Anda di halaman 1dari 5

Mencabut mandat dan memberhent ikan presiden dalam masa jabat annya apabila

presiden/mandat aris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;

Mengubah undang-undang.

Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahan tertinggi di bawah


MPR

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerint ah negara t ert inggi. Presiden selain
diangkat oleh majelis juga harus t unduk dan bert anggung jawab kepada majelis. Presiden
adalah Mandat aris MPR yang wajib menjalankan put usan-put usan MPR.

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat

Presiden t idak bert anggung jawab kepada DPR, t et api DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerint ah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam
pembent ukan undang-undang t ermasuk APBN. Unt uk mengesahkan undang-undang, presiden
harus mendapat perset ujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislat if ialah hak inisiat if, hak
amendemen, dan hak budget .

Hak DPR di bidang pengawasan meliput i:[5]

Hak t anya/bert anya kepada pemerint ah

Hak int erpelasi, yait u memint a penjelasan at au ket erangan kepada pemerint ah

Hak Mosi (percaya/t idak percaya) kepada pemerint ah

Hak Angket , yait u hak unt uk menyelidiki sesuat u hal

Hak Pet isi, yait u hak mengajukan usul/saran kepada pemerint ah.

Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung


jawab kepada DPR

Presiden memiliki wewenang unt uk mengangkat dan memberhent ikan ment eri negara. Ment eri
ini t idak bert anggung jawab kepada DPR, t et api kepada presiden. Berdasarkan hal t ersebut ,
berart i sist em kabinet kit a adalah kabinet kepresidenan/presidensiil.

Kedudukan Ment eri Negara bert anggung jawab kepada presiden, t et api mereka bukan pegawai
t inggi biasa, ment eri ini menjalankan kekuasaan pemerint ah dalam prakt iknya berada di bawah
koordinasi presiden.

Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas


Kepala Negara t idak bert anggung jawab kepada DPR, t et api ia bukan dikt at or, art inya
kekuasaan t idak t ak t erbat as. Ia harus memperhat ikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena t idak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggot a DPR
merangkap menjadi anggot a MPR. DPR sejajar dengan presiden.[5]

Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :[6]

Menjamin adanya keikut sert aan rakyat dalam kehidupan bernegara, misalkan:
1. Ikut menyukseskan Pemilu

2. Ikut menyukseskan pembangunan

3. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawarat an.


Menjamin t et ap t egaknya negara RI

Menjamin t et ap t egaknya negara kesat uan RI yang mempergunakan sist em konst it usional

Menjamin t et ap t egaknya hukum yang bersumber pada Pancasila

Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang ant ara lembaga negara

Menjamin adanya pemerint ahan yang bert anggung jawab.

Demokrasi Deliberatif

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyat an yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarat an/ perwakilan”.[7]
Dengan demikian berart i demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberat if.[7]

Dalam demokrasi deliberat if t erdapat t iga prinsip ut ama:[7]

1. prinsip deliberasi, art inya sebelum mengambil keput usan perlu melakukan pert imbangan
yang mendalam dengan semua pihak yang t erkait .

2. prinsip reasonableness, art inya dalam melakukan pert imbangan bersama hendaknya ada
kesediaan unt uk memahami pihak lain, dan argument asi yang dilont arkan dapat
dipert anggungjawabkan secara rasional.

3. prinsip kebebasan dan keset araan kedudukan, art inya semua pihak yang t erkait memiliki
peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pert imbangan,
dan gagasannya secara t erbuka sert a kesediaan unt uk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberat if diperlukan unt uk menyat ukan berbagai kepent ingan yang t imbul
dalam masyarakat Indonesia yang het erogen.[7] Jadi set iap kebijakan publik hendaknya lahir dari
musyawarah bukan dipaksakan.[7] Deliberasi dilakukan unt uk mencapai resolusi at as t erjadinya
konflik kepent ingan.[7] Maka diperlukan suat u proses yang fair demi memperoleh dukungan
mayorit as at as sebuah kebijakan publik demi suat u ket ert iban sosial dan st abilit as nasional.[7]

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

Bidang ekonomi

Demokrasi Pancasila menunt ut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.[7]


Pemerint ah memberikan peluang bagi t erwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan menjamin
t egaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bent uk hegemoni kekayaan alam at au
sumber-sumber ekonomi harus dit olak agar semua rakyat memiliki kesempat an yang sama
dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program
ekonomi bant eng t ahun 1950, Sumit ro plan t ahun 1951, Rencana lima t ahun pert ama t ahun
1955 s.d. t ahun 1960, Rencana delapan t ahun dan t erakhir dalam Repelit a kesemuanya malah
menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.[7] Hal ini dit ujukan unt uk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila.[7]
Maka secara kongkrit , rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen dalam
menent ukan kebijakan ekonomi.[7]

Bidang kebudayaan nasional

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilit asi dari pihak pemerint ah agar keunikan dan
kemajemukan budaya Indonesia dapat t et ap dipert ahankan dan dit umbuhkembangkan
sehingga kekayaan nilai-nilai yang t erkandung di dalamnya dapat t erpelihara dengan baik.[7]
Terdapat penolakan t erhadap uniformit as budaya dan pemerint ah mencipt akan peluang bagi
berkembangnya budaya lokal sehingga ident it as suat u komunit as mendapat pengakuan dan
penghargaan.[7]

Referensi

1. Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amendemen UUD
1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan Pustaka. hlm. 141. ISBN 9794334421.

2. Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas XII SMA. Cet.1. Bandung: Grafindo
Media Pratama.Hlm25-27.

3. Meyer T. 2002. Cara Mudah Memahami Demokrasi (http://delouvylux.webng.com/download/kuliah_


tphp/pendidikan_kewarganegaraan/memahami_demokrasi.pdf.) Diakses pada 14 Apr 2010.
4. FPDI. 1998. Tap MPR RI (http://222.124.250.252/mpr/video/risalah/7/26/Risalah_1602200617273
1.pdf.) Diakses pada 15 Apr 2010.

5. Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.Hlm 4-5.

6. Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang : Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.Hlm 27.

7. Ujan AA,et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK
Universitas Atma Jaya Jakarta.Hlm 4-7.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Demokrasi_Pancasila&oldid=19219017"


Terakhir disunting 1 bulan yang lalu oleh HsfBot

Wikipedia
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai