Secara umum hukum perdata adalah serangkaian peraturan hukum yang mengatur
hubungan subjek hukum (orang dan badan hukum) yang satu dengan subjek hukum yang lain
dengan menitikberatkan pada kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut. Hukum perdana
bertujuan untuk mengatur hubungan di antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti
kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, waris, harta benda, kegiatan usaha dan
tindakan bersifat perdata lainnya. Hukum perdata juga memiliki artian dalam arti sempit maupun
luas, dalam artian sempit hukum perdata berarti meliputi seluruh peraturan-peraturan yang
terdapat dalam KUH Per, yaitu Hukum Pribadi, Hukum Benda (Hukum Harta Kekayaan),
Hukum Keluarga, Hukum Waris, Hukum Perikatan serta Hukum Pembuktian dan Daluwarsa.
Dalam artian luas hukum perdata berarti meliputi seluruh peraturan-peraturan yang terdapat
dalam KUH Per, KUHD beserta peraturan undang-undang tambahan lainnya (seperti Hukum
Agraria, Hukum Adar, Hukum Islam dan Hukum Perburuhan).
Hukum perdata juga dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah hukum perdata
materiil, yang berarti berbagai macam ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan
kewajiban seseorang di dalam hubungannya pada orang lain di dalam masyarakat. Hukum
perdata materiil adalah berbagai aturan yang mengatur tentang hak dan kewajiban perdata
seseorang. Dengan kata lain, hukum perdata materiil umumnya mengatur tentang kepentingan
perdata setiap subjek hukum, yang mana pengaturannya ada di dalam KUHPerdata, KUHD, dan
lainnya. Selanjutnya adalah hukum perdata formil, yang berarti semua ketentuan yang mengatur
mengenai cara seseorang dalam memperoleh hak dan keadilan berdasarkan hukum perdata
materiil. Cara untuk memperoleh keadilan di depan hakim lazim disebut dengan hukum acara
perdata. Hukum perdata formil adalah ketentuan yang mengatur tentang bagaimana cara
seseorang dalam menuntut haknya jika dirugikan oleh orang lain, mengatur tentang cara
pemenuhan hak materiil bisa dijamin. Hukum perdata formil bermaksud untuk mempertahankan
hukum perdata materiil, sebab hukum perdata formil berguna untuk menerapkan hukum perdata
materiil. Selain itu, hukum perdata formil, misalnya hukum acara perdata, terdapat dalam
Reglemen Indonesia yang Diperbaharui atau R.I.B.
Hukum perdata juga memiliki pembagian hukumnya, ada beberapa pembagiannya
diantaranya yaitu yang pertama adalah Hukum perdata perorangan (personenrecht) yang memuat
peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subjek dalam hukum, peraturan-peraturan
mengenai perihal kecakapan seseorang di dalam hukum. Yang kedua ada Hukum perdata
keluarga (familierecht) yang mengatur hubungan-hubungan yang timbul karena hubungan
kekeluargaan, seperti perkawinan, hubungan antara orangtua dan anak, perwalian dan
pengampunan. Yang ketiga ada Hukum perdata harta kekayaan (vermogensrecht) yang mengatur
tentang hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai dengan uang.
Yang terakhir yaitu Hukum perdata waris (erfrecht) yang mengatur tentang tata cara beralihnya
harta kekayaan dari seorang yang telah meninggal kepada orang yang masih hidup atau para ahli
warisnya.
Sama seperti hukum pidana, hukum perdata juga tidak semena-mena ada dan digunakan,
namun ada dasar yang cukup kuat sehingga hukum perdata tersebut ada dan digunakan, berikut
asal hukum perdata :
Kaidah hukum perdata tertentu ada di dalam peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan
traktat. Sumber hukum perdata yang tidak tertulis yaitu tempat ditemukannya kaidah hukum
perdata yang berawal dari sumber tidak tertulis. Seperti yang ada di dalam hukum kebiasaan.