Anda di halaman 1dari 47

STUDIO TUGAS AKHIR

PERIODE 89

PERANCANGAN STADION BRANTAS KOTA BATU


DENGAN PENDEKETAN ARSITEKTUR METAFORA
(STANDAR FIFA)

DISUSUN OLEH :
BAGAS ADY PANGESTU – 41218120029

DOSEN PEMBIMBING:
WIBISONO BAGUS NIMPUNO, ST., M.Sc.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS MERCU BUANA
2023
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sepak bola merupakan olahraga paling popular dan digemari di Indonesia


bahkan juga di dunia saat ini. Dengan jumlah penggemar mencapai 3,5 miliyar
orang di dunia (Saputra, 2017) menjadikan sepak bola sebagai oalhraga yang
sangat diminati oleh segala lapisan masyarakat, sehingga sepak bola dapat
fungsi sebagai alat pemersatu dan fungsi-fungsi sosial lainnya. Olahraga ini
Sekaran sudah berkembangan menjadi suatu industry, yaitu industry sepakbola
yang harus dapat dikelola secara professional agar mendatangkan fungsi
ekonomi.
Stadion merupakan sarana paling penting dalam olahraga sepak bola.
Stadion berasal dari kata stadium yang diangkat dari Bahasa Yunani, yang
berarti tempat pertandingan berbagai kegiatan olahraga dengan tempat duduk
atau berdiri yang menanjak di sekelilingnya untuk penonton (Fulton, Rengkung
and Makarau, 2016). Stadion harus mampu memberikan suatu kenyamanan dan
keamanan baik bagi penonton maupun pemain, sesuai dengan standar
perancaan bangunan stadion. Salah satu standar yang digunakan dalam
perencanaan stadion adalah standar yang diatur oleh FIFA sebagai badan yang
berwenang menangani masalah persepakbolaan di dunia. Di Indonesia sendiri
saat ini baru memiliki 8 stadion bertaraf Internasional yang memenuhi standar
FIFA yaitu Stadion Utama Glora Bung Karno di Jakarta, Stadion Bandung
Lautan Api di Bnadung, Stadion Glora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Utama
Riau di Riau, Stadion Jakabaring di Palembang, Stadion Aji Imbut di
Tenggarong, Stadion Plaran di Samarinda, dan Stadion Pakansari (Kobo, 2018).

Malang mempunyai potensi yang besar untuk memiliki sebuah stadion


berstandar Internasional. Karena di Malang sendiri mempunyai banyak klub
sepak bola professional misalnya: AREMA FC, PERSEMA, PERSIKOBA dan
METRO FC. Klub kebanggaan Kota Batu yaitu PERSIKOBA yang ber
homebase di Stadion Brantas dan salah satu klub yang bermain di Liga 1
Indonesia adalah Arema FC

Di sisi lain masyarakat Kota Batu sangat menyukai olahraga sepakbola, hal
ini dapat terlihat dengan banyaknya terdapat klub sepakbola, dalam mewadahi
kegemaran dan antusias masyarakat perlu di kembalikan fungsi Stadion Brantas
yang berstandar Internasional agar klub-klub sepak bola yang ada di Kota Batu
bisa tampil di kasta tertinggi sepakbola di Indonesia yaitu Liga 1 Indonesia yang
mengharuskan semua tim yang tampil di Liga 1 harus memiliki satdion yang
sesuai standar BLI yang mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh AFC dan
FIFA

Stadion Brantas merupakan salah satu stadion di Malang, saat ini Stadion
Brantas digunakan sebagai tempat relokasi pasar dan sudah kurang layak,
dengan meredesain Stadion Brantas sesuai standar FIFA maka stadion ini
berpeluang untuk menjadi salah satu venue dalam ajang Internasional tersebut,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Batu.

Penerapan redesain Stadion Brantas mengambil pendekatan arsitektur


metafora suatu objek yaitu pegunungan di daerah Malang, Stadion Brantas ini
terletak di kaki Gunung Kawi dan diapit oleh 3 buah gunung yaitu Gunung
Paderman (2010 meter), Gunung Arjuna (3339 meter), Gunung Welirang (3156
meter), Jadi bisa dikatakan pendekatan arsitektur metafora dijadikan sebagai
dasar rancangan, karena pendekatan arsitektur metafora tidak hanya mengacu
pada bentuk tetapi juga mengacu pada sifat dan sistem dari objek alam yang
diambil.

1.2 Pernyataan Masalah


Berdasarkan latas belakang diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan
sebagai berikut :

1. Bagaimana rancangan redesain Stadion Brantas Kota Batu sesuai dengan


standar FIFA ?
2. Bagaimana rancangan redesain Stadion Brantas Kota Batu dengan pendekatan
Metafora?

1.3 Maksud dan Tujuan Rancang


1.3.1 Maksud
Adapun maksud dari perancangan ini adalah merencanakan dan merancang
stadion berstandar FIFA, masyarakat Kota Batu sangat menyukai olahraga
sepakbola, hal ini dapat terlihat dengan banyaknya terdapat klub sepakbola,
dalam mewadahi kegemaran dan antusias masyarakat perlu di kembalikan
fungsi Stadion Brantas yang berstandar Internasional agar klub-klub sepak bola
yang ada di Kota Batu bisa tampil di kasta tertinggi sepakbola di Indonesia yaitu
Liga 1 Indonesia.

1.3.2 Tujuan
Tujuan dari perancangan stadion adalah sebagai berikut:

1. Meredesain Stadion Brantas Kota Batu sesuai dengan Standar FIFA


2. Merededain Stadion Brantas Kota Batu dengan pendektan arsitektur
metafora

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Ruang Lingkup Substansial
Lingkup pembahasan substansial ini dititik beratkan pada lingkup ilmu
arsitektur terutama perancangan stadion yang berikatan dengan perencanaan
pembangunan stadion berstandar FIFA. Hal ini di luar ilmu arsitektur akan
dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung topik utama.

1.4.2 Ruang Lingkup Spasial


Perencanaan dan perancangan Stadion berstandar FIFA ini memperhatikan
standar-standar perancangan sebuah stadion bertaraf Internasional dengan
segala fasilitas uatama dan penunjangnya. Secara spasial lokasi perencanaan
stadion berstandar terletak pada wilayah Kota Batu masih berstastus sebagai
kecamatan wilayah Kabupaten Malang.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN

BAB ini merupakan bab pendahuluan berisikan uraian dari latar belakang
masalah, pernyataan masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup, sistematika
penulisan, kerangka berfikir.

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab ini merupakan bab tinjauan umum yang menjelaskan tentang kerangka
tinjuan umum, pemajaman terhadap Kerangka Acuan Kerja, Tinjauan Teoritis
Proyek, Tinjaun Teoritis Tema, Studi Preseden, dan Batasan dan Anggapan.

BAB III DATA DAN ANALISA

Bab ini merupakan bab data dan analisa yang berisi tentang data tapak, analisa
nonfisik, analisa fisik, zoning akhir.

BAB IV KONSEP

Bab ini menjelaskan tentang Konsep berupa konsep dasar, konsep gubahan
massa, konsep perancangan bangunan, konsep tapak dan lingkungan, dan
konsep lainnya yang dianggap penting.

BAB V HASIL RANCANGAN

Bab ini mejelaskan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
1.6 Kerangka Berfikir

Latar Belakang
 Stadion Brantas merupakan salah satu stadion di Malang, saat
ini Stadion Brantas digunakan sebagai tempat relokasi pasar dan
sudah kurang layak, dengan meredesain Stadion Brantas sesuai
standar FIFA.
 Stadion ini berpeluang untuk menjadi salah satu venue dalam
ajang Internasional tersebut, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Batu.

Tinjauan Terhadap
Proyek

Maksud dan Tujuan

 Merencanakan dan
merancang stadion
Tinjauan Umum
berstandar FIFA

 Menghasilkan prinsip
perancangan arsitektur
metafora Tinjauan Terhadap
Proyek

Tinjauan Umum

Konsep

Perancangan

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir


BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Kerangka Tinjauan Umum

Kerangka Acuan Kerja


(KAK)

Tinjuan Teoritis Tinjuan Teoritis Studi Presden


Proyek Tema

 Klasifikasi  Arsitektur  Stadion Gelora


Stadion Bung karno
Metafora
Secara umum
 Prinsip Arsitektur
 Tinjauan
Arsitektural Metafora
Stadion  Jenis – jenis
Internasional
Arsitektur
metafora

Gambar 2. 1 Kerangka Tinjuan Umum


Sumber : Penulis
2.2 Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Stadion Brantas diresmikan pada tanggal 28 Juni1979 oleh Menteri Dalam Negeri yang
menjabatsaat itu, yaitu bapak Amir Machmud. Sejak dibangun dan diresmikan, Stadion
Brantas tidak banyak mengalami perubahan. Kondisi saat ini, Stadion Brantas
dipergunakan untuk relokasi pedagang pasar induk Kota Batu yang sedang dibangun.

Kawasan Stadion Brantas dan Gelanggang Olahraga Gajah Mada Kota Batu
merupakan satu kesatuan kawasan yang tidak dapat dipisahkan yang menurut fungsi
dan manfaatnya adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di bidang
olahraga yang mengarah dan membentuk manusia menjadi sehat baik jasmani
maupun rohani. Selain untuk kesehatan jasmani, Kawasan olahraga tersebut juga
diharapkan dapat menjadi sarana rekreasi. Karena selain disediakan sarana olahraga
yang menunjang prestasi, juga disediakan sarana olah raga yang lebih bersifat
rekreasi, misalnya skateboard dan free style bike.

Pedoman dasar hukum stadion bertaraf internasional dan nasional:

1. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 7 Tahun


2021 tentang Standar Prasarana dan Sarana Stadion dan Lapangan Sepak Bola.
2. Football Stadiums Guindelines 2022 FIFA
3. AFC Stadiums Regulations 2021
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun
2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau
5. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republk Indonesia Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
12/PRT/M/2009 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Non Hijau Di Wilayah Kota/ Kawasan Perkotaan
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
30/PRT/M/2006 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
26/PRT/M/2008 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2017 Tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan
Gedung
10. Standar dan peraturan terkait lainnya.

2.3 Tinjauan Umum Stadion

2.3.1 Pengertian Stadion


Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) stadion adalah
lapangan olahraga yang dikelilingi tempat duduk. Sedangkan dalam airtian
lain stadion diartikan sebagai sebuah bangunan yang umumnya digunakan
untuk mnyelenggarakan acara olahraga, dimana didalamnya terdapat
lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi
penonton.

2.3.2 Klasifikasi Stadion

Menurut buku tata cara perancangan teknik bangunan stadion Stadion


dibagi menjadi beberapa klasifikasi sesuai dengan spesifikasi dan juga
kapasitas kursi penonton, menurut buku tata cara perancangan Teknik
bangunan stadion tahun 1991 adalah:

1. Stadion terbuka, stadion sepak bola dengan arena permaiannya terbuka


atau tanpa atap
2. Stadion tertutup, Stadion Sepakbola yang semua ruangan dan arena
olahraganya berada dalam Gedung
3. Stadion bergerak, kombinasi dari stadion terbuka dan tertutup yang
merupakan perpaduan teknologi tinggi, atap stadion ini dapat
membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan
2.3.3 Fungsi Stadion
Fungsi stadion sendiri sebagai saran atau prasarana untuk penonton,
supporter, official, dan team. Dalam stadion terdapat puluhan ribu tempat
duduk. Selain untuk pertadingan sepakbola stadion juga biasa digunakan
untuk olahraga lain seperti atletik lomba lari, lempar tombak, lompat jauh,
dll. Sedangkan di luar negeri hanya digunakan untuk kegiatan olahraga saja,
jadi stadion dalam artian luas hanya diperuntukan untuk kegiatan olahraga.

2.3.4 Stadion Internasional

Stadion Internasional merupakan sarana dalam penyelenggraan


pertandingan kelas dunia. Stadion Internasional memiliki fasilitas yang lebih
komplek dibandingkan dengan stadion lainnya. Fasilitas stadion Internasional
sendiri telah diatur sesuai dengan kriteria yang di tetapkan oleh FIFA ataupun
AFC, selaku badan yang berwenang menangani masalah persepakbolaan di
dunia.

Sebagai stadion tempat berlangsungnya pertandingan sepakbola


Internasional, kualitas rumput lapangan menjadi salah satu faktor yang harus
diperhatikan. Rumput manila atau Zoysia matrella merupakan jenis rumput
yang biasa digunakan dalam pertandingan sepakbola karena memiliki
karakteristik yang dibutuhkan dalam sepak bola Internasional.

Atap stadion biasanya terbuka tetapi terdapat pula stdion yang


menggunakan atap yang dapat digeser (retractable roof) sperti halnya
millennium stadium di Wales yang digunakan dalam final liga Champions
2017 ketika Juventus melawan Real Madrid. Fungsi daro retractable roof
sendiri digunakan saat cuaca buruk yang tidak diinginkan, dengan adanya
atap yang dapat tertutup makan jalannya pertandingan akan berjalan baik.

Dalam penyelenggaraan pertandingan kelas dunia hanya bisa


dilakukan di stadion yang bertaraf internasional. Tribun penonton untuk
stadion internasional minimal dapat menampung 40.000 kursi penonton.
Pencahayaan Stadion minimal 1.200-1.400 lux sehingga dapat menyinari
selutuh stadion dalam pertandingan malam hari. Stadion harus memiliki
genset untuk mengantisipasi pemadaman dengan kekuatan minimal 900 lux
untuk keseluruhan lapangan.

Dalam stadion internasional terdapat sarana olahraga lainnya sebagai


penunjang seperti olahraga tennis dan basket. Saran ini biasanya digunakan
untuk acara perlombaan Sea Games, Olimpiade, bahkan kejuaraan dunia
lainnya.

