0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut berisi tugas mata kuliah Hukum Perdata yang terdiri dari 5 pertanyaan beserta jawabannya. Pertanyaan tersebut menanyakan tentang asas korkondansi, istilah dan pengertian Hukum Perdata, subjek dan objek Hukum Perdata, sumber-sumber Hukum Perdata, serta sistematika menurut KUHPerdata.
Dokumen tersebut berisi tugas mata kuliah Hukum Perdata yang terdiri dari 5 pertanyaan beserta jawabannya. Pertanyaan tersebut menanyakan tentang asas korkondansi, istilah dan pengertian Hukum Perdata, subjek dan objek Hukum Perdata, sumber-sumber Hukum Perdata, serta sistematika menurut KUHPerdata.
Dokumen tersebut berisi tugas mata kuliah Hukum Perdata yang terdiri dari 5 pertanyaan beserta jawabannya. Pertanyaan tersebut menanyakan tentang asas korkondansi, istilah dan pengertian Hukum Perdata, subjek dan objek Hukum Perdata, sumber-sumber Hukum Perdata, serta sistematika menurut KUHPerdata.
Jawab: Asas Konkordansi adalah suatu asas yang melandasi diberlakukannya hukum Eropa atau hukum di negeri Belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada Golongan Eropa yang ada di Hindia Belanda (Indonesia pada masa itu).
2. Jelaskan Istilah dan Pengertian Hukum Perdata!
Jawab: Istilah Hukum Perdata Kata-kata perdata sebagaimana dimaksudkan pertama kali secara resmi terdapat dalam perundang-undangan Indonesia ditemui dalam Konstitusi RIS yakni pada Pasal 15 ayat 2, Pasal 144 ayat 1 dan Pasal 158 ayat 1. Dalam UUDS RI Tahun 1950 istilah perdata dapat dilihat pada pasal 15 ayat 2, Pasal 101 ayat 1 dan Pasal 106 ayat 3. Beranjak dari ketentuan –ketentuan tersebut, terutama penggunaan istilah hukum perdata merupakan alih bahasa dari bahasa Belanda yakni burgerlijk recht, hal ini secara resmi dapat dilihat dalam Pasal 102 UUDS, demikian juga dapat dilihat dalam Undang-undang Darurat No. 5 Tahun 1952 Tentang Bank Industri Negara yang termuat dalam Lembaran Negara RI Tahun 1952 No. 21 pada tanggal 20 Pebruari Tahun 1952 dan diundangkan pada tanggal 28 Pebruari Tahun 1952. Padanan istilah yang sama dengan burgerlijk recht tersebut adalah civiel recht dan atau privat recht, dalam hal mana burger diartikan sebagai warga masyarakat, sedangkan privat diartikan dengan pribadi, sebaliknya civiel berarti warga masyarakat. Keadaan tersebut, jika dilihat dalam bahasa Inggrisnya, hukum perdata dikenal dengan istilah civil law. Kata civil berasal dari bahasa Latin yakni “civis”yang berarti warga negara. Hal tersebut berarti, bahwa civil law atau hukum sipil itu merupakan hukum yang mengatur tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan hak-hak warga negara dan atau perseorangan. Beranjak dari itu, jika dilihat dari berbagai literatur yang ditulis para sarjana, juga dijumpai berbagai macam definisi hukum perdata, terkadang satu sama lainnya berbeda-beda, namun tidak menunjukan perbedaan yang tidak terlalu prinsipil. Pengertian Hukum Perdata Secara umum, pengertian hukum perdata yaitu semua peraturan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan dalam hubungan masyarakat.Hukum perdata disebut pula dengan hukum private karena mengatur kepentingan perseorangan.
3. Jelaskan subjek dan objek hukum perdata!
Jawab: Subjek Hukum perdata Subjek Hukum disini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Manusia Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan manusia sebagai subyek hukum yaitu: Pertama, manusia mempunyai hak-hak subyektif. kedua, kewenangan hukum, dalam hal ini kewenangan hukum berarti, kecakapan untuk menjadi subyek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban. b. Badan Hukum Selain manusia badan hukum juga termasuk sebagai subjek hukum. Badan hukum merupakan badan-badan atau perkumpulan. Badan hukum yakni orang yang diciptakan oleh hukum. Oleh karena itu, badan hukum sebagai subjek hukum dapat bertindak hukum (melakukan perbuatan hukum) seperti manusia. Dengan demikian, badan hukum dapat melakukan persetujuan-persetujuan, dengan izin yang sama sekali terlepas dari kekayaan anggota-anggotanya. Oleh karena itu, badan hukum dapat bertindak sebagai perantaraan pengurus-pengurusnya
Objek Hukum Perdata
Obyek Hukum adalah segala sesuatu yang berada di dalam pengaturan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum berdasarkan hak / kewajiban yang dimilikinya atas obyek hukum yang bersangkutan. Jadi obyek hukum itu haruslah sesuatu yang diaturnya diatur berdasarkan hukum. Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BWI, tidak sama dengan bidang disiplin ilmu fisika, di mana dikatakan bahwa bulan itu adalah benda (angkasa), sedangkan dalam pengertian hukum perdata bulan itu bukan (belum) dapat dikatakan sebagai benda, karena tidak / belum ada yang (dapat) memiliki. Pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan sistem tertutup, yaitu orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu, hukum pekerja tunduk (dwingend recht), yaitu harus dipatuhi, tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari yang telah ditetapkan. Pada masa kini, di samping diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur dalam: a. Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, diatur hak hak kebendaan yang berkaitan dengan bumi, udara dan kekayaan yang terkandung didalamnya. b. Undang Undang Merek No.21 Tahun 1961, pembuktian tentang hak atas penggunaan merek dan merek perniagaan. c. Undang Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik. d. Undang Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, tentang pembantuan tentang hak atas tanah dan bangunan diatasnya sebagai verband hipotik dan crediet.
4. Jelaskan Sumber-sumber hukum perdata!
Jawab: Sumber Hukum Perdata Volmare menyatakan, terdapat dua sumber hukum perdata yakni sumber hukum perdata tertulis dan sumber hukum perdata tidak tertulis, yakni kebiasaan. Dibawahi ini adalah sebagian sumber hukum perdata tertulis, antara lain yakni: Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB), adalah ketentuan umum pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia. Burgelik Wetboek (BW) atau KUH Perdata, adalah ketetapan hukum produk Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia menurutu asas koncordantie. KUH Dagang atau Wetboek van Koopandhel (WvK), yakni KUH dagang yang terdiri dari 754 pasal mencakup buku I (tentang dagang secara umum) dan Buku II (tentang hak dan kewajiban yang muncul dalam pelayaran). Undang-Undang No.5 Tahun 1960 mengenai Pokok Agraria, UU ini mencabut pemberlakuan Buku II KUHP yang berhubungan dengan hak atas tanah, kecuali hipotek. Secara umum, UU ini mengatur tentang hukum pertanahan yang mempunyai landasan pada hukum adat. Undang-Undang No.1 Tahun 1996 mengenai ketetapan pokok perkawinan Undang-Undang No.4 Tahun 1996 mengenai hak tanggungan terhadap tanah dan juga benda yang berhubungan dengan tanah Undang-Undang No. 42 Tahun 1996 mengenai jaminan fidusia. Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 mengenai lembaga jaminan simpanan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 mengenai kompilasi hukum Islam.
5. Jelaskan Sistematika menurut KHUPerdata!
Jawab: sistematika tersebut dapat dilihat sebagai berikut : I. Buku I KUHPerdata memuat ketentuan mengenai manusia pribadi dan keluarga (perkawinan) sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketetuan mengenai subjek hukum pribadi dan badan hukum, keduanya sebagai pendukung hak dan kewajiban. II. Buku II KUHPerdata memuat ketentuan mengenai benda dan waris. Sedangkan ilmu pengetahuan hukum mengenai hubungan yang timbul karena hubungan kekeluargaan (perkawinan dan segala akibatnya, perwalian, pengampuan). III. Buku III KUHPerdata memuat ketentuan mengenai perikatan. Sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketentuan mengenai harta kekayaan yang meliputi benda dan perikatan, atau dengan istilah lain adalah hak mutlak[3] dan hak relatif[4] IV. Buku IV KUHPerdata memuat ketentuan mengenai bukti dan daluwarsa. Sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketentuan mengenai pewarisan, sedangkan bukti dan daluarsa termasuk materi hukum perdata formal (hukum acara perdata).