Anda di halaman 1dari 7

Hukum Tentang Orang (Subjek Hukumnya)

Kelompok 1:

 Khofifah Dwi Khasanah (202111189)


 Miftakhul Ismawati Afiddin (212111158)
 Rinata Cahya Bintari (212111161)

Sumber: Salim HS, S.H., M.S.

Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si.

Dewi Mayaningsih, S.H., M.H.

Ai Wati, S.Sy.

A. Pengertian Hukum Orang


Istilah hukum orang berasal dari terjemahan kata Personenrecht (Belanda)
atau Personal Law (Inggris). Di dalam Kamus Hukum, yang diartikan dengan Hukum
Orang (Personenrecht) adalah keseluruhan peraturan hukum mengenai keadaan
(hoedanigheden) dan wewenang (bevoegdheden) seseorang. Definisi ini
menitikberatkan pada kajian tentang keadaan dan wewenang seorang dalam
melakukan perbuatan hukum. Pengertian Hukum Orang menurut Subekti adalah
peraturan tentang manusia sebagai subjek dalam hukum, peraturan–peraturan perihal
kecakapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk bertindak sendiri, melaksanakan
hak–haknya itu serta hal–hal yang mempengaruhi kecakapan itu (Subekti, 1984: 396).
Pada dasarnya semua orang mempunyai hak, namun tidak semua orang
mempunyai kewenangan hukum (hak dan kewajiban). Orang yang berwenang untuk
melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa. Ukuran kedewasaan
adalah telah berumur 21 tahun dana atau sudah kawin. Sedangkan faktor–faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam melakukan perbuatan hukum adalah kebangsaannya,
umurnya, jenis kelamin, kedudukan tertentu, kelakuannya dan domisili.

B. Tempat Pengaturan Hukum Orang


Hukum orang sebagian besar terdapat didalam Buku 1 KUH Perdata dan Buku 1
NBW Baru Belanda. Buku 1 KUH Perdata tidak hanya mengatur hukum orang, tetapi
juga mengatur tentang Hukum Keluarga. Buku 1 KUH Perdata terdiri atas 495 Pasal
dan 18 bab, dan masing–masing bab dibagi menjadi dalam beberapa bagian. Hal yang
diatur dalam Buku KUH Perdata dikemukakan berikut ini:
1) Menikmati dan kehilangan hak–hak kewargaan (Pasal 1 s.d. 3 KUH Perdata)
2) Akta catatan sipil (Pasal 4 s.d. Pasal 16 KUH Perdata).
3) Tempat tinggal (domisili) (Pasal 17 s.d. Pasal 25 KUH Perdata).
4) Perkawinan (Pasal 26 s.d. Pasal 102/429 KUH Perdata).
5) Hak dan kewajiban suami istri (Pasal 103 s.d. Pasal 118 KUH Perdata).
6) Persatuan harta kekayaan menurut UU dan pengurusannya (Pasal 119 KUH
Perdata s.d. Pasal 138 KUH Perdata).
7) Perjanjian kawin (Pasal 139 KUH Perdata s.d. Pasal 179 KUH Perdata).
8) Persatuan atau perjanjian kawin dalam perkawinan untuk kedua kalinya atau
selanjutnya (Pasal 180 KUH Perdata s.d. Pasal 185 KUH Perdata).
9) Perpisahan harta perkawinan (Pasal 186 KUH Perdata s.d. Pasal 198 KUH
Perdata).
10) Pembubaran perkawinan (Pasal 199 KUH Perdata s.d. Pasal 232 a KUH
Perdata).

