Anda di halaman 1dari 17

PERANAN PENDIDIKAN ORANG

DEWASA DALAM
PENYULUHAN PERTANIAN
Diposkan pada 18 Agustus 2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting
dalam usahanya mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Belajar dirasa penting karena
kehidupan manusia semakin berkembang dan semakin maju seiring dengan
berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, tanpa belajar manusia akan
tertinggal dan tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Pendidikan (education) tidak sama dengan sekolah (schooling). Sekolah


merupakan bagian dari kegiatan pendidikan atau belajar. Sekolah secara umum
diarahkan untuk pendidikan anak (TK, SD ) dan pemuda ( SMP – SMA )
Perguruan Tinggi. Pendidikan Orang Dewasa secara umum dilakukan dalam
pendidikan non formal, yang dapat dilakukan di tempat kerja, masyarakat
dalam bentuk kursus atau kepelatihan.

Pada dasarnya orang dewasa telah memiliki banyak pengalaman belajar dalam
hidupnya sehingga dalam proses pengajarannya harus dilakukan dengan
menggunakan teori belajar untuk orang dewasa yang tentunya sangat berbeda
dengan teori pengajaran untuk anak-anak serta pengajarannya pun harus
dilakukan oleh tenaga pendidikan yang telah memahami berbagai teori dan
konsep tentang pengajaran untuk orang dewasa. Pendidikan orang dewasa
dapat dilakukan secara mandiri (self education ) yang tidak tergantung pada
lembaga pendidikan yang menyusun program pendidikan.

Dalam suatu hubungan penyuluhan pertanian, penyuluh yang terlatih dengan


baik mempunyai sejumlah metode yang dapat digunakannya untuk membantu
sasaran. Suatu metode dapat dipandang sebagai usaha penyuluhan bila ia
memiliki persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhinya.
Kemampuan penyuluh yang efektif berarti kemampuan menggunakan
ketrampilan-ketrampilan yang benar-benar tepat sesuai dengan tuntutan
suasana. Untuk dapat mengajarkan ketrampilan menyuluh, pengajar perlu
memiliki tingkat kematangan yang tinggi dan kemampuan yang mantap dalam
mengadakan hubungan antar orang. Dari segi pribadinya pengajar hendaknya
memiliki kepribadian yang hangat, terbuka, menerima diri sendiri dan mampu
mengungkapkan (membuka) diri sendiri terhadap orang – orang disekitarnya
tidak terkecuali sasaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pendidikan orang dewasa / andragogi ?


2. Bagaimana peran pendidikan orang dewasa dalam penyuluhan
pertanian ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pendidikan orang dewasa / andragogi.


2. Mengetahui peran pendidikan orang dewasa dalam penyuluhan
pertanian.

II.TINJAUAN PUSTAKA  

A. Pengertian Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa

Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: “aner”, dengan akar kata andr,
yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau
membina. andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang
sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi
yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri
yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan
kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner Centered
Training/Teaching).

Pendidikan dewasa adalah suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk


bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Bagi orang dewasa
belajar berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk
bertanya dan mencari jawabannya ( Pannen dalam Supriantono, 2008).
Menurut UNESCO dalam Supriantono mendefinisikan pendidikan orang
dewasa berikut ini : Keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan
apapun isi, tingkatan, metodenya, baik formal atau tidak, yang melanjutkan
maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas
serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh
masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya,
meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan
perubahan pada sikap dan perilakunya dalam persfektif rangkap perkembangan
pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan
budaya yang seimbang dan bebas.

Defenisi di atas mengindikasikan bahwa pendidikan orang dewasa harus


terorganisir dan berorientasi pada pengembangan dan perubahan kognitif,
afektif dan psikomotor serta berpartisipasi aktif dalam pengembangan
EKOSOSBUD.

Orang dewasa sendiri dapat didefenisikan dalam tiga aspek yaitu :

1. Biologis → seseorang dikatakan dewasa apabila telah mampu


melakukan reproduksi.
2. Psikologis → seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki
tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.
3. Sosiologis → seseorang dikatakan dewasa apabila telah mampu
melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan
kepadanya.

Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang


sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar
yang sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan
dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan.

B. Perkembangan Teori Belajar Orang Dewasa

Ditemukannya istilah andragogi dimulai dari tahun 1833, oleh Alexander Kapp,
Kapp menjelaskan andragogi dengan menggunakan istilah Pendidikan Orang
Dewasa terutama dalam menjelaskan teori pendidikan yang dilahirkan ahli
filsafat Plato. Secara runtut berikut ini dijelaskan sejarah perkembangan
penggunaan istilah andragogi dari tahun ke tahun sebagai teori pendidikan
baru di samping teori pedagogi:
1. Pada abad 18 sekitar tahun 1833, Alexander Kapp menggunakan
istilah Pendidikan Orang Dewasa untuk menjelaskan teori
pendidikan yang dikembangkan dan dilahirkan ahli-ahli filsafat
seperti Plato. Kemudian Gernan Enchevort membuat studi tentang
asal mula penggunaan istilah andragogi.
2. Pada abad 19 tepatnya tahun 1919, Adam Smith memberikan
sebuah argumentasi tentang pendidikan untuk orang dewasa
“pendidikan juga tidak hanya untuk anak-anak, tetapi pendidikan
juga untuk orang dewasa”.
3. Tahun 1921, Eugar Rosenstock menyatakan bahwa pendidikan
orang dewasa menggunakan guru khusus, metode khusus dan
filsafat khusus. Edward Lindeman menerbitkan buku “Meaning Of
Adult Education” yang pada intinya berisi tentang: 1) Pendekatan
Pendidikan orang dewasa dimulai dari situasi, 2) Sumber utama
pendidikan orang dewasa adalah pengalaman si belajar ia juga
menyatakan ada empat asumsi pendidikan orangdewasa, yaitu:
4. Orang dewasa termotivasi belajar oleh kebutuhan pengakuan.
5. Orientasi orang dewasa belajar adalah berpusat pada kehidupan.
6. Pengalaman adalah sumber belajar.
7. Pendidikan orang dewasa memperhatikan perbedaan bentuk,
waktu, tempat dan lingkungan.
8. Pada tahun 1929, Lawrence P. jacks menulis dalam journal Adult of
education, bahwa pendapatan dan kehidupan adalah dua hal yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan. Ia mengistilahkan pendidikan
orang dewasa (POD) dengan Continuing School dan berbasis pada
pendapatan dan kehidupan.
9. Tahun 1930, Arceak AB mengenalkan istilah pendidikan sepanjang
hayat atau pendidikan seumur hidup dalam rangka pendidikan
untuk manusia. Pada tahun itu Robert D. Leigh menyimpulkan dari
hasil studinya dalam journal Adult Education bahwa belajar orang
dewasa sangat berkaitan erat dengan pengalaman sehari-hari,
sehingga pengetahuan baru harus berdasar pengalaman hidup
sehari-hari.
10. Pada tahun 1931, Lyman Buson menyusun buku “Adult
Education” yang membahas secara terperinci tentang tujuan
pendidikan orang dewasa sebagai sebuah bentuk sosial untuk
mencapai kesamaan tujuan program pada semua institusi
pendidikan orang dewasa.
11. Tahun 1938, Alan Rogers menulis dalam journal Adult
Education bahwa salah satu tipe pendidikan orang dewasa adalah
berdasarkan penggunaan metode baru sebagai prosedur atau
langkah pada pembelajarannya.
12. Sekitar tahun 1939, Rat Herton menulis dalam journal Adult
Education bahwa pada High School, dalam belajar orang dewasa
mempunyai beberapa pengetahuan atau kecakapan sehingga
proses belajar harus seperti yang dimulai atau dilakukan orang
yang belajar tersebut. Pemikiran tersebut sejalan dengan pendapat
Ben H. Cherrington yang ditulis dalam journal Adult
Education, bahwa pada pendidikan orang dewasa yang demokratis,
orang belajar menggunakan metode belajar aktif mandiri dan bebas
memilih belajar dan hasil belajar. Anggapan tersebut dipertegas lagi
oleh Wandell Thoman dalam journal Adult Education, bahwa
pendidikan orang dewasa berbeda dengan sekolah di dalam
keindividualan dan tanggung jawab sosial.
13. Dimulai pada tahun 1950, Malcolm Knowles
menyusun “Informal Adult Education” yang menyatakan bahwa inti
Pendidikan orang dewasa berbeda dengan Pendidikan tradisional.
Rogers menyatakan bahwa pendidikan juga dihubungkan dengan
perubahan tingkah laku, dimana hal ini sesuai dengan pembelajaran
orang dewasa.
14. Tahun 1954, Kurt Lewin menyatakan bahwa belajar terjadi
sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan
oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan
kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif
dilakukan melalui kelompok.
15. Tahun 1961, April O. Houle menyatakan bahwa orang-orang
dewasa tertarik pada continuing education dan alasan orang-orang
dewasa belajar adalah: 1) the goal – oriented learners, 2) the
activity – oriented learners, 3) the learning– oriented learners.
16. Tahun 1961, Maslow menyatakan dalam pendidikan orang
dewasa, peserta belajar harus mencapai aktualisasi diri. Carl Rogers
menyatakan dalam pendidikan orang dewasa, peserta belajar harus
dapat menunjukan fungsinya.

