Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

 Hukum (pak Marianus) adalah : peraturan tingkah laku manusia yang dibuat oleh badan resmi yang
berwenang jika ada yang melanggar akan diberikan sanksi yang sifatnya mengikat, memaksa, dan
mengatur.
 Pengantar hukum Indonesia adalah : pengantar hukum Indonesia. Pengantar hukum Indonesia
mengantar mahasiswa untuk mengenal hukum positif (hukum yang berlaku di suatu negara).
 Bedah PIH dan PHI
Kalau PIH belajar tentang hukum yang berlaku secara umum (di negara lain) dan belajar tentang
asas asas hukum, sedangkan PHI belajar tentang hukum yang berlaku di Indonesia.
 Fiksi hukum ialah : semua orang dianggap tahu tentang hukum.
 Prinsip hukum dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Matril : Undang dasar
2. Formil : berkaitan dengan acara (formal)
 Asas asas hukum :
1. Lex dura sed ita scripta atau lex dura sed tamente scripta “hukum itu keras dan sudah
tertulis demikian”.
2. Unus testis nullus testis “satu saksi bukanlah saksi (untuk mengungkap suatu kasus minimal
harus 2 saksi)”.
3. Lex neminem cogit ad impossibilia “undang-undang tidak boleh mewajibkan seseorang
melakukan sesuatu yang tidak mungkin”.
4. Audi et Alteram Partem “didengar dan diperlakukan sama di dalam hukum”.
5. Pacta sunt servanda “janji atau kesepakatan harus ditepati”.
6. presumptio iustae causa “setiap keputusan pejabat dianggap sah sebelum adanya
pembatalan oleh yang membuat keputusan atau gugatan pengadilan”.
7. Contrarius actus “yang dapat mencabut peraturan hanya bisa dicabut atau dibatalkan oleh
yang membuatnya”.
 Subjek hukum adalah sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban, subjek hukum terbagi menjadi 2
yaitu :
1. Manusia : pada saat dalam kandungan (jika lahir dengan hidup) jika lahir dalam keadaan
mati maka dianggap tidak pernah ada.
2. Badan hukum : yayasan, PT, koperasi, Dll.
 Objek hukum adalah sesuatu yang menjadi dasar hubungan antara subjek hukum dan sesuatu yang
berguna. Contohnya : tanah, gedung, pesawat, kapal(proses penjualannya melalui notaris atau
PPAT (pejabat pembuat akte tanah),kalaku objek hukumnya barang bergerak, maka jual beli
dilakukan secara hand to hand.
 Tujuan hukum :
1. Kepastian hukum.
2. Kemanfaatan hukum.
3. Kegunaan hukum.
 Susunan peraturan yang berlaku di Indonesia dari yang tertinggi :
1. UUD 1945 dibuat oleh PPKI (MPR).
2. TAP MPR dibuat oleh MPR.
3. UU dibuat oleh DPR dan presiden.
4. PERPU dibuat oleh presiden.
5. PP (peraturan pemerintah) dibuat oleh presiden.
6. PERPRES dibuat oleh presiden.
7. PERDA :
 PERDA provinsi dibuat oleh DPRD dan gubernur.
 PERDA kota dibuat oleh DPRD kota dan Walikota.
 PERDA kabupaten dibuat oleh DPRD kabupaten dan bupati.
 PENGANTAR IKMU HUKUM meliputi :
HUKUM PERDATA
a. Hukum perdata (burgerlijkrecht) adalah rangkaian peraturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antar orang dengan orang lainnya dengan menitikberatkan pada
kepentingan perseorangan.
b. BURGERLIJK WETBOEK (BW) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang juga
dikenal dengan sebutan Bugerlijk Wetboek (BW) yang digunakan di Indonesia saat ini
merupakan kodifikasi hukum perdata yang disusun di negeri Belanda. kedudukan KUH
Perdata di Indonesia hanya merupakan rechtboek (buku hukum), bukan
sebagai wetboek (buku Undang-undang). Oleh karenanya, berlakunya KUH Perdata hanya
sebagai pedoman saja. BW sendiri bisa diberlakukan di Indonesia UUD negara republik
indonesia tahun 1945 pasal II tentang aturan peralihan “segala badan negara dan peraturan
yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut undang –
undang dasar ini”.
c. Badan hukum dalam hukum perdata ada 3 yaitu :
1. PT
2. Yayasan
3. Koperasi
d. Ilmu pengetahuan hukum perdata
1. Hukum orang
Menurut hukum perdata, orang dibedakan menjadi 2 yaitu :
o Manusia, manusia adalah sebagai subyek hukum dan menurut BW subyek
hukum harus 21 tahun atau sudah menikah tetapi tidak berlaku sekarang.
Yang sekarang berlaku menurut hukum Indonesia harus 18 tahun.
o Badan hukum.
2. Hukum keluarga.
3. Hukum harta kekayaan.
4. Hukum waris.
e. Orang yang mau melakukan hubungan hukum harus memiliki kecakapan hukum sehingga
bisa memiliki kemampuan bertindak dan dapat melakukan perbuatan hukum orang yang
memiliki kecakapan hukum disebut subyek hukum.
f. Menurut BW :
o Hukum orang (buku 1)
o Hukum benda (buku 2)
o Hukum perikatan (buku 3)
o Daluwarsa dan pembuktian (buku 4)