C. Subjek Hukum
1. Pengertian Hukum
Istilah subjek hukum berasal dari terjemahan rechtsubject (Belanda) atau law
of subject (Inggris). Pada umumnya rechtsubject diartikan sebagai pendukung hak
dan kewajiban. Pengertian subjek hukum (rechtsubject) menurut Algra adalah
setiap orang yang mempunyai hak dan kewajiban, jadi mempunyai wewenang
hukum. Dari ketentuan ini tampaklah bahwa setiap orang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama di bidang perdataan/sipil. Pada zaman dahulu, budak tidak
mempunyai kewenangan hukum karena budak dianggap sebagai objek hukum.
Artinya dapat dijadikan objek atau diperdagangkan. Namun kini perbudakan tidak
dikenal lagi karena perbudakan itu bertentangan dengan hak asasi manusia.
2. Pembagian Subjek Hukum
Subjek hukum mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting
didalam bidang hukum, khususnya hukum perdataan karena subjek hukum itulah
nantinya yang dapat mempunyai kewenangan hukum. Didalam berbagai literature
dikenal dua macam subjek hukum, yaitu manusia dan badan hukum.
3. Manusia
Menurut Chidir Ali manusia adalah makhluk yang berwujud dan rohaniah,
yang secara berasa, yang berbuat dan menilai, berpengetahuan dan berwatak.
Kedua pengertian itu di fokuskan pada pengertian manusia secara biologis,
dimana manusia mempunyai akal yang membuatnya berbeda dari makhluk
lainnya. Namun, secara yuridis para ahli berpendapat bahwa manusia sama
dengan orang (persoon), dalam hukum (Van Scholten, Van Apeldorn). Ada dua
alasan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, yaitu manusia mempunyai hak–
hak subjektif dan kewenangan hukum.
Kapasitas hukum adalah kemampuan dan kewenangan dari subjek hukum dapat
melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum yang dilakukan itu akan
menimbulkan hak dan kewajiban. Unsur-unsur dalam kapasitas hukum adalah:
1. Subjek hukum
2. Kemampuan atau kewenangan
3. Tujuannya.

Dasar bagi badan-badan hukum tersebut adalah teori tentang dasar yuridis badan
hukum, yaitu sebagai berikut.
1. Teori fiksi, badan hukum dianggap buatan negara, sebenarnya badan hukum
itu tidak ada, hanya orang yang menghidupkan bayangannya untuk
menerangkan sesuatu dan terjadi karena manusia yang membuat berdasarkan
hukum. Teori ini dikemukakan olehF. C Von Savigny, C. W. Opzoomer, dan
Houwing.
2. Teori kekayaan tujuan
3. Teori organ atau teori peralatan atau kenyataan
4. Teori milik kolektif
5. Teori duguit
6. Teori egens

4. Subjek Hukum Menurut Hukum Indonesia


Subjek hukum disebut dengan rechtsubject yang merupakan pendukung hak
dan kewajiban. Dalam KUH perdata disebutkan dua macam subjek hukum, yaitu:
1. Manusia
2. Badan Hukum
Van Apeldorn mengemukakan bahwa secara yuridis, manusia sama dengan orang
(person) dalam hukum karena:
1. Manusia memiliki hak-hak subjektif
2. Manusia memiliki kewenangan hukum

Kewenangan hukum adalah kecakapan untuk menjadi subjek hukum, Indonesia,


ada dua macam kapasitas seseorang, yaitu:
1. Kapasitas untuk mencapai hak subjektif
2. Kapasitas untuk membuat persetujuan

Adapun vadan hukum dalam KUH Perdata Indonesia adalah kumpulan orang
yang memiliki tujuan tertentu, harta kekayaan, serta hak dan kewajiban. Tujuan
adalah arah atau sesuatu yang ingin dicapai dari pembentukan badan hukum
tersebut.
Badan hukum dibedakan menjadi 2 macam badan hukum, yaitu:
1) Badan hukum yang termasuk dalam badan hukum publik, meliouti sebagai
berikut:
a. Negara
b. Provinsi
c. Kita praja
d. Majelis-majelis
e. Lembaga-lembaga
f. Bank-bank negara
2) Badan hukum yang termasuk dalam badan hukum privat, meliputi sebagai
berikut:
a. Perkumpulan-perkumpulan
b. Perseroan terbatas (PT)
c. Perusahaan tertutup dengan pertanggungjawaban terbatas
d. Yayasan-yayasan.
Berdasarkan tata hukum di Indonesia, badan hukum dibedakan menjadi 3
sebagai berikut:
1. Badan hukum menurut hukum Eropa
2. Badan hukum menurut bukan Eropa
3. Badan hukum adat

5. Subjek Hukum Menurut Hukum Belanda

Seperti yang telah penulis sebutkan bahwa hukum Indonesia dengan hukum
Belanda tidak jauh berbeda karena kedua negara tersebut memiliki hubungan
sejarah yang lama. Bahkan, hukum Indonesia merupakan turunan dari hukum
Belanda. Dalam hukum Belanda, kapasitas hukum diatur dalam buku I dan buku
II KUH Perdata Belanda.

