Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan yang baik bergantung sebagian pada lingkungan yang aman. Praktisi atau
teknisi yang memantau atau mencegah peniularan infeksi membantu melindungi klien dan
pekerja perawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan perawatan kesehatan
beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme
infeksius, meninkatnya pejanan terhadap jumlah dan jemis penyakit yang disebakan oleh
mikroorganisme dan prosedur invasive. Dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory
klien dapat terpajan mikroorganisme baru atau berbeda, yang beberapa dari mikroorganisme
tersebut dapat juga resisten terhadap banyak antibiotic. Dengan cara mempraktikan teknik
pencegahan dan pengendalian infeksi, perawat dapat menghindarkan penyebaran
mikroorganisme terhadap klien.

Dalam semua lingkungan, kiien dan keluarganya harus mampu mengenali sumber
infeksi dan mampu melakukan tindakan protektif. Penyuluhan klien nharus termasuk
informasi mengenai infeksi, cara-cara penularan dan pencegahan. Petugas perawatan
kesehatan dapat melindungi diri mereka sendiri dari kontak dengan bahan infeksius atau
terpajan pada penyakit menular dengan memiliki pengetahuan tentang proses infeksi dan
perlindungan barier yang tepat. Penyakit seperti hepatitis B, AIDS, dan tuberkolosis telah
menyeababkan perhatian yang lebih besar pada teknik pengontrolaan infeksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakonsep terjadinya penyakit?

2. Bagaimana konsep terjadinyainfeksi?

3. Apahubungan sehat/sakit dan lingkungan dalam proses terjadinya penyakit?

4. Apa pengaruh ekosistem terhadap kesehatan?

5. Apa persepsi sakit dan kesakitan?

Page 1
6. Bagaimana tindakan asuhan keperawatan pada kasus?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimanakonsep terjadinya penyakit?

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep terjadinyainfeksi?

3. Untuk mengetahui apahubungan sehat/sakit dan lingkungan dalam proses terjadinya


penyakit?

4. Untuk mengetahui apa pengaruh ekosistem terhadap kesehatan?

5. Untuk mengetahui apa persepsi sakit dan kesakitan?

6. Untuk mengetahui bagaimana tindakan asuhan keperawatan pada kasus?

Page 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Terjadinya Penyakit

Seseorang apabila mengalami gangguan suatu penyakit, maka tubuh secara alamiah
melakukan respond pertahanan dan salah satunya adalah reaksi infeksi atau peradangan.Ada
kecenderungan alamiah yang menganggap peradangan sebagai suatu yang tidak diinginkan
karena dapat membuat kegelisahan. Namun peradangan sebenarnya adalah gejala yang
menguntungkan dan sebagai pertahanan, yang hasilnya adalah netralisasi dan pembangan
agen penyerang. Penghancuran jaringan nekrois da pembentukan keadaa yang dibutuhkan
untuk perbaikan dan pemulihan. (Sylvia A, Price, Lorraine M, Wilson, 1994).

2.1.1 Definisi Sehat Dan Sakit

UU No. 23 (1992) sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa
(rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Menurut WHO (1947) yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang
lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari
penyakit dan atau kelemahan. Dalam konsep WHO tersebut diharapkan adanya
keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup lain
dengan lingkungannya.

Anggota masyarakat yang sehat termasuk dalam model keadaan yang baik atau
high level wellnessmodel:

1. Keadaan badaniyah (physical activity)

2. Kesadaran gizi (nutrionalawarness)

3. Pengelolaan terhadap stress (stress management)

4. Tanggung jawab mandiri (self responsibility)

Page 3
Sakit menurut perkin’s adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam beraktifitas sehari-hari
baik aktifitas jasmani, rohani, maupun sosial.

Keadaan sakit sering dipakai untuk menilai tingkatkesehatan suatu masyarakat.


Untuk mengetahui tingkat kesehatan tersebut dapat dilakukan melalui mengukuran-
pengukuran nilai unsure tubuh: berat badan, tekanan darah, frekuensi pernapasan,
pemeriksaan cairan tubuh dan lainnya. Kesakitan adalah reaksi personal, interpersonal,
cultural, atau perasaan kurang nyaman akibat dari adanya penyakit. (Salan, 1988).

2.1.2 Sejarah Alamiah Penyakit (Narural History Of Disease)

Sejarah alamiah dari suatu penyakit dapat dipakai sebagai cara dalam upaya
pencegahan atau pengontrolan penyakit.tingkatan atau level dibagi dalam empat
tingkatan:

1. Stage of susceptibility (tingkat kepekaan)

2. Stage of presymtomatic desease (tingkat sebelum sakit)

3. Stage of clinical desease (tingkat sakit secara klinis)

4. Stage of disability (tingkat kecacatan)

Stage Of Susceptibility

Pada tingkatan inipenyakit blum Nampak, tetapi telah ada suatu hubugan antara
hostatau induk semang, agenatau penyebab penyakit dan environment atau
lingkungan. Adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara ke tigafactor tersebut
diatas akan menimbulkan suatu hal yang disebut factor risiko atau risk factor.

Contoh: seseorang yang mempunyai badan gemuk (obesitas) dengan disertai


kadar kolesterol dan tekanan darah yang tinggi disertai perokok berat maka orang
tersebut akan mempuyai risiko mendapat seranga penyakit jantung koroner. Faktor
risiko pada tingkat kepekaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya:

Page 4
1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Gaya hidup

4. Sosial budaya

Stage Of Presymtomatic Desease

Pada tingkat ini penyakit belum tampak. Adanya faktor kepekaan dan interaksi
antarahost, agen dan enviroment akan timbul dan mulai tampak adanya perubahan-
perubahan secara patologis.

Contoh: seseorang sebelum ada tanda-tanda stroke atau kematian mendadak akan
terjadi perubahan-perubahan atherosklrotik pada pembuluh darah koroner.

Stage Of Clinical Desease

Pada tingkatan ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsional, adanya
perubahan terebut akan menimbulkan gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit. Pada
tingkatan sakit secara klinis, penyakit dapat diklasifikasikan seperti: lokasi atau daerah
yang saki, gambaran histologis serta pycososialnya.

Page 5
Sejarah Alamiyah Penyakit (Natural History Of Disease) Dan Tingkat Pencegahan
Penyakit (Stage Of Disease Preventation)

Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier


(Primary Prevention) (Secondary Prevention) (Tersier Prevention)
1. Peningkatan kesehatan 1. Deteksi Dini a. Menbatasi
(Health Promotion) Kecacatan(Disability
(Early Detection)
Limitation)
2. Pencegahan
2. Pengobatan Dini
Spesifik(Spesific b. Rehabilitasi(Rehabilitation)
Protection) (Early Curative)

C H
L O
I R
N I
I Z
C O
A N
Tingkat Kepekaan L N
Tingkat kecacatan
(Stage Of Susceptability) Tingkat sebelum Tingkat sakit
(Stage Of Disability)
sakit (stage of (stage of
presymto matic clinical
disease) disease)

2.1.3 Pencegahan Penyakit

Proses pencegahan suatu penyakit tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan
dan sejarah terjadinya penyakit.Arti pencegahan sendiri berati mengadakan inhibisi
terhadap perkembangan suatu penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi.

Tingkatan pencegahan dari suatu penyakit ada 3 macam:

 Pencegahan Primer (Primary Preventation)

Tingkatan ini dapat dilakukan pada fase kepekaan dari sejarah alami suatu
penyakit.Pencegahan primer ada 2 kategori yaitu:

Page 6
 Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)

a. Perbaikan status gizi masyarakat

b. Perbaikan kondisi rumah dan tempat rekreasi

c. Pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan sanitasi dan seks

 Pencegahan Spesifik (Spesific Protection)

a. Program immunisasi

b. Pencegahan kecelakaan

c. Pengaturan makan atau diet dan olahraga

d. Penjernihan air minum

 Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention)

Tingkatan ini dapat dilakukan pada fase preklinik dan klinik.