2.4 Tinjauan Arsitektural Stadion Internasional

2.4.1 Syarat Stadion Menggelar Liga Internasional


Sebuah stadion agar dapat digunakan sebagai tempat
diselenggarakanya liga internasional harus memiliki lisensi dari FIFA selaku
asosiasi sepak bola dunia. Dengan lisensi ini maka pemerintah dapat
menggunakan stadion ini, jika negara Indonesia ingin menggelar
pertandingan berskala internasional, salah satunya menjadi tuan rumah piala
dunia. Adapun persyaratan menjadi tuan rumah piala dunia antara lain:

a. Mempunyai minimal delapan stadion utama dan dua stadion cadangan


yang berstandar internasional
b. Mempunyai penginapan yang dekat dengan stadion
c. Memiliki Sarana dan Prasarana yang memadai
d. Kemudahan akses
e. Tidak sedang terjadi perang di negaranya

2.4.2 Standart Pembangunan Stadion


Dalam merancang sebuah stadion berskala internasional maka harus
mematuhi standart pembangunan stadion yang telah di tetapkan oleh FIFA
(Federation of International Football).

a. Kondisi Stadion
Pada stadion lnternasional kondisi stadion harus diperhatikan dan
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan FIFA dari standar
kenyamanan dan keamanan bagi penonton, team, dan official dalam
pertandingan internasional.
b. Sirkulasi

Dalam perancangan sirkulasi pada stadion harus memberikan


kenyamanan untuk penonton dan pengguna dengan menyediakan sebuah
pintu masuk yang mencukupi pada tiap sisi stadion sekaligus untuk
menentukan kelas penonton sehingga dapat diakses dengan mudah.
Dalam sistem pintu dan iket diberlakukan sistem elektrik agar menjaga
keamanan dalam pengawasan dan menghindari dari tiket palsu yang
sering dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

c. Fasilitas Stadion

Dalam merancang sebuah stadion internasional harus memenuhi beberapa


fasilitas yang mampu menunjang semua kegiatan dalam stadion sesuai
dengan kritesia atau standart FIFA atau AFC.

2.4.3 Syarat Green Goal dari FIFA


Salah satu syarat yang ditentukan oleh FIFA sebagai stadion
berstandar internasional adalah memenuhi program Green Goal yaitu
sebuah program yang bertujuan menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan
utama dari program ini antara lain adalah untuk meminimalisair konsumsi
air minum, penghindaran dan pengurangan limbah, penciptaan sistem
energi yang lebih efisien dan peningkatan pengguaan tranportasi umum ke
acara-acara FIFA.

a. Air
Penggunaan air yanh digunakan untuk keperluan irigasi harus dikelola
secara lebih bertanggung jawab. Green Goal menyarankan penyimpanan
air hujan untuk mendukung sirkuasi air. Penghematan air lebih lanjut
dapat dilakukan dengan pemadangan teknologi hemat air pada peraltan
sanitasi.
b. Limbah
Pengolahan untuk menghilangkan limbah memerlukan biaya yanh cukup
besar dalam manajemen stadion untuk membatasi jumlah limbah yang
dihasilkan. Green Goal mengusulkan daur ulang dengan mengumpulkan
dan memisahkan serta menggunakan kembali limbah dari kemasan air
minum serta kemasan makanan yang dapat di daur ulang.
c. Energi
Kegiatan hemat energi harus mulai dilakukan dalam proses desain dan
juga konstruksi stadion, adapun penghemaran energi dapat dilakukan
dengan anatara lain penggunaan sumber energi photovoltaic, isolasi dan
perlindungan kaca di bagian luar Gedung untuk mengurangi penggunaan
AC, dan penggunaan sistem control bangunan yang dikontrol secara
terpusat untuk mengelola energi dengan lebih baik.
d. Transportasi
Faktor penting dalam manajemen acara adalah transportasi. Green Goal
mendorong untuk menghindari transportasi yang tidak perlu serta
menyarankan untuk penggunaan sistem transportasi umum seperti bus
dan juga kereta api.

2.4.4 Fasilitas Dan Kebutuhan Ruang Stadion Internasional

a. Lapangan Sepak Bola


1. Lapangan Permainan
Ukuran yang disyaratkan oleh FIFA untuk lapangan yang
berstandart internasional harus memiliki panjang 105 m dan lebar 68
m selain itu pada lapangan juga harus memiliki tanda-tanda yang
sudah ditentukan.
Gambar 2. 2 Lapangan Sepak Bola
Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

2. Daerah Bantu

Diperlukan area tambahan yang terdapat di samping


lapangan, area ini biasa difungsikan oleh pemain untuk melakukan
pemanasan, selain itu juga digunakan untuk jalur sirkulasi oleh
asisten wasit, anak gawang, staf medis, staf keamanan, dan juga awak
media. Ukuran yang disarankan untuk daerah bantu ini minimal 8,5
pada sisi panjang lapangan dan 10 m pada sisi lebar lapangan
sehingga jika digabung dengan dimensi lapangan maka daerah bantu
ini memiliki panjang 125 m dan lebar 85 m.

Gambar 2. 3 Daerah Bantu

Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements


3. Daerah Rumput
Daerah rumput adalah daerah di sekeliling lapangan yang masuk
di dalam daerah bantu dengan lebar 5 m dari sisi lapangan. Material
dari daerah rumput ini harus sama dengan lapangan bermain yaitu
rumput asli atau rumput buatan. Sedangkan material yang digunakan
dari sisa daerah bantu dapat berupa material yang sama dengan
rumput atau dapat juga menggunakan material beton.

Gambar 2. 4 Area Rumput


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

4. Elemen Penunjang
a) Gawang

Ukuran gawang yang disarankan oleh FIFA adalah


memiliki lebar 7,32 m dan tinggi 2,44 m sedangkan kebelakang
adalah 1,5 m samapai jarring belakang atau 2 m sampai tiang
belakang, untuk ukuran tiang gawang maksimal berdiameter 0,12
m.
Gambar 2. 5 Dimensi Gawang
Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

b) Flag Corner
Sedangkan ukuran tiang yang digunakan untuk flag
corner harus memiliki tinggi minimal 1,5 m dengan diameter
tiang 0,12 m.

Gambar 2. 6 Detail Lapangan Permainan


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

c) Benches

Pada lapangan permainan harus memiliki 2 benches yang


terletak di pinggir lapangan, tepatnya berada di luar daerah bantu
atau berada 5 m dari tepi sisi panjang lapangan permainan. Untuk
standart FIFA benches harus mampu manampung minimal 22
orang dan harus memiliki sandaran punggung. Selain itu benches
tidak boleh menghalangi pandangan penonton dan juga benches
harus terlindungi dari cuaca atau benda yang dilempar oleh
penonton dengan perlindungan yang terbuat dari transparent
plexiglass-type shell.
Gambar 2. 7 Benches
Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

d) Papan Iklan

Jika pada pinggir lapangan dipasang papan iklan, maka


papan iklan tersebut tidak boleh menghalangi pandangan
penonton. Ukuran papan iklan maksimum memliki tinggi 90-100
cm dan terletak 4-5 m dari sisi panjang lapangan dan 5 sisi dari
lebar lapangan serta harus dikurangi 3 m pada sisi flag corner.
Papan iklan yang dipasang tidak boleh :

 Terletak pada posisi yang dapat menghalangi pandangan


penonton.
 Terbuat dari material yang dapat membahayakan pemain,
official, dan lainnya.
 Desain papan iklan yang dapat mengganggu atau
mengalihkan perhatian pemain, wasit serta penonton.
Mengganggu atau menghalangi petugas keaman dan juga
petugas kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Terletak
pada posisi yang dapat mengahalangi pandangan dari petugas
teknis,

Gambar 2. 8 Papan Iklan


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

5. Tribun Penonton
a. Kapasitas Bangku Penonton

Kapasitas bangku penonton pada satadion berstandart


internasional minimal memiliki kapasitas 30.000 bangku dengan
jenis single/seat, namun kapasitas bangku juga ditentukan dari
fungsi dan juga kegunaan dari stadion tersebut, misal jika stadion
tersebut digunakan untuk pertandingan final FIFA
Confederation Cup maka kapasitas bangki penonton minimal
berkapasitas 50.000 bangku, sedangkan jika stadion digunakan
untuk menggelar pertandingan pada final FIFA World Cup
setidaknya kapasitas bangku penonton minimal 60.000 bangku.

b. Pembatas Area Penonton

ldealnya tribun penonton harus bebas dari segala


gangguan yang dapat mengganggu penonton untuk melihat
pertandingan, FIFA juga telah menetapkan untuk menggelar
pertandingan di stadion bebas pagar, namun keselamatan pemain
juga sangat penting untuk diperhatikan dari segala gangguan dan
juga ancaman dari penonton, oleh karena itu ketetapan dari FIFA
tersebut dapat dicapai dengan beberapa hal berikut :

 Personel keamanan

Penjagaan yang dilakukan oleh polisi atau petugas


keamanan pada area stadion berfungsi untuk menjaga agar
pertandingan berjalan dengan ideal dan kondisional.

