan;

b) Tidak semata-mata mengutamakan keuntungan atau mengejar/

mencari keuntungan dan/atau penghasilan yang sebesar-

besarnya;

13
c) Tidak mempunyai anggota.

Yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang

untuk melakukan tindakan-tindakan perdata.Pada dasarnya keberadaan badan hukum

bersifat permanen, artinya badan hukum tidak dapat dibubarkan hanya dengan

persetujuan para pendiri atau anggotanya.

Badan hukum hanya dapat dibubarkan jika telah dipenuhi segala ketentuan

dan persyaratan yang ditetapkan dalam anggaran dasarnya. Hal tersebut sama

kedudukannya dengan perkumpulan yang berbentuk berbadan hukum, dimana

dipandang sebagai subyek hukum karena dapat melakukan perbuatan hukum,

menyandang hak dan kewajiban, dapat digugat maupun menggugat di Pengadilan.

Sehingga yayasan dan perkumpulan yang berbentuk Badan Hukum

mempunyai kekuatan hukum yang sama, yaitu sama-sama dianggap sebagai subyek

hukum dan dapat melakukan perbuatan hukum. Tetapi antara yayasan dan

perkumpulan yang tidak berbentuk Badan Hukum, maka yayasan kedudukan

hukumnya lebih kuat daripada perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum.

Perbedaan mendasar juga terdapat pada susunan Organ.Organ yayasan terdiri

dari; Pembina, Pengawas dan Pengurus.Sementara pada perkumpulan terdiri dari

Anggota, Pengurus dan Musyawarah Umum.

14
Kewenangan Pembina dalam sebuah yayasan adalah sebagai berikut:

 Merubah anggaran dasar

 Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas

 Menetapkan kebijakan umum Yayasan berdasarkan anggaran dasar

Yayasan

 Mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan

Yayasan; dan

 Menetapkan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran

Yayasan.

Jika di atas telah dijelaskan perbedaan antara perkumpulan dengan Yayasan,

maka berikut adalah persamaan antara perkumpulan dengan Yayasan, yaitu:

Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh yayasan dan perkumpulan yang berbentuk

Badan Hukum adalah sama, yaitu sebagai berikut:

 Hak : berhak untuk mengajukan gugatan ke pengadilan.

 Kewajiban : wajib mendaftarkan perkumpulan atau yayasan tersebut

pada instansi yang berwenang untuk mendapatkan status badan

hukum.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian atau penjelasan-penjelasan pada bab pembahasan di atas,

maka dapat diambil kesimpulan:

1) Hubungan ketenagakerjaan antara pegawai dan pengurus dari suatu yayasan

haruslah selalu baik, konflik yang terjadi antara pegawai dan pengurus

yayasan harus diselesaikan dengan baik.

2) Organ Yayasan juga diperbolehkan menjadi menjadi pemegang saham dari

Perseroan Terbatas/PT yang didirikan oleh Yayasan.

3) Pemerintah boleh menjabat sebagai Ketua Yayasan atau organ Yayasan

lainnya dengan syarat Yayasan tersebut tidak ada hubungan nya dengan

wewenang dan tugas DPR serta hak sebagai anggota DPR.

4) Yayasan dapat berubah menjadi Perseroan Terbatas/PT jika mengikuti aturan

hukum yang berlaku di Indonesia.

5) Perbedaan perkumpulan dengan Yayasan adalah jika perkumpulan bersifat

dan bertujuan komersial, maka Yayasan bersifat dan bertujuan sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan. Sedangkan persamaan antara perkumpulan

dengan Yayasan adalah keduanya sama-sama berhak untuk mengajukan

gugatan ke pengadilan dan wajib mendaftarkan perkumpulan atau Yayasan

tersebut pada instansi yang berwenang untuk mendapatkan status badan

hukum.

16
4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran antara lain:

1) Perlunya hubungan ketenagakerjaan yang baik dalam suatu Yayasan agar

Yayasan tersebut bisa berjalan sesuai fungsinya dan mencapai tujuan Yayasan

tersebut.

2) Organ Yayasan yang ingin menjadi pemegang saham dari Perseroan

Terbatas/PT yang didirikan Yayasan diperbolehkan oleh hukum yang berlaku

di Indonesia.

3) Pemerintah seperti anggota DPR misalnya diperbolehkan dan bisa menjabat

sebagai ketua Yayasan atau organ Yayasan lainnya dengan syarat Yayasan

tersebut tidak ada yang bersangkutan dengan jabatan pemerintah tersebut.

4) Suatu Yayasan dapat berubah menjadi Perseroan Terbatas/PT dengan

mengikuti prosedur atau ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

5) Perbedaan perkumpulan dan Yayasan adalah jika perkumpulan/perhimpunan

bertujuan untuk mencari keuntungan dalam menjalankan usahanya, sedangkan

Yayasan tidak mengutamakan keuntungan dalam menjalankan usahanya.

Sedangkan persamaan Yayasan atau perkumpulan adalah harus berbentuk

badan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4494/hubungan-ketenagakerjaan-di-

dalam-yayasan/17/10/2016

http://www.putra-putri-indonesia.com/undang-undang-yayasan.html/17/10/2016

http://lingkarlsm.com/apa-beda-yayasan-dan-perkumpulan/17/10/2016

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl3073/bolehkah-pengurus-yayasan-

menjadi-pemegang-saham-pt-yang-didirikan-yayasan/18/10/2016

http://sumber-ilmpengetahuan.blogspot.co.id/2015/06/makalah-badan-hukum-

yayasan.html/19/10/2016

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt569455bc979cc/bolehkah-anggota-dpr-

menjabat-sebagai-ketua-yayasan/19/10/2016

18

Anda mungkin juga menyukai