C. Karakteristik Belajar Orang Dewasa

1. Orang Dewasa Telah Memiliki Lebih Banyak Pengalaman Hidup


Menghubungkan pengalaman-pengalaman dengan konsep-konsep yang ingin
dipelajari serta menjadikan pengalaman sebagai sumber pembelajaran. Oleh
karena itu metode yang digunakan berfokus pada diskusi dan aplikasi materi.

2. Orang Dewasa Memiliki Motivasi yang Tinggi Untuk Belajar

Hal ini dikarenakan mereka ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik. Tujuan
mereka lebih nyata bahwa apa yang mereka pelajari haruslah dapat
diaplikasikan.

3. Orang Dewasa Telah Memiliki Banyak Peran dan Tanggung Jawab

Banyaknya peran dan tanggung jawab menyebabkan waktu belajar orang


dewasa terbatas. Oleh karena itu, pendidik orang dewasa penting untuk dapat
memahami persaingan penggunaan waktu ini.

4. Kurang Percaya Pada Kemampuan Diri untuk Belajar Kembali

Tekadang orang dewasa enggan untuk melibatkan diri dalam aktivitas


pendidikan dalam pendidikan orang dewasa mungkin disebabkan oleh faktor
fisik atau kepercayaan masyarakat yang keliru.

5. Orang Dewasa Lebih Beragam dari Pada Pemuda

Setiap individu berbeda dalam kemampuan serta kesiapannya menghadapi


kelompok-klelompok belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan
pertukaran pengalaman.

Selain itu, sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik,
maka terlepas dari benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran,
gagasan, teori, sistem nilainya perlu dihargai. Tidak menghargai (meremehkan
dan menyampingkan) harga diri mereka, hanya akan mematikan gairah belajar
orang dewasa. Namun demikian, pembelajaran orang dewasa perlu pula
mendapatkan kepercayaan dari pembimbingnya, dan pada akhirnya mereka
harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri. Tanpa kepercayaan diri
tersebut, maka suasana belajar yang kondusif tak akan pernah terwujud.

Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan
pendirian yang berbeda. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan
dapat mengemukakan isi hati dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas,
walaupun mereka saling berbeda pendapat. Orang dewasa mestinya memiliki
perasaan bahwa dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun, mereka
boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh
sesuatu sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll).

Keterbukaan seorang pembimbing sangat membantu bagi kemajuan orang


dewasa dalam mengembangkan potensi pribadinya di dalam kelas, atau di
tempat pelatihan. Sifat keterbukaan untuk mengungkapkan diri, dan terbuka
untuk mendengarkan gagasan, akan berdampak baik bagi kesehatan psikologis,
dan psikis mereka. Di samping itu, harus dihindari segala bentuk akibat yang
membuat orang dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan. Jalan
terbaik hanyalah diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal,
sehingga berbagai alternatif kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat
diciptakan.

Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara
khas dan unik. Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang
terkendali harus diakui sebagai hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang
diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi orang lain. Kebersamaan dalam
kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan sangat
membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu kebenaran
tanpa adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu,
latar belakang pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa
lampau masing-masing individu dapat memberi warna yang berbeda pada
setiap keputusan yang diambil.

Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan


suatu fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani
tampil beda, dapat berlaku dengan sikap baru dan mau mencoba pengetahuan
baru yang mereka peroleh. Walaupun sesuatu yang baru mengandung resiko
terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu sendiri merupakan
bagian yang wajar dari belajar.

Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok belajar
itu. Bagi orang dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya. Dengan demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama oleh
seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga untuk bahan renungan, di
mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang lain yang persepsinya
bisa saja memiliki perbedaan.

Setiap individu orang dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin sukar
baginya belajar (karena semua aspek kemampuan fisiknya semakin menurun).
Misalnya daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar, kemampuan
berkonsentrasi, dan lain-lain semuanya memperlihatkan penurunannya sesuai
pertambahan usianya pula. Menurut Lunandi (1987), kemajuan pesat dan
perkembangan berarti tidak diperoleh dengan menantikan pengalaman
melintasi hidup saja. Kemajuan yang seimbang dengan perkembangan zaman
harus dicari melalui pendidikan.

D. Kondisi dan Prinsip Belajar Orang Dewasa

Ada beberapa kondisi belajar dan prinsip belajar yang bersifat andragogis
diantaranya ketika peserta merasa ada kebutuhan belajar maka prinsipnya
pengajar mengemukakan kemungkinan baru untuk pemenuhan dirinya dan
membantu setiap peserta.

Menurut Lindeman terdapat lima (5) prinsip belajar teori belajar orang dewasa:

1. Orang dewasa termotivasi belajar apabila “belajar” tersebut dapat


memenuhi kebutuhan dan minatnya, oleh karena itu titik
berangkat pembelajaran orang dewasa adalah menemukan
kebutuhan dan minat warga belajar.
2. Orientasi belajar orang dewasa adalah berpusat pada
kehidupan(life centere), oleh karena itu unit pembelajaran orang
dewasa harus terkait dengan kehidupan, bukan pelajaran.
3. Pengalaman adalah sumber belajar yang paling baik bagi orang
dewasa, sehingga metode menggunakan pengalaman dan analisis
pengalaman.
4. Orang dewasa mempunyai kebutuhan yang dalam untuk
mengarahkan diri sendiri (self directing) oleh karena itu pengalaman
adalah guru dalam pembelajaran dengan mengambangkan
pengetahuan.
5. Perbedaan individu antara orang dewasa semakin bertambah
sejalan dengan bertambahnya usia, olehkarena itu gaya belajar,
waktu, tempat dan kecepatan belajar harus di ijinkan/ditolelir.
Prinsip Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa

Pendidikan orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang membedakannya dengan


jenis pendidikan yang lain. 10 Prinsip pendidikan orang dewasa tersebut,dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip
tersebut, yaitu :

1. Prinsip kemitraan

Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar dan


pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai murid tetapi
sebagai mitra belajar sehingga hubungan yang mereka bangun bukanlah
hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang bersifat membantu,
yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses
belajar pelajarnya.

2. Prinsip pengalaman nyata

Prinsip pengalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran


pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata. Kegiatan
pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak berlangsung di kelas atau situasi
yang simulative, tetapi pada situasi yang sebenarnya.

3. Prinsip kebersamaan

Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam kegiatan


pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya interaksi yang
maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar.

4. Prinsip partisipasi

Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara


maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas dari
pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa semua
peserta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif dari seluruh proses
pembelajaran mulai dari perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

5. Prinsip keswadayaan
Prinsip keswadayaan merupakan prinsip yang mendorong kemandirian pelajar
dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan orang dewasa
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang mandiri yang mampu melakukan
peranan sebagai subyek atau pelaku. Untuk itulah diperlukan prinsip
keswadayaan.

6. Prinsip kesinambungan

Prinsip yang menjamin adanya kesinambungan dari materi yang dipelajari


sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu dan dengan
materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang. Dengan prinsip ini maka
akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup (life long education) dalam
pendidikan orang dewasa.

7. Prinsip manfaat

Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam pendidikan orang
dewasa adalah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pelajar. Orang
dewasa akan siap untuk belajar manakala dia menyadari adanya kebutuhan
yang harus dipenuhi. Kesadaran terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya
minat untuk belajar, dan karena rasa tanggung jawabnya sebagai orang dewasa
maka timbul kesiapanya untuk belajar.

8. Prinsip kesiapan

Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik dari pelajar
untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa tidak akan dapat
melakukan kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum siap untuk
melakukannya, apakah itu karena belum siap fisiknya atau belum siap
mentalnya.

9. Prinsip lokalitas

Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat spesifik local.
Generalisasi dari hasil pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa akan sulit
dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan
kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan untuk memecahkan
masalah pelajar pada tempat mereka masing-masing, pada saat sekarang juga.
Kemampuan tersebut tidak dapat diberlakukan secara umum menjadi suatu
teori, dalil, atau prinsip yang dapat diterapkan dimana saja, dan kapan saja.
Hasil pembelajaran sekarang mungkin sudah tidak dapat lagi dipergunakan
untuk memecahkan masalah yang sama dua atau tiga tahun mendatang.
Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat diaplikasikan dimana
saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri karena hasil
pembelajaran tersebut diproses dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki
oleh pelajar.

10. Prinsip keterpaduan

Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan materi


pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam pendidikan orang
dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya terintegrasi menjadi
suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak parsial atau terpisah-pisah.

Proses belajar yang bersifat andragogis meliputi langkah-langkah sebagai


berikut:

1. Menciptakan iklim belajar yang cocok untuk orang dewasa,


2. Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat
partisipatif,
3. Mendiagnosis kebutuhan belajar,
4. Merumuskan tujuan belajar,
5. Mengembangakn rancangan kegiatan belajar,
6. Melaksanakan kegiatan belajar, dan
7. Mendiagnosa kembali kebutuhan belajar (evaluasi).

1. Kelebihan dan Kelemahan dari Teori Belajar Orang Dewasa

Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal


sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling
tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan
pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau
usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi
pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan
dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Andragogi memiliki kelemahan, salah satunya adalah bahwa bagaimana


mungkin seorang siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya ilmu
kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka sukai? Seolah sistem
Andragogi hanya sebagai suatu sistem yang mengembirakan siswanya saja dan
melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah pendidikan itu dilakukan? Dan
bagaimana pula bisa dilakukan penjagaan terhadap ilmu-ilmu yang sudah ada?
jika sebuah ilmu tersebut tidak diminati oleh siswa, tentu saja satu waktu ilmu
tersebut akan hilang. Dan bagaimana siswa dibiarkan memilih jika ada
persyaratan kemampuan yang memang mesti dimiliki seandainya siswa mau
belajar ilmu tertentu. Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan memilih mata
pelajaran Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian,
jumlah, kurang bagi, dll. Atau bisa dikatakan juga tak mungkin seorang pengajar
itu membiarkan siswanya belajar materi yang sudah tinggi sebelum belajar
mengenai materi dasarnya.

E. Pengertian Penyuluh Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal),


bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik
(better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih
sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta
menjaga kelestarian lingkungannya (better environment).

Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada


tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahan
pengertian penyuluhan pertanian. Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU
SP3K), arti penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku
utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

 III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peranan Pendidikan Orang Dewasa Dalam Penyuluhan Pertanian

Pendidikan orang dewasa dengan penyuluhan pertanian sangat berkaitan erat


terutama bagi penyuluh dalam menentukan metode apa yang akan digunakan
dalam memberikan penyuluhan kepada kelompok tani atau sasaran lainnya.
Dalam menentukan metode penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu
memahami prinsip – prinsip belajar orang dewasa seperti :

1. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila metode


pembelajaran yang diberikan menarik.
2. Orang dewasa akan belajar dengan giat apabila dosen/tenaga
pengajarnya menarik
3. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila suasana ruang
belajar sesuai dengan suasana hatinya .
4. Orang dewasa akan belajar dengan tekun apabila selalu mendapat
support dari keluarga dan orang – orang disekitarnya
5. Orang dewasa akan belajar dengan giat apabila fasilitas ruang
belajar memadai.

Keberhasilan seorang penyuluh dalam menyampaikan inovasi baru juga


ditentukan dari bagaimana penyuluh tersebut dapat memahami factor
penghambat dan pendukung proses pembelajaran orang dewasa. Factor –
factor ini sangat dibutuhkan oleh seorang penyuluh agar penyuluhannya
mampu untuk menarik perhatian petani, yang nantinya akan diterapkan dan
dapat bermanfaat bagi petani.

Adapun factor – factor pendukung orang dewasa dalam belajar yaitu :

1. Motivasi

seorang penyuluh harus mau dan mampu untuk memberikan motivasi kepada
sasaran agar usahataninya dapat meningkat. Dengan memberikan motivasi,
sasaran akan lebih tertarik kepada kita dan mau untuk menerima inovasi yang
akan diberikan. Tentunya motivasi yang diberikan harus berhubungan dengan
cara mneingkatkan kesejahteraannya.

2. Rasa keingintahuan yang tinggi

Orang dewasa selalu merasa kekurangan ilmu sehingga selalu timbul dalam
dirinya untuk selalu mau tahu apa saja yang dapat berguna bagi kehidupannya.

3. Keinginan untuk memperbaiki hidup


Orang dewasa akan selalu ingin agar kehidupannya dan keluarganya menjadi
lebih baik. Factor inilah yang harus dipahami seorang penyuluh bahwa sasaran
akan tertarik pada penyuluhan yang diberikan jika inovasi yang diberikan dapat
memperbaiki hidup sasaran.

Factor – faktor penghambat keberhasilan orang dewasa belajar yaitu :

1. Kondisi fisik

Kondisi orang dewasa dan implikasinya dalam mengikuti pendidikan di


pengaruhi oleh kondisi fisik (karena kondisi fisik orang dewasa sedikit
mengalami kemunduran). Kondisi fisik orang dewasa merupakan hambatan
dalam proses belajar baik di dalam kelas/ luar. Makanya pendekatan yang perlu
ditumbuhkan dalam proses belajar orang dewasa yaitu dengan mengurangi
waktu belajar.

2. Psikologis

Orang dewasa sudah memiliki banyak tanggung jawab terutama keluarga.


Terkadang adanya masalah keluarga yang dihadapi orang dewasa akan
menghambat proses pembelajaran. Makanya pendekatan yang perlu
ditumbuhkan dalam proses belajar orang dewasa yaitu dengan menyediakan
fasilitas yang memadai dan sesuai dengan kondisi atau perasaan orang dewasa.

3. Ekonomi

Tidak sedikit orang dewasa yang tidak mau untuk mengikuti pendidikan
dengan alasan kondisi ekonomi. Jika keadaan ekonominya hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari – hari atau belum cukup, maka orang dewasa
lebih memilih untuk tidak mengikuti pendidikan terutama yang formal. Maka
pendekatan yang perlu ditumbuhkan dalam proses belajar orang dewasa yaitu
dengan pendidikan nonformal tanpa membebankan biaya.

4. Budaya

Budaya juga mempengaruhi orang dewasa dalam belajar. Jika orang dewasa
ditempatkan belajar pada daerah yang memiliki budaya yang tidak sama
dengan asalnya, maka akan menghambat proses pembelajarannya, perlu waktu
baginya untuk beradaptasi dengan budaya byang baru.
Metode pembelajaran orang dewasa yang cocok digunakan bagi kelompok tani
yaitu :

1. Ceramah, kuliah singkat

metode yang memberikan penjelasan atau memberi deskripsi lisan, tentang


suatu materi pembelajaran tertentu.

2. Tanya jawab

Suatu cara memfasilitasi, fasilitator dan warga belajar aktif bersama, didahului
oleh fasilitator yang memancing dengan pertanyaan, dan warga belajar
menjawabnya atau sebaliknya.

3. Brainstorming

Metode yang digunakan, untuk membantu peserta pelatihan, memikirkan dan


mengemukakan ide dan gagasan sebanyak mungkin, tanpa menyalahkan.

4. Role play

Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran tertentu dan menyajikan;


“permainan peran” dan melakukan “dialog-dialog” tertentu, yang menekankan
pada karakter, sifat atau sikap yang perlu dianalisis.

5. Demonstrasi / peragaan

Demonstrasi, atau Peragaan, metoda yang digunakan oleh fasilitator


“memperagakan” suatu proses, untuk meningkatkan keterampilan tertentu,
dengan menggunakan alat yang sesuai dengan yang sesungguhnya.

6. Study lapangan

yaitu belajar melalui pengalaman orang / lembaga lain. dengan melakukan


pengamatan, wawancara, dan hasil diskusi langsung di lokasi studi.

7. Penugasan,
metode yang digunakan oleh fasilitator dalam berinteraksi dengan warga
belajar, dengan pemberian tugas tertentu baik perorangan maupun kelompok
dengan sistem hubungan putus.

8. Sosiodrama

cara penyajian materi pelatihan melalui kegiatan mengikutsertakan warga


belajar, untuk memainkan peran tertentu dalam mendramatisir masalah-
masalah sosial, dengan terencana dan kelengkapan skenario (skrip) yang jelas
tentang peran masing-masing, berikut dialognya.

Jika penyuluh sudah mampu memahami arti dari orang dewasa, prinsip belajar
orang dewasa, factor pendukung dan penghambat orang dewasa belajar serta
metode pembelajaran yang cocok bagi orang dewasa yang akan diterapkan di
kelompok tani dan sasaran lainnya, maka penyuluhan akan berjalan dengan
lancer dan Pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani pasti akan berubah
lebih baik. Dengan berubahnya PKS sasaran ke arah yang lebih baik, maka
dapat meningkatkan hasil usahataninya yang nantinya juga akan berujung ke
kesejahteraanya. Dan saat itulah seorang penyuluh dapat juga dikatakan
berhasil.

                            

IV. PENUTUP

A. Simpulan

1. Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-


orang yang sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa
melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan berkelanjutan
dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan,
sikap, nilai-nilai, dan keterampilan.
2. Peran Pendidikan Orang Dewasa dalam Penyuluhan Pertanian
yaitu, Jika penyuluh sudah mampu memahami arti dari orang
dewasa, prinsip belajar orang dewasa, factor pendukung dan
penghambat orang dewasa belajar serta metode pembelajaran
yang cocok bagi orang dewasa yang akan diterapkan di kelompok
tani dan sasaran lainnya, maka penyuluhan akan berjalan dengan
lancar dan Pengetahuan, sikap, serta keterampilan petani pasti
akan berubah lebih baik. Dengan berubahnya PKS sasaran ke arah
yang lebih baik, maka dapat meningkatkan hasil usahataninya yang
nantinya juga akan berujung ke kesejahteraanya. Dan saat itulah
seorang penyuluh dapat juga dikatakan berhasil.

B. Saran

1. Sebaiknya dalam pendidikan bagi orang dewasa lebih diberatkan


ke diskusi dan demonstrasi dibanding hanya menerangkan.
2. Penyuluh harus mampu memahami pendidikan orang dewasa yang
nantinya akan bermanfaat dalam kegiatan penyuluhan.

DAFTAR PUSTAKA

Nikmah, Lailatun. (2013). Teori Belajar Andragogi. [Online].


Tersedia: http://laylanikc.blogspot.com/2013/11/teori-belajar-andragogi.html.
Diakses 02 September 2014

Rosyid, Mohammad. (2014). Makalah Andragogi. [Online].


Tersedia: http://pgsdberbagi.blogspot.com/2014/01/makalah-andragogi-atau-
pendidikan-orang.html. Diakses 02 September 2014

Vera. (2013). Teori Belajar Orang Dew asa. [Online]. Tersedia: http://rara-


rememberme.blogspot.com/2013/04/aplikasi-teori-belajar-orang-
dewasa.html. Diakses 02 September 2014

Anda mungkin juga menyukai