Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pidana
Dosen pengampu : Lorinza Hartomo Razy,M.H
Di susun oleh: Riyan Adi saputra Nim: 210102009
HUKUM KELUARGA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA(STAINU) KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2021/2022 1. Jelaskan subjek dan objek hukum perdata? Subjek Hukum Perdata Subjek hukum perdata merupakan segala sesuatu yang kepadanya dapat menanggung hak dan kewajiban. Kemampuannya dalam menanggung hak dan kewajiban ini, maka hanya subjek hukum saja yang dapat melakukan perbuatan hukum. Terdapat dua subjek hukum perdata yang ada di Indonesia, yaitu manusia dan badan hukum. a. Manusia Seseorang dianggap sebagai subjek hukum sejak lahir hingga meninggal dunia, bahkan terdapat perluasan sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 2 KUHP yang menyatakan bahwa anak dalam kandungan seorang wanita dianggap telah lahir setiap kali kepentingannya menghendakinya. b. Badan Hukum Menurut Prof Soebekti yang dikutip dari buku Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional karya Titik Triwulan (2015), badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti menerima serta memiliki kekayaan sendiri, dan dapat digugat dan menggugat di muka hukum.
Objek Hukum Perdata
Objek hukum perdata merupakan segala sesuatu yang bisa menjadi objek hubungan hukum. Dengan kata lain, objek hukum adalah sesuatu yang berguna atau bisa dimanfaatkan oleh subjek hukum. Biasanya objek hukum inilah yang akan menjadi sumber masalah hukum yang terjadi antar subjek hukum. Lalu menurut pasal 499 KUHP, ibjek hukum adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hal yang dapat dikuasai oleh hak milik. Penggolongan benda tersebut antara lain adalah sebagai berikut. a. Benda berwujud dan tidak berwujud b. Benda bergerak dan tidak bergerak c. Benda yang dapat dihabiskan dan tidak dapat dihabiskan d. Benda yang dapat diganti dengan yang tidak dapat diganti e. Benda yang sudah ada dengan benda yang masih akan datang f. Benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi.
2. Jelaskan sumber-sumber hukum perdata?
Sumber Hukum Perdata Indonesia Dalam buku Pengantar Hukum Perdata Indonesia oleh Usman Munir. secara khusus, berikut sumber-sumber hukum perdata tertulis di Indonesia yaitu: a. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB). b. Burgelik Wetboek (BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Ketetapan produk hukum dari Hindia Belanda yang berlaku di Indonesia berdasarkan asas concordantie. c. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koopandhel (WvK). d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria. Keberadaan UU ini mencabut berlakunya Buku II KUHP yang berkaitan dengan hak atas tanah, kecuali hipotek. Undang-undang Agraria secara umum mengatur mengenai hukum pertanahan yang berlandaskan hukum adat. e. UU Nomor 16 Tahun 2019 No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan f. G. UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan terhadap tanah dan benda berhubungan dengan tanah. g. UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. h. UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Jaminan Simpanan. i. Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, yang mengatur hukum perkawinan, hukum kewarisan dan hukum perwakafan. Ketentuan ini berlaku hanya bagi orang-orang yang beragama Islam. 3. Jelaskan sistematika hukum perdata? Sistematika dari Hukum Perdata Menurut buku Hukum Perdata Indonesia oleh P.N.H Simanjuntak , S.H. (2015: 13-17), sistematika hukum perdata berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, antara lain: Buku I: Tentang orang. Buku II: Tentang Kebendaan Buku III: Tentang Perikatan Buku IV: Tentang Pembuktian dan Kedaluarsa Sedangkan pembagian hukum perdata berdasarkan ilmu pengetahuan hukum, antara lain: a. Hukum Pribadi atau Perorangan Hukum pribadi atau perorangan ini memuat mengenai peraturan peraturan, mengenai manusia sebagai subjek hukum. Di dalamnya berisi peraturan peraturan tentang kecakapan untuk mempunyai hak, serta kecakapan dalam bertindak sendiri untuk melaksanakan hal tersebut, serta hal hal lainnya yang berpengaruh terhadap kecakapan yang dimaksud. b. Hukum Keluarga Hukum keluarga mempunyai hak dan kewajiban, yang pada dasarnya tidak bisa dinilai dengan uang. Di dalam KUHPerdata, hukum satu ini disebutkan dalam aturan Buku I yang berjudul tentang orang. Isinya yaitu mengatur hubungan yang tercipta dari hubungan kekeluargaan seperti perkawinan, dan juga hukum kekayaan antara suami istri. c. Hukum Kekayaan Jika hukum keluarga mengatur mengenai hubungan yang tercipta dari hubungan kekeluargaan, maka hukum kekayaan ini mengatur antara orang dengan harta kekayaan yang mereka miliki. Dimana hak dan kewajibannya dapat dinilai dengan uang. Hak dan kewajiban yang bersifat seperti ini, umumnya bisa dipindahtangankan kepada orang lain. d. Hukum Waris Hukum waris di dalam KUHPerdata, diatur dalam Buku II yang berjudul tentang kebendaan. Dengan demikian, hukum satu ini sebenarnya termasuk ke dalam hukum harta benda. Meski demikian, hukum waris ini juga sangat erat kaitannya dengan hukum keluarga. Karena untuk bisa mewarisi harta benda yang ada, maka harus mempunyai hubungan keluarga dengan pewaris. Secara garis besar, hukum waris mengatur tentang harta benda seseorang setelah orang tersebut meninggal dunia. Hukum ini berisikan tentang peralihan hak serta kewajiban pewaris kepada ahli warisnya, dalam bidang kekayaan. Sehingga sistematika hukum perdata satu ini juga sangat erat kaitannya dengan hukum kekayaan, yang mempunyai sifat relatif.
4. Jelaskan hukum perdata menurut KUH Perdata?
Hukum Perdata (bahasa Belanda: Burgerlijk Wetboek, disingkat BW) adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Hukum merupakan alat atau seperangkat kaidah, Perdata merupakan pengaturan hak, harta benda dan sesuatu yang berkaitan antara individu dengan badan hukum. Hukum perdata juga dikenal sebagai ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban individu dengan badan hukum. Untuk pertama kalinya istilah hukum perdata dikenal Indonesia dalam bahasa Belanda yakni Burgerlijk Recht. Sumber hukum perdata dikodifikasikan dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan dialih bahasa menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).