 Penemuan atau deteksi secara dini (Early Detection)

a. Penemuan penyakit kanker secara dini (insitu)

b. Penemuan kasus penyakit kencing manis (DM) secara dini

 Pengobatan penyakit secara dini

Agar penyakit tidak berkembang lebih lanjutperlu dilakukan pengobatan secara


dini atau pengobatan penyakit sebelum parah.

 Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention)

Tingkatan ini dapat dilakukan pada fase penyakit yang sudah lanjut atau fase
kecacatan.

a. Membatasi kecacatan (Disability Limitation)

b. Rehabilitasi (Rehabilitation)

Page 7
2.2 Konsep TerjadinyaInfeksi

2.2.1 Pengertian

Suatu keadaan penyakit akibat dari masuknya kuman pathogen atau mikroorganisme
lain ke dalam tubuh atau pada sehingga menimbulkan gejala.

2.2.2 Gambaran Atau Tanda Klinis

Tanda – tanda infeksi secara klinis dapat dilihat pada respon klinis lokal dan
sistemik.(Menurut Sylvia A, Price LorraineM. Willson, 1994:37).

 Tanda Klinis Lokal :

1. Rubor (Kemerahan)

2. Kalor (Panas)

3. Dolor (Sakit/Nyeri)

4. Tumor (Pembengkakan)

5. Fungtiolaesa (Keterbatasan Anggota Gerak)

 Tanda Klinis Sistemik :

1. Demam

2. Malaise

3. Anoreksia

4. Nousea

5. Vomiting

6. Sakit Kepala

7. Diare

Page 8
2.2.3 Proses Klinis Terjadinya Infeksi

Proses klinis terjadinya infeksi tergantung pada :

1. Mikroorganisme

2. Source (Sumber)

3. Portal of Exit

4. Mode of Transmition

5. Portal of Entry

6. Susceptible Host

RANTAIINFEKSI

A. Adanya Agens Infeksius

 Organisme pathogen seperti bakteri, virus, fungi dan protozoa yang terdiri dari :

1. Resident Pathogen

Secara normal ada dalam tubuh dan stabil jumlahnya. Contohnya seperti pada
kulit dan kolon. Paling banyak ditemukan pada kulit lapisan paling luar ±

Page 9
80% dan lapisan paling dalam 10% -20%, sulit dihilangkan melalui cuci
tangan dengan sabun, detergen meskipun digosok – gosok.

2. Transident Pathogen

Menempel dikulit saat individu kontak dengan objek selama aktivitas normal.
Contohnya seperti saat perawat menyentuh bed pasien, terkontaminasi
balutan bakteri dapat pindah ke kulit, organisme menempel pada kulit yang
basah atau kering dibawah kuku-kuku jari tangan, mudah di hilangkan
melalui cuci tangan.

3. Resident Mikroorganisme

Pada kulit paling dalam dapat mati bila di cuci menggunakan sabun anti
mikroba, virulensinya tidak terlalu tinggi, penyebab minor infeksi tertapi
dapat menjadi infeksi yang serius saat pembedahan.

 Adanya Mikroorganisme atau Parasit, hal ini tergantung pada :

1. Jumlah Mikroorganisme

2. Virulensi atau kemampuan menjadi sakit

3. Kemampuan masuk dan Survive dalam tubuh Host

4. Susceptibility Of Host (kemampuan masuk dalam tubuh)

B. Reservior : Sumber Untuk Berkembang Biak

Sumber dapat meliputi : tumbuhan, binatang, manusia dan aspek lingkungan.

 Tubuh Manusia

a) Populasi terbanyak adalah kulit, saluran pernapasan, mulut, alat kelamin


(vagina), kolon dan uretra bagian bawah.

b) Secara normal steril : pembuluh darah, cairan spinal, perintoneal cavity,


saluran urinaria, otot, tulang dan ruang dalam mata.

c) Binatang, unggas, insekta, kerang sumber vibrio cholerae.

Page
10
 Binatang dapat melalui insekta, unggas

 Objek atau Alat : Botol suction dapat menyebabkan peeudomonas

 Makanan, Air, Susu

Clortridium bottulinium adalah racun yang ada pada makanan kaleng, seperti
susu yang tidak di simpan di lemari es. Air kolam renang yang terkontaminasi
mengandung bakteri legionella pneumophila.

Karakteristik Lingkungan Untuk Petumbuhan Organisme

1) Makanan

E.Coli menguraikan makanan yang tidak dapat dicerna dalam usus

2) Oksigen

a. Bakteri Aerob : tahap hidup pada area bebas O2 dan multiplication sufficient
sehingga terjadi suatu penyakit, umumnya infeksi pada manusia. Contohnya
S.Aureus, Steptococcus lain.

b. Bakteri Anaerob : dapat bertahan hidup di area sedikit oksigen atau tanpa
oksigen. Contohnya Bakteri penyebab infeksi di pleura, sendi, tetanus,
ganggren, botulism.

3) Air

Banyak organisme yang bertahan hidup pada media ini. Contohnya treponema
pallidum : Menybabkan sipolis (Hidup pada lingkungan lembab) kecuali bateri
dalam bentuk spora, yang dapat menyebabkan penyakit antraks,botulism,
tetanus.

4) Temperature

a. Suhu dingin dapat mencegah pertumbuhan dan berkembang biaknya bakteri :


bakteriostatis

b. Suhu yang dapat menghancurkan bakteri : bakteriocidal.

Page
11
5) pH

a. Mikroorganisme paling banyak bertahan hidup pada situasi basa 5 – 8.

b. Tidak dapat hidup pada lambung.

6) Cahaya atau Penerangan

a. Lingkungan gelap lebih di sukai seperti di bawah balutan, dalam ruangan


tubuh.

b. Ultraviolet sangat efektif membunuh bakteri.

C. Portal Of Exit

1) Kulit dan membrane mukosa : normalnya kulit yang integritasnya terganggu dan
mukosa membrane yang dapat menimbulkan infeksi. Dan organism pathogen
tumbuh dan berkembang biak dalam luka dan membentuk cairan purulent.
Contoh : S.Aureus: cairan kuning. Cairan ini merupakan portal of exit.

2) Saluran pernapasan : Mycobacterium TBC dapat keluar melalui ; bersin, batuk,


bicara dan bernapas. Portal of exit : mulut dan hidung.

3) Saluran perkemihan : portal of exit ; saluran kemih atau melalui kelainan urinary
seperti ileostomi dan drain suprapubic.

4) Saluran gastrointestinal : portal of exit adalah melalui mulut, saliva, berciuman,


muntah, salng cairan dll.

5) Saluran reproduksi : Gonorrhea dan HIV, portal of exit : meatus uretra pada laki-
laki dan anal vagina pada perempuan (semen, urin, cairan vagina).

6) Darah : tusukan jarum dan luka trauma.

D. Modes Of Transmission (Metode Transmisi)

1) Direct contact / kontak langsung : transmisi lebih dari 1 rute. Contoh ; herpes
zoster melalui percikan ludah/kontak langsung.

Page
12
2) Indirect contact / kontak secara tidak langsung melalui alat seperti; stetoskop,
thermometer. Dan jika melalui manusia : seperti perawat, dan dokter.

E. Portal Of Entry

Organisme dapat masuk kedalam tubuh melalui rute yang sama saat keluar. Contoh
:suntikan organism dapat masuk.

F. Susceptible Host

Tingkat resistensi individu terhadap kuman pathogen yang masuk dalam tubuh.
Faktor yang mempengaruhi :

1) Stress yang berkepanjangan.

2) Status nutrisi yang buruk.

3) Fatigue.

4) Usia pada anak atau tua.

5) Pengobatan yang menelan produksi SDP.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resiko Infeksi

1) Usia : bayi dan lansia. Pada bayi immature system immune pada usia 2-3 bulan
IgG. Pada lansia akan terjadi kelemahan system immune.

2) Hereditas : kelainan bawaan berupa rendahnya serum immunoglobin

3) Status imunisasi : status imun lengkap atau tidak ini berhubungan dengan infeksi
yang timbul.

4) Terapi yang sedang dijalani : radiasi atau chemotherapy menyebabkan penekanan


pembentukan sel-sel darah

Page
13
5) Status nutrisi : kondisi status yang kurang baik memudahkan daya tahan tubuh
menjadi rendah, karena berkaitan dengan tidak seimbangan proses metabolism
dalam tubuh sehingga akan mempengaruhi sintesa protein.

6) Kelelahan : mempermudah timbulnya infeksi akibat tubuh mudah rentan terhadap


penyakit.

7) Stress : mengakibatkan peningkatan cortisone, selanjutnya berakibat pada


penurunan anti inflamasi.

2.2.5 Tahapan Proses Infeksi

1) Masa inkubasi

Pada masa ini kuman mulai masuk sampai dengan timbul gejala, lama waktu
timbulnya gejala bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lain.

2) Masa prodromal

Mulai timbul gejala umum sampai dengan gejala spesifik muncul. Individu sangat
infeksius dan mudah menularkan atau menyebarkan kuman pada oranglain.

3) Masa sakit

Gejala yang spesifik berkembang dan terlihat dengan jelas , pada organ yang
terinfeksi dan seluruh tubuh. Lama waktu sesuai dengan kondisi individu pada
patogenitas kuman.

4) Masa konvalensi

Mulai berkurangnya gejala sampai dengan kembali pada keadaan sehat. Tergantung
pada jenis penyakit dan kondisi individu.

2.2.6 Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Infeksi

1) Non spesifik : melalui anatomi dan fisiologis barriers, inflammatory response


dengan cara : respon vaskuler dan seluler, pembentukan eksudat dan perbaikan
jaringan.

Page
14
2) Spesifik (imun) : melalui media antibody dan media sel.

2.2.7 Upaya Pencegahan Infeksi

Agar penyakit tidak menyebar atau menular maka perlu untuk memutuskan siklus
mata rantainya. Ada beberapa upaya pencegahan yang dilakukan yaitu melalui
kegiatan promotif beruapa penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, peningkatkan
kebersihan lingkungan, peningkatan kebersihan perorangan dan perhatian khusus
terhadap suatu penyakit. (Notoatmojo, 2003:99), preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Tanggung jawab perawat dalam pencegahan infeksi :

1) Mendidik individu terhindar dari infeksi dengan cara:

a. Memperkuat daya tahan tubuh melalui imunisasi, peningkatan nutrisi, istirahat


dan tidur seimbang, menghindari stress.

b. Mencuci tangan dan mandi teratur.

2) Mencuci tangan, penting untuk kontorl infeksi. Tujuannya untuk menghilangkan


mikroorganisme yang dapat berpindah ke klien, pengunjung, dan tenaga kesehatan.
Waktu mencuci tangan bagi perawat:

a. Sebelum dan sesudah kontak dengan klien

b. Awal dan akhir dari perawatan persalinan bagi yang berada dalam ruang
maternity

c. Sebelum menyediakan makanan dan menyuapi

d. Setelah menyentuh alat yang terkontaminasi

e. Sebelum menyiapkan obat

f. Sebelum memegang alat steril

g. Sedangkan untuk pasien sendiri setelah menggunakan urinal, sebelum dan


sesudah makan

3) Menjamin kebersihan, desinfeksi dan sterilisasi

Page
15
2.3 Hubungan Sehat/Sakit Dan Lingkungan Dalam Proses Terjadinya Penyakit

2.3.1 Model Ekologi (Ecologic Models) Atau Segitiga Epidemiologi (Host - Aagen -
Environment)

Faktor host (tuan rumah), agen (bibit) dan environment (lingkungan) akan selalu
mengadakan interaksi. Interaksi bersifat dinamis artinya ketiga faktrot tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Intevensi Public Health pada prinsipnyaa mengatur
dinamika proses interaksi tersebut yang selalu berakhir dengan menguntungkan host
dan lingkungan hidupnya, dan pemberantasan terhadap agent penyakit dan vektornya.

Induk Semang (Host) Agen (Agent)

Lingkungan (Environmen)

1. Faktor host

Dipengaruhi sifat genetik manusia. Meningkatnya jumlah faktor determinent


genetik. Berhubungan dengan meningkatnya atau menurunnya kepekaan terhadap
penyakit tertentu. Yang termasuk dalam faktor ini umut, jenis kelami, ras, agama,
keturunan, kepribadian, perilaku gizi, dan lain sebagianya.

2. Faktor agent

Suatu penyakit biasanya berlokasi pada lingkungan tertentu. Agen lingkungan fisik
adalah radiasi radioaktif (sterilitas). Agen lingkungan kimia contohnya limbah
industri (minamata). Sedangkan biologi vector, bakteri, protozoa, dan virus.

3. Faktor Environment

Pendekatan lain untuk menunjukan hubungan anatara lingkungan manusia adalah


model roda. Model tersebut mengandung pusat genetic . sedangkan sekelilingnya
ada 3 sektor yaitu, fisik, biologi, sosial. Menurut pendekatan “model roda” dan
“segitiga epidemiologi” lingkungan fisik, biologi, dan sosila dapat menyebabkan
penyakit.

Page
16
2.3.2 Paradigma Hidup Sehat (The Well Being Paradigma)

Keadaan derajat kesehatan masyarakat yang menyatakan tingkat derajat atau


tingkat baiknya status kesehatan masyarakat. Keadaan sehat menurut Blum adalah
keadaan baik (well being) dari unsure somatic, sosial, dan psikis. Menurut WHO
(1957) keadaan sehat adalah suatu keadaan tubuh manusia yang menggambarkan
berfungsinya tubuh secara memuaskan dalam lingkungan dan sifat keturunan tertentu.

Pada dasarnya kondisi status kesehatan suatu masyarakat merupakan suatu


spectrum yang luas antara masyarakat yang berada dalam keadaan sehat optimum
sampai masyarakat yang berada dalam keadaan sakit beray atau menjelang kematian,
dapat dikategorikan dalam empat spektru yaitu :

 Stage of Optimum Health (tahap sehat optimum)

Kondisi kesahatan yang optimum dimana terdapatnya fungsi-fungsi unsur somatic,


psikis, dan sosial secara optimum.

 Stage of Suboptimum Health atau Incipient Fillnes (tahap sehat sub optimum atau
sakit ringan)

Kondisi kesehatan yang menurun dan terdapat gangguan fungsi yang ringan dari
somatic, psikis, dan sosial.

 Stage of Over Illnes atau Disability (tahap sakit atau terganggu)

Kondisi kesehatan yang menurun dan terdapat gangguan fungsi yang jelas serta
menunjukkan gejala ketidakmampuan atau gangguan kegiatan dan kecakapan
sehari-hari

 Stage of Very Serious Illnes atau Approach death (tahap sakit berat dekat
kematian)

Kondisi kesehatan yang sangat menurun dan telah mengancam eksistensi


kehidupan atau vitalitas seseorang.

Pada konsep segi tiga epidemiologi berbeda dengan paradigma hidup sehat
(health and well being paradigm dari H.L.Blum) yang menjelaskan empat faktor
utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu atau masyarakat.Keempat

Page
17
faktor tersebut merupakan faktor determinant atau penentu timbulnya masalah
kesehatan pada seseorang individu atau sekelompok masyarakat, yang terdiri dari
empat faktor yakni:

1) Faktor lingkungan (environment) yang terdiri dari lingkungan sosial ekonomi, fisik,
politik.

2) Faktor perilaku (gaya hidup atau life style) dari pada individu atau kelompok
masyarakat.

3) Faktor pelayanan kesehatan (medical care services) meliputi : jenis, cakupan, dan
kualitasnya.

4) Faktor genetic (keturunan).

Dalam keempat faktor juga saling berinteraksi secara dinamis yang


mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan kelompok masyarakat.
Sehingga faktor determinant yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul
dengan faktor lingkungan.

Penerapan paradigma ini pada intervensi public health dilakukan melalui


pengembangan program pelayanan kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan
human satisfaction, lingkungan hidup yang sehat dan dinamis (keseimbangan human
ecology) dan keturunan manusia yang lebih sehat.

Page
18
Bagan 2.3.2 The Force Field and Well being paradigms of health (Paradigma Hidup Sehat
Hendrik L Blum)

Sumber Daya Alam Genetik Sistem Budaya

Lingkungan Pelayanan Kesehatan


Hidup Sehat (prevention, cure, case
(fetal,physical,
natural,and rehabilitation)

manmade,sociocultural,ec
onomics,education,emplo
yment, etc) Perilaku Masyarakat
Keseimbangan Ekologi (attitude, behaviors) Kepuasan Manusia

Keterangan :
: Besarnya Pengaruh

Aplikasi Paradigma Sehat dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)

Kebijaksanaan pembangunan kesehatan ditekankan kepada upaya promotif,


preventif dengan maksud meningkatkan, memelihara dan melindungi orang yang
sehat agar menjadi lebih sehat dan produktif dan yang sakit perlu segera
disembuhkan agar menjadi sehat.Pola hidup sehat adalah perwujudan paradigma
sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang berorientasi sehat yang dapat meningkatkan, memelihara dan
melindungi kualitas kesehatannya baik fisik, mental, spiritual maupun sosialnya.

Perilaku hidup sehat meliputi perilaku prokatif untuk :

1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan
hidup sehat.

Page
19
2. Mengurangi atau menghilangkan kebudayaan yang mempunyai risiko
terjadinya penyakit seperti : kebiasaan minum-minum keras, merokok dan
makan-makanan yang berlebihan.

3. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang meimbulkan penyakit


seperti gerakan PSN atau 3M.

4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat seperti membuat


jamban dan SPAL.

2.3.3 Whell Model Of Man Environment Interaction


Hubungan factor yang mencakup sector lingkungan yang terdiri dari fisik,
biologis dan social selalu berhubungan dengan sector host dan agent.

1. Lingkungan Fisik Dan Penyakit

Yang termasuk dalam lingkungan fisik adalah: panas, sinar matahari, udara,
air, radiasi, atmosfer dan tekanan. Dengan berkembangnya industry maka aspek
fisik dari lingkungan akan memberikan pencemaran pada manusia.

Contohnya: kejadian pencemaran udara di London (inggris) tahun 1952 yang


membawa kematian sebanyak 4000 orang. Apabila sifatnya menahan, maka
pencemaran udara terutama di kota besar akan dapat menyebabkan penyakit pada
saluran pernafasan.

Page
20
2. Lingkungan Biologi Dan Penyakit

Dalam hubungan dengan penyakit maka dari sector lingkungan biologi dapat
dibagi dalam beberapa hal, sebagai berikut:

a. Agen penyakit infeksius.

b. Reservoir (manusia atau binatang).

c. Vector pembawa penyakit (lalat&nyamuk).

d. Tumbuhan dan binatang.

3. Lingkungan Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Penyakit

Lingkungan sosial,ekonomi, budaya merupakan lingkungan yang bersifat


dinamis dan cukup pelik. Suatu lingkungan sosial tertertu tidak bergitu saja
memberi pengaruh yang sama kepada semua orang.

Kebiasaan sosial mungkin akan memberikan pengaruh terhadap kesehatan.


Misalkan kebiasaan makan makanan tertentu, cara memasak dan lain-lain.

Factor penerima terhadap ide-ide baru dan kerja sama sosial dapat juga
mempengaruhi status kesehatan. Berikut hubungan sumber lingkungan dan
gangguan penyebab terjadinya suatu penyakit:

LINGKUNGAN SUMBER PENYAKIT


1. Fisik atau kimia
1.1 Bahan Radioaktif 1. Alami 1. Kanker
2. Pengetesan senjata nuklir 2. Gangguan genetik
3. Pusat tenang nuklir
4. Tambang uranium

1.2 Sinar Matahari 1. Alami


1. Kanker kulit
2. Terbakar

1.3 Kebisingan 1. Alami


1. Ambang
2. Buatan Manusia
pendengaran
meningkat

Page
21
2. Tuli
1.4 Vibrasi 1. Alat –alat bangunan
1. Vibrasi lokal
2. Vibrasi seluruh tubuh
2. Biologi
2.1 Fauna
1. Mikrobiologi 1. Kotoran manusia yang sakit 1. Penyakit infeksi
- Typoid
- Disentri
2. Parasit 1. Kotoran manusia 1. Cacing
- Cacing gelang
- Cacing tambang
- Cacing kremi
3. Vector (nyamuk) 1. Genangan air 1. Demam berdarah
2. Malaria

2.2 Flora
1. Jamur 1. Non hygines 1. Candidiasis
2. Versicalor (panu)
3. Sosial, Ekonomi,
Budaya
1. Kelebihan penduduk 1. Angka kelahiran meningkat 1. Penyakit infeksi

2. Kemiskinan 1. Pengangguran meningkat Keamanan, ketertiban


masyarakat
Penyakit infeksi, virus
3. Slum area 1. Sanitasi jelek
dan parasit.

Page
22
2.4 Pengaruh Ekosistem Terhadap Kesehatan

Rentang sehat sakit bersifat dinamis dan selalu berubah setiap saat, perubahan ini
dipengaruhi oleh enam factor, yaitu:

a. Politik

Mencakup keamanan, penekanan dan penindasan.

b. Perilaku manusia

Mencakup kebutuhan manusia, kebiasaan manusia dan adat istiadat.

c. Katurunan

Meliputi genetic, kecacatan, etnis, factor-faktor resiko dan ras.

d. Pelayanan kesehatan

Meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

e. Lingkungan

Meliputi tanah (place), udara (air), dan air (water).

f. Factor sosial ekonomi

Meliputi pendidikan dan pekerjaan.

Page
23
2.5 Persepsi Sakit Dan Kesakitan

Untuk semua individu sangat berbeda dan sangat tergantung dari situasi dan kondisi
dibawah ini :

a. Seseorang merasa sakit atau kesakitan setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit.

b. Seseorang merasa sakit, tetapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak menderita
sakit atau tidak mengalami penyakit.

c. Seseoang tidak merasa sakit, akan tetapi sebenarnya individu tersebut mengidap penyakit.

d. Sesorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.

