Anda di halaman 1dari 19

PLURALISME HUKUM INDONESIA

A.Sistem hukum dunia :

1.Eropa continental ( civil law )


Hukum yang berkembang di
eropa ,memiliki prinsipnya adalah
hukum ini memiliki kekuatan yang
mengikat jika terhubung dengan per
undang²an , hukum ini akan kuat jika di
KODIFIKASI (dibukukan), peranan
hakim hanya sebagai penyampai
hukum bukan pengambil keputusan
secara sewenang-wenang.

2.Common law ( anglo-saxon )


Hukum yang berkembang di negara
inggris , amerika , australia , memiliki
ciri yaitu lebih ke putusan pengadilan ,
peran hakim yaitu pengambil keputusan
dengan rujukan² pada putusan
pengadilan.
3.Customore law (Hukum adat )
Hukum yang berkembang di daerah
lingkungan masing², lebih tepatnya di
benua asia , hukum ini tidak tertulis dan
bersifat fleksibel , jika tidak
menjalaninya hanya akan terkena
sanksi sosial.

4.Hukum Islam
Hukum yang berkembang awalnya di
Arab,eropa,asia hingga afrika , Di
indonesia sendiri lebih diterapkan ke
hukum private ( kebutuhan
masyarakat ) , konfilasi hukum islam

5.Sosialis/Komunis
Hukum yang berkembang di
Rusia,RRC,Korut,Vietnam Dll , hukum
ini lebih menganut pada ajaran tokoh²
tertentu.

B.Hukum islam
1.Common law
2.
Pengertian Hukum Perdata serta
Tujuannya

Dari buku Pengantar Hukum Indonesia


oleh Rahman Syamsuddin, istilah
hukum perdata di Indonesia berasal
dari bahasa Belanda burgerlijk
recht. Istilah hukum perdata di
Indonesia pertama kali diperkenalkan
oleh Prof.
Djojodiguno.Adapun pengertian hukum
perdata adalah rangkaian peraturan
hukum yang mengatur hubungan
subjek hukum (orang dan badan
hukum) yang satu dengan subjek
hukum yang lain dengan
menitikberatkan pada kepentingan
pribadi dari subjek hukum tersebut.

Hukum perdana bertujuan untuk


mengatur hubungan di antara
penduduk atau warga negara sehari-
hari, seperti kedewasaan seseorang,
perkawinan, perceraian, kematian,
waris, harta benda, kegiatan usaha dan
tindakan bersifat perdata lainnya.
Terdapat dua kaidah di dalam hukum
perdata, yaitu:

Ÿ Kaidah tertulis, adalah kaidah hukum


perdata yang terdapat di dalam
peraturan perundang-undangan,
traktat, dan yurisprudensi

Ÿ Kaidah tidak tertulis, adalah kaidah


hukum perdata yang timbul, tumbuh,
dan berkembang dalam praktik
kehidupan masyarakat (kebiasaan).

Hukum perdata dibedakan menjadi


dua, yaitu hukum perdata materil dan
hukum perdana formal. Hukum perdata
materil mengatur kepentingan-
kepentingan perdata setiap subjek
hukum. Sementara Hukum perdata
formal berfungsi menerapkan hukum
perdata materil apabila ada yang
melanggarnya.
Sumber Hukum
Perdata Indonesia
Dalam buku Pengantar Hukum Perdata
Indonesia oleh Usman Munir. secara
khusus, berikut sumber-sumber hukum
perdata tertulis di Indonesia yaitu:

Ÿ Algemene Bepalingen van Wetgeving


(AB).

Ÿ Burgelik Wetboek (BW) atau Kitab


Undang-Undang Hukum Perdata.
Ketetapan produk hukum dari Hindia
Belanda yang berlaku di Indonesia
berdasarkan asas concordantie.
Ÿ Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
atau Wetboek van Koopandhel (WvK).

Ÿ Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960


tentang Pokok Agraria. Keberadaan UU
ini mencabut berlakunya Buku II KUHP
yang berkaitan dengan hak atas tanah,
kecuali
hipotek. Undang-undang Agraria secara
umum mengatur mengenai hukum
pertanahan yang berlandaskan hukum
adat.

Ÿ UU Nomor 16 Tahun 2019 No. 1 Tahun


1974 tentang Perkawinan

Ÿ UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak


tanggungan terhadap tanah dan benda
berhubungan dengan tanah.

Ÿ UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang


Jaminan Fidusia.

Ÿ UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang


Lembaga Jaminan Simpanan.