Dalam KUH Perdata Belanda juga diatur kapasitas untuk melangsungkan


perkawinan, baik laki-laki maupun wanita, yaitu telah berumur 18 tahun. Adapun
orang yang memiliki wewenang untuk membuat kontrak, yaitu sudah dewasa,
sedangkan umur kedewasaan menurut hukum Belanda adalah celah berumur 18
tahun.

Dalam KUH Perdata Belanda, badan hukum juga digolongkan menjadi 3


macam, yaitu sebagai berikut:
1. Public legal persons
2. Churches and other religius communities
3. Privat legal persons

6. Subjek Hukum Menurut Hukum Jepang


Dalam KUH Perdata Jepang, subjek hukum diatur dalam pasal 1 sampai
dengan pasal 21 KUH Perdata Jepang.
Orang yang tidak berwenang untuk melakukan perbuatan hukum dalam KUH
Perdata Jepang adalah:
1. Anak-anak
2. Orang dibawah kemampuan

7. Subjek Hukum Menurut Inggris

Negara inggris merupakan negara yang menganut system hukum common law
yang berbeda dengan negara-negara Eropa yang menganut system hukum civil
law. Dalam system hukum inggris, subjek hukum di Inggris atau orang yang dapat
melakukan perbuatan hukum tidaka hanya anta individu dan individu lain, tetapi
dapat juga antara orang dengan korporasi, pemerintah daerah, ataupun organisasi.

Dalam KUH Hukum Perdata di Inggris disebutkan bahwa subjek hukum yang
dapat membuat dan melaksanakan kontrak, meliputi:

a. Individu
b. Perusahaan atau korporasi
c. Organisasi lainnya

8. Subjek Hukum Menurut Hukum Jerman

Di Jerman undang-undang hukum perdata mengatur subjek hukum dalam titel


1 dan titel 2 KUH Perdata Jerman.

9. Subjek Hukum Menurut Hukum Rusia


Dalam KUH Perdata Rusia, subjek hukum diatur sangat lengkap dibandingkan
dengan negara lain, yang hanya secara singkat mengatur tentang subjek
hukumnya.

10. Subjek Hukum Menurut Hukum Amerika


Sebagai negara yang menganut system common law, pengaturan tentang
subjek hukum di Amerika telah ditentukan dalam restatement (second)
American.

D. Badan Hukum
a. Landasan dan Konsepsi Yuridis Badan Hukum
Ketentuan tentang badan hukum di dalam KUH Perdata sangat sederhana.
Dalam KUH Perdata hanya terdapat 13 Pasal yang mengatur tentang badan
hukum yang dimulai dari Pasal 1653 s.d. Pasal 1665 KUH Perdata. Penyebab
sedikitnya pasal yang mengatur tentang badan hukum, ialah karena orang
mempelajari atau membicarakan masalah badan hukum dengan sebenar–benarnya
baru sesudah di kodifikasi selesai dibuat.
Sri Soedewi Masjchoen memfokuskan pengertian badan hukum dari segi tujuan
dan pendiriannya. Dari aspek pendiriannya, badan hukum dibedakan menjadi dua
macam, yaitu himpunan dan yayasan. Dari uraian diatas, dapat dikemukakan
unsur–unsur badan hukum:
1) Mempunyai perkumpulan
2) Mempunyai tujuan tertentu
3) Mempunyai harta kekayaan
4) Mempunyai hak dan kewajiban
5) Mempunyai hak untuk menggugat dan digugat.
b. Pembagian Badan Hukum
1. Badan hukum menurut bentuknya Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 3 NBW (BW
Baru) negeri Belanda. Ada dua macam badan hukum menurut bentuknya
yaitu:
 Badan hukum privat adalah perkumpulan–perkumpulan, Perseroan
Terbatas (PT)
 Badan hukum publik adalah negara, provinsi, kota praja, majelis–
majelis, lembaga–lembaga dan bank–bank negara.
2. Badan hukum menurut peraturan yang mengaturnya. Ada dua macam Badan
hukum menurut peraturan yang mengaturnya yaitu:
 Badan hukum yang terletak dalam lapangan hukum perdata BW.
 Badan hukum yang terletak dalam lapangan hukum perdata adat.
3. Badan hukum menurut sifatnya. Ada dua macam badan hukum menurut
sifatnya yaitu:
 Korporasi (corporative)
 Yayasan (stichting)

Anda mungkin juga menyukai