Kelompok 1:
Ai Wati, S.Sy.
C. Subjek Hukum
1. Pengertian Hukum
Istilah subjek hukum berasal dari terjemahan rechtsubject (Belanda) atau law
of subject (Inggris). Pada umumnya rechtsubject diartikan sebagai pendukung hak
dan kewajiban. Pengertian subjek hukum (rechtsubject) menurut Algra adalah
setiap orang yang mempunyai hak dan kewajiban, jadi mempunyai wewenang
hukum. Dari ketentuan ini tampaklah bahwa setiap orang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama di bidang perdataan/sipil. Pada zaman dahulu, budak tidak
mempunyai kewenangan hukum karena budak dianggap sebagai objek hukum.
Artinya dapat dijadikan objek atau diperdagangkan. Namun kini perbudakan tidak
dikenal lagi karena perbudakan itu bertentangan dengan hak asasi manusia.
2. Pembagian Subjek Hukum
Subjek hukum mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting
didalam bidang hukum, khususnya hukum perdataan karena subjek hukum itulah
nantinya yang dapat mempunyai kewenangan hukum. Didalam berbagai literature
dikenal dua macam subjek hukum, yaitu manusia dan badan hukum.
3. Manusia
Menurut Chidir Ali manusia adalah makhluk yang berwujud dan rohaniah,
yang secara berasa, yang berbuat dan menilai, berpengetahuan dan berwatak.
Kedua pengertian itu di fokuskan pada pengertian manusia secara biologis,
dimana manusia mempunyai akal yang membuatnya berbeda dari makhluk
lainnya. Namun, secara yuridis para ahli berpendapat bahwa manusia sama
dengan orang (persoon), dalam hukum (Van Scholten, Van Apeldorn). Ada dua
alasan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, yaitu manusia mempunyai hak–
hak subjektif dan kewenangan hukum.
Kapasitas hukum adalah kemampuan dan kewenangan dari subjek hukum dapat
melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum yang dilakukan itu akan
menimbulkan hak dan kewajiban. Unsur-unsur dalam kapasitas hukum adalah:
1. Subjek hukum
2. Kemampuan atau kewenangan
3. Tujuannya.
Dasar bagi badan-badan hukum tersebut adalah teori tentang dasar yuridis badan
hukum, yaitu sebagai berikut.
1. Teori fiksi, badan hukum dianggap buatan negara, sebenarnya badan hukum
itu tidak ada, hanya orang yang menghidupkan bayangannya untuk
menerangkan sesuatu dan terjadi karena manusia yang membuat berdasarkan
hukum. Teori ini dikemukakan olehF. C Von Savigny, C. W. Opzoomer, dan
Houwing.
2. Teori kekayaan tujuan
3. Teori organ atau teori peralatan atau kenyataan
4. Teori milik kolektif
5. Teori duguit
6. Teori egens
Adapun vadan hukum dalam KUH Perdata Indonesia adalah kumpulan orang
yang memiliki tujuan tertentu, harta kekayaan, serta hak dan kewajiban. Tujuan
adalah arah atau sesuatu yang ingin dicapai dari pembentukan badan hukum
tersebut.
Badan hukum dibedakan menjadi 2 macam badan hukum, yaitu:
1) Badan hukum yang termasuk dalam badan hukum publik, meliouti sebagai
berikut:
a. Negara
b. Provinsi
c. Kita praja
d. Majelis-majelis
e. Lembaga-lembaga
f. Bank-bank negara
2) Badan hukum yang termasuk dalam badan hukum privat, meliputi sebagai
berikut:
a. Perkumpulan-perkumpulan
b. Perseroan terbatas (PT)
c. Perusahaan tertutup dengan pertanggungjawaban terbatas
d. Yayasan-yayasan.
Berdasarkan tata hukum di Indonesia, badan hukum dibedakan menjadi 3
sebagai berikut:
1. Badan hukum menurut hukum Eropa
2. Badan hukum menurut bukan Eropa
3. Badan hukum adat
Seperti yang telah penulis sebutkan bahwa hukum Indonesia dengan hukum
Belanda tidak jauh berbeda karena kedua negara tersebut memiliki hubungan
sejarah yang lama. Bahkan, hukum Indonesia merupakan turunan dari hukum
Belanda. Dalam hukum Belanda, kapasitas hukum diatur dalam buku I dan buku
II KUH Perdata Belanda.
Negara inggris merupakan negara yang menganut system hukum common law
yang berbeda dengan negara-negara Eropa yang menganut system hukum civil
law. Dalam system hukum inggris, subjek hukum di Inggris atau orang yang dapat
melakukan perbuatan hukum tidaka hanya anta individu dan individu lain, tetapi
dapat juga antara orang dengan korporasi, pemerintah daerah, ataupun organisasi.
Dalam KUH Hukum Perdata di Inggris disebutkan bahwa subjek hukum yang
dapat membuat dan melaksanakan kontrak, meliputi:
a. Individu
b. Perusahaan atau korporasi
c. Organisasi lainnya
D. Badan Hukum
a. Landasan dan Konsepsi Yuridis Badan Hukum
Ketentuan tentang badan hukum di dalam KUH Perdata sangat sederhana.
Dalam KUH Perdata hanya terdapat 13 Pasal yang mengatur tentang badan
hukum yang dimulai dari Pasal 1653 s.d. Pasal 1665 KUH Perdata. Penyebab
sedikitnya pasal yang mengatur tentang badan hukum, ialah karena orang
mempelajari atau membicarakan masalah badan hukum dengan sebenar–benarnya
baru sesudah di kodifikasi selesai dibuat.
Sri Soedewi Masjchoen memfokuskan pengertian badan hukum dari segi tujuan
dan pendiriannya. Dari aspek pendiriannya, badan hukum dibedakan menjadi dua
macam, yaitu himpunan dan yayasan. Dari uraian diatas, dapat dikemukakan
unsur–unsur badan hukum:
1) Mempunyai perkumpulan
2) Mempunyai tujuan tertentu
3) Mempunyai harta kekayaan
4) Mempunyai hak dan kewajiban
5) Mempunyai hak untuk menggugat dan digugat.
b. Pembagian Badan Hukum
1. Badan hukum menurut bentuknya Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 3 NBW (BW
Baru) negeri Belanda. Ada dua macam badan hukum menurut bentuknya
yaitu:
Badan hukum privat adalah perkumpulan–perkumpulan, Perseroan
Terbatas (PT)
Badan hukum publik adalah negara, provinsi, kota praja, majelis–
majelis, lembaga–lembaga dan bank–bank negara.
2. Badan hukum menurut peraturan yang mengaturnya. Ada dua macam Badan
hukum menurut peraturan yang mengaturnya yaitu:
Badan hukum yang terletak dalam lapangan hukum perdata BW.
Badan hukum yang terletak dalam lapangan hukum perdata adat.
3. Badan hukum menurut sifatnya. Ada dua macam badan hukum menurut
sifatnya yaitu:
Korporasi (corporative)
Yayasan (stichting)