Anda di halaman 1dari 6

VI.

Pengertian Rule of Law

Menurut Prof. Sunarjati Hartono, mengutip pendapat yang digunakan Friedman


bahwa kata “Rule of Law” dapat dipakai dalam arti formil (in the formal sense) dan
dalam arti materiil (ideological sense). Dalam arti formil ini, maka the rule of law
adalah “organized public power” atau kekuasaan umum yang terorganisir.
Sedangkan dalam arti materil, the rule of law adalah berbicara tentang just law
(hukum yang mengandung keadilan).

Menurut T.D.Weldon, pengertian mengenai Negara yang menganut paham the rule
of law yang berarti Negara tersebut tidak hanya memiliki suatu peradilan yang
sempurna diatas kertas saja, akan tetapi ada atau tidaknya the rule of law dalam
suatu Negara tergantung daripada kenyataan apakah rakyatnya benar-benar dapat
menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik dari sesama warga
negaranya, maupun dari pemerintahnya. Secara umum, hukum adalah kumpulan
aturan-aturan yang ditetapkan negara yang dikenakan sanksi atau konsekuensi.
Yang dominan adalah konsep “Rule of Law” mengatakan apa-apa tentang
“justness” dari hukum itu sendiri, tetapi hanya bagaimana sistem hukum beroperasi.
Negara demokrasi pada dasarnya adalah Negara hukum.

Secara formal, Rule of Law diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi


(organized public power), misalnya negara. Sedangkan secara hakiki, Rule of
Law terkait dengan penegakan Rule of Law, karena menyangkut ukuran hukum
yang baik dan buruk (just and unjust law). 

Rule of Law merupakan  suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa


keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang
bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.
a. Prinsip-prinsip rule of law
Prinsip – prinsip Rule Of Law sangat erat kaitannya dengan “the enofercement of the
rules of law “ dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan
hokum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Secara kuantatif, peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan rule of law telah banyak dihasilkan di
Negara kita, namun implementasi/ penegakkannya belum mencapai hasil yang optimal
sehingga rasa keadilan rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law
belum dirasakan sebagai masyarakat.

b. Hak asasi manusia


Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir
yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak Asasi
merupakan sebuah bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu
karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang paling berharga
Hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No. 39
tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan “Negara Republik
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar
manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari
manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.”
Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal karena
diyakinibahwa beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memiliki perbedaan atas
bangsa, ras, atau jenis kelamin. Dasar Hak Asasi Manusia adalah manusia berada
dalam kedudukan yang sejajar dan memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai
macam aspek untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya Berdasarkan
beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri pokok hakikat
HAM, yaitu sebagai berikut :
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM merupakan bagian
dari manusia secara otomatis
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik , atau asal usul social dan bangsanya
3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melanggar
dan membatasi orang lain

c. Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945

Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan


filosofis tentang manusia yang melatarbelakanginya. Menurut Pancasila sebagai dasar
dari bangsa Indonesia hakikat manusia adalah tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan
kodrat sebagai makhluk Tuhan dan makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai
mahluk individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian inilah maka hak-hak asasi
manusia tidak dapat dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia tersebut.
Konseksuensinya dalam realisasinya maka hak asasi manusia senantiasa memilik
hubungan yang korelatif dengan wajib asasi manusia karena sifat kodrat manusia
sebaga individu dan mahluk sosial.
Melalui Pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea empat bahwa Negara
Indonesia sebagai suatu persekutuan bersama bertujuan untuk melindungi warganya
terutama dalam kaitannya dengan perlindungan hak-hak asasinya. Adapun tujuan
negara yang merupakan tujuan yang tidak pernah berakhir (never ending goal) adalah
sebagai berikut :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. bUntuk memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan social.
d. Pengertian warga Negara dan penduduk

Syarat – syarat utama berdirinya suatu Negara merdeka adalah harus ada wilayah
tertentu, ada rakyat yang tetap dan ada pemerintah yang berdaulat. Ketiga syarat ini
merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Warganegara adalah rakyat yang
menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara

e. Asas-asas kewarganegaraan
1. Ius-Sangunis dan Asas Ius-Soli
Asas IUS-SOLI adalah asas darah kelahran, artinya bahwa status
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya di Negara A
tersebut . Sedangkan IUS-SANGUINIS adalah asa keturunan atau hubugan
darah, artinya bahwa kewarganegaraan seseorang di tentukan oleh
orangtuanya.seseorang adalah warga Negara B karana orangtuanya adalah
warganegara B
f. Hak dan Kewajiban warga Negara Indonesia
Menurut Prof. Dr. Notonagoro:

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan
tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya
1. Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Pasal ini
menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu :
a.  Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
b.  Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.

2. Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : “Tiap-tiap warga


Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”
3. Pasal 27 ayat ( 3 ) dalam perubahan kedua UUD 1945 menetapkan hak dan
kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
4. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pikiran baik lisan maupun tulisan.
5. Pasal 29 ayat ( 2 ) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk
agamanya, masing-masing dan beribadat menurut agamanya.
6. Pasal 30 ayat ( 1 ) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan
kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
7. Pasal 31 ayat ( 1 ) menyebutkan bbahwa tiap-tiap warga negara
berhat mendapat pengajaran
g. Pengertian Hak dan Kewajiban Bela Negara
Seseorang memperoleh hak setelah melaksanakan kewajiban. Pembelaan negara atau
bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, usaha pembelaaan
negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran
berbangsa dan bernegara Indonesia dan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar
negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai