PENDAHULUAN
Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban
warga negara Indonesia dijamin oleh UUD 1945. Jaminan yang diberikan oleh UUD 1945
menjadi landasan bagi kita untuk menjalankan hak dan kewajiban . Hak dan kewajiban
merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktiknya harus
dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak
untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan
hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang
akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
3.1 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu, untuk mengetahui dan memahami
keududukan warga Negara dalam Negara kesatuan republic Indonesia dalam hak dan
kewajiban.
BAB II
PEMBAHASAN
1) UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur dalam
pasal 26 yaitu :
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-
orang
bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di
Indonesai.
3) Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.
4) UU No. 3 tahun 1946. Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan
penduduk negara adalah peraturan derivasidibawah dibawah UU 1945 yang
digunakan untuk menegakan kedudukan Negara RI denganwarga negaranya dan
kedudukan penduduk negara RI.
2) UU No. 62 tahun 1958
b. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Hukum dan Politik
Dalam bidang hukum dan politik, tidak boleh ada pengistimewaan demikian pula
diskriminasi terhadap warga negara, baik selaku individu maupun kelompok (apa pun ras,
agama, jender, golongan, budaya, dan sukunya) dalam berbagai urusan hukum dan politik. Di
sisi lain, semua warga negara harus memperoleh perlindungan hukum yang sama dan
kesempatan yang sama untuk menjalankan berbagai aktivitas politik.
Hal itu, misalnya, tercermin dalam UUD 1945 pasal 28 D ayat 1 (setiap orang berhak atas
perlakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum); pasal 28 G (setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat).
Contoh perwujudan prinsip persamaan dalam bidang hukum adalah adanya ketentuan
yang sama bagi semua warga negara mengenai berbagai proses hukum: misalnya ketentuan
mengenai proses keadilan, proses perizinan, pengurusan perjanjian, dan sebagainya. Sedangkan
contoh perwujudan prinsip persamaan dalam bidang politik adalah adanya ketentuan yang sama
bagi semua warga negara mengenai pemilihan umum, pemilihan kepala daerag, dan sebagainya.
4.Persamaan dalam hak asasi manusia
Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negara
memberikandan mengakui persamaan setiap warga negara dalam menjalankan HAM.
Mekanismepelaksanaan HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28
J.
Upaya mewujudkan persamaan kedudukan warga negara bukanlah upaya sekali selesai.
Meskipun konstitusi dan berbagai peraturan perundang-undangan telah mengatur hal itu, prinsip
tersebut belum terwujud secara optimal. Dalam kehidupan sehari-hari masih bisa ditemui
tindakan-tindakan diskriminatif.
Diskriminasi merujuk pada tindakan yang tidak adil terhadap individu, akibat adanya
karasterisik tertentu pada individu tersebut. Karateristik itu bisa berupa agama, jender, golongan,
budaya, suku, pendidikan, status sosial ekonomi, maupun kondisi fisik seseorang. Tindakan
diskriminasi bisa berbentuk diskriminasi langsung maupun diskriminasi tidak langsung.
Diskriminasi langsung terjadi apabila ada aturan hukum atau kebijakan yang ada jelas-jelas
menghambat peluang seseorang atas dasar karateristik tertentu. Sedangkan diskriminasi tidak
langsung terjadi apabila ada penyimpangan peraturan yang dilakukan untuk menghambat
peluang seseorang atas dasar karaterisktik tertentu.
Terkait dengan hal itu, kita bisa mencatat sejumlag peluang dan hambatan untuk
mewujudkan prinsip persamaan kedudukan warga negara di Indonesia. Adapun peluang itu
antara lain:
1. Kini konstitusi kita, yaitu UUD 1945 hasil amandemen, dan berbagai perundang-undangan yang
ada makin memberikan dasar yang kuat bagi upaya pemajuan prinsip persamaan kedudukan
warga negara di berbagai bidang kehidupan;
2. Kini demokrasi semakin diterima, diyakini, dan diperjuangkan oleh makin banyak warga
masyarakat sebagai pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia;
3. Iklim kehidupan pers bebas dan bertanggung jawab yang sedang dikembangkan bangsa
Indonesia sekarang ini merupakan sarana efektif untuk makin memasyarakatkan gagasan tentang
pentingnya prinsip persamaan kedudukan warga negara;
4. Keterbukaan politik yang ada sekarang ini merupakan media pembelajaran konkret yang sangat
baik bagi seluruh warga negara untuk belajar mengenai pentingnya prinsip persamaan
kedudukan warga negara;
5. Makin menguatnya aktor penting dalam pemajuan prinsip persamaan kedudukan warga negara,
yaitu berbagai elemen civil society (masyarakat madani) yang gigih memperjuangkan gagasan
multikulturalisme.
