DPR mempunyai fungsi yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dijalankan
dalam kerangka representasi rakyat.
1. Legislasi
2. Anggaran
3. Pengawasan
DPR mempunyai beberapa hak, yaitu; hak interpelasi, hak angket, hak imunitas, dan
hak menyatakan pendapat.
1. Hak Interpelasi
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah
mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Hak Angket
3. Hak Imunitas
Hak imunitas adalah kekebalan hukum di mana setiap anggota DPR tidak dapat
dituntut di hadapan dan di luar pengadilan karena pernyataan,
pertanyaan/pendapat yang dikemukakan secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-
rapat DPR, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode
etik.
Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas:
a. Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah
air atau di dunia internasional
b. Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket
c. Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran
hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
Anggota DPR tidak boleh merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya,
hakim pada badan peradilan, pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, pegawai
pada BUMN/BUMD atau badan lain yang anggarannya bersumber dari
APBN/APBD. Anggota DPR juga tidak boleh melakukan pekerjaan sebagai
pejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan,
advokat/pengacara, notaris, dokter praktik dan pekerjaan lain yang ada
hubungannya dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR.
i. Penyidikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dalam
sidang paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR yang merupakan lembaga
tertinggi negara memiliki kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden dengan suara terbanyak, namun sejak reformasi bergulir,
kewenangan itu dicabut sendiri oleh MPR. Perubahan kewenangan tersebut
diputuskan dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia ke-7 (lanjutan 2) tanggal 09 November 2001, yang
memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat, Pasal 6A ayat (1).
MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum. Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan Presiden.
Sebelum reformasi, MPR terdiri atas anggota DPR, utusan daerah, dan utusan
golongan, menurut aturan yang ditetapkan undang-undang. Jumlah anggota MPR
periode 2009–2014 adalah 692 orang yang terdiri atas 560 Anggota DPR dan 132
anggota DPD. Masa jabatan anggota MPR adalah 5 tahun, dan berakhir
bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Anggota MPR sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara
bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang
paripurna MPR. Anggota MPR yang berhalangan mengucapkan sumpah/janji
secara bersama-sama, mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh pimpinan
MPR.
Hak anggota
Kewajiban anggota
Pimpinan
Pimpinan MPR terdiri atas 1 (satu) orang ketua yang berasal dari anggota DPR
dan 4 (empat) orang wakil ketua yang terdiri atas 2 (dua) orang wakil ketua
berasal dari anggota DPR dan 2 (dua) orang wakil ketua berasal dari anggota
DPD, yang ditetapkan dalam sidang paripurna MPR. Namun pada periode 2014 -
2019 pemilihan pimpinan MPR dilaksanakan dengan mengajukan 2 paket yang
di usung oleh dua koalisi besar (KMP dan KIH) dengan struktur terdiri 4 orang
dari DPR dan 1 orang dari DPD.
Panitia Ad Hoc
Panitia ad hoc MPR terdiri atas pimpinan MPR dan paling sedikit 5% (lima
persen) dari jumlah anggota dan paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah
anggota yang susunannya mencerminkan unsur DPR dan unsur DPD secara
proporsional dari setiap fraksi dan Kelompok Anggota MPR.
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
a. sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untuk memutus usul DPR
untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
b. sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untuk mengubah dan
menetapkan UUD
c. sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah Anggota MPR sidang-sidang lainnya
d. Putusan MPR sah apabila disetujui:
e. sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir untuk memutus
usul DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
f. sekurang-kurangnya 50%+1 dari seluruh jumlah Anggota MPR untuk
memutus perkara lainnya.
Pimpinan Tetap
Pimpinan tetap DPD terdiri dari seorang ketua dan beberapa wakil ketua.
ANGGOTA :