Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

HUKUM PERDATA

“BADAN HUKUM”

DOSEN PENGAMPU : PAK rahmat

Disusun oleh:

Dzikri Hawwin Alaina Rahman (12204022)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MU’AMALAH)


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kita nikmat kesehatan, nikmat untuk bernafas, nikmat rezeki dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Badan
Hukum” yang alhamdulillah dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi Mata Kuliah Ilmu Kalam yang
diampu oleh Bapak Rahmat Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan atau pengetahuan serta minat untuk mengetahui lebih dalam
mengenai Badan Hukum, baik para pembaca makalah, serta kami sebagai penulis.

Tentunya penulisan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan dari
kami penulis. Oleh karena itu, kami sangat berharap para pembaca mau memberikan kritik
dan saran yang tentunya akan membuat kami dapat membuat makalah ini dengan lebih
baik dan sempurna.

Pontianak, 06 Apr. 23

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Telah kita ketahui bersama subjek hukum di negara kita ada dua, yaitu : Manusia dan
badan hukum yang mana keduanya adalah sesuatu yang mendapatkan kewajiban dan hak dari
hukum, dengan kata lain badan hukum merupakan suatu badan yang mempunyai hak dan
kewajiban untuk bertindak sesuatu. Badan hukum sama saja seperti manusia yaitu sama-sama
sebagai subjek hukum, yang sama-sama bisa menuntut ataupun dituntut
Berdasarkan statusnya badan hukum dibagi menjadi dua jenis, ada yang namanya
badan hukum publik yaitu badan hukum yang mengatur keterkaitan antara negara dan atau
aparatnya dengan warga negara yang berkaitan kepentingan umum atau publik seperti hukum
pidana, hukum tatanegara, hukum tata usaha negara, hukum internasional dan lain
sebagainya. Contohnya seperti Negara, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia. Ada juga yang
namanya badan hukum privat yaitu badan hukum yang dibuat menurut dasar hukum perdata
atau hukum sipil atau sekumpulan orang yang membuat kerja sama atau membentuk badan
usaha dan adalah satu kesatuan yang memenuhi syarat yang ditentukan hukum. Badan
Hukum Privat yang mempunyai tujuan provit contohnya adalah Perseroan Terbatas (PT),
Koperasi, dan Yayasan.
Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara hukum, maka dianggap sangat penting
untuk mengetahui tentang badan hukum dan setiap individu dari negara ini merupakan subjek
hukum sama seperti badan hukum yang keduanya dapat digugat serta dapat juga menggugat
di hadapan hakim, di sini penulis mencoba untuk membahas lebih rinci mengenai badan
hukum yang akan terus ada di sekitar kita sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Badan Hukum ?
2. Apa saja teori-teori Badan Hukum?
3. Bagaimana Syarat terbentuknya Badan Hukum ?
4. Apa saja jenis-jenis Badan Hukum ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui definisi Badan Hukum
2. Mengetahui teori-teori Badan Hukum
3. Mengetahui Syarat terbentuknya Badan Hukum
4. Mengetahui jenis-jenis Badan Hukum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Badan Hukum
Karena badan hukum termasuk bagian dari subjek hukum, jadi sebelum kita
membahas mengenai pengertian badan hukum perlu diketahui terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan subjek hukum. Subjek hukum adalah segala sesuatu yang memiliki
kewenangan hukum, penyandang hak dan kewajiban dalam perbuatan hukum. Subjek hukum
dalam menjalankan perbuatan hukum memiliki wewenang.Wewenang subjek hukum terbagi
menjadi dua. Pertama, wewenang untuk mempunyai hak (rechts-bevoegdheid). Kedua,
wewenang untuk melakukan/menjalankan perbuatan hukum dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.1
Badan Hukum/rechtpersoon yang berarti orang/persoon yang diciptakan oleh hukum.
Adapun definisi badab hukum menurut para ahli adalah :2
 Molengraaff
Badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban dari para anggotanya secara
bersama-sama, dan di dalamnya terdapat harta kekayaan bersama yang tidak dapat
dibagi-bagi. Setiap anggota adalah pemilik harta kekayaan yang terorganisasikan
dalam badan hukum.
 E. Utrecht
Adalah badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak
yang tidak berjiwa atau bukan manusia.
 Sri Soedewi Masjchoen
adalah kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan untuk mendirikan suatu
badan, yaitu berwujud himpunan dan harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan
tertentu dan dikenal dengan yayasan.
 Salim HS
Adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan (arah yang ingin dicapai)
tertentu, harta kekayaan, serta hak dan kewajiban.

Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa di Indonesia, selain
manusia yang secara hakikatnya merupakan subjek hukum, hukum juga mengakui adanya
badan hukum atau rechtspersoon sebagai badan hukum, yang memposisikan diri sebagai
pendukung hak dan kewajiban. Badan-badan dan perkumpulan-perkumpulan itu dapat
memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari harta kekeyaan pribadi, serta ikut dalam lalu
lintas hukum dengan perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan menggugat di hadapan
pengadilan. Lembaga atau perkumpulan tersebut dinamakan badan hukum.
Berdasarkan Pasal 1654 KUHPerdata, badan hukum didefinisikan sebagai semua
perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan orang-orang preman, berkuasa

1
E Utrecht, ‘Pengantar Dalam Hukum Indonesia, 1960, Hlm. 234’, Jakarta: Penerbitan Universitas, 1960.
2
‘Badan Hukum’, Tokopediakamuskeuangan <https://kamus.tokopedia.com/b/badan-hukum/> [accessed 7
April 2023].
melakukan tindakan-tindakan perdata, dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan umum,
dalam mana kekuasaan itu telah diubah, dibatasi atau ditundukkan pada acara-acara tertentu.
Sebelumnya dalam Pasal 1653 KUH Perdata diatur berkaitan dengan perkumpulan
adalah selainnya perseroan yang sejati oleh undang-undang diakui pula perhimpunan orang
sebagai perkumpulan, baik yang diadakan atau diakui sebagai demikian oleh kekuasaan
umum, maupun yang diterima sebagai diperbolehkan, atau telah didirikan untuk suatu
maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan. Dengan
demikian berdasarkan Pasal 1653 Bab Kesembilan dari Buku Ketiga KUH Perdata, ada 3
macam perkumpulan yaitu:
a. Perkumpulan yang diadakan oleh kekuasaan umum;
b. Perkumpulan yang diakui oleh kekuasaan umum;
c. Perkumpulan yang diperkenankan atau untuk suatu maksud tertentu tidak berlawanan
dengan undang-undang atau kesusilaan.

Anda mungkin juga menyukai