Di sisi lain, kita juga melihat adanya berbagai hambatan dalam upaya menegakkan dan
memajukan prinsip persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai bidang kehidupan.
Hambatan itu antara lain adalah:
· Masih adanya individu maupun kelompok masyarakat yang merasa diri lebih tinggi
kedudukannya daripada kelompok masyarakat lainnya, sehingga mereka cenderung menuntut
perlakuan istimewa di berbagai bidang kehidupan;
· Masih kuatnya budaya politik patron-klien, dimana elite politik yang menjadi patron akan
cenderung memberikan perlakuan istimewa kepada klien mereka;
· Masih kuatnya kecenderungan KKN di berbagai tingkatan pemerintah, sehingga mendorong
orang untuk bertindak diskriminatif, terutama kepada mereka yang lemah secara sosial-ekonomi-
politik;
· Berbagai kelemahan sistem hukum di Indonesia, seperti mafia peradilan misalnya, cenderung
mendorong orang untuk bertindak diskriminatif;
· Masih adanya pandangan-pandangan dan gerakan-gerakan ekstrem, radikal, dan intoleran
dalam masyarakat kadang memicu munculnya sikap-sikap dan tindakan-tindakan diskriminatif
dalam masyarakat;
· Masih adanya sikap diskriminatif sejumlah oknum penegak hukum, sehingga memicu
munculnta sikap diskriminatif masyarakat terhadap kelompok-kelompok tertentu.
Peluang dan hambatan tersebut menyadarkan kita, bahwa mewujudkan prinsip persamaan
kedudukan warga negara merupakan upaya sepanjang hayat. Upaya itu akan terus ada dan
memang harus terus ada. Dalam hal ini berlaku prinsip, bahwa selalu masih ada hal yang bisa
diperbaiki agar semakin menjadi lebih baik lagi. Untuk tiu, ada sejumlah upaya yang bisa
dilakukan guna makin memasyarakatnya prinsip persamaan warga negara.Hal-hal yang perlu
dipahami dalam upaya mengembangkan sikap menghargai persamaan kedudukan warga negara
sebagai berikut.
1. Kemajemukan Bangsa Indonesia
a. Ras
Ras merupakan golongan bangsa berdasar ciri-ciri fisik tertentu atau tubuh yang khas dan
tertentu. Kekhususan tersebut terdapat pada bebepara anggota tubuh seperti warna kulit, bentuk
hidung, bentuk mata, dan warna rambut. Perbedaan ras hendaknya tidak menyebabkan kita
bersikap diskriminatif. Perbedaan ras merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri. Di
balik perbedaan ras tersebut terdapat banyak hikmah. Oleh karena itu, tidak seharusnya kita
menjadikan perbedaan ras sebagai alat utnuk bersikap diskriminatif terhadap orang lain.
b. Gender
Gender merupakan jenis kelamin. Tuhan menciptakan manusia dengan salah satu
perbedaan, yaitu jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin menyebabkan perbedaan hak dan
kewajiban. Perbedaan gender hendaknya menjadikan kita belajar menghargai dan menghormati
perbedaan tersebut. Perbedaan gender menyebabkan hidup terasa lengkap dan lebih berwarna.
Perbedaan gender menyebabkan kita bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing.
c. Golongan
Di negara Indonesia yang sangat luas wilayahnya ini terdapat banyak golongan.
Golongan-golongan tersebut ada yang berbasis agama, partai politik, profesi, dan organisasi. Jika
setiap golongan beranggapan bahwa golongannya yang paling benar dan baik, perselisihan akan
muncul. Bagaimana kita bersikap terhadap perbedaan golongan?
Menghargai dan menghormati perbedaan tiap golongan yang ada merupakan sikap tepat
dalam menghadapi perbedaan tersebut. Selain itu, tiap golongan hendaknya tidak merasa
golongannya yang paling baik dan benar dengan menganggap remeh atau memandang rendah
golongan yang lain.
d. Agama
Ada enam agama yang paling banyak penganutnya di negara Indonesia, yaitu Islam,
Kristen (protestan), Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu. Tiap-tiap agama memiliki pemeluk
masing-masing. Perbedaan antara satu agama dengan agama lain dalam hal tata cara beribadag
maupun hal-hal lain pasti ada. Bagaimana sikap kita bersikap terhadap perbedaan agama?