 Menyesuaikan tempat duduk

Dengan menempatkan bangku penonton lebih tinggi


dari lapangan permainan sehingga meminimalisir gangguan
dari penonton, walaupun tidak mustahil untuk ditembus oleh
penonton, tetapi cara ini cukup efektif untuk meminimalisir
gangguan.

Gambar 2. 9 Menyeseuaikan Tempat Duduk


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements
 Parit

Parit dengan lebar dan kedalam yang cukup dapat


berfungsi untuk melindungi lapangan permainan, keuntungan
dari parit adalah adalah melindungi area permainan tanpa
membuat visual negative bagi penonton. Tetapi parit juga
cukup berbahaya karena bias jadi orang akan jatuh ke
dalamnya. Untuk melindungi dari hal ini penting untuk
membangun pengahalang yang cukup memadai di sisi
penonton dan sisi pitch. Karena kekurangan ini parit cocok
untuk arena yang besar dan luas. Pait yang dibangun juga
tidak perlu berisi air, namun parit hanya perlu dibangun
sedemikian rupa untuk mencegah gangguan atau kekacauan
dari penonton terhadap pemain.

Gambar 2. 10 Parit
Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

 Pagar Transparant

Pagar pembatas bisa terbuat dari bahan yang


transparant untuk menghilagkan kesan membatasi seperti
pagar pada umumnya, pagar transparan dapat dipasang secara
permanen ataupun semi permamen, keuntungan dari pagar
yang dipasang semi permanent adalah pagar dapat dilepas
setiap kali tidak diperlukan untuk pertandingan tertentu .

Gambar 2. 11 Pagar Transparant


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

c. Kenyamanan Penonton

Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, jumlah stadion


telah meningkat secara signifikan dalam hal tingkat kenyamanan
untuk penonton, perbaikan ini dilakukan untuk semua kalangan,
mulai dari yang membeli tiket paling murah hingga VIP.
Didalam aturan FIFA stadion modern harus mampu
menyediakan fasilitas berikut :

 Penutup Untuk Penonton


Atap pada tribun harus bisa menaungi semua
penonton agar terlindung dari hujan dan juga terik matahari.
Namun dalam beberapa kondisi cuaca, atap seharusnya bisa
dibuka saat dingginkan atau dalam kondisi cuaca yang
memungkinkan. Pada stadion modern kebanyakan selain
atap yang dapat dibuka dan ditutup sesuai keinginan pada
bagian tribun juga terdapat pendingin yang memberikan
kenyamanan tambahan bagi penonton. Namun perlu
diperhatikan bahwa penutup atap tidak boleh menghalangi
rumput pada lapangan permainan agar rumput tetap
mendapat cukup pasokan sinar matahari sehigga kesehatan
rumput tetap terjaga.
 Akomodasi Tempat Duduk
Semua penonton dalam pertandingan sepak bola
harus mendapatkan tempat duduk, setiap penonton harus
mendapat satu kursi yang nyaman, dengan sandaran yang
memiliki ketinggian 30 cm. Ketentuan sandaran tersebut
juga membantu dalam mencegah dorongan maju saat
penonton berdiri ketika terjadinya gol, hal tersebut sering
terjadi di beberapa stadion yang tidak memiliki sandaran.
Bahkan dalam pertandingan piala dunia FIFA kursi untuk
penonton harus benar-benar kuat, tahan api, tahan dari segala
jenis iklim, dan juga memiliki warna yang mudah luntur.
Kursi untuk VIP harus lebih luas dan lebih nyaman dan
ditempatkan pada tempat yang sangat strategis pada tribun.
Setiap kursi juga harus memiliki ruang yang cukup untuk
kaki diantara deretan kursi sehingga lutut penonton tidak
menyentuk kursi atau penonton pada barisan depan dan
masih memiliki cukup ruang bagi penonton untuk keluar dan
masuk dari barisan meskipun keadaan stadion penuh. Jarak
minimum yang direkomendasikan dari sandaran ke andaran
adalah 85 cm dan lebar bangku minimum harus 45 cm
sedangkan lebar yang disarankan adalah 47 cm. Ketentuan
lain adalah setiap penonton di stadion harus bisa melihat di
atas kepala penonton didepanya.

 Identitas Kursi
ldentitas kursi harus terpampang jelas, sehingga
ketika penonton tiba di stadion mereka mudah menemukan
bangku mereka. setiap nomor pada kursi harus mudah
diidentifikasi dengan penomoran yang jelas, tidak buram,
tidak terlalu kecil, dan penonton tidak harus membungkuk
untuk melihat nomor bangku mereka.
 Fasilitas Sanitasi
Fasilitas toilet harus memadai bagi semua gender dan
juga kaum disabilitas. Setiap toilet harus memiliki air bersih
dan persediaan handuk atau pengering tangan yang
melimpah. Toilet juga harus terjaga kebersihan dan
kehigienisannya selama perandingan berlangsung. Jumlah
minimum yang disarankan untuk wastafel dan WC masing-
masing adalah 7 dan 20 unit untuk setiap 1000 wanita dan 15
WC atau urinoir (kira- kira 1 /3 WC dan 2/3 urinoir) dan 5
wastafel untuk setiap 1000 pria. Rasio jumlah tersebut harus
ditingkatkan pada area VIP dan VVIP. Fasilitas toilet pribadi
yang terdiri dari 1 WC dan wastafel harus dipertimbangkan
di semua fasilitas dengan rasio 1 per 5000 penonton untuk
digunakan oleh orang-orang dengan kebutuhan yang lebih
besar seperti anak-anak dan juga kaum dasabilitas.

 Fasilitas Penjualan
Boot atau retail penjualan harus menarik dan juga
mudah dijangkau, makanan dan minuman yang dijual harus
terjaga kebersihan dan juga kehigienisanya. Retail penjualan
harus tersebar secara merata pada semua sektor di stadion,
sehingga mudah terjangkau oleh semua penonton di sektor
manapun mereka berada. Pada area stadion minimal harus
memiliki lima titik penjualan permanen per 1000 penonton,
dengan ukuran minimal sekitar 1m-5m untuk tempat
penjualan. Retail tambahan yang dibuat secara semi
permanent perlu dipertimbangkan untuk menangani penonton
pada evebt besar, papan menu harus terlihat dari kejauhan
agar penonton bisa memutuskan terlebih dahulu sebelum
pergi ke retail penjualan.
 Telepon Umum
Meskipun popularitas ponsel meningkat dan
pengguna telepon umum berkurang, namun sejumlah
telepon umum harus disediakan pada area stadion.

d. Penonton Disabilitas

Semua stadion tidak terkecuali stadion internasional


harus bisa mengakomodasi penonton dengan keterbatasan fisik
dan juga bisa menjamin keselamatan dan juga keamanan mereka,
sehingga mereka dapat merasakan atau menikmati fasilitas yang
sama dengan penonton normal. pada semua area di stadion harus
bisa dicapai oleh penyandang disabilitas, oleh karena itu ramp
pada area sirkulasi tidak disa dipisahkan, selain itu fasilitas toilet,
tempat duduk, loket harus didesain agar penyandang disabilitas
memungkinkan untuk melakukan semua kegiatan pada area
stadion secara mandiri dengan aman. Gerbang masuk untuk
penyandang disabilitas dibedakan dengan penonton normal agar
keamanan mereka terjamin.