Ÿ Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang


Kompilasi Hukum Islam, yang mengatur
hukum perkawinan, hukum kewarisan
dan hukum perwakafan. Ketentuan ini
berlaku hanya bagi orang-orang yang
beragama Islam.

Unsur-unsur Hukum
Perdata
Dalam buku tulisan Rahman
Syamsuddin, Menurut Titik Triwulan
Tutik, ada beberapa unsur dari hukum
perdata, yaitu:

Ÿ Adanya kaidah hukum tertulis yang


terdapat dalam perundang-undangan,
traktat dan yurisprudensi

Ÿ Adanya kaidah hukum tidak tertulis


yang timbul, tumbuh dan berkembang
dalam praktik kehidupan masyarakat
(kebiasaan)

Ÿ Mengatur hubungan hukum antara


subjek hukum yang satu dengan subjek
hukum lainnya

Ÿ Bidang hukum yang diatur dalam


hukum perdata meliputi hukum orang,
hukum keluarga, hukum benda dan
sebagainya.

Pembagian Hukum Perdata


Dalam buku Hukum Perdana Indonesia
oleh P.N. H. Simanjuntak (2015) ada
empat bagian hukum
perdata menurut ilmu pengetahuan
hukum, yaitu:

Ÿ Hukum perorangan (personenrecht)


adalah hukum yang memuat peraturan-
peraturan tentang manusia sebagai
subjek dalam hukum, peraturan-
peraturan mengenai perihal kecakapan
seseorang di dalam hukum.

Ÿ Hukum keluarga (familierecht) adalah


hukum yang mengatur hubungan-
hubungan yang timbul karena
hubungan kekeluargaan, seperti
perkawinan, hubungan antara orangtua
dan anak, perwalian dan
pengampunan.

Ÿ Hukum harta kekayaan


(vermogensrecht) adalah hukum yang
mengatur tentang hubungan-hubungan
hukum yang dapat dinilai dengan uang.
Hukum harta kekayaan meliputi dua
jensi hak, yaitu:
a. Hak mutlak: berlaku terhadap setiap
orang, baik hak-hak atas benda
maupun hak-hak atas barang tidak
berwujud, seperti hak milik, hak
usaha, hak cipta dan hak paten.
b. Hak relatif: hak-hak yang timbul
karena suatu peristiwa hukum di mana
pihak yang satu terikat dengan pihak
lain, seperti perjanjian jual-beli dan
perjanjian kerja.

Ÿ Hukum waris (erfrecht) adalah hukum


yang mengatur tentang tata cara
beralihnya harta kekayaan dari seorang
yang telah meninggal kepada orang
yang masih hidup atau para ahli
warisnya.

Asas-asas yang Digunakan


Dalam Hukum Perdata
Hukum Perdata di Indonesia secara
garis besar diatur dalam Kitab Undang-
undang Hukum Perdata (KUHPDT)
atau dikenal juga dengan
istilah Burgerlijk Wetboek (BW). BW
terdiri dari empat bagian,
yaitu Buku I memuat hukum tentang
orang, Buku II memuat hukum tentang
benda, Buku III memuat hukum tentang
perikatan, dan Buku IV memuat hukum
tentang pembuktian dan
daluwarsa.

Dalam hukum perdata, berikut asas-


asas yang lazim digunakan:

Ÿ Asas yang melindungi hak-hak asasi


manusia: tercantum dalam Pasal 1-3
BW

Ÿ Asas bahwa setiap orang harus


mempunyai nama dan tempat
kediaman hukum (domicile): tercantum
dalam Pasal 5a dan seterusnya BW

Ÿ Asas perlindungan kepada orang-orang


yang tidak cakap untuk melakukan
perbuatan hukum (rechtsonbekwaam):
tercantum dalam Pasal 1330 BW Asas
yang membagi hak manusia ke dalam
hak kebendaan dan hak perorangan

Ÿ Asas hak milik itu adalah fungsi sosial:


bahwa orang tidak dibenarkan untuk
membiarkan atau menggunakan hak
miliknya secara merugikan orang atau
masyarakat (lihat Pasal 1365 BW)
Ÿ Asas pacta sunt servanda: setiap
perjanjian itu mengikat para pihak dan
harus ditaati dengan iktikad baik (lihat
Pasal 1338 BW)

Ÿ Asas kebebasan dalam membuat


perjanjian dan persetujuan: sering juga
dikenal dengan asas kebebasan
berkontrak, setiap orang bebas dalam
membuat perjanjian bagaimana pun
bentuk dan isinya
dengan syarat tidak bertentangan
dengan kesusilaan, tertib hukum, dan
undang-undang yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai