Anda di halaman 1dari 34

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

(ADULT LEARNING)

Ns. Merry J. Firstiana, M.Kep


28 September 2020
Tujuan
Membentuk konsep diri
Menambah pengalaman dalam menghadapi masalah
Mengembangkan kesiapan belajar mandiri
Menambah orientasi dan kepercayaan diri
Andragogi
Filosofi dan sejarah andragogi

Definisi
Konsep andragogi

Prinsip andragogi
Ciri- ciri andragogi

Langkah –langkah, implikasi dan


kondisi belajar andragogi
Filosofi dan sejarah andragogi
1833 Alexander Kapp Pendidikan Orang Dewasa terutama dalam menjelaskan teori pendidikan yang dilahirkan ahli filsafat Plato

1919 Adam Smith Pendidikan tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa

1926 The American for adult Pendidikan orang dewas mendapat sumbangan dari ; aliran ilmiah, Edward L Thorndike
education Aliran artistic , Edward C Lindeman dalam buku “meaning of adult education

1928 Edward L. Thorndike Menyusun buku “adult Learning dari aliran scientific
1929 Lawrence P. Jacks menulis jurnal Adult of education dengan istilah continuing school dan berbasis pada pendapatan dan
kehidupan
1930 Archeak AB Pendidikan sepanjang hayat; pendidikan seumur hidup bagi manusia

1930 Ribert D. Leigh Hasil studinya : belajar pada orang dewasa sangat berkaitan erat dengan pengalaman sehari-hari sehingga
menghasilkan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman hidupnya

1931 David L. Mackage Dalam jurnal adult education : isi dan metode pembelajaran harus selalu dihasilkan untuk pendidikan orang
dewasa
1936 Lyman buson Dalam buku adult education ; membahas tentang tujuan pendidikan orang dewasa

1938 AlanRogers Dalam jurnal adult education : salah satu tipe pendidikan orang dewasa adalah berdasarkan penggunaan
metode bar sebagai prosedur atau langkah pembelajarannya
1939 Rat Herton Dalam jurnal adult education : pada high school, pembelajar orang dewasa mempunyai beberapa
pengetahuan atau kecakapan sehingga proses belajar harus seperti yang dimulai atau dilakukan pembelajar
tersebut

1949 Harry Overstreet “The Nature Mind” perlunya pemisahan konsep belajar orang dewasa

1950 Malcolm Knowles Informal adult education ; inti pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan tradisional