Dalam keseharian kita sering berinteraksi dengan pemeluk agama lain. Sikap
menghormati, menghargai dan toleransi agama yang dianut merupakan sikap yang tepat untuk
menghadapi perbedaan agama dan keyakinan.
e. Budaya dan Suku
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki
kebudayaan dan adat istiadat tersebut berbeda-beda antara satu suku bangsa dengan suku bangsa
yang lain. Selain itu bahasa yang digunakan pun beraneka ragam. Meskipun demikian, kita
memiliki bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Perbedaan budaya dan suku bangsa menyebabkan keragaman dan kita bisa saling
mengenal satu sama lain. Perbedaan budaya dan suku bangsa menyebabkan kita bisa memahami
baudaya dan adat istiadat suku bangsa lainnya. Oleh karena itu, perbedaan budaya dan suku
bangsa hendaknya tidak meyebabkan kita bersikap diskriminatif. Keragaman budaya dan suku
bangsa hendaknya semakin mempererat persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia.
2. Peran Pemerintah dalam Menghargai Kedudukan Warga Negara Indonesia
Meskipun berbeda-beda, warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan di
berbagai bidang. Menyikapi perbedaan dan keberagaman bangsa Indonesia harus dikembangkan
sikap saling menghormati dan menghargai tanpa membedakan suku bangsa, agama, ras dan
sebagainya. Perbedaan bukan sebagai jurang pemisah, melainkan sebagai alat pemersatu bangsa
Indonesia. Perbedaan yang ada pada warga negara dapat melengkapi kekurangan warga negara
yang lain. Dengan semikian, perbedaan menyebabkan segala sesuatu menjadi lengkap.
Pemerintah Indonesia memiliki peran strategis dalam mendukung dan menghargai upaya
persamaan kedudukan warga negara Indonesia. Secara umum, peran pemerintah dalam upaya
untuk menghargai persamaan kedudukan warga negara dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
a. Setiap kebijakan pemerintah hendaknya bertumpu pada persamaan dan menghargai pluralitas
b. Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat
c. Produk hukum dan Perpu harus menjamin persamaan kedudukan warga negara
d. Partisipasi masyarakat dalam politik harus memperhatikan kesetaraan sara dan gender
Demikianlah di antara peran penting yang dapat dilakukan pemerintah dalam mendukung
upaya meghormati persamaan kedudukan warga negara Indonesia.
3. Contoh Sikap Warga Negara dalam Menghormati Persamaan Kedudukan Antarwarga Negara
Sebagai warga negara Indonesia sudah sepatutnya jika kita mendukung upaya
menghormati persamaan kedudukan warga negara. Prinsip-prinsip dalam upaya menghormati
persamaan kedudukan warga negara sebagai berikut.
a. Menghormati dan menghargai agama yang dianut orang lain dan tidak memaksakan suatu
agama dan kepercayaan kepada orang lain.
b. Menghormati tata cara veribadah pemeluk agama lain.
c. Mengakui dan memberlakukan manusia sesuai dengan harkat dan mertabatnya sebagai makhluk
Tuhan YME.
d. Mengembangkan sikap welas asih terhadap sesama manusia.
e. Menjaga keseimbangan anatara hak dan kewajiban.
Demikianlah beberapa prinsip yang dapat kita tanamkan dalam diri untuk mendukung
upaya menghormati persamaan kedudukan warga negara. Upaya yang Anda lakukan tidak akan
sia-sia dan pasti mendatangkan manfaat. Prinsip-prinsip tersebut dapat kita wujudkan dalam
beberapa sikap sebagai berikut.
a. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau sosial
b. Memberi kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah
c. Menciptakan suasana damai dan tentram dalam kehidupan
d. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
e. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Apabila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan sungguh-sunggu niscaya kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia akan makin sesuai dengan prinsip
persamaan kedudukan warga negara.
Kedudukan warga negara Indonesia
Disusun oleh:
Semester 2-B
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS HUKUM
2017
Daftar pustaka
http://belajarsemangatz.blogspot.co.id/2012/05/persamaan-kedudukan-warga-negara.html
dikunjungi pada tanggal 17 maret 2017 pukul 17.00 wib.