Oleh:
MUH.HERSANG (10300122092)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Perdata yang terangkum dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata atau Burgelijk Wetboek / BW) yang berlaku di Indonesia saat ini merupakan
produk pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan berdasarkan asas konkordansi, artinya
bahwa hukum yang berlaku di negeri jajahan (Hindia Belanda) sama dengan ketentuan
hukum yang berlaku di Negeri Belanda. Kodifikasi Hukum Perdata Belanda mulai berlaku di
Indonesia dengan Stb. 1848, hanya diberlakukan bagi orang – orang Eropa dan dipersamakan
dengan mereka. Disamping itu yang menjadi dasar hukum berlakunya KUHPerdata di
Indonesia adalah Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 berbunyi : “Segala Badan Negara dan
Peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UU
ini”. Tujuannya untuk mengisi kekosongan hukum (rechtvacum) di bidang Hukum Perdata.
Pada Dasarnya hukum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu hukum publik dan
hukum privat (hukum perdata). Hukum publik merupakan ketentuan – ketentuan hukum yang
mengatur kepentingan umum (publicrecht), sedangkan hukum perdata mengatur kepentingan
yang bersifat keperdataan (Privatrecht).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan hukum perdata
2. Jelaskan sejara hukum di indonesia
3. Jelaskan kedudukan KUH perdata
4. Jelaskan sistematika hukum perdata
5. Jelaskan hukum perorangan
6. Jelaskan hukum keluarga
7. Jelaskan sebuah hukum benda
8. Jelaskan apa itu hukum perikatan
9. Jelaskan apa itu hukum pembuktian dan daluwarsa
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum perdata adalah hukum atau aturan yang berpusat pada dua subject hukum atau
lebih, dengan menitikberatkan masalah pada kepentingan pribadi subject hukum tersebut.
Hukum perdata terbagi menjadi 2 yaitu Hukum perdata dalam arti yang lebih luas adalah
hal-hal hukum dalam arti hukum perdata (BW), yaitu semua hukum dasar yang mengatur
kepentingan individu. Dan hukum perdata dalam arti sempit adalah hukum perdata dalam
pengertian Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW). Subekti mengatakan hukum perdata
dalam arti yang lebih luas mencakup semua hukum privat yang substantif, yaitu semua
hukum dasar yang mengatur kepentingan individu. Hukum perdata kadang-kadang
digunakan dalam arti yang lebih sempit sebagai lawan dari hukum komersial.
Hukum Perdata yang terangkum dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata atau Burgelijk Wetboek / BW) yang berlaku di Indonesia saat ini merupakan
produk pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan berdasarkan asas konkordansi, artinya
bahwa hukum yang berlaku di negeri jajahan (Hindia Belanda) sama dengan ketentuan
hukum yang berlaku di Negeri Belanda. Kodifikasi Hukum Perdata Belanda mulai berlaku di
Indonesia dengan Stb. 1848, hanya diberlakukan bagi orang – orang Eropa dan dipersamakan
dengan mereka.
Adapun yang dimaksud dengan asas konkordansi adalah asas penyesuaian atau asas
persamaan terhadap berlakunya sistem hukum di Indonesia yang berdasarkan pada ketentuan
Pasal 131 ayat (2) I.S. yang berbunyi “ Untuk golongan bangsa Belanda harus dianut atau
dicontoh undang-undang di negeri Belanda. Hal ini menurut Kansil (1993: 115) berarti
bahwa hukum yang berlaku bagi orang-orang Belanda di Indonesia harus disamakan dengan
hukum yang berlaku di negeri Belanda. Jadi jelasnya hukum kodifikasi di Indonesia dengan
hukum kodifikasi di negeri Belanda adalah berdasarkan asas konkordansi.
Berdasarkan pengaturan Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011, maka sebenarnya tidak terdapat
suatu masalah mengenai kedudukan KUHP dan KUHPer dalam hierarki peraturan
perundang-undangan. Karena KUHP dan KUHPer sampai saat ini masih dinyatakan berlaku
sebagai undang-undang. Karena itu, KUHP dan KUHPer berkedudukan sebagai Undang-
Undang sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf c UU 12/2011. Peraturan Perundang-
undangan, dimana KUH Perdata berkedudukan setingkat dengan undang- undang karena
sampai saat ini masih berlaku sebagai undang-undang berdasarkan Pasal I Aturan Peralihan
UUD NRI 1945.
Hukum perdata menurut ilmu pengetahuan hukum sekarang ini dibagi menjadi empat
bagian, yaitu hukum:
E. Hukum perorangan
Hukum perorangan dan Hukum Kekeluargaan adalah keseluruhan kaidah hukum yang
mengatur manusia sebagai subyek hukum dan wewenangnya, kecakapannya, domisili dan
catatan sipil, serta akibat hukum dari saling berinteraksinya manusia, yaitu perkawinan,
perceraian, kematian, warisan dan lain-lain. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
kita tidak lepas dari persoalan hukum. Hukum yang mengatur hubungan antarmasyarakat
tepatnya adalah hukum perdata. Dalam lingkup hukum perdata terdapat perihal yang diatur,
antara lain mengenai hukum perorangan dan kebendaan. Hukum perorangan antara lain
meliputi kedudukan seorang anak sebagai subjek hukum (dari sejak lahir hingga meninggal
dunia), perolehan hak, perihal mewakili kepentingan yang menyangkut lembaga kekuasaan
orang tua, perwalian, pengangkatan anak, domisili dan lainnya hingga anak tersebut menjadi
dewasa dan hukum yang mengaturnyapun berubah sejalan pada kemandirian anak tersebut
antara lain hukum pencatatan dalam hal perkawinan, kelahiran hingga kematian.
Bergesernya kedudukan hukum anak menjadi dewasa dan menikah secara tidak
langsung melahirkan hukum yang mengatur mengenai kebendaan antara lain meliputi cara
memperoleh hak kebendaan yang salah satunya melalui pewarisan. Oleh karena itu, perihal
hukum waris dan kesemua pembahasan di atas juga akan dijabarkan dalam buku ini. Buku ini
turut disertai dengan peraturan terkait dengan pengangkatan anak, antara lain UU No. 23
Tahun 2002, PP No. 54 Tahun 2007 serta Permensos No. 110/Huk/2009.
F. Hukum keluarga
Hukum keluarga adalah bagian dari pada hukum orang. Bagian terpenting dari hukum
keluarga adalah hukum perkawinan. Hukum orang antara lain mengatur tentang nama, tempat
tinggal, dan kewarganegaraan. Untuk melangksungkan perkawinan maka kedua calon
mempelai harus mempunyai nama, tempat tinggal, kewarganegaraan, dll.
Hukum memegang peranan penting dalam mengatur ketertiban negara. Akan tetapi,
keberadaan hukum itu sendiri tidak dapat sepenuhnya dilepaskan dari persoalan-persoalan
yang menggelapkan fungsi hukum itu sendiri yang paling utama.
Sama di Indonesia, Hingga saat ini masih memiliki banyak permasalahan hukum yang
belum terselesaikan. Masalah hukum di Indonesia tidak hanya terkait dengan penegakan
hukum, tetapi terkadang dengan produk hukum itu sendiri. Tujuan mendasar dari hukum
adalah untuk meningkatkan ketertiban, kepastian hukum dan keadilan dalam masyarakat
sehingga orang, tanpa memandang golongannya, merasa terlindungi dan terlindungi hak-
haknya.
Dalam sebuah keluarga pasti kita menginginkan sebuah hubungan yang terjalin
harmonis antar anggota keluarga dan dalam menjamin terciptanya keharmonisan keluarga
tersebut juga tentunya harus dibarengi dengan pola pengasuhan yang baik dari orang tua dan
bagaimana mereka memberi peraturan namun tanpa membatasi ruang gerak anak.
G. Hukum benda
Hukum benda adalah hukum yang mengatur atas benda. Lebih lanjut, klasifikasi
tertentu serta asas-asas umum yang mengatur hukum benda. Simak selengkapnya. Menurut
Soediman Kartohadiprodjo, pengertian hukum benda adalah semua kaidah hukum yang
mengatur apa yang diartikan dengan benda dan mengatur hak-hak atas benda.
H. Hukum perikatan
perikatan adalah adalah suatu hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara
dua orang atau lebih di mana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain
berkewajiban atas sesuatu. Hubungan hukum dalam harta kekayaan ini merupakan suatu
akibat hukum, akibat hukum dari suatu perjanjian atau peristiwa hukum lain yang
menimbulkan perikatan. Dari rumusan ini dapat diketahui bahwa perikatan itu terdapat dalam
bidang hukum harta kekayaan (law of property), juga terdapat dalam bidang hukum
keluarga (family law), dalam bidang hukum waris (law of succession) serta dalam bidang
hukumpribadi (personallaw).Menurut ilmu pengetahuan Hukum Perdata, pengertian
perikatan adalah suatu hubungan dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih
dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu.
Menurut pasal 1865 B.W. “barang siapa menyatakan bahwa ia mempunyai hak atas sesuatu
atau meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, diwajibkan
membuktikan hak-hak tersebut”. Macam-macam pembuktian
Daluwarsa adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu
perikatan dengan lewatnya atau lampaunya waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang
ditentukan oleh undang-undang (Pasal 1946 B.W.). Berdasarkan pasal 1946 B.W., ada
(2)duamacamdaluwarsa,yaitu
Hukum perdata yaitu ketetapan yang mengatur hak dan kewajiban antar individu dalam
masyarakat. Istilah hukum perdata di negara Indonesia mulanya dari bahasa Belanda
“BUrgerlik Recht” yang sumbernya pada Burgerlik Wetboek atau dalam bahasa Indonesia
nya disebut dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) Hukum dapat
dimaknai dengan seperangkat kaidah dan perdata diartikan dengan yang mengatur hak, harta
benda dan kaitannya antara orang atas dasar logika atau kebendaan. Secara umum, pengertian
hukum perdata yaitu semua peraturan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan dalam
hubungan masyarakat.Hukum perdata disebut pula dengan hukum private karena mengatur
kepentingan perseorangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Moch Chidin, dkk. 1993. Pengertian–Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata.
Bandung: Mandar Maju.