Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN Sejak Indonesia masih sebagai quasi Negara Hindia Belanda, sampai sekarang sebagai Republik Indonesia, berlakulah

dualism di lapangan Hukum Perdata, yang berarti bahwa berlakulah bermacam-macam hokum perdata untuk bnermacam-macam golongan rakyat. Hukum perdata Barat sebagaimana diatur dalam kitab undang-undang Hukum Perdata, hanya berlaku untuk golongan Eropa dan mereka yang disamakan; yang diperluas berlakunya bagi golongan-2 lainnya. Sedang di Indonesia asli berlaku Hukum adat perdata, yang didaerah satu dengan yang lainnya berlainan bentuk dan sifatnya. Sedangkan Hukum Perdata yang dimaksut disini adalah Hukum Perdata Tertulis atau Hukum Perdata Barat. Atau tegasnya yang akan dikupas ialah K.U.H. Perdata Barat tersebut.

Pengertian dan Tugas Hukum Perdata Pencipta Istilah Perdata adalah Prof. M M.Djojodigumo S.H yang pernah menjadi Guru besar Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada dan Erlangga. Menurut Prof. Koesoemadi S.H hukum perdata mempunyai dua arti yaitu : Arti luas dan Arti sempit, dimana Arti luas Hukum Perdata yang mencakup hukum dagang. Sedangkan Arti Sempit, disitu tidak tercakup hukum dagang. Selanjutnya, Hukum Perdata ialah aturan2 tentang hak2 dan kewajiban ( tingkah laku) dari perseoarangan yang satu dengan yang lain dan aturan2 yang mengakui wewenagnya perseorangan untuk melakukan perbuatan tertentu, yang menimbulkan wewenang2 dan kewajiban2 antara mereka. Sedangkan menurut Prof. Scholten Hukum perdata adalah antara perseorangan , hukum , yang mengatur wewenang dan kewajiban dari perseorangan yang satu terhadap perseorangan yang lain didalam pergaulan masyarakat dan didalam perhubungan keluarga Sedang Tugas Hukum Perdata adalah mengatur bagaimana seharusnya hubungan antara perseorongan yang satu dengan yang lainnya harus dilaksanakan.

Sumber Hukum Perdata Indonesia Sumber Hukum perdata Indonesia dalam arti pertama adalah: - Undang Undang Dasar - Undang Undang - Hukum Adat - Hukum Islam - Ilmu Pengatahuan Hukum Sedangkan dalan Sumber2 Hukum Perdata Indonesia kedua, tanpa Hukum perdata Indonesia dalam arti pertama: Perundang-Undangan a. Burgerlijk Wetbook 1848 (B.W.) b. Wetboek van Koophandel 1848 (W.v.k/K.U.H.D) c. Faillissementsverordening 1906 (F,v Undang2 Kepailitan) Adatrecht: a. Dari orang Indonesia asli, b. Dari orang Timur Asing (bukan Tionghoa). Hukum Islam (sumber dari agama lain hamper tidak ada) Hukum Kebiasaan Ilmu Pengetahuaan Hukum

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

K.U.H Perdata sebagaimana tertera pada S.1847. no.23. yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. Yang mula2 hanya berlaku untuk golongan Eropa saja, dan kemudian diperluas kelingkungan kausa berlakunya.

Sistimatik K.U.H. Perdata Sitematik Hukum Perdata Barat menurut Ilmu Pengetahuan, lazimnya hukum perdata tersebut dabagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu: Hukum tentang diri seseorang, Hukum tentang keluarga, Hukum tentang harta kekayaan, Hukum tentang pewarisan (hukum waris).

Sistematik daripada Kitab Undang-undang Hukum Perdata dibagi atas 4 (empat) Buku, masing masing dengan nama: Buku I : Tentang Badan Pribadi Buku II : Tentang Benda Buku III : Tentang Perutangan Buki IV :Tentang Bukti & Lewat Waktu.

Sistematik Hukum Perdata menurut Ilmu Pengetahuan yang diatur dalam K.U.H.Perdata yaitu: a. Hukum tentang diri seseorang dan Kekeluargaan dalam 4 bagian, diatur dalam K.U.H. Perdata Buku I. b. Hukum tentang Harta Kekayaan dan Waris dalam 4 bagian, diatur dalam K.U.H Perdata Buku II, dan juga Hukum Bendapun masuk dalam Buku II K.U.H. Perdata

Azas-azas K.U.H. Perdata Seperti yang diketahui K.U.H. Perdata yang sekarang dianggap berlaku di Indonesia, adalah K.U.H. Perdata yang berlaku di Negri Belanda, dan berdasarkan atas azas konkordansi, diperlakukan untuk golongan2 tertentu di Indonesia ( Hindia, belanda). Yang terpenting antar lain: Anggapan Individualistis atau privat terhadap hak Egindom. (Pasal 570 KUH Perdata), Kebebasan Berkontrak yang artinya setiap orang bisa mengadakan perjanjian apapun juga,baik yang diatur dalam Undang2 maupun tidak. Dalam lapangan hukum keluarga berlaku tatanan materimonial dan kaetidak cakapan berbuat dari seseorang istri. ( Pasal: 105,108, 110, 300 KUH Perdata).

Terhadap perkawinan berlaku azas monogamy yang berarti dalam wktu yang sama laki2 boleh mempunyai seseorang wanita sebagai istrinya, dan sebaliknya. ( Pasal: 27 KUH Per).

BUKU I K.U.H. PERDATA

Buku I Kuh Perdata Berjudul Tentang Badan Pribadi Tentang badan pribadi itu sendiri tidak semata-mata berarti ORANG atau MANUSIA PRIBADI, tetapi juga BADAN HUKUM. Pembedaan Dan Pengertian Badan Pribadi Badan pribadi adalah apa saja yang bisa menjadi pendukung dan kewajiban perdata dalam arti hukum perdata. Badan pribadi dibedakan menjaadi 2 bagian, yaitu: a. Manusia dan b. Badan Hukum. Hubungan badan Pribadi dan Hak. Hak atau subyectief recht mempunyai arti tertentu, sebab, Hak hanya sebagai pendukung, dan Badan Pribadi sebagai anggota masyarakat, maka badan pribadalah yang menjadi pendukung Hak, karena badan pribadi pada kodratnya adalah manusia dan manusia sebagai pendukung hak atau mempunyai kedudukan badan pribadi. Namun menurut beberapa serjana hukum, misalnya: Prof. Dr. Mr. L.J. van Apeldroon. Badan Pribadi dan Badan Hukum bersandar pada Hukum Kodrat yaitu bahwa manusia pada kodratnya dalam pendukung hak dan badan hukum itu mempunnyai kepribadian atau sebagai pendukung hak, karena hal itu diberikan oloh hukum positif. Namun pemikiran seperti itupun belum dibenarkan karena: a. Kewenagan berhak bukan sifat kodrat dari manusia, tetapi hal yang diberikan oleh hukum positf. b. Bahwa sifat itu hanya bisa diberikan kepada manusia. c. Sedang yang dinamakan badan hukum itu adalah bukan badan pribadi yang sungguh2.

Mulainya Kewenagan Berhak Kewenangan Berhak seseorang berawal dari saat seseorang dilahirkan, dan lahirnyapun hidup. Hal ini bisa disimpulkan dari pasal 2 ayat 2 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa: Mati sewaktu dilahirkan , dianggap tidak pernah ada hukum kepadanya. Tetapi ada pengacualian dari ayat diatas, yaitu dalam pasal 2 ayat 1 KUH Perdata yang berbunyi: anak yang dalam kandungan seseorang wanita, dianggap mempunyai kewenangan berhak apabila: Kepentingan sianak menghendaki. Lehirnya si anak harus hidup.
5

a. Dalam hal ini harus terjadi peristiwa Hukum. Misalnya: ( tentang warisan), siayah meninggal dunia dan hanya anak yang dalam kandungan itulah ahli warisnya. b. Syarat ini adalah menghendaki supaya sianak lahir meskipun hanya satu jam saja. Pembatasan Terhadap Kewenagan Berhak Seseorang Bahwasannya setiap persoon ( badan pribadi) adalah wenag berhak, artinya wenang untuk menjadi pendukung hak2 dan kewajiban2 perdata. Namun ada beberapa pembatasan atas kewenagan berhak seseorang tersebut, antara lain: 1. Kebangsaan, Didalam hukum positif mempengaruhi kewenagan berhak. Misal orang asing tidak boleh membeli tanah. 2. Jenis Kelamin, Jenis kelamin ini memang perbedaan bawaan karena kodrat (laki2 dan perempuan). Jadi mempunyai pembatasan antara keduanya. 3. Kedudukan tertentu seseorang. 4. Kelakuan tercela dari seseorang. Seseorang yang mempunyai kelakuan tercela mempunyai kewenangan berhak. Pasal 380 KUH Perdata bahwa orang diatas tersebut tidak bisa menjadi wali. 5. Tempat kediaman (Domicili) Pasal 76 KUH Perdata: mengenai kelangsungan perkawinan. Pasal 1393 KUH Perdata: tentang pembayaran hutang, yaitu harus ditempat kedianman. 6. Hal tidak ditempat Berhentinya Badan Pribadi 1. Berhentinya badan pribadi yaitu ketika seseorang tersebut meninggal dunia (mati), atau juga apabila seseorang meninggalkan tempat kediamanya tanpa memberi pesan kepada orang lain, sehingga tidak ada kepastian antara hidup dan matinya. 2. Badan hukum berhenti sebagai badan pribadi ialah dengan dibubarkannya. Badan Hukum Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro zedelijk Lichaan INI BERARTI suatu badan yang meskipun tdak berubah fisik seperti orang manusia, tpdalam gagasan atau in abtracto (zedelijk) dianggap seolah-olah seorang manusia sebagai pembawa hak2 dan kewajiban2 dalam msyarakat. 1. Macam-macamnya badan hukum: a. Badan hukum yang bersifat Kenegaraan, Adalah himpunan orang2 yang didirikan atau diakui sebagai badan hukum atas kekuasaan umum. (penguasa atau pemerintah).
6

b. Badan hukum yang bersifat keperdataan. Adalah himpunan orang2 yang didirikan dengan maksut tertentu saja dan sebagainya,(swasta) 2. Teori tentang hakekat badan hukum a. Teori anggapan atau fictie: Menyatakan bahwa badan hukum dainggap seolah2 saja oleh manusia, jadi bisa bertinda; atau berhak sebagai manusia. b. Teori Organ. Menyatakan bahwa badan hukum sungguh2 kepribadian yang ada, sebagai organise yang bisa menytakan hakeketnya. c. Teori tentang milik bersama. Menyatakan bahwa hak- hak dan kewajiban-kewajiban dari himpunan itu sesungguhnya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bersama- sama anggotannya bersama-sama.

Kewenagan Berbuat Atau Kecakapan Bartindak Ketidak cakapan (bertindak) itu bilamana seseorang menurut undang2 tidak mampu untuk membuat perjanjian sendiri. Seperti: orang yang belum cukup umur, curandus, dan istri. Sedangkan yang tidak wenang (berbuat) itu jika orang yang pada umumnya wenang untuk mengikuti dirinya, namun tidak wenang melkukan perbuatan2 hukum2 tertentu. Tanpa bantuan dari pihak ketiga. (Pasal:381, 1467, 1470, 1601, 1678, dan 1681 KUH Perdata. Pada azasnya setiap manusia wenang berhak, namun untuk kewenangan berbuat atau bertindak itu jelas beda, karena tidak semua orang tidak bisa seperti itu, jadi perlu diingat harus dibedakan. Ketidak wenangan berbuat berdasarkan hukum: Menurut Vollmar dari undang-undang golongan yang tidak wenang adalah: 1. Orang yang belum dewasa 2. Orang yang ada dibawah Curatelle 3. Istri (yang masih mempunyai suami) Akibat perbuatan hukum dari orang yang tidak wenagng berbuat hukum. Berdasarkan hukum ini akibatnya jelas bahwa bisa dimintakan pembatalan, yang berdasarkan dalan pasal 1331 ayat 1 KUH Perdata, karena orang yang didalam pasal itu dinyatakan cakap, boleh menuntut pembatalan perikatan2 yang mereka telah perbuat, dal;am hal mana kekuasaan itu tidak dijecualikan oleh undang2. Dan perlu diingat bahwa semua perbuatan hukum dari orang gila adalah bisa dibatalkan dan tidak batal demi hukum: Pengecualiaanya ada:
7

1. Jikalau pihak lawannya tidak mengetahui bahwa orang itu sakit iingatanya. 2. Kili pihah lawan sebagai mansia biasa ( bukan ahli penyakit jiwa) dan jugatidak bisa mengetahu keadaan sesungguhnya. Domicilie (Tempat Kediaman) Menurut hukum (yuridis) domicilie adalah: tempat dimana seseorang dianggap selalu hadir berhubungan dengan hal melakukan hak2 dan kewajiban2, meskipun sesungguhnya ia tinggal ditempat lain. Selanjutnya tempat kediaman, dibedakan menjadi 2 bagian: 1. Tempat kediaman sesungguhnya Adalah tempat yang bertalian dengan hal melakukan kewenangan perdata semuanya. Dan tempat itupun ditentukan oleh orangnya sendiri. Kediaman sesungguhnya diperinci lagi manjadi: a. Tempat kediaman yang sukarela atau yang berdiri sendiri. Maksutnya ia bisa dianggap dirumah tertentu atau tenppat tetentu. b. Tempet kediaman wajib atau lanjutan. Adalah tempat kediaman yang tidak bergatung pada keadaan2 yang orang yang bersangkutan sendiri, melainkan bergantung pada keadaan orang lain yang dalam arti hukum ada hubungan dengan orang yang pertama tadi. Menurut undang-undang yang mempunyai kediaman peribadi adalah: 1. Istri, 2. Anak dibawah umur, 3. Curandus, 4. Buruh 2. Tempat kediaman yang dipilih Adalah tempat yang ditunjuk sebagai tempat kediaman oleh satu atau lebih dari satu pihak dalam hubungan dengan perbuatan tertentu. Kediaman yang dipilih diperincu lagi menjjadi: a. Tempat kediaman yang dipilih secara wajib Adalah tempat kediaman yang dipilih berdasarkan undang-undang. b. Tempet kediaman yang dipilaih secara sukarela Adalah tempat yang dipilih secara bebas atau menurut kehenda pilihannya sendiri.

Hukum Perkawinan Perkawinan menurut Prof. Subekti S.H adalah pertalian yang syah antara laki-liki dan perempuan yang dimaksutkan untuk membentuk keluarga selama-lamanya. Syarat-syaratnya perkawinan:

1. Kedua belah pihak telah mencapai umur yang telah ditentukan okleh undang2, yaitu laki2 18 thun dan perempuan 15 tahun. ( pasal 29 KUH Perdata) 2. Harus adasepakat yang bebas, antara keduabelah pihak. (pasal 28 KUH Perdata) 3. Untuk seorang perempuan yang sudah pernah menikah, harus setelah 300 hari dulu setelah putusnya perkawina.(pasal 21 KUH Perdata) 4. Tidak ada larangan dalam undang2 untuk keduabelah pihak untuk kawin satu sama lain. (pasal 30,33 KUH Perdata) 5. Untuk mereka yang masih dibawah umur harus ada ijin dari orang tuanya atau walinya.

Catatan Jiwa Atau Sipil Adalah suatu lembaga yang bertugas untuk mencatat dan kemudian membuat akte (tanda bukti tertulis) atas peristiwa2 yang mempunyai arti penting bagi manusia sebagai pendukung hak dan kewajibandalam lalu lintas hukum. Pada saat ini,esidium dengan dikeluarkannya instruksi presidium kabinet No.31/U/In/12/1966. Yang menyatakan antara lain, bahwa untuk selanjutnya Kantor Catatan Sipil di Indonesia terbuka bagiseluruh penduduk Indonesia dan hanya dibedakan antara warganegara Indonesia dan orang asing. Peristiwa2 atau kejadian2 yang bisa / harus didaftarkan adalah: 1. Golongan I Eropa a. Kelahiran b. Perkawinan c. Perceraian d. Kematian e. Pengakuan dan pengesahan seseorang anak luar- kawin. 2. Golongan II ( Tiong-hoa) a. Kelahiran b. Pengesahan dan pengakuan anak luar-kawin. c. Perkawinan d. Perceraian

e. kematian f. Perobahan anak kecil. 3. Golongan III (Indonesia asli Kristen) a. Kelahiran b. Pemilihan nama c. Perkawinan d. Perceraian e. Kematian
9

4. Golongan IV (beberapa bagian golongan Indonesia asli) a. Kelahiran b. Pemilihan nama c. Kematian

10

BUKU II K.U.H. PERDATA

Isi Buku K.U.H. Perdata Indonesia. Buku II K.U.H. Perdata Indonesia berhubungan dengan berlakunya Undang-undang Pokok Agraria No.05/1960. Yang mengatur hak2 atas tanah, telah dicabut/tidak berlaku lagi kecuali Hipotik. Didalam Buku II K.U.H.Perdata Indonesia juga dipakai istilah zaak yang menurut arti luas yaitu: disamping berarti barang berwujut juga dalam arti bagian dari harta kekayaan. Tapi dalam kenyataannya dalam Buku II ni hanya membahas barab2 yang berwujut saja. Jadi buku II k.u.h.perdata indonisia hanya mengatur tentang: hak-hak atas barang2 (yang berwujut),yang di nama kan hak-hak kebendaan. Pencabutan hak milik untuk kepentingan umum atas suatu benda atau hak tidak di perolehkan,kecuali dengan mengganti kerugian dan menurut aturan-aturan undang-undang (UUD 1910/25) antara lain: a. Pencabutan hak milik atas suatu benda, b. Pencabutan hak milik atas suatu hak. Jadi benda di hadapkan pada hak, maka sebagai kesimpulan bisa di katakana sebagai berikut: 1. Benda adalah sama dengan barang berwujut, dan 2. Hak adalah sama dangan barang yang tidak berwujut. Oleh karna itu untuk memudah kan nya, maka kata zaak (dalam hukum perdata menurut K.H.perdata indonisia tidak perllu di tarjemahkan, sebab masing-masing sudah mempuyai tampat nya sendiri2, ialah: a. Barang tenpat nya dalam hukum perdata indonisia (yang baru) b. Zaak tempat nya dalam hukum perdata menurut K.U.H. perdata Indonesia.

Perbedaan Jenis-Jenis Zaak; Yang bisa menjati zaak hanyalah hak harta kekayan saja, sebab hak kelurga tidak bisa menjadi objek hak milik, yang di tentukan pasal 499 K.U.H.perdata indonisia. Missal nya: hak orang tua dsb.

Hak-Hak Kebendaan Hukum benda ialah: keseluruhan atura-aturan mengenai hak kebendaan. Jadi hak benda adalah: suatu harta kekayaan yang sifat nya mutlak atas suatu zaak. Sedangkan menurut prof. Van Apeldoorn hak kebendaan adalah hak harta kekayaan yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu zaak.

11

a. Hak harta kekayaan adalah hak yang bisa di nilai dengan uang. Hak harta kekayaan bersifat mutlak yang berarti: hak yang member wewenang bertindak sendiri, yang bisa di pertahankan terhadap siapa saja dan tidak hannya terhadap badan prbadi tertentu. b. Yang memberi kekuasaan langsung ini berarti: ada hubungan nya langsung antara orang yang berhak dengan barang itu. Sedangkan menurut prof. pitlo hak kebendaan adalah hak mutlak atas suatu zaak atau suatu bagian dari harta kekayaan. Yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu zaak. Ciri-ciri yang membedakan hak kebendaan dengan hak perseorangan. Hak kebendaan itu tidak identik dengan hak mutlak sebab hak mutlak itu meliputi: a. Hak2 publik, ialah hak-hak yang di dasarkan atas hukum public Misal nya: hak-hak azasi, hak Negara untuk memidana dll. b. Hak-hak perdata adalah hak-hak yang di dasarkan atas hukum perdata. Ada dua: 1. Hak perdata yang mutlak yang meliputi a. Hak kebendaan b. Hak-hak kepribadian missalnya hak orang tua atas anak nya 2. Hak perdata yang relatif, yang meliputi:hak perseorangan ialah semua hak yang tumbul karna akibat perutang. Azas-azas dari pada hukum benda 1. Azas bahwa aturan-aturan nya merupakan hukum yang tidak bisa di simpangi: Yang berarti bahwa suatu barang yang bisan di adakan hak kebendaan sebagai mana di sebut oleh undang-undang (pasal 674, 1165 K.U.H.perdata indonisia) 2. Azas bisa di pidahkan: Yang Berarti bahwa semua hak bisa di pindah tangankan, kecuali hak memakai dan mendiami. 3. Azas induvidualiteit: Yang berarti bahwa yang menjadi obyek hak kebendaan itu senantiasa adalah barang yang tertentu.