1950 Heinrich Hanselmanan Muncul istilah andragogy dalam buku “ Andragogy :Nature, Possibilities, and Boundaries of adult
education” ; pembelajaran orang dewasa berhubungan dengan pengobatan (bukan medis0 dan pendidikan
kembali orang dewasa
Istilah andragogi pertama kali digunakan oleh
Alexander Kapp tahun 1833 yaitu yang menjelaskan
konsep dasar teori pendidikan dari Plato. Sehingga
penggunaan istilah andragogi telah dimulai pada abad
ke-18 (Cross, 1981).
Perkembangan selanjutnya sejak tahun 1920-an
pendidikan orang dewasa (andragogi) telah
dirumuskan dan diorganisasikan secara sistematis.
Konseptual teoretik dikembangakan oleh Malcolm
Knowles pada tahun 1970. Menurut Knowles,
pendidikan orang dewasa berbeda dengan
pendidikan anak-anak (paedagogi). Paedagogi
berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan,
sedangkan andragogi berlangsung dalam bentuk
pengembangan diri sendiri untuk memecahkan
masalah.
Definisi pendidikan orang dewasa merujuk pada kondisi
peserta didik orang dewasa baik dilihat dari dimensi fisik
(biologis), hukum, sosial dan psikologis
kedewasaan pada diri 3 seseorang meliputi: age, psychological
maturity, and soscial roles : kelengkapan kondisi fisik juga usia,
dan kejiwaan, disamping itu pula orang dewasa dapat berperan
sesuai dengan tuntutan tugas dari status yang dimilikinya.
Kematangan seorang individu dapat pula menjadi patokan bagi
kedewasaan secara sosial, hal ini dapat dicermati dari
kesiapannya dalam menerima 4 tanggungjawab, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas-tugas peribadi dan sosialnya terutama
untuk memenuhi kebutuhan belajarnya
Definisi istilah
Istilah andragogi berasal dari bahasa Yunani
“andra dan agogos”. 
Andra berarti “orang dewasa” dan agogos artinya “memimpin
atau membimbing”,
Andragogi diartikan ilmu tentang cara membimbing orang
dewasa dalam proses belajar.
Andragogi sebagai seni dan ilmu yang membantu orang
dewasa untuk belajar (the art and science of helping adult
learn). Definisi tersebut sejalan dengan pemikiran Knowles
dalam Srinivasan (1977) menyatakan bahwa: andragogi as the
art and science to helping adult a learner.
Definisi andragogi
KBBI : ilmu tentang cara orang dewasa belajar
Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses yang
menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar
 secara berkelanjutan sepanjang hidup, berhubungan
dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk
bertanya dan mencari jawabannya
Cont’d
Orang dewasa sebagai peserta didik sangat unik dan
berbeda dengan anak usia dini dan anak remaja. Proses
pembelajaran orang dewasa akan berlangsung jika dia
terlibat langsung, idenya dihargai dan materi ajar sangat
dibutuhkannya atau berkaitan dengan profesinya serta
sesuatu yang baru bagi dirinya.
Masalah : mendapat hal baru, timbul ketidaksesuaian
(bosan), teori yang muluk (sulit dipraktikkan),
resep/petunjuk baru (mandiri), tidak spesifik, dan sulit
menerima perubahan (Yusnadi, 2004).
 
7 CIRI KEMATANGAN INDIVIDU
1) Kematangan individu dapat dilihat dari minatnya yang selalu berorientasi
pada tugas-tugas yang dilakukan atau dikerjakannya, serta tidak mengarah
pada perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi (tidak
pada diri dan atau ego).
2) Tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam konsep dirinya jelas dan selalu
memiliki kebiasaan kerja yang efisien.
 3) Kemampuan dalam mengendalikan perasaan pribadi dalam pengertian
selalu dapat mempertimbangkan pribadinya dalam bergaul dengan orang
lian.
4) Memiliki pandangan yang obyektif dalam setiap keputusan yang
diambilnya.
5) Siap menerima kritik atau saran untuk peningkatan diri.
6 ) Bertanggung jawab atas segala usaha-usaha yang dilakukan.
 7) Secara realitas selalu dapat menyesuaikan diri dalam situasi-situasi baru.
CONT’D
Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses belajar yang sistematis dan
berkelanjutan pada orang yang berstatus dewasa dengan tujuan untuk
mencapai perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan.
Kondisi-kondisi yang dapat ditimbulkan dari definisi itu adalah:
 1) Orang dewasa termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minat mereka;
2) Orientasi belajar bagi orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan;
3) Pengalaman sebagai sumber kekayaan untuk belajar orang dewasa;
4) Orang dewasa mengharapkan berhubungan sendiri dengan kebutuhan
yang tepat;
5) Perbedaan individual di antara perorangan berkembang sesuai dengan
umurnya.
Konsep andragogi
1. Seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya
bergerak dari ketergantungan total menuju
pengarahan diri sendiri.
Independence  dependence  self directing
2. Sudah matang  akan mengumpulkan sejumlah
besar pengalaman, maka dirinya menjadi sumber belajar
yang kaya, yang pada waktu yang sama akan
memberikan dia dasar yang luas untuk belajar sesuatu
yang baru.
<< ceramah, >> action, audio & visual ++
Cont’d
3. Kesiapan belajar mereka bukan semata-mata karena
paksaan akademik, tetapi karena kebutuhan hidup dan
untuk melaksanakan tugas peran sosialnya
>membutuhkan tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi perananya
apakah sebagai pekerja, orang tua, pemimpin suatu organisasi dan lain-lain.