Page
24
BAB III

KASUS PEMICU AGREGAT POPULASI PENYAKIT INFEKSI

Asuhan keperawatan komunitas dilakukan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat khususnya di RW X kelurahan Kebon Kosong dan dalam pelaksanaannya mahasiswa
menerapkan kegiatan ini diawali dengan memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi kegiatan persiapan, pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan ini melibatkan keluaga dan masyarakat melalui
pendekatan proses keperawatan.
A. PERSIAPAN
1. Persiapan Masyarakat
Kegiatan ini meliputi upaya mengenal secara tidak langsung karakteristik wilayah
binaan dengan cara memilih informasi dari berbagai pihak terkait antara lain kantor
Kelurahan Kebon Kosong. Setelah diadakan pertemuan informal melalui pendekatan
dengan perangkat RW X Kelurahan Kebon Kosong, ketua dan wakil ketua RW, kader
posyandu, kader PKK, tokoh masyarakat dan ketua RT masing-masing sejumlah 13 RT
untuk menjelaskan maksud dan tujuan praktek keperawatan kesehatan masyarakat dan
strategi yang akan dilaksanakan.
Atas persetujuan ketua RW X, tanggal 12 Februari 2011 diadakan pertemuan
pertama dengan ketua dan wakil ketua RW X, masing-masing ketua RT, kader PKK, dan
kader Posyandu. Dalam pertemuan itu dilakukan curah pendapat guna menggali masalah
kesehatan yang ada di RW X, untuk mendapatkan data-data kesehatan masyarakat di RW
X. Kader yang sudah terbentuk dipertahankan dan ditingkatkan.Pertemuan diakhiri
dengan sambutan ketua RW X.
2. Persiapan Teknis
Persiapan teknis dimulai dengan pertemuan pertama bersama dengan masyarakat RW 05
pada tanggal 12 Februari 2011. Tujuan dari pertemuan pertama adalah perkenalan dengan
warga masyarakat, mengidentifikasi masalah kesehatan secara umum, mempertahankan
dan meningkatkan kader PKK yang sudah terbentuk dimana mahasiswa ikut berperan
atau membantu mempertahankan dan meningkatkan kegiatan yang kader PKK.

Page
25
B. PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan,implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
Identifikasi masalah kesehatan dilakukan pada pertemuan pertama dengan mahasiswa
PSIK FKK UMJ dengan warga RW X Kelurahan Kebon Kosong pada tanggal 12
Februari 2011. Masalah kesehatan yang berhasil diidentifikasi adalah masalah
kesehatan berbagai tingkat usia. Masalah tersebut adalah nutrisi yang kurang pada
bayi / balita, timbulnya penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat dan kebiasaan
menjaga kesehatan yang kurang baik (DBD, TBC, Diare, ISPA, Penyakit Kulit),
penurunan derajat kesehatan lansia (rematik, hipertensi, diabetes mellitus ) di wilayah
RW X.
b. Pengumpulan Data
Setelah alat pengumpulan data (kuisioner) tersusun secara umum kemudian diuji
cobakan pada tanggal 16 Februari 2011 kepada masyarakat di wilayah RW 06
Kelurahan Kebon Kosong. Setelah diuji coba dilaksanakan dan dilihat hasilnya, maka
pada tanggal 21-23 Februari 2011 dilakukan penyebaran alat pengumpulan data
berupa kuisioner dengan teknik random sampling kepada masyarakat RW X.
Selanjutnya dilakukan penghitungan sample dengan menggunakan rumus Solfin:
N
n
1  d 2 (N )
Keterangan :
n = Besar sample
d = derajat presisi (deviasi) 5%
N = besar populasi = 508 KK
N
n
1  d 2 (N )
508
  223
1  (0,005) 2 (508)

Page
26
Jadi, jumlah sample minimal yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di RW X adalah sebanyak 223 KK.
Setelah dilakukan perhitungan maka disebarkan kuesioner sejumlah 223 kuesiner yang
disebarkan keseluruhan RT, masing-masing RT mendapatkan kuesioner yang
disesuaikan dengan jumlah kepala keluarga di RT tersebut. Jumlah KK yang ada
diwilayah RW X adalah sebanyak 508 KK, yang terdiri dari RT 01 dan 02 sebanyak 70,
RT 03 sebanyak 30, RT 04 sebanyak 35, RT 05 sebanyak 64, RT 06 sebanyak 40, RT X
sebanyak 40, RT 08 sebanyak 40, RT 09 sebanyak 35, RT 10 sebanyak 58, RT 11 dan
RT 13 sebanyak 56, RT 12 sebanyak 40.
Dengan menggunakan metode proporsional, dimana:

Dengan metode tersebut didapatkan jumlah sample untuk RT 01 dan RT 02 sebanyak


32, RT 03 sebanyak 14, RT 04 sebanyak 15, RT 05 sebanyak 28, RT 06 sebanyak 18,
RT X sebanyak 17, RT 08 sebanyak 17, RT 09 sebanyak 16, RT 10 sebanyak 25, RT 11
dan RT 13 sebanyak 24, RT 12 sebanyak 17.
Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuisioner, wawancara dan observasi diolah,
ditabulasi dan dianalisa sesuai dengan kelompok masalah. Data tersebut disajikan pada
perwakilan masyarakat diantaranya ketua RW, kader PKK, Ketua RT, dan tokoh
masyarakat pada tanggal 28 Februari 2011, kemudian disusun rencana kegiatan yang
disesuaikan dengan prioritas masalah.n=97 KK
ANALISA DATA:
Laporan Hasil Wiendshield Survey Lingkungan Rw X Kelurahan A Kecamatan B
I. Keadaan Geografis
Daerah RW X merupakan salah satu RW di Kelurahan Kebon Kosong yang terdiri dari 13
RT, Adapun batas wilayah yaitu:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Rumah Susun Dakota.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan RW 06
3. Sebelah Timur berbatasan dengan RW 08.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Apron.

Page
27
II. Komposisi Penduduk
Adapun jumlah penduduk yang ada di RW X dari 223 KK yang mendapatkan kuesioner
yaitu berdasarkan Survey Wiendhield yaitu sebanyak ± 954 jiwa, dengan komposisi
penduduk
1. Menurut usia, yaitu:
a. Usia 0 – 5 Tahun sebanyak 109 orang
b. Usia 6 – 12 Tahun sebanyak 115 orang
c. Usia 13 – 20 Tahun sebanyak 122 orang
d. Usia 20 – 40 Tahun sebanyak 340 orang
e. Usia 41 – 60 Tahun sebanyak 210 orang
f. Usia > 60 Tahun sebanyak 58 orang
2. Menurut Agama yang dianut masyarakat RW X
a. Islam sebanyak 99% (220 KK)
b. Kristen Protestan sebanyak 1% (3 KK)
c. Kristen Khatolik sebanyak 0% (0 KK)
d. Budha sebanyak 0% (0 KK)
e. Hindu sebanyak 0% (0 KK)
3. Menurut Suku Bangsa Kepala keluarga
a. Jawa sebesar 60,5% (135 KK)
b. Betawi sebesar 18 % (40 KK)
c. Sunda sebesar 15,7 % (35 KK)
d. Padang sebesar 3,6 % (8 KK)
e. Batak sebesar 0,4 % (1 KK)
f. Bugis sebesar 1,8 % (4 KK)
4. Menurut Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
a. Tidak sekolah sebesar 3 % (7 KK)
b. SD sebesar 17 % (38 KK)
c. SLTP sebesar 18 % (40 KK)
d. SLTA sebesar 49 % (110 KK)
e. Perguruan Tinggi sebesar 13 % (28 KK)
5. Menurut tingkat pekerjaan Kepala Keluarga

Page
28
a. Tidak bekerja 19% (42 KK)
b. PNS sebesar 6% (13 KK)
c. TNI/ POLRI sebesar 10 % (2 KK)
d. Karyawan swasta sebesar 35 % (78 KK)
e. Wiraswasta sebesar 27 % (60 KK)
f. Lain- lain sebesar 12% (25 KK)
III. Keadaan Masyarakat
Adapun keadaan ekonomi penduduk yang ada di RW X dari 223 KK yaitu yang
berpenghasilan < Rp. 500.000,- sebanyak 35 KK (15,7 %), berpenghasilan Rp. 500.000-
Rp. 1000.000,- sebanyak 79 KK (35,4 %), berpenghasilan > Rp. 1.000.000,- sebanyak 109
KK (48,9%).
Adapun organisasi masyarakat yang ada di RW X yaitu, Jumantik, majelis taklim untuk
ibu-ibu ada perkumpulan, arisan RW. PKK terdapat 1 lembaga di tingkat RW, sedangkan
Posyandu terdapat 1 lembaga yaitu POSYANDU Balita RW X yang letaknya di kantor RW
X dan letaknya sangat strategis untuk warga di RW X, dan 1 karang tarun. Namun belum
terbentuknya POSYANDU Lansia.
Masalah sosial yang ada di masyarakat selama mahasiswa melakukan praktek di sana
belum pernah terlihat adanya perkelahian remaja, untuk pemakaian obat terlarang dan
minuman keras menurut ketua RW, ketua RT, dan tokoh masyarakat yang ada sudah
berkurang jumlahnya. Kebiasaan merokok menjadi hal yang setiap hari mahasiswa
temukan dari anak remaja hingga sampai lansia, untuk permainan yang menggunakan uang
tidak pernah mahasiswa temukan selama praktek keperawatan komunitas.
IV. Keadaan Lingkungan
Wilayah RW X merupakan wilayah strategis yang di sekitarnya terdapat beberapa sekolah,
1 puskesmas kelurahan. Wilayah RW X mempunyai lapangan olah raga dan tempat
bermain tetapi tidak terlalu luas. Setiap pertemuan warga diadakan di kantor RW X.
Lingkungan umum yang ada disana diantaranya yaitu letak rumahnya di dalam gang,
keadaan got sekitar rumah banyak yang tidak mengalir, tertutup dan terbuka, dan banyak
sampah di setiap gang. Keadaan air yang digunakan masyarakat rata-rata jernih, tidak
berbau dan sedikit berasa asin. Sehingga rata-rata warga hanya menggunakan aira tanah
untuk mandi dan mencuci, sedangkan masak dan minum menggunakan air yang dibeli dari

Page
29
penjual keliling. Dalam membuang sampah biasanya masyarakat dikumpulkan dalam
plastik atau tong sampah dan membuangnya sendiri ke tempat pembuangan sampah.
V. Transportasi
Transportasi didaerah Kebon Kosong khususnya RW X mudah karena terletak dijalan
raya, dimana alat tranportasi yang digunakan yaitu mobil, bis/angkot, motor dan lebih
banyak berjalan kaki. Situasi jalan menggunakan semen dan aspal dengan kondisi jalan
baik namun untuk masuk lingkungan RW 05 tidak bisa menggunakan kendaraan selain
roda dua kecuali yang dekat dengan jalan raya.
VI. Pelayanan Kesehatan dan Sosial ( Fasilitas )
Di RW X terdapat tempat ibadah yaitu Masjid Akbar Kemayoran dan beberapa
musholah.Sedangakan Pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah RW X diantaranya
puskesmas kelurahan dan posyandu balita. Selain itu juga terdapa pelayanan pendidikan di
wilayah sekitar RW X diantaranya yaitu dua buah sekolah dasar (SD Muhammadiyah 50
dan Sekolah Dasar Negeri, dan 1 buah SMPN.
VII. Rekreasi
Di sekitar wilayah RW X terdapat tempat rekreasi atau tempat hiburan keluarga, hiburan
mereka biasanya hanya nonton televisi di rumah, dan terdapat pasar malam.
VIII. Komunikasi
Terdapat beberapa papan pengumuman/mading diantaranya di kantor RW, masjid dan
masing-masing RT memiliki papan pengumuman, tidak ditemukan adanya Kantor Koran.
Hampir seluruh KK memiliki Radio/dan TV.
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa PSIK UMJ di wilayah RW X Kelurahan A yang
dilaksanakan pada tanggal 21-23 Februari 2011 terhadap 223 KK didapatkan data sebagai
berikut :
1. Data Demografi
a. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
PIRAMIDA KOMPOSISI PENDUDUK
BERDASARKAN USIA DI RW X PADA 223 KEPALA KELUARGA
KELURAHAN A KECAMATAN B

Page
30
> 60 tahun : 58
41 - 60 tahun
jiwa : 210jiwa
21 - 40 tahun : 340 jiwa
13 - 20 tahun : 122 jiwa

6 - 12 tahun : 115 jiwa


0 - 5 tahun : 109 jiwa
Analisa data :
Dari data diatas yang diperoleh dari hasil survey 223 KK yang dilakukan penyebaran
kuesioner menunjukan komposisi jumlah penduduk warga RW X kelurahan Kobon
Kosong Kecamatan Kemayoran berdasarkan usia tahap tumbuh kembang. Jumlah
penduduk sebanyak 954 jiwa, yang terdiri dari usia lansia ( > 60 tahun ) sebanyak 58
jiwa. Usia dewasa tengah (41-60 tahun) sebanyak 210 jiwa, usia dewasa muda (21 – 40
tahun) sebanyak 340 jiwa, usia remaja ( 13 – 20 tahun ) sebanyak 122 jiwa, usia anak
sekolah ( 6 -12 tahun ) sebanyak 115 jiwa, usia toddler dan presekolah ( 0-5 tahun )
sebanyak 109 jiwa. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk di RW
X sangat beragam dan data ini digunakan sebagai salah satu panduan untuk
mengidentifikasi seberapa besar masalah kesehatan yang terjadi di RW X KELURAHAN
A KECAMATAN B berdasarkan tahap tumbuh kembang.

Page
31
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT POPULASI PENYAKIT INFEKSI

4.1 PENGKAJIAN
I. Inti Komunitas
1. Sejarah
-
2. Demografik (Inti Core)
Wawancara Angket/quesiner
 Usia:  Agama:
Lansia sebanyak 58 orang - Islam 99%
- Kristen protestan 1%
 Jenis Kelamin: - Kristen Katolik 0%
- Perempuan:26 orang - Budha 0 %
- Laki-laki: 32 orang - Hindu 0 %

 Tingkat Pendidikan:
- Tidak sekolah 7 KK (3%)
- SD 38 KK (17%)
- SLTP 40 KK (18%)
- SLTA 110 KK (49%)
- Perguruan Tinggi 28 KK (13%)

 Pekerjaan:
- Tidak Bekerja 42 KK (19%)
- PNS 13 KK (6%)
- TNI/POLRI 2 KK (10%)
- Karyawan Swasta 78 KK (35%)
- Wirausaha 60 KK (27%)
- Lain-lain 25 KK (12%)

3. Etnisitas
Angket
 Suku bangsa Jawa sebesar 60,5% (135 KK)
 Suku bangsa Betawi sebesar 18% (40 KK)
 Suku bangsa Sunda sebesar 15,7% (35 KK)
 Suku bangsa Padang sebesar 3,6% (8 KK)

Page
32
 Suku bangsa Batak sebesar 0,4% (1 KK)
 Suku bangsa Bugis sebesar 1,8% (4 KK)

4. Nilai dan Keyakinan


Angket Observasi
 Islam sebanyak 99% (220 KK) Terdapat satu mesjid di RW X
 Kristen Protestan sebanyak 1% (3 yaitu Masjid Akbar Kemayoran
KK) dan beberapa musholah.
 Kristen Katolik sebanyak 0% (0
KK)
 Budha sebanyak 0% (0 KK)
 Hindu sebanyak 0% (0 KK)

II. SUBSISTEM
1. Lingkungan
Winshield Survey
1. lingkungan
 Keadaan Air:
Rata-rata jernih, tidak berbau dan sedikit berasa asin, sehingga
warga mengunakannya hanya untuk mandi dan mencuci.

 Perumahan:
- Wilayah: Rw X terdapat beberapa sekolah, 1 pukesmas
kelurahan, lapangan olahraga, tempat bermain yang tidak
terlalu luas, kantor Rw..
 Lingkungan letak rumahnya didalam gang.
 Keadaan got sekitar rumah banyak yang tidak mengalir, tertutup
dan terbuka, dan banyak sampah disetiap gang. Sampah :
Dikumpulkan di tong sampah atau di kumpulkan di plastik dan di
buang di tempat pembuangan sampah.
 Rata-rata rumah terdapat dinding dengan papan/triplek sebanyak
27 KK.
 Terbuat dari semen/tembok sebesar 196 KK
 Jendela: 181 KK yang memiliki jendela dan 42 KK yang tidak
memiliki jendela, dari 181 KK jendela dibuka pagi hari sebesar

Page
33
96%
 Tempat buang air besar/jamban: dari 223 KK yang telah
memiliki jamban sebanyak 199 KK.
 Jarak sumber air bersih dengan spitank: dengan jarak lebih
dari 6 meter. Sebanyak 79 KK, Jarak 3-4 meter sebanyak 92 KK
dan jarak 1,2 meter sebanyak 52 KK. Jadi rata-ratanya 3-4 meter.
2. keadaan masyarakat.
 Daerah RW X salah satu RW di kelurahan Kebon Kosong
terdiri dari 13 RT yaitu:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Rumah Susun Dakota.
-Sebelah Selatan yang berbatasan dengan RW 06.
-Sebelah Timur yang berbatasan dengan RW 08.
-Sebelah Barat yang berbatasan dengan JL.Apron.

 Masalah sosial
Belum pernah terjadi perkelahian, penggunaan obat, minunan
terlarang dan judi. Tetapi Terdapat kebiasaan merokok setiap hari
dari remaja hingga lansia.

2. Pelayanan kesehatan dan sosial


Wawancara Observasi
1. Masalah kesehatan apa yang  Terdapat pelayanan
diderita pada bayi di rw x?. kesehatan di RW X
 Pada bayi timbul penyakit seperti posyandu,
akibat lingkungan yang kurang posbindu, dan
sehat dan kebiasan masyarakat puskesmas kelurahan
tidak menjaga kesehatan ( TBC,
ISPA, penyakit kulit)

2. Adakah pelayanan kesehatan


khusus bayi?
 Terdapat pelayanan kesehatan
di RW X seperti posyandu,
posbindu, dan puskesmas
kelurahan

3. Ekonomi
No Angket

Page
34
1. Penghasilan penduduk di RW X dari 233 KK adalah:
1. < Rp. 500.000 sebanyak 35 KK (15,7%)
2. Rp. 500.00 – 1.000.000 sebanyak 79 KK (35,4%)
3. > RP. 1.000.000 109 KK (48,9%)

4. Transportasi dan Keamanan


Wws
1. Situasi jalan menggunakan semen dan aspal dengan kondisi
jalan yang baik
2. Rata rata masyarakat lebih memilih jalan kaki dibandingkan
dengan menggunakan kendaraan

5. Politik dan Pemerintahan


Wawancara
1. Bagaimana struktur organisasi diwilayah RW X?
 Di wilayah RW X terdapat 13 RT dengan sebanyak 508 KK,
terdapat pula.

2. Apa saja organisasi yang ada diwilayah RW X?


 Ada beberapa organisasi yaitu, Jumantik, Majelis taklim untu ibu-
ibu, arisan RW, PKK, dan Posyandu.

6. Komunikasi
Wawancara
1. Apakah ada terdapat alat komunikasi yang formal dan informal di RT
X?
 Terdapat beberapa papan pengumuman mading diantaranya
dikantor rw, masjid, dan masing-masing rt.
2. Apakah warga memiliki tv dan radio?
 Hampir seluruh warga memiliki tv dan radio

7. Pendidikan
Wws

Page
35
Diwilayah RW X terdapat dua sekolah SD, yaitu SD Muhammadiyah 50
dan SD Negeri.Terdapat pula satu sekolah SMP Negeri.

8. Rekreasi
Wss
Terdapat tempat rekreasi dan tempat hiburan untuk warganya.Seperti
lapangan olahraga dan taman bermain untuk anak dan keluarga

III. PERSEPSI
Wawancara :
1. Warga Masyarakat :
- Apa yang mereka anggap sebagai masalah masyarakat?
Di wilayah RW X kelurahan kebun kosong terdapat masalah
kesehatan pada bayi/balita yaitu penyakit kulit, TBC, dan ISPA.

2. Persepsi anda/perawat komunitas?


- Pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat setempat.
Untuk wilayah rw x kelurahan kebun kosong kesehatan warganya
sangat kurang baik apalagi untuk anak bayi/balita di sebabkan
karna adanya beberapa penyakit yang di derita yaitu penyakit
kulit, TBC, dan ISPA. Serta lingkungan umum yang ada di sana di
antaranya letak rumah di dalam gang, ini dapat menyebabkan
lingkungan yang sangat padat fentilasi yang kurang pencahayaan
yang kurang, keadaan got sekitar rumah banyak yang tidak
mengalir tertutup dan terbuka banyak sampah di sekitar gang.
Tetapi untuk masalah air, warga menggunakan air yang bersih
jernih dan tidak berbau. Walau hanya sedikit air.

4.2 DIAGNOSA
1. Analisa data

No Data Diagnosa Keperawatan


1. Wawancara: Ketidakefektifan
- 0-5 tahun sebanyak 109 orang pemeliharaan kesehatan
- Masalah nutrisi yang berkurang baik pada pada balita dengan TBC di
bayi atau balita, timbulnya penyakit akibat RW X.
lingkungan yang kurang sehat dan
kebiasaan yang kurang baik (TBC)
- Terdapat posyandu pada balita

Page
36
- Terdapat pukesmas dikelurahan
- Terdapat tempat rekreasi kebun kosong
dipasar malam
Angket :-
Observasi:
- Tempat bermain yang tidak terlalu luas
- Lingkungan letak rumahnya didalam gang
- Rata-rata rumah terdapat dinding dengan
papan atau triplek
- Terdapat posyandu dalam suatu wilayah
kantor RW X dan letaknya sangat strategis
untuk warga di wilayah RW X
2. Wawancara : Ketidakefektifan
- Usia 0 – 5 tahun sebanyak 109 orang manajemen kesehatan di
- Pada bayi timbul penyakit akibat wilayah RW X
lingkungan yang urang sehat dan kebiasaan
masyarakat tidak bisa menjaga kesehatan
(TBC)
Observasi :
- Terdapat posyandu balita
- Terdapat puskesmas dikelurahan
- Keadaan got sekitar rumah banyak yang
tidak mengalir, tertutup dan terbuka dan
banyak sampah setiap gang.

2.Skoring
Masalah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Kesehatan
Ketidakefektif 2 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 32
an
pemeliharaan
kesehatan
pada balita
dengan TBC
di RW X.

Page
37
Ketidakefektif 2 4 5 2 1 2 1 3 2 2 3 2 28
an manajemen
kesehatan di
wilayah RW
X
3. Diagnosa Keperawatan Priotitas:
- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada balita dengan TBC di RW X.
- Ketidakefektifan manajemen kesehatan di wilayah RW X

4.3 INTERVENSI
no Dx Tujuan Intervensi Sasaran metode
Jangka Jangka panjang
pendek
Ketidakefektifan Setelah
1. 1. Bina hubungan -Ibu-ibu -Tanya
Pemeliharaan dilakukan - . saling percaya yang Jawab
kesehatan pada edukasi - Ibu balita dengan para ibu mempunya -Diskusi
balita dengan selama 2x dapat balita. i balita yag - skrining
penyakit TBC. dalam mencari 2. Lakukan sehat
seminggu informasi pendidikan maupun
diharapkan yang kesehatan yang
balita dengan relevan tentang penyakit menderita
penderita - Ibu balita TBC TBC.
TBC dapat dapat 3. Berikan
memelihara mengidentif penyuluhan -Semua
kesehatannya ikasi tentang Balita
. kendala pentingnya penderita
untuk bagaimana TBC
mecapai memelihara
hasil yang kesehatan
diharapkan dengan baik.
- Ibu balita 4. Skrining
dapat kesehatan
mencari dengan
pelayanan mendeteksi risiko
untuk atau masalah
mencapai kesehatan
hasil yang dengan
diharapkan. memanfaatkan
riwayat
kesehatan dan
pemeriksaan
kesehatan.

2. 2

Page
38
Ketidakefektif Setelah - Masyarakat di - Bina hubungan saling Masyarakat - Tanya
an manajemen dilakukan wilayah RW.X dapat percaya dengan wilayah Jawab
kesehatan di edukasi memutuskan cara masyarakat di RW.X RW.X -Diskusi
wilayah RW.X selama 2x untuk - Kaji tingkat
dalam meningkatkan pengetahuan dan
seminggu manajemen pengobatan mengenai
diharapkan kesehatan kesehatan pada
masyarakat masyarakat di wilayah
mampu - Masyarakat di RW.X
mengetahui wilayah RW.X - Lakukan pendidikan
cara untuk mampu mengelola kesehatan PHBS
meningkatka kesehatan dirinya sebagai cara
n manajemen sendiri, agar manajemen kesehatan
kesehatan di tercapai kesehatan dengan baik
RW.X yang optimal - Dukung masyarakat
dalam pengambilan
keputusan:
memberikan informasi
dan dukungan kepada
masyarakat RW.X
mengenai manajemen
kesehatan.
- Bentuk kader untuk
mengaktifkan kembali
pelayanan kesehatan
(puskesmas, posyandu).

4.4 Menyusun POA Intervensi


No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Dana PJ
1. Ketidak 1. pendidik Meningkatkan 1.Ibu 1 mei Puskesm - Puskesma Tuti
efektifan an kesadaran ibu dan 2019 as s
pemelih kesehata dari balita bayi
araan n tentang
penderita penderit
kesehata penyakit
n pada TBC TBC dalam a TBC
balita pemeliharaan
dengan 2. penyuluh kesehatan 2.Ibu 2 Mei Puskesm - Puskesma
TBC di an dan 2019 as s
RW X. tentang bayi
pentingn penderit
ya a TBC
bagaiman
a
memelih

Page
39
ara
kesehata
n dengan
baik
untuk
bayi
penderita
TBC
3. Ibu 3 mei Puskesm - Puskesm
3. memberi dan 2019 as as
kan bayi
informasi pende
dan rita
dukunga TBC
n kepada
ibu bayi
penderita
TBC
yang
membuat
keputusa
n
mengenai
perawata
n
kesehata
nnya.
4. Ibu 4 mei Puskesm - puskesm
4. Skrining dan 2019 as as
kesehata bayi
n dengan pen
mendetek deri
si risiko ta
atau TB
masalah C
kesehata
n dengan
memanfa
atkan
riwayat

Page
40
kesehata
n dan
pemeriks
aan
kesehata
n.

2. Ketidak 1.pendidika Meningkatkan 1.masya 8 Mei Balai Kecamatan Wida


efektifan n kesehatan kesadaran rakat di 2019 Desa
manaje PHBS masyarakat wilayah
men
sebagai cara dalam RW.X 9 Mei Balai Kecamatan
kesehata
n di memanajem melakukan 2019 Desa
wilayah en PHBS untuk 2.masya
RW X kesehatan memanajeme rakat di 10 Mei Balai Kecamatan
dengan baik n kesehatan wilayah 2019 Desa
RW.X
2.mendukun 11 Mei Balai Kecamatan
g 3.masya 2019 Desa
masyarakat rakat di
mengambil wilayah
keputusan RW.X
dalam
memanajem 4.masya
en rakat di
kesehatan wilayah
RW.X
4.membentu
k kader
untuk
mengaktifka
n kembali
pelayanan
kesehatan
seperti
puskesmas
atau
posyandu

Page
41
4.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tangal Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda


Tangan
15 mei Ketidakefektifan 1. Membina S:
2019 pemeliharaan hubungan  Para ibu
kesehatan pada saling mengata
balita dengan percayadengan kan
TBC di RW X. paraibubalita. timbuln
2. Melakukanpend ya
idikankesehatan penyakit
tentangpenyakit akibat
TBC lingkung
3. Memberikanpe an yang
nyuluhantentan kurang
gpentingnyabag sehat
aimanamemelih dan
arakesehatande kebiasaa
nganbaik. n
4. Menskriningkes masyara
ehatandenganm kat tidak
endeteksirisiko menjaga
ataumasalahkes kesehata
ehatandenganm n
emanfaatkanriw O :
ayatkesehatand  Terdapat
anpemeriksaan posyand
kesehatan. u pada
balita
 Terdapat
puskesm
as di
keluraha
n
 Terdapat
tempat
rekreasi
kebun
kosong
di pasar
malam
A:
 Tingkat
pemaha
man

Page
42
dalam
lingkung
an yang
sehat
dan
kebiasaa
n ibu
yang
mempun
yai
balita
dalam
menjaga
kesehata
n
teratasi
sebagian
P:
 Memoni
toring
masyara
kat
dalam
melakuk
an
pemelih
araan
lingkung
an yang
sehat
dan
kebiasaa
n
masyara
kat
dalam
menjaga
kesehata
n.

17 mei
2019

Page
43
BAB V

PENUTUP

Infeksi adalah suatu keadaan penyakit aibat dari masuknya kuman pathogen atau
mikroorganisme lain kedalam tubuh atau pada tubuh sehingga menimbulkan gejala. Gejala
atau tanda klinis berbeda-beda tergantung dari jenis kuman pathogen yang masuk kedalam
tubuh.

Praktik keperawatan komunitas sebagai bagian dari pelayanan kesehatan komunitas


memiliki peran yang sangat penting terhadap pencegahan, identifikasi, dan pengendalian
penyakit melalui pendekatan komunitas, intervensi lingkungan, promosi kesehatan
lingkungan, program deteksi dini penyakit. Pencegahan penyakit infeksi dapat dilakukan
dengan tiga jenis pencegahan yaitu, pencegahan primer (sebelum terjadinya penyakit),
pencegahan primer (deteksi dini penyakit), dan pencegahan tersier (untuk mencegah
kecacatan lebih lanjut dan rehabilitasi).

4.2 Saran

Pengetahuan tentang penyakit infeksi masih sangat minim. Oleh karena itu, perawat
komunitas harus mampu memahami konsep dasar penyakit infeksi sesuai dengan jumlah
masalah yang muncul disuatu daerah. Hal ini dapat membantu fungsi praktik keperawatan

Page
44
komunitas agar lebih efektif dalam mencegah, mengidentifikasi dan mengendalikan penyakit
infeksi dalam suatu populasi.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahid Igbal. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: Cv. Sagung Seto

Nies, Mary A. McEwen, Melanie. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga Edisi
Indonesia Pertama. Elsevier Singapore

Herdman, T. Heather. 2015. Nanda Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.

Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020 Edisi 11. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith N. 2016. Diagnosis Keperawatan:Diagnosis NANDA-1, Intervensi NIC, Hasil


NOC Edisi 10. Jakarta: EGC

Page
45

Anda mungkin juga menyukai