Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Muhammad Raihan Syahputra

NIM : 41820010
MATA KULIAH : SISTEM POLITIK INDONESIA
DOSEN : ANDRIAS DARMAYADI, S.IP., M.Si., Ph.D

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sistem Politik ! (Nilai : 15)


2. Dari pembelajaran anda mengenai sejarah Politik Indonesia, apa pelajaran terpenting
yang dapat diambil dari pernah kita gunakannya sistem Parlementer dan juga bentuk
negara Federal ! (Nilai : 20)
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Budaya Politik, serta jelaskan apa yang dimaksud
dengan Budaya Politik Parokial, Budaya Politik Kaula dan Budaya Politik Partisipan ! (Nilai
: 25)
4. Dari Pembelajaran anda mengenai Lembaga Kepresidenan Republik Indonesia,
Jelaskanlah apa yang menjadi Tugas dan Wewenang Presiden sebagai Kepala Negara
dan Sebagai Kepala Pemerintahan, serta jelaskan pula apa yang menjadi Kekuasaan
Presiden dibidang Legislatif dan Kekuasaan Presiden di bidang Yudikatif ! (Nilai : 25)
5. Jelaskan mengenai Tugas dan Wewenang dari Wakil Presiden serta jelaskan pula
Kekuasaan presiden mengesahkan RUU yang telah mendapat persetujuan dari DPR!
(Nilai : 15)
Jawaban:
1. Sistem politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari segenap lembaga
atau struktur yang bekerja sama dalam suatu unit kesatuan (negara). Serta
melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu
atau kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara
dengan Negara.

2. Menurut saya pelajaran terpenting yang dapat diambil dari sistem parlementer yaitu
lebih fleksibilitasannya dan tanggapannya untuk publik. dan juga mudah terjadi
penyesuaian pendapat Hal ini karena Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan publik jelas dan juga tidak ada pemisah antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif , selain itu pelajaran terpenting yang dapat di ambil dari bentuk
negara federal bisa Meningkatkan kemampuan warga negara sebagai bentuk
kekuatan mereka untuk mempengaruhi pemerintah yang berlaku, lebih efisien dan
juga dapat memberikan solusi berbeda yang disesuaikan dengan negara masing-
masing, sehingga ketika konflik terjadi, mereka dapat segera diselesaikan dengan
baik.

3. Budaya politik dapat diartikan sebagai pola tingkah laku, norma, nilai serta adat
istiadat yang berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat dan pemerintahan.
Budaya politik lebih mengarah pada bagaimana cara seseorang atau sekelompok
orang memandang sistem politiknya secara kerseluruhan
a. budaya politik parokial: suatu budaya dimana tingkat partisipasi politik
masyarakatnya masih sangat rendah. Tipe yang satu ini sering ditemukan
pada masyarakat tradisional yang sifatnya masih sangat sederhana.
b. Budaya politik kaula/subjek: suatu pembentukan unsur budaya dimana
masyarakatnya cenderung lebih maju di bidang ekonomi maupun sosial.
Meskipun dalam budaya politik ini masyarakat masih relatif pasif, tapi mereka
sudah mengerti tentang adanya sistem politik serta mematuhi undang-undang
dan para aparat pemerintahan.
c. Budaya politik partisipan: suatu budaya dimana masyarakatnya telah
mempunyai kesadaran yang tinggi tentang suatu sistem politik, struktur proses
politik, dan administratif.

4. Tugas dan Wewenang Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan


a. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar (Pasal 4 ayat 1).
b. Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR (Pasal 5 ayat 1)
c. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2)
Tugas dan Wewenang Presiden Sebagai Kepala Negara
a. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara (Pasal 10)
b. Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR (Pasal 11b ayat 1)
c. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
Kekuasaan Presiden dibidang Legislatif
a. Presiden memegang kekuasaan dalam membentuk undang undang dengan
persetujuan dari DPR, hal ini sesuai dengan pasal 4 ayat (1) UUD 1945.
b. Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang, hal ini sesuai dengan pasal 22 ayat (1) UUD 1945.

Kekuasaan Presiden di bidang Yudikatif


a. Presiden berkewenangan memberi GRASI, yakni ampunan yang diberi pada
mereka yang telah dijatuhi hukuman dengan tetap memperhatikan pertimbangan
MA.
b. Presiden berkewenangan memberi AMNESTI, yakni ampunan atau penghapusan
hukuman pada seorang atau sekelompok orang yang dihukum karena melakukan
tindakan pidana. Pemberian Amnesti ini harus atas perimbangan DPR.
c. Presiden berkewenangan memberi ABOLISI, yakni penghapusan atau peniadaan
hukuman pidana dengan berdasar pada pertimbangan DPR.

5. Tugas Wakil Presiden


a. Membantu presiden dalam melakukan kewajibannya
b. Menggantikan presiden sampai habis waktunya jika presiden meninggal dunia,
berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatan yang
telah ditentukan
c. Memperhatikan secara khusus, menampung masalah yang perlu penanganan
menyangkut bidang tugas kesejahteraan rakyat

Wewenang Wakil Presiden

a. Menjadi wakil presiden


Wewenang wakil presiden yakni menggantikan atau mewakili presiden saat
melaksanakan tugas dan kewajiban serta wewenang jabatan presiden namun
sebelumnya telah mendapatkan perintah atau diberi kuasa oleh presiden
b. Membantu presiden
Wakil presiden berwenang untuk membantu presiden di dalam tugas yang
sudah tercantum di undang-undang.

c. Pengganti presiden
Wakil presiden tidak lagi disebut wakip presiden melainkan menjadi presiden
dan tidak terjadi rangkap jabatan dengan alasan yang sudah di atur.
Kekuasaan presiden mengesahkan RUU yang telah mendapat persetujuan dari
DPR
Rancangan Undang-Undang dapat diajukan oleh DPR atau Presiden. RUU yang
diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan LPND sesuai dengan
lingkup tugas dan tanggung jawabnya. RUU ini kemudian diajukan dengan surat
Presiden kepada DPR, dengan ditegaskan menteri yang ditugaskan mewakili
Presiden dalam melakukan pembahasan RUU di DPR. DPR kemudian mulai
membahas RUU dalam jangka waktu paling lambat 60 hari sejak surat Presiden
diterima. RUU yang telah disiapkan oleh DPR disampaikan dengan surat pimpinan
DPR kepada Presiden .Presiden kemudian menugasi menteri yang mewakili untuk
membahas RUU bersama DPR dalam jangka waktu 60 hari sejak surat Pimpinan DPR
diterima. Pembahasan RUU di DPR dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau
menteri yang ditugasi, melalui tingkat-tingkat pembicaraan, dalam rapat
komisi/panitia/alat kelengkapan DPR yang khusus menangani legislasi, dan dalam
rapat paripurna. Apabila RUU tidak mendapat persetujuan bersama, RUU tersebut
tidak boleh diajukanlagi dalam persidangan masa itu. RUU yang telah disetujui
bersama oleh DPR dan Presiden disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden
untuk disahkan menjadi UU, dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sejak tanggal
persetujuan bersama. RUU tersebut disahkan oleh presiden dengan menandatangani
dalam jangka waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui oleh DPR dan Presiden. Jika
dalam waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama tidak ditandatangani oleh
Presiden, maka RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai