Anda di halaman 1dari 10

BADAN HUKUM SEBAGAI SUBJEK HUKUM

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perdata

Dosen Pengampu: Mabarroh Azizah S.H.I, M.H.

Disusun Oleh:

1. Jajang Faiz Ramdhani (224110303110)


2. Melinda Astuti (224110303120)

2 HTN C

FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H SAIFUDDIN ZUHRI
2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain manusia yang secara kodrati merupakan subjek hukum, hukum juga
mengakui eksistensi badan hukum atau rechtspersoon sebagai badan hukum, yang
berkedudukan sebagai pendukung hak dan kewajiban. Badan-badan dan perkumpulan-
perkumpulan itu dapat memiliki kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum
dengan perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan menggugat di muka pengadilan.
Badan-badan atau perkumpulan tersebut dinamakan Badan Hukum (rechtpersoon) yang
berarti orang (persoon) yang diciptakan oleh hukum.1 Rechtspersoon biasa disebut sebagai
badan hukum yang merupakan persona ficta atau orang yang diciptakan oleh hukum
sebagai persona.
Badan hukum dapat ditemukan dalam berbagai Peraturan Perundang-undangan
yang pernah berlaku dan masih berlaku sampai saat ini sehingga istilah badan hukum
merupakan istilah yang resmi. Adapun Peraturan Perundang-undangan yang menyebutkan
istilah badan hukum antara lain diantaranya Perpu Nomor 19 tahun 1960 tentang
Perusahaan Negara, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dan Perubahannya Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
Istilah badan hukum sendiri sudah lazim diketahui dan digunakan dalam pergaulan
di masyarakat termasuk dalam berbagai lalu lintas hukum. Badan hukum merupakan
subyek hukum selain manusia sebagai subyek hukum. Dalam bahasa Belanda badan hukum
sebagai subyek hukum merupakan terjemahan dari rechtspersoon untuk manusia sebagai
subyek hukum terjemahan dari natuurlijke persoon, sementara itu dalam literatur bahasa
Inggris badan hukum sebagai subyek hukum dalam disebut legal person sedangkan natural
person diterjemahkan sebagai manusia sebagai subyek hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembentukan badan hukum menjadi subjek hukum?

1
C.S.T. Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Balai Pustaka.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Badan Hukum


Badan hukum adalah perkumpulan/organisasi yang oleh hukum diperlakukan seperti
manusia sebagai pengemban hak dan kewajiban atau organisasi/kelornpok manusia yang
mempunyai tujuan terlentu yang dapat menyandang hak dan kewajiban. Tubuh dan asosiasi
bisa kekayaan sendiri, berpartisipasi dalam lalu lintas legal dengan manajemen perantara,
bisa menggugat dan digugat di muka pengadilan. Tubuh atau asosiasi disebut Badan
Hukum (rechtperson) yang berarti orang (orang) yang diciptakan oleh hukum.2
Menurut Prof. Wirjono Prodjodikoro, badan hukum adalah suatu badan yang di
samping manusia perorangan juga dianggap dapat ber tindak dalam hukum dan yang
mempunyai hak-hak, kewajiban-ke wajiban dan perhubungan hukum terhadap orang lain
atau badan lain.
Adapun menurut Prof. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, badan hukum adalah kumpulan
dari orang-orang yang bersama-sama mendirikan suatu badan (perhimpunan) dan
kumpulan harta kekayaan, yang di tersendirikan untuk tujuan tertentu (yayasan). Baik
perhimpunan maupun yayasan kedua-duanya berstatus sebagai badan hukum, jadi
merupakan persoon, pendukung hak dan kewajiban.3

B. Pengertian Subjek Hukum


Istilah subjek hukum berasal dari terjemahan rechsubject (Belanda) atau law of subject
(Inggris).4 Pengertian subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan
kewajiban dari hukum. Jadi subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban.5
Menurut Chaidir Ali, menyatakan bahwa subjek hukum adalah manusia yang
berkepribadian hukum, dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan
masyarakat demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.
Subjek hukum mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting di dalam
bidang hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum itulah nantinya yang
dapat mempunyai wewenang hukum. Di dalam berbagai literatur dikenal dua macam

2
Praningrum, Dyah Hapsari. 2014. TELAAH TERHADAP ESENSI SUBYEK HUKUM : MANUSIA DAN
BADAN HUKUM. hlm 78
3
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan. 1964. HUKUM BADAN PRIBADI. Yogyakarta. PB Gadjah Mada. hlm 29
4
Salim.H.S. 2021. PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW). Jakarta. Sinar Grafika. hlm 19
5
Matompo, Osgar S. 2017. PENGANTAR HUKUM PERDATA. Malang. Setara Press. hlm 15
subjek hukum,6 yaitu manusia pribadi (naturlijk persoon) dan badan hukum
(rechtpersoon).7

C. Syarat-syarat Berdirinya Suatu Badan Hukum


Pada dasarnya, suatu badan atau perkumpulan dapat disebut sebagai badan hukum
apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Adanya harta kekayaan yang terpisah dari harta kekayaan individu yang
bertindak.
2) Ada tujuan tertentu.
3) Adanya kepentingan diri sekelompok orang.
4) Ada organisasi yang terorganisir.

