DISUSUN OLEH :
KELAS: B-13B KELOMPOK 7
“Om Swastyastu”
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul ”Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien
Multiple Organ Dysfunction Syndrome”
Penulis mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya penulis dengan rendah hati dan dengan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
“Om Shanti Shanti Shanti Om”
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kegagalan multi organ terus menjadi penyebab kematian lanjut setelah cedera.
Kegagalan multi organ juga menjadi penyebab terbanyak mortalitas di unit terapi
intensif setelah penyakit medis katastrofik mayor dan komplikasi bedah. Patogenesis
darisindrom ini masih belum dapat dimengerti sepenuhnya, tapi cenderung berkaitan
dengan sejumlah kombinasi dari respon inflamasi disregulasi, maldistribusi aliran
darah, cedera iskemia-reperfusi dan disregulasi fungsi imun.
Awalnya sindrom kegagalan multi organ diduga sebagai akibat dari sepsis. Ide
ini berdasarkan pengamatan bahwa onset dini dari kegagalan respiratorik setelah
sejumlahkejadian stress koinsiden dengan respon septic pada banyak pasien. Respon
ini antara lain meliputi demam, leukosistosis, peningkatan cardiac output dan
penurunan resistensivascular perifer.
Goris dan kawan-kawan mendemonstrasikan bahwa lebih dari 50% pasien
mengalami kegagalan multi system organ tanpa bukti adanya infeksi. Menemukan
bahwa pasien dengan kegagalan multi organ yangmeninggal memiliki bukti adanya
inflamasi akut dan kronik pada seluruh organ mereka. Penemuan ini mengarah pada
ide bahwa kegagalan multi system organ berasal dari sindrom respon inflamasi
sistemik ( systemic inflammatory response syndrome/SIRS) dan disregulasi respon
hiperinflamasi sistemik dari pada sepsis atau infeksi. Satu kejadian tersering yang
dapat menyebabkan scenario ini adalah iskemia/cedera reperfusi. Tujuan tinjauan ini
adalah untuk membahas ide bahwa iskemia/cedera reperfusi adalah suatu kejadian
yang sering menjadi predisposisi sindrom klinis dari kegagalan multiple
systemorgan. Meskipun istilah kegagalan muti organ pertamakali disebutkan pada
akhir 1970an, sindrom klinisnya telah dijelaskan dengan baik pada awal 1960an.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien Multiple Organ Dysfunction
Syndrome (MODS)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai konsep asuhan keperawatan pada pasien Multiple Organ
Dysfunction Syndrome.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang konsep asuhan keperawatan pada pasien Multiple
Organ Dysfunction Syndrome.
D. Sistematika Penulisan
1. Sistematika Teoritis
Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Keperawatan Kritis,
khususnya materi mengenai asuhan keperawatan pada pasien ventilator
associated pneumonia.
2. Sistematika Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
mengenai Keperawatan Kritis, khususnya materi mengenai konsep asuhan
keperawatan dan kasus asuhan keperawatan pada pasien Multiple Organ
Dysfunction Syndrome.
b. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa lainnya mengenai Keperawatan
Keperawatan Kritis, khususnya materi mengenai konsep asuhan keperawatan
dan kasus asuhan keperawatan pada pasien Multiple Organ Dysfunction
Syndrome.
c. Memberikan pemahaman bagi penulis mengenai Keperawatan Kritis,
khususnya materi mengenai konsep asuhan keperawatan dan kasus asuhan
keperawatan pada pasien Multiple Organ Dysfunction Syndrome.
BAB II
PEMBAHASAN
N. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi terdiri dari melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk
melakukan intervensi (atau program keperawatan). Perawat melaksanakan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap
perencanaan, kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat tindakan
keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut (Kozier et al., 2010).
Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan: independen, dependen, dan
interdependen. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
O. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008).
Terdapat dua tipe evaluasi (Asmadi, 2008), yaitu evaluasi formatif (proses) dan
evaluasi sumatif (hasil). Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses
harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan
untuk membantu menilai efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus
menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Sedangkan
evaluasi sumatif (hasil) adalah Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan
analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan
perkembangan. Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status
kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada
akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
Menurut Dinarti, Ratna, Heni, & Reni (2009) format yang digunakan untuk
evaluasi keperawatan yaitu format SOAP, Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan
dari pasien, Objective, yaitu data yang observasi oleh perawat atau keluarga,
Analisys, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dalam bentuk
masalah keperawatan). Ketika menentukan apakah tujuan telah tercapai, perawat
dapat menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan: tujuan tercapai; yaitu, respons
klien sama dengan hasil yang diharapkan, tujuan tercapai sebagian;, yaitu hasil yang
diharapkan hanya sebagian yang berhasil dicapai, tujuan tidak tercapai, Planning,
yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS) didefinisikan sebagai adanya
penurunan fungsi organ pada pasien dengan penyakit akut yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis tanpa intervensi, biasanya
melibatkan dua atau lebih sistem organ. MODS digambarkan sebagai jalur akhir dari
suatu proses pasien dengan penyakit kritis di ICU. Sepsis adalah diagnosis yang
seringkali ditemukan yang mengarah kepada kejadian MODS baik pada pasien
bedah ataupun non bedah. Pasien dapat berkembang menjadi MODS sebagai
konsekuensi dari infeksi primer atau ditumpangi dengan infeksi nosokomial.
Pemeriksaan diagnostic MODS bisa dilakukan dengan pendekatan klinis dengan
sistem skoring. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dibagi atas 2 yakni preventif
dan pengobatan dengan hal ingin dicapai terdapatnya adekuat oksigenasi jaringan,
mengobati infeksi, adekuat nutrisional support dan bila mungkin melakukan
tindakan seperti hemodialisis.
Saran
Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal
terkait dengan pengembangan mata kuliah Keperawatan Kritis. Penulis
menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan lebih lanjut
agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Demikianlah
makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. (E. Anisa, Ed.). Jakarta: EGC.
Black, J.C & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah edisi 8 buku 3.
Singapore: Elsheiver
Dinarti, Ratna, A., Heni, N., & Reni, C. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media.
Herwanto, V. & Amin Z. (2009). Sindrom disfungsi organ multipel. Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo: Jakarta
Johnson, M., et all. (2012). Nursing outcomes classification (NOC) Second Edition,
IOWA NANDA. (2012). Diagnosis keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2012-
2014. (Made Sumarwati & Nike Budhi Subekti, penerjemah). Jakarta: EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. (D. Widiarti, E. A. Mardela, N. B.
Subekti, & L. Helena, Eds.) (7th ed.). Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.