Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fahra Amelia

NIM : 043256731
Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diskusi.8
1. Jelaskan Hukum Positif yang berlaku di Indonesia dibidang Hukum Tata Negara, Hukum
Perdata, dan Hukum Pidana?
2. Bagaimana kaitan antara hukum yang pernah berlaku (sejarah hukum), hukum yang akan
datang (ius contituendum) dan hukum positif yang berlaku sekarang (ius constitutum)?

Jawaban

1. Hukum positif adalah kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis dan tidak tertulis yang
pada saat ini sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan oleh
atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara Indonesia.

a. Hukum positif yang berlaku di Indonesia dalam bidang Hukum Tata Negara di
Indonesia berlakunya hukum perdata, hukum administrasi negara dan hukum pidana
beserta hukum-hukum yang lain karena diberlakukan oleh Pasal 2 Aturan Peralihan
UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945 adalah sumber
Hukum Tata Negara itu sendiri.

b. Hukum positif yang berlaku di Indonesia dalam bidang Hukum Perdata dikodifikasi
ketentuan-ketentuannya ke dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata), KUHP terdiri dari empat buku, yaitu:
i. Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum
keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya hak
keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga,
perceraian dan hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan,
sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan
disahkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
ii. Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum
yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang
berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan
penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi (i) benda berwujud yang
tidak bergerak (misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu);
(ii) benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang
dianggap sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak
berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah,
sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di
undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian
mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku dengan
di undangkannya UU tentang hak tanggungan.
iii. Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang
disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna
yang berbeda), yaitu hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban antara
subyek hukum di bidang perikatan, antara lain tentang jenis-jenis perikatan
(yang terdiri dari perikatan yang timbul dari (ditetapkan) undang-undang dan
perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat dan tata cara
pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang perdagangan, Kitab
undang-undang hukum dagang (KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi
KUHD berkaitan erat dengan KUHPer, khususnya Buku III. Bisa dikatakan
KUHD adalah bagian khusus dari KUHPer.
iv. Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban
subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan
hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan
pembuktian.

c. Hukum positif yang berlaku di Indonesia dalam bidang Hukum Pidana yaitu Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana). Hukum pidana terbagi menjadi dua
bagian, yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana formil. Hukum pidana
materiil mengatur tentang penentuan tindak pidana, pelaku tindak pidana, dan pidana
(sanksi). Di Indonesia, pengaturan hukum pidana materiil diatur dalam kitab undang-
undang hukum pidana (KUHP). Hukum pidana formil mengatur tentang pelaksanaan
hukum pidana materiil. Di Indonesia, pengaturan hukum pidana formil telah disahkan
dengan UU nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana (KUHAP).

2. Hukum positif (ius constitutum) merupakan substansi hukum yang berlaku pada waktu
yang telah ditentukan. Waktu tertentu yang dimaksud disini ketika suatu peristiwa hukum
tertentu. Hukum positif dengan kata lain, hukum yang sedang berlaku, bukan hukum di
masa lampau atau hukum yang dicita-citakan (ius constituendum).
Pembedaan antara ius constitutum dengan ius constituendum diletakkan pada faktor
waktu, yaitu masa kini dan masa mendatang. Dalam hal ini, hukum diartikan sebagai tata
hukum yang diidentikkan dengan istilah hukum positif. Kecenderungan pengertian
tersebut sangat kuat, oleh karena kalangan tertentu berpendapat bahwa “Setelah
diundangkan maka ius constituendum menjadi ius constitutum”

Sumber : BMP ISIP 4130, Modul 11 – Hukum Positif

Anda mungkin juga menyukai