Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

EVIDENCE BASED PRACTICE OF NURSING


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II

Oleh :

Kelompok 4
Dihan Nelistia (1811312033)
Indah Ramadhani (1811311035)
Shinta Bella (1811311017)
Sucika Apreliza (1811311003)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................1
BAB I LATAR BELAKANG..........................................................................................................2
BAB II JUDUL DAN LINK JURNAL...........................................................................................3
BAB III PICO(T).............................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6

1
BAB I
LATAR BELAKANG

Sirosis hepatis (SH) merupakan konsekuensi dari penyakt hati kronis yang ditandai dengan
penggantian jaringan fibrosis, jaringan parut dan nodul regenerative (benjolan yang terjadi
sebagai hasil dari sebuah proses regenerasi jaringan yang rusak) akibat nekrosis hepatoseluler,
yang mengakibatkan penurunan hingga hilangnya fungsi hati (PPHI, 2010)

Diagnosis klinis SH dibuat berdasarkan kriteria Soedjono dan Soebandiri tahun 1973, yaitu
bila ditemukan 5 dari 7 keadaan berikut: eritema palmaris, spider nevi, vena kolateral atau
varises esophagus, asites dengan atau tanpa edema, splenomegali, hematemesis dan melena,
rasio albumin dan globulin terbalik. Timbulnya komplikasi-komplikasi seperti asites,
ensefalopati, varises esophagus menandai terjadinya pergantian dari SH fase kompensasi yang
asimtomatik menjadi SH dekompensasi (Vidyani dkk, 2011)

Menurut laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, rata-rata prevalensi sirosis
hepatis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat dibangsal penyakt dalam atau rata-rata
47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. Di negara-negara maju seperti Inggris
Raya dan Amerika Serikat, jumlah kematian akibat SH meningkat setiap tahunnya (PPHI, 2011;
WHO, 2000).

Seiring berkembangnya zaman penggunaan obat tradisional di Indonesia mengalami


kemajuan yang sangat pesat. Obat tradisional kembali digunakan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia sebagai salah satu alternative pengobatan. Salah satu tanaman obat yang berpotensi
dapat dikembangkan menjadi obat yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), yang
mengandung senyawwa bioaktif yang berupa kurkuminoid memiliki efek farmakologis antara
lain antioksidan, antialergi, antidemensia, antiinflamasi dab antikanker. Tanaman ini diketahui
mengandung antioksidan yang sangat tinggi, hal ini berkaitan dengan komponen dari tanaman
yang kaya akan antioksidan yang dapat melindungi hati dari kerusakan hepatotoksin, berkhasiat
sebagai membantu pengobatan pada gangguan fungsi hati, penambah nafsu makan dan
memelihara fungsi hati. Kandungan kurkumin yang terdapat pada temulawak mampu melindungi
sel-sel hati dari agen atau bahan toksik.

2
BAB II
JUDUL DAN LINK JURNAL

1. Jurnal 1
Judul : Penggunaan hepatoprotektor pada pasien sirosis hati rawat inap di RSUD dokter
Soedarso Kalimanatan Barat tahun 2017
Link Jurnal :
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/download/35312/75676582751
2. Jurnal 2
Judul : Pengaruh pemberian curcuma xhantoriza roxb terhadap perbaikan sel hepar
Link Jurnal : http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/2192/0
3. Jurnal 3
Judul : Effects of Long-term Norfloxacin Therapy in Patients With Advanced Cirrhosis.
Link Jurnal : https://www.gastrojournal.org/article/S0016-5085(18)34891-1/fulltext?referrer=https
%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2F

4. Jurnal 4
Judul : Hepatoprotective effect of curcumin in chronic hepatitis
Link Jurnal : https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/477

3
BAB III
PICO(T)

Jurnal Populasi (P) Intervention (I) Comparator (C) Outcome (O) Time (T) PICOT
Jurnal 1 Pasien sirosis Pengobatan Obat Hepa-Merz Melindungi dan 7 hari perawatan Pada pasien sirosis,
hepatis rawat inap hepatoprotektor yang mengandung menjaga fungsi manakah pengobatan
di RSUD dr. (curcuma) ornithine hati pada pasien yang lebih efektif
Soedarso L-aspartate sirosis dalam melindungi dan
Pontianak menjaga fungsi hati
Kalimantan Barat pasien sirosis antara
pengobatan
hepatoprotektor
dengan obat Hepa-
Merz dalam 7 hari
perawatan?
Jurnal 2 Pasien dengan Pemberian Memperbaikii Apakah pemberian
kerusakan sel curcuma kerusakan sel curcuma xanthoriza
hepar xanthoriza roxb hepar roxb efektif untuk
memperbaiki
kerusakan sel hepar?
Jurnal 3 Pasien dengan Terapi meningkatkan 6 bulan Bagaimana
Sirosis lanjut Norfloxacin kelangsungan keefektifan pemberian
jangka panjang hidup pasien terapi Norfloxacin
dalam jangka panjang
pada pasien sirosis
lanjut dalam waktu 6
bulan ?
Jurnal 4 Pasien Hepatitis Pemberian Mengurangi Bagaimanakah
kronis curcumin sebagai peradangan hati efektivitas pemberian
alternatif dan menekan curcumin sebagai
hepatoprotektor replikasi virus alternatif

4
hepatoprotektor untuk
mengurangi
peradangan hati dan
menekan replikasi
virus pada pasien
hepatitis kronis ?

5
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). 2010. Sirosis Hepatis. Available on http://pphi-
online.org/

Jesica Liana, Robiyanto, Nera Umilia Purwati. 2017. Penggunaan hepatoprotektor pada pasien
sirosis hati rawat inap di RSUD dokter Soedarso Kalimanatan Barat tahun 2017. Jurnal
Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN. Volume 4(1)

Syafitri.2019. Pengaruh pemberian curcuma xhantoriza roxb terhadap perbaikan sel hepar.Jurnal
Ilmu Kedokteran dan Kesehatan.Volume 6(3)

Anda mungkin juga menyukai