HUKUM PIDANA
a. Hukum pidana adalah : hukum yang mengatur hubungan antara individu dengan negara.
b. Tujuan hukum pidana adalah : mengatur perilaku individu.
c. Fungsi hukum pidana :
1. Prenpektif (mencegah).
2. Represif (menekan).
d. Hukum pidana objektif (kewajiban/ larangan) :
1. Materiil : memuat larangan dan juga sanksi.
2. Formil : prosedur untuk menerapkan hukum pidana materiil.(tujuannya untuk
mengatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya).
e. Hukum pidana subjektif : hak negara untuk menghukum seseorang berdasarkan hukum
objektif.
f. Dalam KUHP terdiri dari 3 buku :
1. Buku I : aturan umum (sampai 103 KUHP).
2. Buku II : kejahatan (pasal 104 – 488 KUHP).
3. Buku III : pelanggaran/ kesalahan (pasal 489 – 569).
g. Asas – asas hukum pidana (KUHP) :
1. Asas legalitas : kepastian hukum.
2. Asas teritorialitas : dimana perbuatan pidana/ melanggar ukum dilakukan, maka
dihukum dengan hukum yang berlaku di tempat tersebut.
3. Asas ekstrateritorialitas (perluasan wilayah) : contoh : di pesawat singapore berarti
sedang berada pada wilayah ekstrateritorialitasnya singapore.
4. Asas personal pasif (korban) : hukum indonesia bisa menghukum setiap orang yang
merugikan indonesia (sekalipun yang melakukannya bukan orang inonesia dan
melakukannya bukan di wilayah indonesia.
5. Asas nasional/ personal aktif (pelaku) : negara tidak boleh menyerahkan warga
negaranya untuk diadili di negara lain tetapi diadili di indinesia.

HUKUM AGRARIA (hukum tanah)

HUKUM AGRARIA SEBELUM BERLAKUNYA


UUPA (UNDANG - UNDANG POKOK AGRARIA)

SEJARAH PEMBENTUKAN UUPA (UNDANG -


UNDANG POKOK AGRARIA)

UUPA (UNDANG - UNDANG POKOK AGRARIA)


SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN

HAK - HAK TANAH


 Beda hukum pidana dan perdata
Kalau hukum pidana mengatur individu dengan negara yang kalau di langgar diadili oleh negara
berupa sanksi, sedangkan hukum pidana mengatur hubungan antara individu dengan individu dan
kalau melanggar biasanya sanksinya berupa denda atau ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai