1|Page
3. Arti sempit
Hukum perdata dalam arti sempit yaitu hukum perdata sebagaimana yang terdapat
dalam KUHPerdata saja.
Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB), adalah ketentuan umum pemerintah Hindia
Belanda yang diberlakukan di Indonesia.
Burgelik Wetboek (BW) atau KUH Perdata, adalah ketetapan hukum produk Hindia
Belanda yang diberlakukan di Indonesia menurutu asas konkordansi.
KUH Dagang atau Wetboek van Koopandhel (WvK), yakni KUH dagang yang terdiri
dari 754 pasal mencakup buku I (tentang dagang secara umum) dan Buku II (tentang hak
dan kewajiban yang muncul dalam pelayaran).
2|Page
Undang-Undang No.1 Tahun 1996 mengenai ketetapan pokok perkawinan yang telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019
Undang-Undang No.4 Tahun 1996 mengenai hak tanggungan terhadap tanah dan juga
benda yang berhubungan dengan tanah
Hukum perorangan merupakan hukum yang mengatur tentang manusia sebagai subjek hukum
dan kecakapannya untuk mempunyai hak dan juga bertindak sendiri dalam melaksanakan
haknya tersebut.
Hukum Keluarga
Hukum keluarga merupakan hukum yang berkaitan dengan kekuasaan orang tua, perwalian,
pengampunan dan perkawinan. Hukum keluarga ini terjadi karena terdapat perkawinan antara
laki-laki dan perempuan yang selanjutnya melahirkan anak.
Hukum harta kekayaan merupakan hukum yang mengatur tentang benda dan hak yang ada
pada benda tersebut. Benda yang dimaksud adalah segala benda dan hak yang menjadi miliki
orang tua atau sebagai objek hak milik. Hukum harta kekayaan ini mencakup dua hal yakni
hukum benda yang sifatnya mutlak atau hak terhadap benda yang diakui dan dihormati oleh
setiap orang dan hukum perikatn yang sifatnya kehartaan antar dua orang atau lebih.
Hukum Waris
Hukum waris merupakan hukum yang mengatur mengenai pembagian harta peninggalan
seseorang, ahli waris, urutan penerimaan ahli waris, hibah, dan juga wasiat.
3|Page
o Buku I mengenai orang, ini mengatur hukum tentang diri seseorang dan hukum
kekeluargaan.
o Buku II mengenai hal benda, ini mengatur hukum kebendaan dan hukum waris
o Buku III mengenai hal perikatan, ini mengatur hak dan kewajiban timbal balik antara
orang atau pihak tertentu.
o Buku IV mengenai pembuktian dan daluarsa, ini mengatur mengenai alat pembuktian dan
akibat hukum yang timbul dari adanya daluarsa tersebut.
4|Page
V. Asas-asas Hukum Perdata
5|Page
diperlukan dapat menuntut pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur
memikul pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik.
7. Asas Kepastian Hukum,
Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt servanda merupakan asas
yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa
hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak,
sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Mereka tidak boleh melakukan intervensi
terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak.
6|Page
Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan
dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat
dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPdt.
12. Asas Itikad Baik (Good Faith)
Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt yang berbunyi: “Perjanjian
harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu
pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan
atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak.
Hukum perdata tertulis yang berlaku di Indonesia merupakan produk hukum perdata
Belanda yang diberlakukan asas konkordansi yaitu hukum yang berlaku di negeri jajahan
(Belanda) sama dengan ketentuan yang berlaku di negeri penjajah.
Dalam prespektif hukum sejarah, hukum perdata yang berlaku di Indonesia terbagi
dalam dua periode, yaitu periode sebelum Indonesia merdeka dan periode setelah Indonesia
merdeka.
Sebagai negara jajahan, maka hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum bangsa
penjajah. Hal yang sama untuk hukum perdata. Hukum perdata yang diberlakukan bangsa
Belanda untuk Indonesia mengalami adopsi dan perjalanan sejarah yang sangat panjang.
Pada mulanya hukum perdata Belanda dirancang oleh suatu panitia yang dibentuk
tahun 1814 yang diketuai oleh Mr.J.M Kempers (1776-1824). Tahun 1816, Kempers
menyampaikan rencana code hukum tersebut pada masa pemerintahan Belanda didasarkan
pada hukum belanda kunodan diberi nama own Kempers. Dalam perjalanannya bagi orang-
7|Page
orang Tiong Hoa dan bukan Tiong Hoa mengalami pembedaan dalam pelaksanaan
perundang-undangan dalam hukum perdata.
8|Page
Kesimpulan
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar individu dalam
pergaulan masyarakat.
Sedangkan hukum perdata material adalah menerangkan perbuatan-perbuatan apa yang dapat
dihukum serta hukuman-hukuman apa yang dapat dijatuhkan.
Hukum perdata formal adalah menunjukkan cara mempertahankan atau menjalankan
peraturan-peraturan itu dan dalam perselisihan maka hukum formil itu menunjukkan cara
menyelesaikan di muka hakim.
Dalam hukum perdata juga ada asas-asa dan juga sumber-sumber hukum, sejarah
hukum perdata di Indonesia juga tak lepas dari Belanda.
9|Page
Daftar Pustaka
Martha Eri Safira, M.H. , Hukum Perdata , 2017 , CV. Nata Karya , Ponorogo.
10 | P a g e
11 | P a g e