Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAB 5-9

HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA


5.1. PENGERTIAN WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal istilah warga kampung, warga desa, warga kota,
warga masyarakat dan seterusnya. Warga mengandung arti anggota dari suatu organisasi
perkumpulan. Dengan demikian, warga negara dapat diartikan sebagai anggota dari suatu negara.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan dan
kemunduran suatu negara. Oleh sebab itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu
negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum
negara menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, terlebih dahulu negara harus
mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara, dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal
28E ayat (1) UUD 1945.
5.2. ASAS KEWARGANEGARAAN
Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang. Sebagai
seorang warga negara maka ia berhak mendapatkan perlindungan hukum dari negara, serta
menerima hak dan kewajibannya.
Ketentuan tentang status kewarganegaraan penting diatur dalam peraturan perundangan dari
negara. Peraturan perundangan inilah yang kemudian dijadikan asas untuk penentuan status
kewarganegaraan seseorang. Setiap negara bebas menetapkan asas kewarganegaraan, karena
setiap negara memiliki budaya, sejarah, dan tradisi yang berbeda satu sama lain.
Dalam asas kewarganegaraan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006, dikenal dua pedoman, yaitu:
(1) Asas kewarganegaraan umum, dan
a. Asas kelahiran
b. Asas keturunan
c. Asas kewarganegaraan tunggal
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas
(2) Asas kewarganegaraan khusus
a. Asas kepentingan nasional
b. Asas perlindungan maksimum
c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan
d. Asas kebenaran substansif
e. Asas non-diskriminatif
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM
g. Asas keterbukaan
h. Asas publisitas

Seseorang tidak boleh memegang status dua kewarganegaraan. Oleh sebab itu, apabila
seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena kelahiran dan keturunan
sekaligus, maka pada saat dewasa harus memilih satu.

5.3. MASALAH STATUS KEWARGANEGARAAN


Masalah status kewarganegaraan seseorang akan muncul apabila asas kewarganegaraan tersebut
di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah negara, sehingga mengakibatkan terjadinya beberapa
kemungkinan berikut:
1. Apatride, adalah seseorang yang tidak memiliki status kewarganegaraan.
2. Bipatrid, adalah seseorang uang memiliki dua kewarganegaraan (kewarganegaraan
ganda).
3. Multipatride, seseorang yang memiliki lebih dari dua status kewarganegaraan.
Untuk memcahkan masalah diatas, di Indonesia dinyatakan dalam UUD 1945 Pasal 28E
ayat (4) bahwa seetiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Oleh sesbab itu, melalui
UU N0. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia dinyatakan bahwa cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah:
1. Karena kelahiran.
2. Karena pengangkatan.
3. Karena dikabulkan permohonan.
4. Karena kewarganegaraan.
5. Karena perkawinan.
6. Dan karena pernyataan.

5.4. SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN INDONESIA


Untuk mengatasi masalah kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur tata cara memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 62 Tahun 1958 dan diperbarui dalam UU 12 Tahun
2006 yang melipitu delapan cara:
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
2. Pada waktu mengajukan permohonan kewarganegaraan telah tinggal di negara RI paling
singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD negara RI tahun
1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana.
6. Tidak berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

5.5. HAK WARGA NEGARA INDONESIA


Hak warga negara Indonesia diatur dalam pasal 27 sampai dengan 34 UUD 1945, yaitu:
a. Hak persamaan kedudukan di dalam hukum pemerintahan.
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
c. Hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
d. Hak berpendapat, berkumpul, dan berserikat.
e. Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup serta kehidupannya.
f. Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.
g. Hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskrimansi.
h. Hak mengembangkan diri.
i. Hak pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil.
j. Hak kebebasan memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaanya.
k. Hak untuk mendapatkan Pendidikan.

5.6. KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA


Kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam pasal 27 ayat 1 dan 3 pasal 28J, pasal 30 ayat 1
dan pasal 31 ayat 2 UUD 1945 yaitu:
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan.
2. Wajib membela negara.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
4. Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
5. Wajib ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara.
6. Wajib untuk mengikuti Pendidikan dasar.
Kewajiban qarga negara ini pada dasarnya adalah hak negara. Oleh karena negara memiliki sifat
memaksa dan mencakup semuanya, maka negara memiliki hak untuk menuntut warga negara
mentaati dan melaksanakan hukum-hukum yang berlaku.
5.7. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB
Karakteristik adalah sifat yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia, sehingga muncul
suatu identitas yang mudah dikenali sebagai warga negara. Sejumlah sifat dan karakter warga
negara indonesia adalah sebagai berikut:
1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab.
2. Bersikap kritis.
3. Melakukan diskusi dan dialog.
4. Bersikap terbuka.
5. Rasional.
KONSTITUSI DAN RULE OF LAW
6.1. PENGERTIAN DAN DEFINISI KONSTITUSI
Jadi konstitusim menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang terdapat dengan nyata dalam
suatu negara.
6.2. HAKIKAT DAN FUNGSI KONSTITUSI
Suatu negara tidak akan dapat berjalan dengan baik jika terdapat konstitusi di dalamnya.
Konstitusi digunakan sebagai rambu-rambu untuk menetapkan serta melaksanakan politik dan
strategi nasional sebuah negara.
Pada hakikatnya, konstitusi (UUD) itu berisi tiga hal pokok, yaitu:
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya.
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.

6.2.1. Fungsi Konstitusi (UUD)


Konstitusi (UUD) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memiliki arti
yang sangat penting. Hal ini berarti konstitusi (UUD) menjadi “tali” pengikat setiap warga
negara dan Lembaga negara dalam kehidupan negara.
Secara khusus, fungsi konstitusi (UUD) dalam negara demokrasi dan negara demokrasi dan
negara komunis adalah:
a. Fungsi konstitusi (UUD) dalam Negara Demokrasi Konstitusional
1. Membatasi kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang.
2. Sebagai cara yang efektif dalam membagi kekuasaan.
3. Sebagai perwujudan dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati oleh rakyat dan
penguasanya,
b. Fungsi konstitusi (UUD) dalam Negara Komunis
1. Sebagai cerminan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam perjuangan kea
rah masayarakat komunis.
2. Sebagai pencatatan formal (legal) dari perjuangan yang telah dicapai.
3. Sebagai dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dan dapat
diubah setiap kali ada pencapaian kemajuan dalam masyarakat komunis.
6.3. PENGERTIAN RULE OF LAW
Penegakan hukum atau rule of law merupakan suatu doktrin dalam hukumyang mulai
muncul pada abad ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara berdasar hukum (konstitusi)
dan demokrasi kehadiran rule of law boleh disebut sebagai reaksi dan koreksi terhadap negara
absolut (kekuasaan di tangan penguasa) yang telah berkembang sebelumnya.
Ada tidaknya penegakan hukum, tidak cukup hanya ditentukan oleh adanya hukum
saja, akan tetapi lebih dari itu. Penegakkan hukum menjadi bagian penting dalam upaya
penegakkan hukum sehingga tercipta rasa keadilan bagi seluruh masyarakat tanpa membeda-
bedakan statusnya.
6.4. LATAR BELAKANG RULE OF LAW
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-19, bersamaan
dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan dengan tumbuh suburnya
demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan negara dan sebagai
reaksi terhadap absolut yang berkembang sebelumnya.
6.5. FUNGSI RULE OF LAW
Dengan demikian, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat,
terutama keadilan sosial.
6.6. DINAMIKA PELAKSANAAN RULE OF LAW
Pelaksanaan the rule of law mengandung keinginan untuk terciptanya negara hukum, yang
membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan

Anda mungkin juga menyukai