4. Orang dewasa memiliki kecenderungan orientasi


belajar pada pemecahan masalah kehidupan (problem
centered orientation).
Konsep andragogi
Kemandirian dalam konsep andragogi berarti juga self
directed learning. Knowles menguraikan secara jelas
tentang pengertian self directed learning “as a process
in which individuals take the initiative, whith or
without the help of others, in diagnosing their
learning needs, formulating learning goals, identifying
human and other resources for learning, choosing and
implementing learning strategies, and evaluating
learning outcomes”
Prinsip andragogi
Malcolm Knowles (1986), menyebutkan prinsip pembelajaran orang
dewasa, yakni:
 
1. Orang dewasa perlu terlibat dalam merancang dan membuat
tujuan pembelajaran. Mereka mesti memahami sejauh mana
pencapaian hasilnya.
2. Pengalaman adalah asas aktivitas pembelajaran. Menjadi
tanggung jawab peserta didik menerima pengalaman sebagai suatu
yang bermakna.
3. Orang dewasa lebih berminat mempelajari perkara-perkara yang
berkaitan secara langsung dengan kerjadan kehidupan mereka.
4. Pembelajaran  lebih  tertumpu  pada  masalah  (problem-
centered)  dan  membutuhkan dorongan dan motivasi.
Prinsip andragogi
Miller (1904), menyebutkan prinsip pembelajaran bagi orang
dewasa, adalah:
 
1. Peserta didik perlu diberikan motivasi bagi mengubah
tingkah laku. Peserta didik perlu sadar tingkah laku yang tidak
diingini dan mempunyai gambaran jelas berkenaan dengan
tingkah laku yang diingini.
2. Peserta didik mempunyai peluang mencoba tingkah laku
yang baru.
3. Peserta didik membutuhkan bahan-bahan pembelajaran
yang dapat membantu kebutuhannya.
 
Prinsip andragogi
 
1. Pembelajaran orang dewasa sangat berbeda dengan pembelajaran
anak-anak. Kaidah pembelajaran yang sering digunakan dalam
pembelajaran orang dewasa adalah perbincangan kumpulan,
penyelesaian masalah dan bertukar pengalaman.
2. Orang dewasa belajar dengan lebih baik apabila mereka terlibat
secara aktif dalam proses merancang, menilai dan melaksanakan proses
pembelajaran yang mereka ikuti.
3. Orang dewasa belajar dengan lebih berkesan apabila topic itu bernilai,
serta mampu membantu permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
dan pekerjaan mereka sehari- hari.
4. Orang dewasa belajar dengan baik apabila mereka mempunyai
motivasi berubah, self-discovered atau mempunyai keterampilan dan 
strategi spesifik.
Prinsip andragogi
Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
lebih banyak menekankan pada kebutuhan belajar
peserta didik dan lebih banyak menekankan pada
pengembangan ranah afektif dan psikomotor, seperti
motivasi, sikap modern, keterampilan (vokasional),
dan keahlian yang berkaitan dengan pekerjaan-
pekerjaan tertentu.
pendidikan dengan prinsip andragogi akan menilai
potensi dan otonomi yang dimiliki peserta didik.
filosofis pandangan tersebut sejalan dengan konsep
dan komitmen bahwa peserta didik sebagai:
a) human nature is naturally good,
b) freedom and aoutnomy,
c) individually and potensiality,
d) self conceft,
e) self actualization,
f) perception,
g) responsibility and humanity.
Prinsip pendidikan orang dewasa sebagaimana
dinyatakan Knowles, juga mementingkan keterlibatan
intelektual dan emosional peserta didik dalam proses
pembelajarannya.
 peserta didik tidak hanya diberi kesempatan untuk
mengeluarkan pendapat dan gagasan pemikiran dalam
memperkaya sumber dan pengalaman belajar, tetapi
juga ikut terlibat secara emosional dalam pembelajaran,
seperti sikap dan perilaku untuk mendukung dan
bertanggung jawab dalam mencapai kesuksesan belajar.
Kesimpulan Prinsip andragogi
1. Orang dewasa memiliki konsep diri.
2. Orang dewasa memiliki akumulasi pengalaman.
3. Orang dewasa memiliki kesiapan belajar
4. Orang dewasa menginginkan dapat segera
memanfaatkan hasil belajarnya.
5. Orang dewasa memiliki kemampuan belajar.
6. Orang dewasa dapat belajar efektif apabila
melibatkan aktivitas mental dan fisik
Ciri-ciri belajar orang dewasa
1) kegiatan belajarnya bersifat self directing-mengarahkan diri, tidak dipendent
2) pertanyaan-pertanyaan dalam pembelajaran dijawab sendiri atas dasar
pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain
3) Tidak mau didikete guru,karena mereka tidak mengharapkan secara terus
menerus, kecenderungan ini muncul karena orang dewasa sadar akan kemampuan
diri, dan tidak senang kepada paksaan dari pihak lain yang memiliki otoritas
4) lebih senang dengan problemcenteredlearning dari pada content centered
learning,orang dewasa menghadapi banyak masalah dalam kehidupan nyata, maka
mereka lebih senang dengan pembelajaran pemecahan masalah.
5)Lebih senang partisipasi aktif dari pada pasif
(6) selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki, orang dewasa tidak senang
belajar dengan “keala kosong” collaborative learning, dengan tukar pengalaman dan
sharing
7) lebih senang dengan collaborative learning, dengan tukar pengalaman dan sharing
Ciri pembelajaran orang dewasa
• ingin terus belajar, dan bukan sebaliknya, walaupun diakui dalam
beberapa hal ada yang bisa menghalangi proses pembelajaran. Jelas
ada banyak motivasi yang menggerakkan orang dewasa untuk terus
belajar
• termotivasi untuk belajar dari beberapa sumber: pencarian
kenikmatan atau harga diri, pencarian jawaban dan pemenuhan
kebutuhan yang dirasakan.
• sering berorientasi masalah -- mereka mencari pengetahuan untuk
menjawab masalah yang nyata dalam hidup mereka
• dapat belajar mandiri-- mereka ingin ikut berpartisipasi tentang
bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
• sudah memiliki rasa takutuntuk gagal dalam konteks pembelajaran
Ciri-ciri Pendekatan Andragogi:

1. Suasana terbuka berpendapat, tukar


   

fikiran/pengalaman, saling percaya.


2. Pelatih bukan guru. ia menghargai pendapat &
   

pengalaman peserta, ia fasilitator


3. Materi dirumuskan bersama
   

4. Kerja kelompok


   

5. Sarana pelatihan yang melibatkan peran aktif


   

peserta
6. Evaluasi bersama, memfokuskan pada
   

perubahan sikap & perilaku.


Langkah-langkah Pendekatan Andragogi.

Menciptakan iklim belajar yang cocok untuk orang dewasa.Suasana belajar harus diatur
sedemikian rupa sehingga cocok untuk orang dewasa, santai dan tidak menjemukan.
Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat partisipatif.
Dalam perencanaan pembelajaran orang dewasa harus diciptakan suatu struktur organisasi
sehingga bersifat partisipatif.
Mendiagnosis kebutuhan belajar.
Sebelum belajar orang dewasa harus didiagnosis terlebih dahulu kebutuhan – kebutuhan apa
yang diperlukan orang dewasa dalam belajar
Merumuskan rancangan kegiatan belajar.
Rumuskan terlebih dahulu rancangan kegiatan belajar dengan menggunakan strategi apa saja.
Mengembangkan rancangan kegiatan belajar.
Kemudian kembangkan rancangan belajar yang sudah dirumuskan tersebut.
Melaksanakan kegiatan belajar.
Lakukan kegiatan belajar sesuai dengan rancangan belajar yang sudah disusun.
Mendiagnosis kembali kebutuhan belajar (evaluasi).
Kondisi belajar