Badan hukum ini mulai berlaku sebagai subjek hukum sejak badan hukum tersebut
disahkan oleh undang-undang dan berakhir pada saat dinyatakan bubar (dinyatakan pailit)
oleh Pengadilan. Dengan demikian, suatu perkumpulan dapat dimintakan pengesahannya
sebagai badan hukum melalui:

1) Didirikan dengan akta notaris.


2) Terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.
3) Menteri Kehakiman diminta untuk menyetujui anggaran dasar.
4) Diumumkan dalam berita negara.

Mengenai syarat pendirian badan hukum diatur dalam berbagai peraturan perundang-
undangan, antara lain:

1) Pembentukan badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas diatur dalam UU No.


40 tahun 2007.
2) Pembentukan badan hukum berbentuk Koperasi diatur dalam UU No. 17 tahun
2012.
3) Pendirian badan hukum berbentuk Bank diatur dalam UU No. 10 tahun 1998.
4) Pendirian badan hukum berbentuk yayasan diatur dalam UU No. 16 tahun
2001.8

6
Simanjuntak. P.N.H. 2017. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta. Kencana. hlm 23
7
Matompo, Osgar S. 2017. PENGANTAR HUKUM PERDATA. Malang. Setara Press. hlm 13
8
Simanjuntak. P.N.H. 2017. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta. Kencana. hlm 26
D. Pembagian Badan Hukum
Menurut ketentuan Pasal 1653 KUHPerdata ada tiga jenis klasifikasi badan hukum
berdasarkan keberadaannya, yaitu:
1) Badan hukum yang didirikan oleh pemerintah, seperti instansi pemerintah,
perusahaan negara;
2) Badan hukum yang diakui pemerintah seperti perseroan terbatas, koperasi;
3) Badan hukum yang diperbolehkan atau badan hukum untuk keperluan tertentu
seperti yayasan.

Kemudian berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada badan hukum, badan


hukum juga dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Badan hukum publik.


yaitu badan hukum yang dibuat oleh pemerintah dan diberi wewenang menurut
hukum publik seperti:
a) Negara Kesatuan Republik Indonesia, diatur dalam UUD 1945.
b) Pemerintah Daerah Tingkat I dan II, diatur dalam Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 dan undang-undang lainnya.
c) Bank Indonesia, diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999.
d) Perusahaan Milik Negara , diatur dalam undang-undang masing-masing.9

2) Badan hukum privat.


yaitu badan hukum yang tidak didirikan oleh pemerintah. Badan hukum ini
adalah badan hukum milik pribadi yang didirikan oleh orang perseorangan
untuk tujuan tertentu dan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang
berlaku, seperti:
a) Perseroan Terbatas, diatur dalam KUHD dan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007.
b) Perusahaan, diatur dalam KUHD.
c) Perseroan Terbatas (CV), diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD).
d) Perbankan, diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
e) Perkoperasian, diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.

9
Simanjuntak. P.N.H. 2017. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta. Kencana. hlm 28
f) Yayasan, diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.10

Dalam Pasal 1653 KUHPerdata : Selain perseroan Perdata sejati, perhimpunan orang-
orang sebagai badan hukum juga mengakui undang-undang, apakah badan hukum itu
diadakan oleh kekuasaan umum, apakah badan hukum yang didirikan dengan tujuan
tertentu dan tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan.11

E. Teori-Teori Mengenai Badan Hukum


Untuk mengetahui hakikat dari badan hukum, dalam ilmu hukum dikenal bermacam-
macam teori tentang badan hukum. Ada beberapa teori yang berkaitan dengan badan
hukum, di antaranya sebagai berikut:
1. Teori Fiksi (Von Savigny) Teori ini menyatakana bahwa badan hukum itu hanya
fictie atau dianggap seolah-olah manusia.
2. Teori Organ (Otto Von Gierke) Teori ini menyatakan bahwa badan hukum sunguh-
sungguh merupakan kepribadian yang ada ialah sebagai organisme yang bisa
menyatakan kehendaknya dengan perantaraan alat perlengkapan.
3. Teori Harta Kekayaan Bertujuan (Brinz) Hak-hak dan badan hukum sebenarnya
hak-hak yang tidak ada yang mempunyai dan sebagai penggantinya adalah suatu
kekayaan yang tenikat oleh suatu tujuan.
4. Teori Harta Karena Jabatan (Holder dan Binden) Teori ini menyatakan badan
hukum ialah suatu badan yang mempunyai harta yang berdiri-senndiri, yang
dimiliki oleh badan hukum itu, tetapi oleh pengurusnyadan karena jabatannya, ia
disrahkan tugas untuk mengurusnya.
5. Teori Kekayaan Bersama (Kolektif) Teori ini dipelopori oleh Moleengraf, yang
mengatakan bahwa para anggota dari organisasi itulah yang dapat dipandang
sebagai yang mempunyai hak, itu terjadi apabila orang-orang yang telah bersatu itu
bersama-sama bertindak dalam satu ikatan atas nama badan hukum itu sehingga
mereka mempunyai hak dan kewajiban bersama yang bukan hak dan kewajiban dari
tiap-tiap anggota itu sebagai perseorangan.12
6. Teori Kenyataan Yuridis (Meijers) Teori ini menyatakan badan hukum merupakan
kenyataan/ralita yuridis yang dibentuk dan diakui sama seperti manusia pribadi.

10
Matompo, Osgar S. 2017. PENGANTAR HUKUM PERDATA. Malang. Setara Press. hlm 16-17
11
Chidir Ali, 2005, Badan Hukum, Alumni, Bandung
12
Yulia. 2015. Buku Ajar HUKUM PERDATA. Aceh. BieNa Edukasi.
Hendaknya dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai
pada bidang hukum apa saja.13

Berakhirnya badan hukum memiliki status sebagai subjek hukum adalah sejak
badan hukum tersebut dibubarkan secara yuridis.

13
Simanjuntak. P.N.H. 2017. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta. Kencana. hlm 27
KESIMPULAN

Badan hukum adalah perkumpulan/organisasi yang oleh hukum diperlakukan seperti


manusia sebagai pengemban hak dan kewajiban atau organisasi/kelornpok manusia yang
mempunyai tujuan terlentu yang dapat menyandang hak dan kewajiban.

Menurut ketentuan Pasal 1653 KUH Perdata ada tiga macam klasifikasi badan hukum
berdasarkan eksistensinya, yaitu:

1) Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah, seperti badan pemerintahan,


perusahaan Negara;
2) Badan hukum yang diakui oleh pemerintah seperti Perseroan Terbatas,
Koperasi;
3) Badan hukum yang diperbolehkan atau badan hukum untuk tujuan tertentu yang
bersifat idiil seperti yayasan.

Selanjutnya berdasarkan wewenang yang diberikan kepada badan hukum, maka badan
hukum juga dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu:

1) Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah dan
diberi wewenang menurut hukum publik, seperti departemen, provinsi,
lembaga-lembaga Negara;
2) Badan hukum privat, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah atau
swasta dan diberi wewenang menurut hukum perdata.

Dalam Hukum Perdata tidak ada ketentuan yang mengatur tentang syarat-syarat
materiil pembentukan badan hukum. Biasanya yang ditentukan adalah syarat formal, yaitu
dengan akta notaries. Berdasarkan doktrin ada beberapa syarat materiil yang haus dipenuhi
dalam pembentukan badan hukum yaitu:

1) Ada harta kekayaan terpisah;


2) Mempunyai tujuan tertentu;
3) Mempunyai kepentingan sendiri;
4) Ada organisasi teratur.

Prosedur pembentukan badan hukum dapat dilakukan dengan perjanjian atau dapat pula
dilakukan dengan Undang-Undang. Pada badan hukum yang dibentuk dengan perjanjian, status
badan hukum itu diakui oleh pemerintah melalui pengesahan anggaran dasar yang termuat
dalam akta pendirian. Anggaran Dasar itu adalah kesepakatan yang dibuat oleh para
pendirinya. Pada badan hukum yang dibuat dengan undang-undang, status badan hukum itu
ditetapkan oleh undang-undang itu sendiri.

Di dalam literatur hukum, ada beberapa teori untuk menentukan bahwa suatu lembaga
itu merupakan sebuah badan hukum, yaitu:

1) Teori Fiksi (Von Savigny).


2) Teori Organ (Otto Von Gierke).
3) Teori Harta Kekayaan Bertujuan (Brinz).
4) Teori Harta Karena Jabatan (Helder dan Bindin).
5) Teori Kekayaan Bersama (Kolektif).
6) Teori Kenyataan Yuridis(Meijers.)
DAFTAR PUSTAKA

Chidir Ali, 2005, Badan Hukum, Alumni, Bandung

C.S.T. Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Balai Pustaka.

Matompo, Osgar S. 2017. PENGANTAR HUKUM PERDATA. Malang. Setara Press

Praningrum, Dyah Hapsari. 2014. TELAAH TERHADAP ESENSI SUBYEK HUKUM :


MANUSIA DAN BADAN HUKUM.

Salim. H.S. 2021. PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW). Jakarta. Sinar
Grafika

Simanjuntak. P.N.H. 2017. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta. Kencana

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan. 1964. HUKUM BADAN PRIBADI. Yogyakarta. PB Gadjah Mada

Yulia. 2015. Buku Ajar HUKUM PERDATA. Aceh. BieNa Edukasi.

Anda mungkin juga menyukai