Gambar 2. 12 Area Untuk Disabilitas


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements
e. Ruang Ganti
 Area Ruang Ganti

Ruang ganti harus memiliki akses khusus sendiri yang


dapat dilalui oleh bus, mobil, dan ambulans , yang mana
pemain dan juga official dapat memasuki atau meninggalkan
stadion secara aman, jauh dari publik, media dan juga orang-
orang yang tidak berwenang. Rute antara pintu masuk dan
ruang ganti harus dirancang tanpa halangan sehingga
memungkinkan petugas kesehatan melaju tanpa hambatan
untuk membawa pemain yang terluka dengan tandu. Rute
antara lokasi kendaraan dengan lapangan bermain yang
melewati ruang ganti harus dapat diakses tanpa halangan
tangga dan juga belokan mendadak yang akan membuat rute
sulit dilalui dengan membawa tandu pemain yang cedera.
Pada koridor harus terpasang tanda-tanda yang jelas dan
mudah dimengerti pada setiap ruang juga harus terdapat tanda
yang jelas.

Gambar 2. 13 Raung Ganti


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements
 Ketentuan Ruang dan Fasilitas

Perlu diperhatikan dua ruang ganti yang terdapat didalam


stadion harus memiliki ukuran, fasilitas dan kenyaman yang
sama. Pada stadion serba guna minimal harus memiliki 4
ruang ganti pemain, namun untuk stadion sepak bola
disarankan untuk memiliki 4 ruang ganti pemain untuk
mengakomodasi turnamen sepak bola dengan dua
pertandinngan pada waktu yang bergantian.

1) Ruang Pemain
Ruang pemain berada pada ruangan utama yang memiliki
akses langsung ke lapangan bermain dan terlindungi serta
tidak dapat diaskes oleh public dan media. Ruang pemain
minimum berukuran 150 m2 . Memiliki ventilasi udara
baik dari udara alami secara langsung maupun dengan
udara dari AC, lantai anti selip, dan juga penerangan yang
optimal. Pada ruang ganti juga harus terdapat bangku
untuk setidaknya 25 orang, loker untuk 25 orang, kulkas,
papan demonstrasi taktis, telepon, 1 meja, 5 kursi, dan 3
meja pijat. Ruang pijat atau perawatan harus terpisah dan
berbatasan langsung dengan ruang ganti. Fasilitas toilet
dan sanitasi harus berbatasan langsung dengan ruang
ganti. Setiap ruang pemain harus memiliki minimal 10
shower, 5 washtafel dengan cermin, 1 foot basin, 1
washtafel untuk membersihkan sepatu, 3 urinal, 3 WC, 2
pengering rambut.
Gambar 2. 14 Ruang Ganti Pemain
Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

2) Ruang Pelatih

Ruang pelatih harus berdekatan dengan ruang


pemain dengan ukuran minimal 24 m2. Memiliki ventilasi
udara yang baik, lantai anti selip dan mudah dibersihkan,
dan memiliki pencahayaan yang baik. Selain itu ruang
pelatih juga harus memiliki 1 shower, 3 loker , 1 meja , 5
kursi , papan tulis , dan sebuah telepon.

3) Ruang Wasit

Ruang wasit harus memiliki akses langsung ke


lapangan permainan dan terlindung setra tidak dapat
diakses langsung oleh publik dan media. Ruangan
minimum berukuran 24 m2, serta berventilasi baik, lantai
anti selip dan mudah dibersihkan, dan memiliki
pancahayaan yang baik. Selain itu ruag wasit juga harus
memiliki fasilitas 4 loker, bangku atau kursi dengan
kapasitas 4 orang, meja dengan 2 kursi, meja pijat,
kulkas, papan demontrasi taktis, telepon, dan satu set
televisi. Pada fasilitas toilet dan sanitasi harus terdapat 2
shower, 1 wastafel dengan cermin, 1 urinoir, 1 WC, 1 titik
cukur listrik, 1 pengering rambut, dan 1 wastafel untuk
membersihkan sepatu.
Pada sebuah pertandingan tidak jarang terdapat
wasit wanita sebagai wasit utama maupun asisten wasit ,
karena itu perlu disediakan secara terpisah ruang wasit
sesuai dengan gender, setidaknya terdapat dua ruang
wasit dengan 1 ruang berkapasitas 5 orang dan satu ruang
dengan kapasitas 2 orang dengan fasiliras sama.

Gambar 2. 15 Ruang Wasit


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

4) Ruang Ganti Untuk Anak Gawang

Ruangan ini minimum berukuran 40 m2 (untuk


setiap jenis kelamin). Setiap ruang harus memiliki
fasilitas 2 WC, 2 wastafel, dan 2 shower.

f. Ruang P3K dan Ruang Perawatan

Ruangan ini diperuntukan untuk pemain, ofisial


pertandingan, media, penonton VIP, dan personil keamanan.
Pada piala dunia FIFA ruang pertolongan pertama harus
disediakan khusus untuk penonton VIP. Posisi ruang P3K dan
perawatan berada di area ruang ganti dengan akses yang mudah
ke area pintu keluar sehingga memudahkan pemain yang cedera
ke ambulans. Pintu dan koridor menuju ruangan ini harus cukup
lebar untuk akses tandu dan kursi roda. Ukuran minimum untuk
ruang ini adalah 50 m2 dengan fasilitas meja pemeriksaan, 2
tandu portebel, wastafel (air panas), lemari kaca untuk obat-
obatan, lemari yang tidak terbauat dari kaca yabf bisa dikunci,
meja perawatan, dan telepon. Ruangan harus memiliki dinding
atau partisi yang memungkinkan untuk dibagi menjadi dua jika
diperlukan.

Pada ruangan ini juga harus dilengkapi dengan fasilitas


antara lain :

1) Defibrillator with rhythm dan rekording data pasien


2) Monitor jantung
3) Pemasangan infus dan sistem dengan semua
peralatan untuk set injeksi dan infus
4) Sistem infus yang dirancang untuk memungkinkan
pemberian cairan yang dipanaskan hingga 37°c
sampai -2°c
5) Perangkat tekanan infus, perangkat infus volumetric
6) Central vein catheters
7) Pericardia! puncture set
8) Peralatan administrasi obat
9) Peralatan intubasi
10) Ventilator otomatis, minimal oksogen stasioner 2000
liter atau oksigen portebel minimal 400 liter, alat isap
non-manual, stasioner dengan minimum tekanan
negatif 500mm, merkuri dengan kapasitas mimimum 1
liter, kapnometer, PEEP-velve
11) Kit drainase thorax

12) Peralatan imobilisasi seperti kasur hampa


udara, papan tulang belakang, dan
cervical collar-set
Gambar 2. 16 Ruang P3K dan Perawatan
Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

g. Area Pemanasan
1) Outdoor

Berada di luar ruangan dengan permukaan berupa rumput


dan dikelilingi oleh dinding yang bertektur halus, area ini juga harus
cukup terang untuk memungkinkan penggunaan di malam hari.

2) Indoor

Setiap tim harus memiliki area pemanasan dalam ruangan.


Posisi area pemanasan berada dekat dengan ruang ganti berukuran
mimimum 100 m2, dengan dikelilingi dinding yang memilki
permukaan halus yang terbuat dari bahan yang dapat meredam
goncangan untuk mencegah cedera pada pemain. Area harus
memiliki ventilasi udara alami ataupun AC, dan harus diterangi
dengan cahaya yang cukup.
h. Ruang Delegrasi Pertandingan
Posisi ruangan berada dekat dengan ruang ganti dan
ruang wasit, dengan ukuran minimum 16 m2. Ruangan tersebut
harus memilki fasilitas meja, 3 kursi, 1 laker, telepon, fax, mesin
fotokopi, dan televisi. Untuk fasilitas toilet ruang delegasi
setidaknya harus memiliki mimimal 1 WC dan 1 wastafel dengan
cermin.

i. Ruang Kontrol Doping


Setiap stadion harus menyediakan ruang untuk tujuan
kontrol doping, yang terdiri dari area tunggu, ruang kerja, dan
fasilitas cuci, semuanya harus bersebelahan. Posisi ruang doping
ini berada di dekat ruang ganti pemain dan wasit, dan tidak dapat
diakses oleh publik. Ruangan ini minimum berukuran 36m2
(termasuk toilet, ruang kerja dan ruang tunggu). Area pengujian
ganja harus berventilasi dengan udara alami langsung dan ber
AC, memiliki dinding yang mudah dibersihkan, dengan lantai
anti selip, dan mendapat pencahayyan cukup. Pada ruang kerja
harus memiliki meja, 4 kursi, wastafel dengan cermin, telepon,
dan lemari dengan kunci untuk tempat botol sempel. Posisi toilet
harus bisa diakses secara pribadi dengan ruang kerja, dan dapat
menampung 2 orang dengan fasilitas mencakup 1 wastafel
dengan cermin dan 1 shower. Pada ruang tunggu harus
berbatasan langsung dengan ruang kerja dan harus memiliki
tempat duduk untuk 8 orang, kulkas, dan televisi.

Gambar 2. 17 Ruang Kontrol Doping


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements
j. Area VVIP dan VIP

1) Area VVIP
Posisi area VVIP berada di sebelah area VIP dengan
akses masuk yang memiliki keamanan tinggi sehingga
terlindungi dari area publik. Tempat duduk tamu VVIP
harus diberi nomor khusus dan dipisahkan dari kursi VIP.
Area ini juga harus terus menerus mendapatkan
keamanan secara ekstra. pada stadion juga harus terdapat
fasilitas resepsionis, area lounge, dan ruang makan
berkapasitas 25 orang yang disediakan khusus untuk
tamu VVIP. Pada stadion internasinal juga harus
disediakan ruang pribadi dengan ukuran sekitar 20 m2
untuk digunakan oleh presiden FIFA mengadakan
petemuan pribadi pada pertandingan internasional besar
dan piala dunia FIFA. Toilet untuk area VVIP juga harus
terpisah dengan tiolet untuk area VIP.

2) Area VIP
Area VIP berada di tribun utama dengan posisi
lebih tinggi dari lapangan permainan serta harus dipartisi
dari tribun umum, akses menuju area VIP harus terpisah
dari akses umum dan terdapat resepsionis pada area pintu
masuk, selain itu skses menuju area VIP harus disediakan
eskalator untuk menunjang akses menuju area VIP yang
berada di atas. Kursi untuk area VIP harus bernomer
individual dan berkualitas baik, tebuat dari lapiasan
berbahan kain, dengan sandaran tangan, dan tertutup oleh
atap. pandangan penonton VIP tidak boleh terhalang
sehingga memberikan tampilan yang sempurna untuk
melihat pertandingan. Harus disediakan ruang kaki yang
cukup lebar sehingga memungkinkan penonton untuk
masuk atau pergi tanpa menggangu penonton lain yang
duduk. Stadion internasional setidaknya harus
menyediakan minimal 300 kursi untuk area VIP. Selain
itu pada area VIP harus tersedia area refresing yang
terletak tepat dibelakang area VIP, yang meliputi:

1. Akses pribadi langsung dari area VIP


2. Fasilitas toilet yang memedai
3. Area untuk menonton televisi
4. Telepon
5. Fasilitas bersantai

Gambar 2. 18 Area VIP


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

k. Posisi Press Box dan Komentator

1) Press box
Posisi press box harus berada di tengah tribun utama
tempat ruang ganti pemain dan fasilitas media berada, press
box harus benar-benar terletak pada posisi garis tengah berada,
dan dalam posisi yang tidak terdapat penghalang apapun, dan
juga gangguan dari penonton. ldealnya, press box tidak boleh
melampaui 16m ke arah tujuan
Akses media disedikan terpisah dari akses umum dan
akses untuk media harus mudah menjangkau area media lain
seperti media center, mixed zone, dan ruang konfrensi pers.
Kursi untuk pers harus dilengkapi dengan meja yang cukup
besar untuk mengakomodasi laptop, dan notebook. Pada
setiap meja juga harus dilengkapi dengan koneksi telepon
dan juga internet. Fasilitas lain yang harus disediakan untuk
pers adalah monitor televisi, minimal terdapat 1 monitor
untuk 8 kursi pers, namun dasarankan 1 monitor untuk 4
kursi pers.

2) Komentator Televisi dan Radio

Setidaknya harus disediakan 5 posisi untuk


komentator televisi dan 5 posisi untuk komentataor radio.
Posisinya berada di tengah tribun utama di sisi yang sama
dengan posisi kamera utama, harus terdapat monitor televisi
pada setiap meja komentator area komentator juga harus
diberi pelindung agar suara penonton tidak terdengar.

Gambar 2. 19 Tribun Media


Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

a. Studio Televisi
Pada stadion internasinal setidaknya harus memiliki 3
studio televisi, masing masing studio televisi minimum
berukuran 25 m2 dangan tinggi minimum 4 m. Letak studio ini
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau
oleh pemain dan pelatih dari ruang ganti di akhir pertandingan.
Pada pertandingan internasional, bahkan dibutuhkan lebih dari 4
studio.

b. Media Center
Kapsitas untuk media center harus didasarkan pada
kapasitas tribun media. Misalnya, pada pertandingan dengan 600
tempat pers, harus disediakan ruang media center dengan
kapasitas 200 orang, dengan perhitungan dari 600 orang pers,
sekitar 150 orang biasanya berada atau bekerja di tribun media,
sekitar 150 orang berada atau bekerja di mixed zone, dan sekitar
100 orang akan pergi ke kantor pengeditan mereka sendiri,
sehingga tersisa sekitar 200 orang untuk bekerja di media center.
Dengan pertimbangan yang sama maka jika kapasitas tribun
media 200 orang maka setidaknya media center harus memiliki
kapasitas untuk 80 orang.

