Menurut Chaidir Ali mengungkapkan bahwa subjek hukum adalah manusia yang
berkepribadian hukum, dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat
demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban
Sedangkan Algra mengungkapkan bahwa subjek hukum adalah setiap orang mempunyai hak
dan kewajiban, jadi mempunyai wewenang hukum (rechtbevoegheid)
Maka dapat disimpulkan bahwa Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat
dibebankan hak dan kewajiban atau sesuatu yang berdasarkan hukum dapat memiliki hak dan
kewajiban.Hak dan kewajiban yang dimaksud adalah subjek hukum dapat melakukan
hubungan hukum atau dapat bertindak melakukan kewenangan hukumnya berdasarkan
ketentuan hukum yang ada.
Subjek hukum memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting didalam bidang
hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum tersebut yang dapat mempunyai
wewenang hukum. Menurut ketentuan hukum, dikenal dua macam subjek hukum yaitu
manusia dan badan hukum.
Dalam pergaulan hukum ditengah masyarakat, ternyata nindya bukan manusia satu-
satunya subjek hukum (penduduk hukum hak dan kewajiban), tetapi masih ada yang lain yang
sering disebut dengan “Badan Hukum” (rechtpersoon)
Berdasarkan uraian diatas maka, dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur badan hukum
diantaranya
1) mempunyai perkumpulan,
2) mempunyai tujuan tertentu,
3) mempunyai harta kekayaan,
4) mempunyai hak dan kewajiban, dan
5) mempunyai hak untuk menggugat dan digugat,
Dengan demikian, “Badan Hukum” ini adalah pendukung hak dan kewajiban
yang tidak berjiwa, sebagai lawan pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa yaitu
manusia. Dan sebagai subjek hukum yang tidak berjiwa, maka badan hukum tidak dapat
dan tidak mungkin berkecimpung dilapangan keluarga seperti mengadakan
perkawinan, melahirkan anak, dansebagaiya.
Menurut Pasal 1653 BW badan hukum dapat dibagi atas 3 macam yaitu:
Badan Hukum Itu Dilihat Dari Segi Wujudnya, Maka Dapat Dibedakan Atas 2
Macam:
Negara RI;
Daerah Propinsi;
Daerah Kabupatei Kota;
Bank-bank Negara (seperti Bank Indonesia).
Badan Hukum Privat Misalnya;
1. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas merupakan badan hukum privat yang memiliki tujuan untuk
memperoleh laba atau keuntungan dalam melakukan kegiatan usahanya. Modal yang dimiliki
oleh perusahaan telah ditentukan besarannya dan para pemegang saham hanya bertanggung
jawab sebesar modal yang dimilikinya.
PT saat ini adalah badan hukum yang sangat diminati
sebagian pengusaha yang akan menjalankan bisnisnya. Karena PT dinilai sebagai badan hukum
yang transparan dan dapat menjalankan kegiatan yang menghasilkan profit.
Ciri – Ciri PT :
Kewajiban terhadap pihak luar hanya terbatas pada modal yang disetorkan.
Mudah dalam peralihan kemepimpinan.
Usia PT tidak terbatas.
Mampu untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar.
Bebas untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis.
Mudah mencari karyawan
Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki saham.
Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak Deviden
Dasar Hukum:
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas sebagai badan hokum , mempunyai kemandirian ditunjukkan dari
beberapa ketentuan, sebagai ciri dari suatu badan hukum antara lain :
UU No. 40 tahun 2007 tentang perseron Terbatas selanjutnya disebut UUPT dalam
pasal I butir angka I UUPT, disebutkan bahwa perseroan terbatas selanjutnya disebut
perseroan, adalah badan hokum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukankegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini seta peraturan
pelaksanaannya.
Dihubungkan dengan pasal 7 ayat (1) yang menetukan bahwa perseroan didirikan oleh
2(dua) orang atau lebih dengan akta notaries. Dalam hal ini yang dimaksud “orang”, adalah
orang baik orang perseorangan atau Badan hokum .Ketentuan persyaratan pendirian perseroan
oleh 2 (dua) orang atau lebih ini menegaskan prinsip yang berlaku berdasarkan Undang-
undang, bahwa pada dasarnya sebagai “Badan Hukum”, perseroan didirikan berdasarkan
“Perjanjian”, dank arena itu harus didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih, sebagai pemegang
saham. Demikian pula dalam undang-undang sebelumnya, UU No 1 tahun 1995 tentang
perdseroan terbatas, disebutkan secara tegas bahwa perseroan terbatas adalah Badan hukum,
dst.
3. Pendiriannya, harus melalui prosedur dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam UU,
antara lain :
a) Dibuat akta pendirian dengan akta notaries, yang memuat anggaran dasar;
b) Pengesahan Pemerintah dalam hal ini melalui keputusan menteri.Pasal 7 ayat (1) dan
(4) UUPT;
c) Pendaftaran dan Pengumuman
Perseroan terbatas memperoleh status badan hokum, pada tanggal diterbitkannya Keputusan
Menteri mengenai pengesahan badan hokum Perseroan.
Pengumuman dimaksudkan, sebagai pemenuhan atas publisitas, bahwa telah berdiri sebuah
badan hokum, yang akan melakukan aktifitas dan berhubungan dengan masyarakat.
