Anda di halaman 1dari 4

Hukum Perdata

Kasus Warisan di NTB Berujung Saling Lapor Ibu dan Anak

Secara umum hukum perdata adalah serangkaian peraturan hukum yang mengatur
hubungan subjek hukum (orang dan badan hukum) yang satu dengan subjek hukum yang lain
dengan menitikberatkan pada kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut. Hukum perdana
bertujuan untuk mengatur hubungan di antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti
kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, waris, harta benda, kegiatan usaha dan
tindakan bersifat perdata lainnya. Hukum perdata juga memiliki artian dalam arti sempit maupun
luas, dalam artian sempit hukum perdata berarti meliputi seluruh peraturan-peraturan yang
terdapat dalam KUH Per, yaitu Hukum Pribadi, Hukum Benda (Hukum Harta Kekayaan),
Hukum Keluarga, Hukum Waris, Hukum Perikatan serta Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.
Dalam artian luas hukum perdata berarti meliputi seluruh peraturan-peraturan yang terdapat
dalam KUH Per, KUHD beserta peraturan undang-undang tambahan lainnya (seperti Hukum
Agraria, Hukum Adar, Hukum Islam dan Hukum Perburuhan).

Hukum perdata juga dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah hukum perdata
materiil, yang berarti berbagai macam ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan
kewajiban seseorang di dalam hubungannya pada orang lain di dalam masyarakat. Hukum
perdata materiil adalah berbagai aturan yang mengatur tentang hak dan kewajiban perdata
seseorang. Dengan kata lain, hukum perdata materiil umumnya mengatur tentang kepentingan
perdata setiap subjek hukum, yang mana pengaturannya ada di dalam KUHPerdata, KUHD, dan
lainnya. Selanjutnya adalah hukum perdata formil, yang berarti semua ketentuan yang mengatur
mengenai cara seseorang dalam memperoleh hak dan keadilan berdasarkan hukum perdata
materiil. Cara untuk memperoleh keadilan di depan hakim lazim disebut dengan hukum acara
perdata. Hukum perdata formil adalah ketentuan yang mengatur tentang bagaimana cara
seseorang dalam menuntut haknya jika dirugikan oleh orang lain, mengatur tentang cara
pemenuhan hak materiil bisa dijamin. Hukum perdata formil bermaksud untuk mempertahankan
hukum perdata materiil, sebab hukum perdata formil berguna untuk menerapkan hukum perdata
materiil. Selain itu, hukum perdata formil, misalnya hukum acara perdata, terdapat dalam
Reglemen Indonesia yang Diperbaharui atau R.I.B.
Hukum perdata juga memiliki pembagian hukumnya, ada beberapa pembagiannya
diantaranya yaitu yang pertama adalah Hukum perdata perorangan (personenrecht) yang memuat
peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subjek dalam hukum, peraturan-peraturan
mengenai perihal kecakapan seseorang di dalam hukum. Yang kedua ada Hukum perdata
keluarga (familierecht) yang mengatur hubungan-hubungan yang timbul karena hubungan
kekeluargaan, seperti perkawinan, hubungan antara orangtua dan anak, perwalian dan
pengampunan. Yang ketiga ada Hukum perdata harta kekayaan (vermogensrecht) yang mengatur
tentang hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai dengan uang.

 Hukum harta kekayaan meliputi dua jenis hak, yaitu:


a. Hak mutlak: berlaku terhadap setiap orang, baik hak-hak atas benda maupun hak-hak
atas barang tidak berwujud, seperti hak milik, hak usaha, hak cipta dan hak paten.
b. Hak relatif: hak-hak yang timbul karena suatu peristiwa hukum di mana pihak yang
satu terikat dengan pihak lain, seperti perjanjian jual-beli dan perjanjian kerja.

Yang terakhir yaitu Hukum perdata waris (erfrecht) yang mengatur tentang tata cara beralihnya
harta kekayaan dari seorang yang telah meninggal kepada orang yang masih hidup atau para ahli
warisnya.

Sama seperti hukum pidana, hukum perdata juga tidak semena-mena ada dan digunakan,
namun ada dasar yang cukup kuat sehingga hukum perdata tersebut ada dan digunakan, berikut
asal hukum perdata :

Kaidah hukum perdata tertentu ada di dalam peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan
traktat. Sumber hukum perdata yang tidak tertulis yaitu tempat ditemukannya kaidah hukum
perdata yang berawal dari sumber tidak tertulis. Seperti yang ada di dalam hukum kebiasaan.

 AB (algemene bepalingen van Wetgeving) ketentuan umum permerintah Hindia Belanda


 KUHPerdata (BW)
 KUH dagang
 UU No 1 Tahun 1974
 UU No 5 Tahun 1960 Tentang Agraria.
Dari penjelasan diatas, saya mengangkat kasus hukum perdata yang ada di Indonesia. Kasus
yang saya ambil merupakan kasus yang cukup sering dan kerap kali terjadi di Indonesia. Kasus
yang saya ambil tentang harta warisan, dimana kasus ini terjadi pada keluarga di NTB yang
melibatkan seorang anak dan ibu kandungnya sendiri. Hal ini bermula dari seorang ibu bernama
Kalsum kehilangan suaminya yang meninggal dunia. Dia mendapat warisan berupa tanah seluas
4.000 meter persegi. Tanah itu lalu dijual oleh anak semata wayangnya yang bernama Mahsun
senilai Rp240 Juta. Dari hasil penjualan, Mahsun hanya memberi sepeda motor senilai Rp15 juta
kepada Kalsum. Sepeda motor itu lalu dipinjamkan Mahsun ke sanak saudara yang lain. Dengan
kata lain, sepeda motor pemberian Mahsun tidak hanya dipakai oleh Kalsum saja. Tetapi, BPKB
masih dipegang Mahsun. Menurut saya kasus yang terjadi ini merupakan kasus yang seharusnya
tidak sampai sebesar ini, namun karena sang anak melaporkan ibu kandungnya dan ibunya juga
melaporkan anaknya balik maka menjadi masalah yang cukup besar. Masalah utama dalam kasus
ini merupakan harta warisan yang tidak terbagi rata antara ibu dan anak kandungnya. Masalah
seperti ini bisa diatasi menggunakan hukum perdata sesuai yang sudah tercantum dalam hukum
perdata. Dalam menanggapi kasus seperti ini hakim memutuskan untuk menggunakan konsep
restorative justice, karena kasus seperti ini tidak bisa dilihat dari kacamata hukum saja, namun
harus dicari akar permasalahannya dengan cara mendudukan bersama antara ibu dan anaknya
dan diselesaikan secara baik-baik.
Sumber :
 https://www.dslalawfirm.com/hukum-perdata/
 https://news.detik.com/berita/d-5996947/hukum-perdata-adalah-apa-ini-pengertiannya-
menurut-para-ahli/1
 https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/13/204500465/apa-itu-hukum-perdata-?page=all
 https://www.gramedia.com/literasi/contoh-hukum-perdata/
#Hukum_Perdata_Materiil_dan_Hukum_Perdata_Formil
 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200702103654-12-519917/kasus-warisan-di-ntb-
berujung-saling-lapor-ibu-dan-anak

Anda mungkin juga menyukai