NIM : 41820010
Hukum Perdata II
Hukum Pribadi
Hukum Keluarga
Hukum Kekayaan :
o Hukum Benda
o Hukum Perikatan
Hukum Waris
1. Hukum Pribadi
Hukum pribadi ini dibagi menjadi dua
Dalam arti luas : orang sebagai subyek hukum dan hukum
kekeluargaan
Dalam arti sempit : Orang sebagai subyek hokum
Pengertian Hukum Pribadi adalah seperangkat peraturan hukum yang mengatur
tentang subjek hukum orang pribadi.hukum pribadi ini masuk kedalam golongan
Hukum Perdata Materiil Mengenai Hukum Perdata Materiil telah diuraikan diatas
berdasarkan dari beberapa pendapat, antara lain ada yang mengatakan bahwa Hukum
Perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan perorangan atau
dengan kata lain ketentuan-ketentuan yang mengatur perihal hak dan kewajiban antar
subyek hukum dalam masyarakat. Misalnya mengenai perkawinan, perjanjian, warisan
dll. Ketentuan pokok Hukum Perdata Materiil ini diatur dalam BW/ KUHPerd.
Hukum pribadi mengatur manusia sebagai subjek hukum serta mengatur
kecakapan dalam memiliki hak dan tanggung jawab terhadap tindakannya. Hukum
pribadi merupakan bagian dari hukum materil yang khusus mengatur urusan secara
pribadi atau perorangan serta hubungan antara pribadi dengan pribadi lainnya antar
pribadi. Contohnya urusan kedudukan seseorang, kewarganegaraanya, domisili,
tanggung jawab dalam bertindak dan lain-lain.
2. Hukum Keluarga
3. Hukum Kekayaan
Hukum Benda
Benda (zaak) dalam arti yuridis (Pasal 499 KUH Perdata) adalah
segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik. Benda sebagai objek yang
berlawanan dengan subjek dalam hukum yaitu orang dan badan hukum.
Sistem hukum benda adalah sistem tertutup, artinya orang tidak dapat
mengadakan hak-hak kebendaan yang baru selain yang sudah ditetapkan
dalam undang-undang. Jadi hanya dapat mengadakan hak kebendaan terbatas
pada yang sudah ditetapkan dalam undang-undang saja.
Hukum Perikatan
4. Hukum Waris
Untuk pengertian hukum waris sampai saat ini baik para ahli hukum Indonesia
maupun di dalam kepustakaan ilmu hukum Indonesia, belum terdapat keseragaman
pengertian, sehingga istilah untuk hukum waris masih beraneka ragam. Wirjono
Prodjodikoro, menggunakan istilah "hokum warisan." Hazairin, mempergunakan
istilah "hukum kewarisan" dan Soepomo menyebutnya dengan istilah "hukum waris."
10 Soepomo menerangkan bahwa hukum waris itu memuat peraturan-peraturan yang
mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang-barang harta benda dan
barang-barang yang tak berwujud dari suatu angkatan manusia kepada keturunannya.11
Oleh karena itu, istilah hukum waris mengandung pengertian yang meliputi
kaidahkaidah dan asasasas yang mengatur proses beralihnya harta benda dan hakhak
serta kewajiban-kewajiban seseorang yang meninggal dunia. Dalam rangka memahami
kaidah-kaidah serta seluk beluk hukum waris, hampir tidak dapat dihindarkan untuk
terlebih dahulu memahami beberapa istilah yang lazim dijumpai dan dikenal. Istilah-
istilah dimaksud tentu saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengertian
hukum waris itu sendiri
Waris Istilah ini berarti orang yang berhak menerima pusaka (peninggalan)
orang yang telah meninggal.
Warisan Berarti harta peninggalan, pusaka, dan surat wasiat.
Pewaris Adalah orang yang memberi pusaka, yakni orang yang meninggal
dunia dan
meninggalkan sejumlah harta kekayaan, pusaka, maupun surat wasiat.
Ahli waris Yaitu sekalian orang yang menjadi waris, berarti orang-orang yang
berhak
menerima harta peninggalan pewaris
Mewarisi Yaitu mendapat harta pusaka, biasanya segenap ahli waris adalah
mewarisi harta peninggalan pewarisnya.
Proses pewarisan Istilah proses pewarisan mempunyai dua pengertian atau dua
makna,yaitu:
o berarti penerusan atau penunjukan para waris ketika pewaris masih
hidup.
o berarti pembagian harta warisan setelah pewaris meninggal.
Sumber
https://www.slideshare.net/anggtdwiastuti/resume-hukum-perdata
https://slideplayer.info/slide/4898148/
https://www.ardiarmandanu.com/2019/04/hukum-perikatan.html
http://repository.untag-sby.ac.id/1726/2/Bab%20II.pdf