4. Azas tetaleteit: Yang berarti hak kebendaan itu senantiasa melekat atas keseluruhan obyek nya. Konsenkuensinya: jika suatu barang sudah terlebur menjadi satu dengan barang lain maka hak kebendaan atas benda yang pertama menjadi leyap. 5. Azas tidak bisa di pisah-pisahkan: Yang berarti bahwa sipemilik hak tidak bisa memindah tangankan sebagian dari wewenang yang termasuk hak kebendaan yang ada pada nya. 6. Azas peripiteit:

12

Yang berarti bahwa semua hak kebendaan memberikan hak yang semacam dengan wewenang dari eigendom, namun luas ny berbeda-beda yang paling luas ialah wewenang dari pada hak eigendom. 7. Azas pencampuran: Semua hak kebendaan yang terbatas wewenang nya (jadi bukan eigendom), hanya mungkin atas barang orang lain, dan tidak mungkin barang nya sendiri. 8. Azas yang mengadakan perlakuan yang berlainan terhadap barang bergerak dan barang tidak bergerak: Hal ini berhubungan dengan: a. Levering b. Pembebanan c. Bezit, dan d. Lampau waktu. 9. Azas publisitas: Yang berarti bahwa hak kebendaan harus di daftarkan dalam daftar umum, kalua hak kebendaan itu melekat pada barang tak bergerak. 10. Azas bahwa hak kebendaan memang mempuyai sifat zakelijk overeenkomst, yang artinya: perjajian untuk mengadakan hak kebendaan, misalnya: untuk mengadakan hak memungut hasil hipotik dll. Macam- Macam Kewenangan Berhak Yang menyebutkan atas hak2 dan kewenanga barang menurut pasal 528 ialah: 1. Hak bezit 2. Hak eigendom 3. Hak waris dan menikmati barang 4. Hak pengapdian tanah 5. Hak gadai dan hipotik Tetapi penyabutan diatas, bermaksut untuk menyebut beberapa golongan-golongan saja. Menurur Vollmar: pasal itu menurut sejarahnyalebih dimaksut sebagai scema dari hakhak kebendaan. 1. Bezit Adalah hak bendaan memegang atau menikmati, dimana seseorang menguasai baik sendiari ataupun perantara orang lain, seolah-olah itu adalah milik kepunyaan sendiri. Intinya perlu diingat, bezit adalah barang seolah-olah miliknya sendiri. Syarat-syarat adanya bezit Dari uraian diatas diambil juga kesimpulan bahwa: bezit adalah kekuasaan nyata terhadap suatu barang.
13

Adapun syarat-syaratnya adalah: 1. Corpus Adalah ( harus ada ) hubungan antara orang yang bersangkutan dengan barangnya, dan hububngan ini (harus) merupakan hubungan yang diakui oleh masyarkat. 2. Animus Adalah hubungan antara orang dan barangnya (corpus) itu harus dikehendaki oleh orang tersebut, dan kehendak itupun haruslah sempurna. Jadi orang gila dalam arti juridis tidak bisa membezit. Fungsi dari bezit 1. Fungsi polisionil, Bahwa Bezit itu dapat dilindingi oleh hukum, karena bezit mempunyai akibat hukum mengingat kenyataan hukum tanpa melihat eigenaar dari barang tersebut. 2. Fungsi zakenrechtelijk. Bahwa Bezit setelah berjalan beberapa waktu tertentu (bezit) itu tanpa adanya protes dari eingenaar sebelumnya, maka kebendaan itu akan menjadi hak milik sepenuhnya. Macam-macam bezit 1. Bezit Defansi. Adalah bezit yang bezitternya tidak mempunyai kehendak untuk memiliki barang tersebut bagi dirinya sendiri. 2. Burgerlijk bezit Adalah bezit yang bezitternya mempuyai kehendak untuk memiliki barang bagi dirinya sendiri. Biasanya bezit ini hanya eingenaar saja yang mempunyai. Cara-cara memperoleh bezit Cara memperoleh bezit itu dari orang lain, oleh krena itu caranyapun berlainan tergantung pada macamnya barang yang dibezit. Sebagaiman dimuat dalam pasal 538 K.U.H Perdata Indonesia yang berbunyi: Bezit diperoleh dengan tindakan berupa menempatkan sesuatu barang dibawah kekuasaan, dengan maksut untuk tetep mempunyai bagi dirinya sendiri. Cara-cara hilangnya bezit 1. Hilangnya barang 2. Binasanya barang 3. Orang membuang barang itu. 4. Orang lain memperoleh bezit atas barang itu dengan jalan aecupatie atas tradition. 2. Eigendom Hak eigendom dalam B.W merupakan hak utama dan merupakan sendi etau dasar hukum benda dan hukum perutangan dari hukum perdata.
14