Ruang kerja harus dibagi menjadi dua zona, yaitu zona


untuk makan dan zona untuk bekerja. Beberapa area yang harus
tersedia pada zona kerja antara lain:

1. Meja Sambutan
2. Meja Penilaian
3. Area Konferensi Pers
4. Layanan perbaikan kamera
5. Layanan fotokopi dan faks
6. Kafeteria
7. Pigeon Holes
8. Meja Informasi
9. Area kerja pers
10. Area kerja fotographer
11. Loker
12. Dua Meja Tiket (satu untuk fotographer, dan satu
untuk jurnalis cetak)

Harus ada ruanh yang cukup untuk distribusi tiket,


dengan runagan antrian yang memadai dan untuk
sumber informasi perlu disediakan PC dengan layer
sentuh.

c. Ruang Konsferensi Pers


Ruang konsfrensi pers harus memilki luas minimum 100
2
m , di dalam ruang ini harus tersedia minimal 100 kursi untuk
wartawan dan dilengkapi dengan perangkat sistem suara yang
memadai. Sebuah podium harus disediakan untuk
mengakomodasi, pelatih, pemain, awak media, dam juga juru
bahasa. Latar belakang yang dapat dengan mudah diubah sesuai
dengan desain yang dingginkan harus tersedia. Di depan podium
harus tersedia ruang yang cukup untuk setidaknya 10 kru awak
media televisi untuk meletakan kamera mereka. Ruang konfrensi
pers harus mudah diakses dari area ruang ganti dan harus
dibanguan seperti teater kecil dengan setiap baris kursi sedikit
lebih tinggi dari area yang berada di depan.

d. Mixed Zone
Mixed zone adalah ruang yang cukup besar dintara ruang
ganti pemain dan pintu keluar pemain menuju atau
meninggalkan st adion . tujuan disediakanya mixed zone adalah
untuk perwakilan media mewnwncarai para pemain setelah
selesai bertanding. Pada area mixed zone harus menampung
setidaknya sekitar 250 awak media. Area ini harus tidak bisa
diakses oleh publik, dan setidaknya setiap awak media mendapat
ruang sekitar 2,5 m2 pada area ini.
Gambar 2. 20 Area Media
Sumber : FIFA Football Stadium Technical Reccomendations and Requirements

e. Fasilitas Untuk Fotografer


Fasilitas utama yang harus disediakan untuk fotografer
adalah fasilitas parkir yang cocok untuk peralatan yang dibawa
oleh fotografer. Fotografer juga harus mendapatkan akses yang
mudah untuk membawa peralatan mereka menuju lapangan
bermain. Loker besar juga salah satu fasilitas yang harus
disediakan yang berguna untuk menyimpan semua peralatan
yang mereka bawa, selain itu fotografer juga harus disediakan
area penyegaran sendiri, kerena letak ruang media yang berada
ditribun bagian atas sehingga sulit dijangkau oleh fotografer
yang berada di lapangan permainan.
2.5 Tinjuan Pengguna ( User)
a. Penonton Umum
Penonton umum adalah penonton yang tidak
membutuhkan/memiliki pelayanan khusus untuk menonton
pertandingan.
b. Penonton VIP
Penonton VIP adalah penonton yang memiliki pelayanan khusus
untuk menonton pertandingan bahkan untuk urusan tertentu.
Didalamnya sudah termasuk penonton VIP penyandang disabilitas.
c. Penonton VVIP
Penonton VVIP adalah penonton yang memiliki pelayanan lebih
khusus untuk menonton pertandingan bahkan untuk urusan tertentu.
Didalamnya sudah termasuk penonton VVIP penyandang disabilitas.
d. Penonton Penyandang Disabilitas.
Penonton penyandang disabilitas adalahpenonton umum yang
memiliki kebutuhan khusus untuk menontonpertandingan karena
menyandang cacat. Penonton tipe ini harus memiliki pendamping
selama di dalam stadion untuk melayani kebutuhannya
e. Pemain
Pemain adalah orang dari tim/klub sepak bola yang menjadi objek
utama acara pertandingan. Mereka membutuhkan fasilitas yang baik
agar permainan mereka dapat menjadi maksimal.
f. Pelatih dan Manajemen Klub
Pelatih dan manajemen klub adalahorang yang juga berasal dari tim/
klub sepak bola tersebut, bukan untuk menjadi objek utama
pertandingan, tetapi untuk mendampingi tim mereka
g. Petugas/Official Pertandingan
Petugas/ofisial pertandingan adalahorang yang mengarahkan
jalannya pertandingan dan memutuskan perkara- perkara sportivitasnya
(wasit, hakim garis, dan asisten wasit). Mereka biasanya datang bersama
dengan perwakilan asosiasi sepak bola sebagai yang mewadahi
pertandingan tersebut.
h. Perwakilan Asosiasi Sepak Bola
Perwakilan asosiasi sepak bola adalah orang yang diutus ke
pertandingan tersebut selaku yang mewadahi pertandingan tersebut.
Mereka bias memiliki banyak tugas disana, seperti mengelola
pertandingan, menilai tim/ofisial, menilai sahnyapertandingan, menilai
stadion/studi banding, pertemuan persepakbolaan, mempelajari
perkembangan sepak bola kedepannya, dan sebagainya.
i. Media
Media/pers adalah orang yang menghubungkan pertandingan
tersebut dengan dunia luar dengan memakai berbagai medium. Mereka
adalah reporter, wartawan, jurnalis, kameramen, fotografer, komentator
(TV, radio), dengan tim mereka. Di stadion sendiri, media dapat dibagi
menjadi duakelompok, yaitu media yang bekerja di tribun dan media
yang bekerja di lapangan (penyiaran TV, fotografer).
j. Pengelola/Servis

Pengelola/servis adalah orang yang mengelola stadion dan


memberi pelayanan selama pertandingan berlangsung. Adapun yang
berhubungan langsung dengan pertandingan adalah pertiketan, katering,
marketing, kendali media, dan pusat informasi. Dan yang tidak langsung
adalah keamanan/pemadam kebakaran, medis, manajemen stadion,
M/E, kebersihan, penyimpanan, dan pemeliharaan. Ada dua jenis
pengelola, yaitu pengelola tetap dan rekan kerja. Rekan kerja biasanya
ada di bagian pertiketan (lembaga keolahragaan), catering (partner),
marketing (sponsor/partner), kendali media (partner media),
keamanan/pemadam kebakaran, dan medis.
2.6 Tinjauan Teoritis Tema
2.6.1 Pengertian Arsitektur Metafora

Metafora adalah suatu gaya yang berkembang pada zaman


postmodern. Banyak yang mengatakan bahwa Arsitektur metafora adalah
sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui ungkapan bentuk-bentuk
visual yang dihasilkannya. Berikut ini merupakan pengertian Konsep
Metafora menurut para ahli:

a. Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”


Metafora adalah suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut
sebagai suatu hal yang lain sehingga bisa mempelajari pemahaman yang lebih
baik dari suatu topik dalam pembahasan. Singkatnya adalah menerangkan
suatu subyek dengan subyek lain dan berusaha melihat suatu subyek sebagai
suatu hal yang lain.

b. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction


of Architecture”
Metafora memperhatikan pola-pola yang mungkin terjadi dari
hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda
dengan analogi yang biasanya melihat secara literal.

c. Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern


Architecture”
Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat,
yang diperoleh dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain. Misalnya
bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya
unsur yang mirip.

d. Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in


Architecture”
Metafora pada arsitektur ialah salah satu metode kreatifitas yang ada pada
desain spektrum sang perancang.
2.6.2 Kriteria Arsitektur Metafora
Arsitektur Metafora, pada umumnya memiliki karakter layaknya gaya
bahasa metafora yaitu perbandingan dan perumpamaan. Karakter tersebut
diterjemahkan dalam visual meliputi hal-hal sebagai berikut ini :

1) Berusaha untuk mentransfer suatu keterangan (maksud) dari suatu


subjek ke subjek lain.
2) Berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan subjek tersebut
adalah sesuatu hal yang lain.
3) Mengganti fokus penelitian atau area konsentrasi penyelidikan
lainnya. Harapannya jika dibandingkan dengan cara pandang yang
lebih luas, maka akan dapat menjelaskan subjek tersebut dengan
cara yang berbeda (baru).