Proses belajar merubah perilaku peserta, akan terjadi kalau ada
kondisi yang dapat menimbulkan reaksi atau respon. Untuk itu
fasilitator dituntut memiliki ketrampilan menciptakan kondisi peserta
sehingga timbul minat, perhatian dan respon peserta. Kondisi yang
mempengaruhi terjadinya proses belajar terdiri dari komponen :
· kemampuan kognitif – penguatan
         

· stimulasi - umpan balik


         

· respon – transfer
         

· perhatian
         
Situasi atau suasana yang menyenangkan,
peserta akan lebih senang dan tekun melakukan
ragam kegiatan belajar. Komponen yang dapat
menciptakan suasana menyenangkan adalah :
· sikap ramah, rileks dan bersahabat
         

· hubungan yang harmonis


         

· penampilan menarik
         

· kondisi lingkungan yang nyaman


         

· penyajian yang menyenangkan


         
Efektivitas belajar orang dewasa dipengaruhi factor :
1.Informasi manfaat dari pelajaran disampaikan
2.Pemberdayaan peserta sebagai sumber belajar
3.Materi pelajaran dan contoh-contoh yang diberikan
sesuai dengan pekerjaan peserta.
4.Kesempatan pengalaman belajar atau berinteraksi
aktif.
5.Fasilitator berperan sebagai mitra dalam kegiatan
belajar
Implikasinya dalam pembelajaran orang
dewasa

• Perlu ada lingkungan yang aman bagi orang dewasa untuk bisa


belajar
• Perlu ada diagnosa tentang kebutuhan dan tujuan yang
diharapkan bersama dari suatu proses pembelajaran
• Perlu ada interaksi dan partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran
• Perlu ada kepekaan bagaimana menyusun suatu program
pembelajaran yang efektif, yang memikirkan bagaimana cara
orang dewasa belajar, dan diorganisasikan untuk memaksimalkan
keinginan dan kemampuan orang dewasa dalam belajar.
Implikasi andragogi
Menciptakan struktur untuk perencanaan bersama
Menciptakan iklim belajar yang mendukung untuk
pembeklajran orang dewasa
Diagnosa mandiri kebutuhan belajarnya
Formulasi tujuan ; secara operasional dapat dilakukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan
Mengembangkan model umum ; pembentukan
kelompok
Perencanaan evaluasi
Efektivitas belajar orang dewasa
dipengaruhi factor :
1.Informasi manfaat dari pelajaran disampaikan
2.Pemberdayaan peserta sebagai sumber belajar
3.Materi pelajaran dan contoh-contoh yang
diberikan sesuai dengan pekerjaan peserta.
4.Kesempatan pengalaman belajar atau
berinteraksi aktif.
5.Fasilitator berperan sebagai mitra dalam
kegiatan belajar
Kesimpulan
1. Pendidikan orang dewasa adalah kegiatan membimbing dan
membantu orang dewasa belajar, merupakan suatu proses
penemuan (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) spanjang
hayat terhadap sesuatu yang dibutuhkan dan diperlukan untuk
kehidupanya,
2. Karakteristik Pendidikan Orang dewasa untuk
mengembangkan konsep diri, peranan pengalaman, kesiapan
belajar dan orientasi belajar
3. Implikasinya dalam proses pendidikan antara lain
diperlukan pengaturan lingkungan fisik,lingkungan sosial dan
psikologis, diagnosis kebutuhan belajar, perencanaan yang
matang.

Anda mungkin juga menyukai