4. Hak dan kewajiban, tanggung jawab, serta harta kekayan yang terpisah.Hal ini antara
lain ditunjukkan, pada adanya tanggung jawab yang terbatas.Dalam pasal 3 ayat (1) UUPT
ditentukan, bahwa pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
5. Perseroan melakukan perbuatan hokum dan berhubungan dengan pihak ketiga melalui
organnya sesuai dengan kewenangannya. Dalam pasal 98 ayat (1) disebutkan bahwa, Direksi
mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.Direksi dalam menjalankan
pengurusan perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan, dan wajib dilaksanakan dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab.Pasal 92
ayat (1) dan pasal 97 ayat (1) dan (2) UUPT.Disamping itu dalam pasal 97 ayat (5) ditentukan
bahwa, anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan secara
pribadi, apabila ia dapat membuktikan :
Dalam ketentuan ini mengandung makna bahwa, apa yang dilakukan Direksi,
sepanjang untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, dan
dilaksanakan dengan Etikad baik penuh tanggung jawab, maka mengikat Perseroan dan yang
bertanggung jawab adalah Perseroan, sehingga tidak mengikat direksi secara pribadi.Perseroan
sebagai subyek hokum dapat menjadi pihak dalam suatu hubungan hokum maupun dalam suatu
perkara.
CV adalah suatu bentuk badan usaha persekutuan yang didirikan oleh dua orang atau
lebih dimana beberapa anggotanya memiliki tanggung jawab yang tak terbatas dan sebagian
anggota lainnya memiliki tanggung jawab yang terbatas.
CV adalah singkatan dari Commanditaire Vennootschap, yaitu jenis badan usaha persekutuan
yang belum memiliki badan hukum. Pendirian CV atau Persekutuan Komanditer adalah
menggunakan akta dan harus didaftarkan. Secara operasional sama dengan bentuk Fa. Dalam
CV, ada persero aktif dan pasif/diam Persero aktif Memasukan modal, tenaga, pikiran dan
tanggung jawab perusahaan. Persero pasif memasukan modal saja dan tidak ikut serta aktif
menjalankan perusahaan.
Kita dapat mengenali suatu badan usaha adalah Persekutuan Komanditer (CV) dilihat
dari karakteristiknya. Mengacu pada pengertian CV di atas, berikut ini adalah ciri-ciri CV
tersebut:
Terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
Sekutu aktif adalah anggota yang berperan menjalankan perusahaan.
Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal usaha tanpa turut serta
dalam menjalankan perusahaan.
Sekutu aktif memiliki tanggungjawab yang tidak terbatas
Sekutu pasif memiliki tanggungjawab hanya sebesar modal yang ditanamkan kepada
perusahaan.
Kata koperasi berasal dari Bahasa Inggris cooperation atau Bahasa Belanda cooperatie,
artinya kerja sama yang terjadi antara beberapa orang untuk mencapai tujuan yang sulit dicapai
secara perseorangan. Tujuan yang sama itu adalah kepentingan ekonomi berupa peningkatan
kesejahteraan bersama.
Koperasi merupakan badan usaha yang berbentuk badan hukum. Koperasi akan
memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah.10
Pemerintah dalam hal ini adalah Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil. Berdasarkan Pasal 1
Ayat (1) UU Perkoperasian, menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
- Landasan Idil
Landasan idil koperasi adalah Pancasila, yang merupakan dasar atau landasan yang digunakan
dalam usaha mencapai cita-cita koperasi. Sila kelima Pancasila harus dijadikan dasar serta
dilaksanakan dalam kehidupan koperasi, karena sila-sila memang menjadi sifat dan tujuan
koperasi dan selamanya merupakan inspirasi anggota koperasi.
Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari
beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu,dalam pelaksanaannya kegiatan yang dilakukan tidak berorientasi pada pemupukan
laba atau kekayaan semata ( Pahala Nainggolan,2005 : 1 )
1. Yayasan
bendahara.
3. Pengawas , Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan
Menurut Indra Bastian (200: 1) yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri
dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk pencapaian tujuan tertentu dibidang
pendidikan, sosial dan keagamaan.
Menurut Pahala Nainggalon (200: 1) yayasan merupakan suatu lembaga yang didirikan
bukan untuk mencari laba semata (Nirlaba) UU yang mengatur tentang yayasan yaitu UU No
16 tahun 2001 tentang yayasan yang dimuat dalam Lembaga Negara (LN) No 112/2001.
Yayasan merupakan suatu badan hukum yang berasal dari kekayaan yang dipisahkan
dari pemiliknya untuk mencapi tujuan pada bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
Yayasan tidak bertujuan untuk mencari keuntungan atau laba sehingga bertujuan komersial.
Selama ini dikenal adanya perkumpulan yang berbadan hukum ataupun perkumpulan
yang tidak berbadan hukum. Perkumpulan yang tidak berbadan hukum apabila akan melakukan
tindakan maka akan bertindak atas nama pribadi sedangkan apabila perkumpulan yang
berbadan hukum maka tindakan yang dilakukan ialah atas nama badan hukum tersebut. Untuk
perkumpulan yang berbadan hukum harus mendapatkan pengesahan dari pejabat yang
berwenang (Kementerian Hukum dan Ham) dan dilakukan pengumuman di Berita Negara
Republik Indonesia (BNRI).
REFERENSI
1. Tutik, Titik Triwulan. Cetakan Pertama. 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Prestrasi
Pustakarya. Surabaya
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang perseroan terbatas
3. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas
4. e-journal.uajy.ac.id/15544/3/MM025882.pdf
5. www.jurnalindonesia.org/badan-hukum-rji/
6. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt569f74b8b755e/pilihan-badan-hukum-
untuk-organisasi-non-profit/
7. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku III Bab IX, pasal 1663 dan 1664;