Anda di halaman 1dari 7

Ujian Akhir Semester

Kewarganegraan
Dosen : Bagdawansyah Alqadri, S.Pd., M.Pd

Nama : MAHARANI

NIM : E1B020080

Kelas : 1C

Soal
1. Jelaskan mengapa Pendidikan Kewarganegaraan dianggap penting untuk dipelajari.
2. Sebutkan dan jelaskan lembaga Negara yang ada di Indonesia sesuai dengan yang tercantum
dalam UUD 1945
3. Seorang warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang telah diatur dalam suatu Negara
ketika telah memiliki status kewarganegaraan yang jelas. Apa yang dimaksud dengan
Apatride, Bipatride, Ius Soli dan Ius Sanguinis. Jelaskan dan berikan contohnya.
4. Korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan suatu yang biasa ditemukan di Negara kita.
Perilaku tersebut sudah mengakar rumput atau dengan kata lain sudah menjadi kebiasaan
dalam masyarakat. Menurut anda mengapa sampai hal ini terjadi dan berikan solusi untuk
bisa terbebas dari hal tersebut.
5. Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (3) disebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela Negara, sesuai dengan amanah dari aturan tersebut seluruh warga
Negara wajib turut andil dalam pembelaan Negara dengan didukung oleh beberapa unsur,
sebutkan dan jelaskan.
Jawab
1. Pendidikan kewarganegaraan dianggap penting untuk dipelajari, karena pendidikan
kewarganegaraan merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kembali semangat
kembangsaan generasi muda dan mengukuhkan semangat bela Negara sebagaimana
penjelasan pasal 35 ayat (3) UU RI No.12 Tahun 2012 “ Pendidikan Kewarganegaraan
dimaksud untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air”. Selain itu, cakupan materi yang ada dalam pendidikan kewarganegaraan
sangat penting seperti hak asasi manusia, hak dan kewajiban sebagai warga Negara
Indonesia, bela Negara, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik, dan lainnya semua
cakupan materi yang termuat dalam Pendidikan Kewarganegaran akan membentuk peserta
didik menjadi warga Negara yang baik, yang akan memupuk jiwa patriotisme, nasionalisme
dan kesadaran berbangsa dan bernegara.
2. lembaga Negara yang ada di Indonesia sesuai dengan yang tercantum dalam UUD 1945
yaitu,
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

MPR merupakan, lembaga legislatif yang merupakan salah satu lembaga tinggi Negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang dipilih melalui pemilihan umum dan berwenang
mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.

 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan salah satu lembaga tinggi Negara dalam ketatanegaraan Indonesia yang
merupakan lembaga perwakilan rakyat yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
dimana, DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dan memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan serta mempunyai hak interpelasi, hak
angket dan hak menyatakan pendapat.
 Dewan Perwakilan Daerah
DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga Negara
yang terdiri atas wakil-wakil dari provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum yang
memiliki tugas dan wewenang mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah, pembentukan dan pemekeran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR serta melakukan pemantauan dan
evaluasi atas rancangan peratiran daerah dan peraturan daerah. Dimana, anggota DPD dari
setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggotanya tidak lebih dari sepertiga
jumlah anggota DPR.
 Presiden dan Wakil Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif. Maksudnya, presiden
mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan
sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. setelah amandemen UUD
1945 presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan
umum. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
 Mahkamah Agung
Mahkamah Agung (MA), merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung
adalah pengadilan tertinggi di Indonesia yang memiliki kewajiban dan berwenang mengadili
pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-
undang, mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi, memberikan pertimbangan dalam
hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.
 Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. Mahkamah Konstitusi berkedudukan di ibu kota Negara, mempunyai sembilan
orang anggota hakim kontitusi yang ditetapkan dengan keputusan presiden. Dimana, susunan
Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua
merangkap anggota dan tujuh orang anggota hakim konstitusi. Ketua dan wakil ketua dipilih
dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan selama tiga tahun, dengan wewenang dan
kewajiban sesuai dengan Pasal 24 C UUD 1945 yaitu, mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD,
memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD, memutuskan pembubaran partai politik, memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum, serta wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UUD.
 Komisi Yudisial
Komisi Yudisial merupakan lembaga Negara yang bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
 Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan lembaga Negara yang bertugas memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka
anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan
oleh presiden.
3. -Apatride merupakan keadaan dimana seseorang tidak memiliki kewarganegaraan.
Contohnya, suami istri warga negara Australia yang menganut asas ius soli, melahirkan
seorang anak di Jepang yang menganut asas ius sanguinis. Maka anak ini tidak memiliki
kewarganegaraan karena orang tuanya bukan warga negara Jepang yang menganut asas ius
sanguinis sehingga anak ini tidak mendapatkan kewarganegaraan Jepang. Anak ini juga tidak
mendapat kewarganegaraan Australia karena tidak lahir di Australia yang menganut asas ius
soli.
-Bipatride merupakan keadaan seseorang yang memiliki kewarganegaraan ganda.
Contohnya, suami istri warga negara Jepang yang menganut asas ius sanguinis, melahirkan
seorang anak di Australia yang menganut asas ius soli. Maka anak ini memiliki
kewarganegaraan ganda karena anak ini lahir di Australia yang menganut asas ius soli maka
anak ini mendapatkan kewarganegaraan Australia dan juga mendapat kewarganegaraan
Jepang karena orang tua anak tersebut merupakan warga negara Jepang yang menganut asas
ius sanguinis.
-Ius Soli merupakan hak seseorang untuk mendapatkan kewarganegaraan berdasarkan tempat
lahir di wilayah dari suatu Negara.
Contohnya, seseorang yang lahir di Australia yang menganut asas Ius Soli kan menjadi warga
Negara Australia walaupun orang tuanya dari jerman.
-Ius Sanguinis merupakan meruapakan hak seseorang untuk mendapatkan kewarganegaraan
berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya.
Contohnya, seseorang yang lahir di Indonesia, sedangkan orang tuanya warga Negara
Belanda yang menganut asas ius sanguinis sehingga seseorang tersebut tetap menjadi
warganegara Belanda.
4. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme merupakan suatu hal yang biasa dijumpai di Indonesia.
Menurut saya hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran bela Negara yang dimiliki masyarakat
khususnya para petinggi yang melakukan tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta
pelaksanaan hukum yang belum tegas dalam menangani permasalahan seperti ini. Pertama,
mengenai kesadaran bela Negara yang masih kurang, hal ini dapat kita lihat bahwa banyak
sekali siaran atau tayangan di berbagai media yang menampilkan permasalahan korupsi,
kolusi, dan nepotisme yang di lakukan oleh para petinggi-petinggi Negara bahkan para
petinggi-petinggi Negara ini paham betul mengnai makna daripada bela Negara. Tentunya
yang menjadi petinggi Negara adalah orang-orang terpilih yang memiliki kecerdasan tetapi
cerdas saja tidak cukup untuk memimpin Negara, kita masih kekurangan orang baik. Karena
banyak orang cerdas tapi tidak memiliki perilaku atau attitude yang baik, seperti para petinggi
Negara yang melakukan tindakan yang menyimpang karena kurangnya kesadaran akan bela
Negara. Kemudian kedua, mengenai pelaksanaan hukum yang masih belum tegas menangani
masalah korupsi, kolusi dan nepotime, hal ini dapat kita lihat bahwa hukuman atau sanksi
yang diberikan kepada pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme belum sepenuhnya memberikan
efek jera terhadap pelaku. Bahkan dapat dikatakan pelaksanaan hukum bersifat tumpul ke
atas sementara runcing ke bawah. Dimana rakyat biasa di hakimi mati-matian sementara para
petinggi yang melakukan penyimpangan diberikan perlakuan khusus. Hal ini membuat para
pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme seakan-akan tidak takut terhadap sanksi atau hukuman
yang akan mereka alami. Solusi dari permasalahan korupsi, kolusi dan nepotisme dapat kita
lakukan dengan meningkatkan kesadaran bela Negara, yang dapat kita lakukan dengan
mempelajari PPKn sebagai mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan yang menjadi
wadah penyadaran untuk membentuk manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air, penanaman kesadaran bela Negara juga dapat dilakukan dengan sosialisasi atau
melalui penayangan yang mendidik yang dapat disiarkan di berbagai media. Selain itu,
semua elemen masyarakat sebagai warga Negara haruslah saling bekerja sama mewujudkan
suasana yang terbebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, para pemimpin haruslah
memberikan teladan yang baik agar terjalin suatu hubungan yang baik pula antar pemimpin
dengan masyarakat. Kemudian solusi terhadap permasalahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
juga dapat dilakukan dengan memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme agar para pelaku mendapat efek jera sehingga tidak berani melakukan
tindakan itu lagi. Seperti hukuman mati yang di terapkan di China, Korea Selatan, dan
Negara lainnya untuk para koruptor sehingga tingkat korupsi disana semakin menurun.
Dengan diterapkannya hukuman mati, para pelaku
5. Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (3) bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela Negara, sesuai dengan amanah dari aturan tersebut seluruh warga Negara
wajib turut andil dalam pembelaan Negara dengan didukung oleh beberapa unsur yaitu,
- Cinta terhadap Tanah Air.
Cinta tanah air adalah perasaan cinta terhadap bangsa dan negara. Karena cinta terhadap
tanah air maka dengan sepenuh hati rela berkorban untuk membela bangsa dan negara dari
setiap ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Pada hakikatnya cinta tanah air adalah
kebanggaan menjadi bagian dari tanah air dan bangsa yang pada ujungnya ingin berbuat
sesuatu untuk mengharumkan nama tanah air dan bangsa.
- Sadar berbangsa dan bernegara.
Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang
hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia.
- Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
Keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara, merupakan salah satu nilai dari
kesadaran bela Negara yang ditanamkan kepada setiap warga negara. Pemahamaman
Pancasila sebagai ideologi negara serta bukti nyata akan kesaktian Pancasila dalam
perjalanan sejarah bangsa yang tertanam dalam sanubari setiap warga negara yang memiliki
hak dan kewajiban dalam upaya bela negara.
- Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia.
Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia merupakan sikap yang berani, pantang
menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan Negara dengan rela mengorbankan waktu,
tenaga, pikiran dan harta-benda untuk kepentingan umum. Atau dengan pengabdian tanpa
pamrih yang diberikan oleh warga negara terhadap tanah tumpah darah dengan penuh
kesadaran, keikhlasan dan tanggung jawab untuk mempertahankan kelangsungan kejayaan
bangsa dan negara Republik Indonesia.
- Memiliki kemampuan awal bela Negara
Memiliki kemampuan awal bela Negara merupakan sifat disiplin, menaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku, percaya kemampuan diri sendiri, tahan uji, pantang
menyerah dalam menghadapi kesulitan untu mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.
Selain itu upaya bela Negara sesuai amanat pasal 27 ayat (3) bahwa setiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara,dimana seluruh warga Negara
wajib turut andil dalam pembelaan Negara dengan didukung oleh beberapa unsur atau
kompenen yaitu,
- Komponen Utama.
Komponen Utama dalam Sistem Pertahanan Negara adalah Tentara Nasional Indonesia
(TNI) yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan TNI ini meliputi TNI
AD, TNI AL, dan TNI AU. Kemudian kepolisian yang berperan memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakatmenegakkan hukum dan memberikan pengayoman.
- Komponen Cadangan.
Komponen Cadangan adalah sumber daya nasional berunsurkan warga negara, sumber daya
alam, sumber daya buatan, sarana dan prasaran nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan
komponen Utama
- Komponen pendukung.
Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.

Anda mungkin juga menyukai