Berdasarkan cara perbandingan dan objek yang dijadikan


perumpamaan, maka konsep metafora dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu Intangible Metaphor (metafora abstrak), Tangible Metaphors (metafora
konkrit) dan Combined Metaphors (metafora kombinasi). Berikut penjelasan
masing-masing jenis metafora tersebut:

1) Intangible Metaphor (metafora abstrak)

Intangible methaphors adalah metafora abstrak yang berangkat dari


sesuatu yang abstrak dan tak terlihat (tak berbentuk). Misalnya seperti
konsep, ide, hakikat manusia, paham individualisme, naturalisme,
komunikasi, tradisi, budaya termasuk nilai reiligius.

2) Tangible Metaphors (metafora konkrit)

Tangible methaphors adalah metafora nyata yang berangkat dari


bentuk visual serta spesifikasi atau karakter tertentu dari sebuah benda
nyata. Benda yang dijadikan acuan biasanya merupakan benda yang
memiliki nilai khusus bagi kelompok masyarakat tertentu. Misalnya sebuah
rumah dengan metafora buah labu, maka rumah tersebut akan dibuat mirip
buah labu.

3) Combined Metaphors (metafora kombinasi)

Combined methafors adalah metafora kombinasi yang merupakan


penggabungan metafora abstrak dan metafora konkrit. Metafora
kombinasi membandingkan suatu objek visual dengan benda lain serta
mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek acuannya. Objek
tersebut digunakan sebagai acuan kreativitas dalam perancangan.

2.7 Studi Preseden Objek (Gelora Bung Karno)

1. Penjelesan Umum

Gambar 2. 21 Stadion Gelora Bung Karno


Sumber : gbk.id

Stadion Utama Gelora Bung Karna adalah sebuah stadion serbaguna


di Jakart a, yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelangang
Olahraga Bung Karna. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena
pertandingan sepak bola tingkat internasional. Stadion ini dinamai untuk
menghormati Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama, yang juga
merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks
olahraga ini.

Stadion ini mulai dibangun pada tanggal 8 Februari 1960 dan dibuka
pada tanggal 24 Agustus 1962 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana
dalam rangka Asian Games 1962. Kapasitas awal stadion ini sekitar 120.000
orang, Kapasitas ini telah berkurang dua kali yaitu , pertama menjadi 88.083
pada tahun 2006 untuk Piala Asia AFC 2007 dan kedua pada saat renofasi
untuk persiapan ASIAN GAMES ke 18 menjadi 77.193, Dalam renovasi ini
semua bangku penonton diganti dengan kursi tunggal (singg/e seat). Dalam
acara ASIAN GAMES ke 18 stadion ini digunakan sebagai tempat upacara
pembukaan dan penutupan, Selain itu, juga digunakan sebagai tempat untuk
kompetisi olahraga atletik.

2. Fasilitas Pada Gelora Bung Karno

Gambar 2. 22 Fasilitas GBK


Sumber : gbk.id

Demi meningkatkan kenyamanan para atlet dan juga penonton pada


ajang olahraga negara-negara di kawasan Asia atau ASIAN GAMES 2018,
maka stadion Glora Bung Karno melakukan beberapa renovasi dan juga
penambahan beberapa fasilitas olahraga. Adapun renovasi dan juga
penambahan fasilitas di Glora Bung Karno agar memenuhi syarat dan juga
standart dari FIFA agar juga bisa digunakan untuk melakukan pertandingan
sepak bola internasional antara lain:

1) Tribun
Pada tribun Stadion Utama Gelora Bung Karno ini telah
mengaplikasikan single seat sesuai standar FIFA (Federation of
International Football) sehingga dapat menampung 77.193.Kualitas
kursi yang digunakan sangat baik dan mampu menahan beban hingga
250 kg. Setiap kursi juga diberikan nomor untuk mempermudah
penonton menyesuaikan kursi sesuai dengan tiket yang didapat.

Selain kursi untuk penonton yang telah memiliki standar


internasional. Area tamu kehormatan (royal box) juga telah dilakukan
renovasi. Pada area ini diberlakukan dinding kaca anti peluru untuk
menjaga sesuatu yang tidak diinginkan dan memberikan kemanan
yang lebih baik.

Pada stadion glora bung karno juga menyediakan tribun bagi


penyandang disabilitas, total kursi yang disediakan untuk kaum
disabilitas sebanyak 200 kursi.

2) Lapangan

Rumput yang digunakan pada lapangan pertandingan


merupakan rumput kelas dunia sama seperti rumput yang digunakan
Stadion Allianz Arena yaitu zoysia matrella dan ditambah dengan
sistem drainase yang baik. Sehingga ketika terjadi hujan deras
sekalipun air tidak akan menggenangi lapangan.
3) Pencahayaan dan papan score
Dalam mendukung jalannya sebuah pertandingan dimalam
hari maka lampu LED dengan kekuatan 2500 lux digunakan untuk
lapangan dan 1500 lux untuk penerangan tribun. Dengan begitu
stadion ini sudah melebihi standar FIFA yang hanya 1400 lux.

Demikian juga dengan papan score yang terdapat pada sisi


utara dan selatan yang sudah menggunakan ternologi LED. Dengan
begitu penonton dapat mengetahui hasil dan waktu yang telah
berlangsung. LED menggunakan jenis SMD terbaru dan
menggunakan merek Seiko Japan terbaik.

4) Ruang ganti pemain


Setelah renovasi stadion Utama Glora Bung Akarno
memiliki empat rung ganti, masing masing ruang ganti dilengkapi
sarana ruang pelatih, ruang tunggu, dan juga ruang pijat. Ada pula
kamar ganti yang memiliki fasilitas kamar mandi, toilet, shower,
wastafel, serta bak dengan pilihan air panas dan dingin. Selain itu
terdapat area pemanasan di sekitar ruang ganti pemain yang terlihat
seperti lapangan futsal, jika kondisi cuaca tidak memungkinkan
maka tempat tersebut bisa menjadi opsi.

5) Ruang pers conference


Ruang pers confrence disusun seperti bioskop dengan kursi
empuk dan nyaman. Sementara itu ruang media centre dilengkapi
dengan rung kerja yang luas, terdapat satu ruang utama dan
tambahan dan juga beberapa ruang yang bisa difungsikan untuk
studio mini atau kantor sementara untuk media. Selain itu, awak pers
juga diberikan area khusus area meja dan kirsi untuk bekerja di
tribune, adapun tribun pers terletak di antara area VVIP dan VIP
barat.

Anda mungkin juga menyukai