Dan dalam pasal 570 K.U.H Perdata Indonesia berbunyi: Eigendom adalah hak untuk menikmati barang bebas atau sustu barang dengan cara seluas-luasnya, asal tindakan tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang, atau peraturan yang ditentukan oleh penguasa yang berwenang,dan tidak menumbulkan gangguan terhadap hak2 orang lain, sumua itu dengan tujuan agar tidak terjadinya kemungkinan adanya pencabutan hak kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Sifat elastis deri eigendom Adalah kalau ia (eigendom) dibebani dengan hak kebendaan lain, ibarat ia sebuah bola karet, ia akan melekuk (tidak bulat sepenuhnya) dan mengembang (bulat sepenuhnya) lagi apabila hak yang membebani itu telah tiada. Atau misal, orang memiliki hak eigendom lalu disewakan, maka dalam jangka waktu sewa, seolah2 hak yang tadinya kita miliki tidak ada. Tetapi ketika waktu sewa telah habis, maka hah kita akan kembali. Ciri-ciri dari hak eigendom 1. Hak eigendom itu selalui merupakan hak-hak induk dari hak-hak kebendaan yang lain. 2. Dari sudut kwantitasnya merupakan hak yang selengkap-lengkapnya, jika dibandingkan hak-hak kebendaan lainnya. 3. Hak eigendom mempunyai sifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap kebendaan lainnya, sedangakan hak lainnya akan lenyap jika menghadapi hak eigendom. 4. Hak iegendom mempunyai inti benih dari hak kebendaan lainnya, sedangkan hak lainnya hanya merupakan bagian saja dari eigendom. Pembatasan-pembatasan hak eigendom

Yang terdapat dalam pasal 570 K.U.H Perdata Indonesia: 1. Tidak boleh bertentangan dengan undang-undang umum, 2. Tidak boleh menimbulkan gangguan terhadap hal orang lain, 3. Adanya kemungkinan pencabutan atas hak tersebut untuk kepentingan umum, asl dengan pembayaran ganti rugi yang layak ketentuan undang-undang. Dan yang keluar dari pasal diatas adalah: 4. Pembatasan karena adanya hukum tetangga, 5. Didalam penggunaan hak tersebut, jangan sampai menimbulkan penyalahgunaan hak. Sedangkan pencabutan hak ini adalah karena kepentingan umum.

15

HUKUM PERUTANGAN Pengertian Perutangan Perutangan adalah terjamahan dari verbintenis tapi dalam K.U.H Perdata indonesia penggunaan istilah itu ada penyimpangan, yaitu istilah PERIKATAN lah yang digunakan para ahli/serjana hukum. Menurut sewajarnya, verbintenis adalah perikatan yang artinya: hal yang mengikat seseorang dengan orang lain. Atau bisa juga disebut hubungan antara orang2 itu diatur oleh hukum kekeyaan, dilain pihak berhak mendapatkan prestasi. oleh karena itu disebut hubungan hukum. Hal-hal yang menuntut wanprestasi 1. Melaksanakan sesuai isi perjanjian 2. Melaksanakan sesuai isi perjanjian disertai ganti rugi. 3. Pembatalan perjanjian 4. Pembatalan perjanjian disertai gantai rugi. Obyek dari perutangan/perikatan (verbintenis) 1. Pihah aktif, yang dinamakan kreditur, dan 2. Pihak pasif, yang dinamaka debitur. Menurut pasal 1234 K.U.H.Perdata, tiap-tiap perutangan adalah untuk member sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Dan obyak dari perutangan: a. Memberi sesuatu b. Berbuat sesuatu c. Tidak berbuat sesuatu Sumber-sumber perutangan Didalam K.U.H.Perdata hal-hal yang menentukan perutangan terdapat pada pasal 1234, yang menentukan adalah: Tiap-tiap perutangan terjadi baik karena perjanjian maupun karena undang-undang. Dan kesimpulan dari sumber perutangan: 1. Perjanjian Perjanjian yang menimbulkan perutangan disebut perjanjian obligatoir, ialah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban. 2. Undang-undang Mengenai perutangan tentang undang-undang dalam pasal 1352 dan 1353 K.U.H.Perdata yang diperinci: - yang terjadi melalui undang-undang, dan - yang terjadi karena perbuatan manusia Tetepa dalam pasal2 1253 s/d 1267 ialah: perutangan bersyarat yang artinya suatu perutangan dalam memenuhi kewajiban memenuhi prestasi dari debitur, tergantung dari syarat. yaitu suatu peristiwa yang masih akan terjadi itu belum pasti. Dan mengenai syarat ada 2, yaitu:
16

1. Syarat menunda ( terjadinya perutangan syarat tersebut belum pasti ) 2. Syarat memutus ( terjadinya perutangan syarat belum pusti, tp akhirnya terjadi maka perutangan tersebut terputus) Pernyataan Lalai Adapun wujud dari pernyataan lalai tersebut adalah suatu pemberitahuan atau penyataan dari kreditur kepada debitur, yang pada pokoknya berisi kerentuan pada saat kapankah creditur itu selambat2nya minta pemenuhan prestasi yang harus dilakukan oleh debitur. Jadi pernyataan lalai adalah pemberitahuan atau pernyataan dari creditur kepada debitur yang berisi ketentuan peda saat kapankan creditur itu selambat-lambatnya minta pemenuhan prestasi yang harus dilakukan oleh debitur. Pernyataan lalai mempunyai dua sifat, yaitu: 1. Sifat declaratie Yang berarti bahwa pernyataan lalai itu menyatakan adanya wanprestasiyang dilakukan oleh debitur. 2. Sifat constitutief Yang berarti bahwa pernyataan lalai itu menentukan maasih adanya wanprestasi.

Dan hal pernyataan lalai yang diperlukan dalam creditur ialah: 1. Pemutusan perutangan, 2. Penggantian kerugian, 3. Pemutusan peutangan dan ganti kerugian.

Wanprestasi Adalah orang yang tidak mamenuhi perjanjian atau melanggar perjanjian. Ada dua kemungkinan bahwa debitur itu tidak memenuhi prestasi, yaitu: debitur tidak bersalah atau debitur bersalah dalam hal ini. dalam kemungkinan kedua itulah ada terjadi wanprestasi, artinya apabila debitur tidak memenuhi prestasinya, dan tidak dipenuhinya prestasi itu karena kesalahan debiutur. Mengenai wanprestasi ini dalam K.U.H. Perdata hanya diatur mengenai akibatakibatnya saja, yaitu: dalam buku III, Bab I, Bagian ke IV. Kewajiban dari debitur ialah: 1. Mamenuhhi prestasi, 2. Memenuhi prestasi dengan baik, 3. Memenuhi prestasi tepa pada waktunya. Berhubungan dengan kewajiban dari pada debitur tersebut,oleh karena itu wanprestasi bisa dibedakan menjadi beberapa bentuk : 1. Debitur sama sekali tidak berprestasi
17

2. Debitur keliru dalam berprestasi 3. Debitur terlambat dalam berprestasi. Syarat dari pada pemutusan perjanjian, adalah: 1. Harus ada perjanjian timbale balik 2. Harus ada wanprestasi 3. Harus ada keputusan hakim

18

RESUME
HUKUM PEDATA
Disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti perkuliahan Hukum Perdata yang dibina oleh Nurbaedah, SH S.Ag MH

Oleh: Nama : NIM : TRI EDI KUNCORO 10120000080 KELAS A

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI 2011

19

Anda mungkin juga menyukai