Anda di halaman 1dari 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERUBAHAN SIKAP REMAJA TERHADAP ORANG TUA


(STUDI KASUS TERHADAP REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME)
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Yessica Katherine Windasmara
NIM 121114077

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERUBAHAN SIKAP REMAJA TERHADAP ORANG TUA


(STUDI KASUS TERHADAP REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME)
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Yessica Katherine Windasmara
NIM 121114077

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Perjuangan adalah awal dari kesuksesan, namun


halangan dan rintangan kunci kesabaran

Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap


TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap
mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan,
dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam
hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam
segala yang kau lakukan dan dalam segala yang
kau tuju, (1 Raja-Raja 2:3)

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PERUBAHAN SIKAP REMAJA TERHADAP ORANG TUA
(STUDI KASUS TERHADAP REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME)
YESSICA KATHERINE WINDASMARA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perubahan sikap pada diri
subyek setelah keluarganya mengalami broken home, (2) pemahaman subyek
terhadap perubahan sikap kepada orang tuanya setelah keluarganya mengalami
broken home, (3) alasan yang mendorong subyek merubah sikap kepada orang
tuanya setelah keluarganya mengalami broken home.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data
yang dipakai adalah observasi dan wawancara mendalam. Informasi yang
diperoleh berasal dari kedua subyek dan observasi yang dilakukan terhadap kedua
subjek penelitian. Kedua subyek yang peneliti ambil adalah remaja yang
mengalami broken home.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: pertama, kedua subjek merasa
ada perubahan sikap setelah keluarganya mengalami broken home. Sikap yang
terbentuk adalah sikap yang negatif pada kedua subjek. Sikap pada subjek S
adalah menjadi lebih emosional dan malas, sedangkan pada subjek R adalah
merasa kurang bias mengendalikan emosi dan lebih berhati-hati, kedua menurut
kedua subjek merasa bahwa sikapnya sudah benar dan merasa lebih nyaman
dengan sikap yang sekarang, ketiga karena adanya perasaan kecewa, benci,
jengkel, dan kesal yang terbentuk setelah salah satu orang tuanya
meninggalkannya dan mengalami broken home yang menyebabkan kedua subjek
mengalami perubahan sikap.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE CHANGES IN TEENAGERS ATTITUDE TOWARD THEIR PARENTS


(A CASE STUDY ON TEENAGERS WHO COME FROM BROKEN HOME FAMILY)
YESSICA KATHERINE WINDASMARA
SANATA DHARMA UNIVERSITY
2017
This study is aimed to find out (1) attitude change in the subject after the
family has suffered broken home, (2) the subject's understanding of the change of
attitude to his parents after his family has suffered broken home, (3) the reasons
that encourage the subject to change his attitude to his parents after his family
has suffered broken home.
This is a qualitative research. Data collection methods used are observations
and in-depth interviews. Information obtained from both subjects and
observations made on both subjects. The subjects of this study are teenagers who
experience broken home.
The results showed that: first, both subjects felt there was a change of
attitude after they experienced broken home on their family. The attitude that is
formed is a negative attitude on both subjects. The attitude on the subject S is
becoming more emotional and lazy, while in subject R is feeling unable to control
his emotions and be more careful, secondly according to both subjects feel that
his attitude is correct and feel more comfortable with his current attitude, thirdly
because of the feelings of disappointment, hatred, and annoyance that formed
after one of his parents left them and make them experience broken home that
caused both subjects to change attitudes.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti tunjukkan kepada Tuhan Yesus yang telah
memberikan berkat, rahmat, dan mujizatnya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penulisan skrispi yang berjudul Perubahan Sikap Remaja yang
Berasal dari Keluarga Broken Home terhadap Orang Tua.

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, serta
saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M. Si., selau Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Robertus Budi Sarwono, M.A., selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar senantiasa memberikan petunjuk, pengarahan, dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi.
4. Suster Panti Asuhan Santo Thomas Gunung Kidul yang sudah membantu
memberikan informasi dan subjek yang bersedia untuk menjadi subjek
penelitian.
5. Anak-anak Panti Asuhan Santo Thomas Gunung Kidul yang telah
membantu dan mendukung untuk selesainya tugas akhir ini.
6. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang bersedia dengan senang hati
untuk menjadi subjek penelitian peneliti.
7. Kedua orang tua saya Bayu Winarto dan Asmayati yang selalu
mendukung, memberi semangat, kasih sayang dan membantu dalam doa.
8. Stephen Windasmara dan Sonia Stephanie Anginasmara, kakak-kakakku
yang selalu memberi semangat, dukungan, serta doa untukku.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Kakak-kakak ipar saya Mbak Nita dan Mas Rafel yang membantu dalam
doa dan memberi semangat.
10. Teman-teman BK angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
11. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
untuk segala dukungannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, namun
harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia Bimbingan
dan Konseling serta sebagai referensi bagi mahasiswa untuk membacanya.

Penulis

Yessica Katherine Windasmara

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA..............................................vi

ABSTRAK.............................................................................................................vii

ABSTRACT..........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR............................................................................................ix

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................1


B. Identifikasi Masalah...................................................................4
C. Pembatasan Masalah..................................................................4
D. Pertanyaan Penelitian.................................................................4
E. Tujuan Penelitian.......................................................................5
F. Manfaat Penelitian.....................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................7

A. Hakikat Sikap.............................................................................7
1. Defnisi Sikap........................................................................7
2. Komponen Sikap..................................................................8
3. Karakteristik Sikap...............................................................8

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Fungsi sikap.........................................................................9
5. Pembentukan dan Peruahan Sikap.....................................10
B. Hakikat Remaja........................................................................13
1. Definisi Remaja..................................................................13
2. Tugas Perkembangan Masa Remaja..................................13
3. Masalah Keluarga pada Remaja.........................................14
4. Kebutuhan Khas Remaja....................................................15
C. Hakikat Keluarga.....................................................................17
1. Definisi Keluarga...............................................................17
2. Sistem keluarga..................................................................18
3. Fungsi Keluarga.................................................................18
4. Masalah-Masalah Keluarga................................................19
D. Broken Home............................................................................20
1. Definisi Broken Home........................................................20
2. Faktor Penyebab Broken Home Dalam Keluarga..............22
3. Dampak Keluarga Broken Home.......................................24
4. Sikap Anak terhadap Orang Tua Broken Home.................24
E. Kajian Penelitian yang Relevan...............................................26
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................28

A. Jenis Penelitian.........................................................................28
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................29
C. Subjek dan Objek Penelitian....................................................29
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..............................30
1. Wawancara........................................................................31
2. Observasi...........................................................................33
E. Keabsahan Data.......................................................................33
F. Teknik Analisis Data...............................................................34
1. Verbatim.............................................................................35
2. Reduksi Data......................................................................35
3. Penyajian Data...................................................................36

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Pemberian Kode/Coding....................................................36
5. Analisis Data......................................................................36
6. Kesimpulan........................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................38

A. Deskripsi Data.........................................................................38
B. Data Wawancara......................................................................43
C. Pembahasan..............................................................................52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..........................................................54

A. Kesimpulan..............................................................................54
B. Keterbatasan Penelitian............................................................54
C. Saran........................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57

LAMPIRAN.........................................................................................................59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Observasi..............................................................................59

Subjek R.........................................................................................59

Subjek S.........................................................................................60

Lampiran 2: Lembar Verbatim...........................................................................63

Subjek R.........................................................................................63

Subjek S.........................................................................................74

Lampiran 3: Lembar Coding...............................................................................89

Subjek R.........................................................................................89

Subjek S.........................................................................................92

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah yang mendeskripsikan

mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan. Latar belakang ini menjelaskan

garis besar masalah yang ditemukan oleh peneliti. Selain itu pada bab ini

dipaparkan mengenai identifikasi masalah, pembatasan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga dibentuk dengan cara yang berbeda-beda. Dimulai dari dua

orang yang berlainan jenis yang melibatkan diri menjadi suatu pasangan sebelum

memiliki anak. Kemudian anak dilahirkan, lalu terbentuklah keluarga yang lebih

besar. Ada keluarga dengan orang tua tunggal yang harus mengurus anaknya

seorang diri.

Keutuhan dan keserasian keluarga adalah faktor penting dalam sebuah

hubungan dalam rumah tangga. Demikian pula peran ayah dan ibu yang

menjalankan tugas untuk memenuhinya sebagai sebuah tanggung jawab dalam

kasih sayang kedua orang tua kepada anak.

Sikap adalah hal yang dipelajari, tentang suatu objek yang berkaitan

dengan perasaan yang terlihat melalui suatu tindakan. Sikap biasanya adalah suatu

respon atau reaksi seseorang terhadap suatu obejk tertentu. Sikap seseorang bisa

menjadi baik atau buruk karena terbentuk dari lingkungan dan orang-orang

sekitar.

Peran ayah sangatlah penting dalam keluarga. Ayah mampu membelai,

berbicara, dan bercanda dengan anaknya. ayah tentunya juga perlu untuk memberi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dukungan kepada isterinya. Pada kenyataannya ada ayah yang seutuhnya terlibat

dengan anknya, tetapi ada pula ayah yang menjauh dan menyerahkan sepenuhnya

tanggung jawab sosok ayah tersebut kepada isteri.

Sering pengertian ketidakhadiran seorang ayah dalam arti permanen.

Misalnya karena kematian, perceraian atau menghilang tanpa kembali. Tetapi

peneliti lain menyatakan bahwa ketidakhadiran seorang ayah bisa berarti bahwa ia

tidak terlibat dalam mengasuh anak meski ia tetap anggota keluarga.

Tentunya segala tugas-tugas keibuan tidak kalah penting dari tugas

seorang ayah. Karena ibu yang melahirkan, sudah menjadi kewajiban seorang ibu

untuk merawat dan memenuhi setiap kebutuhan mental serta fisik anak di masa

bayi hingga dewasa. Karena bayi belum bisa melayani dirinya sendiri, maka dari

itu sosok ibu sangatlah dibutuhkan untuk memberi kasih sayang, memberi asi, dan

tugas-tugas yang seharusnya dilakukan seorang ibu kepada anaknya yang lain.

Bahkan saat anak sudah beranjak dewasa anak-anak akan masih membutuhkan

sosok seorang ibu dalam hidupnya.

Pada rumah tangga yang digolongkan kacau atau broken home, seperti

halnya karena sang ayah terlalu ambisius, dan ibu yang terlalu sibuk dengan

kegiatan di luar rumah, dapat menyebabkan anak menjadi tidak merasakan

kehangatan di rumah, suasana ini pada kasus tertentu dapat berakibat pada anak

mencari relasi seksual dengan banyak pria untuk mendapatkan kehangatan

emosional tertentu pada diri sang anak.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu dalam

sebuah ikatan perkawinan yang sah. Tugas orang tua adalah untuk mendidik,

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengasuh, dan membimbing anak-anaknya hingga mencapai suatu tahap tertentu

hingga siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Kenaikan angka perceraian mencapai 16-20% berdasarkan data yang

didapat sejak tahun 2009 hingga 2016. Hanya pada tahun 2011, angka perceraian

sempat turun, yaitu sebanyak 158,.119 dari 285.184 sidang talak tahun

sebelumnya. Angka perceraian tertinggi terjadi pada tahun 2012. Pada tahun

tersebut, angka perceraian mencapai 372.557. Dengan kata lain, terjadi 42

perceraian setiap jamnya di tanah air. (Purnawan, 2016)

Angka perceraian di Bantul ternyata cukup tinggi. Hingga Desember 2015,

perempuan Bantul yang sudah menikah sebanyak 919.440 orang. Dari jumlah

tersebut, ada 46.250 orang yang kini berstatus janda. Sebanyak 4.757 orang

menyandang status janda karena cerai sedangkan 41.493 orang lainnya menjanda

karena suaminya meninggal dunia. (Admin, 2016)

Penelitian menyebutkan, perceraian memberikan dampak negatif yang

begitu besar pada anak-anak. beberapa gangguan masalah kesehatan seperti sakit

kepala, susah tidur, tegang, pusing, hingga kehilangan selera makan. Sementara

itu, untuk anak-anak yang hidup dengan salah satu orang tua setelah perceraian

akan berakibat lebih buruk. Perceraian diketahui meningkatkan resiko gangguan

psikis anak-anak. (Amri, 2015)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, muncul dua

pokok permasalahan yang berkaitan dengan perubahan sikap remaja terhadap

orang tua yaitu:

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Angka perceraian di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.

2. Perceraian mengakibatkan anak mengalami perubahan sikap.

3. Perubahan sikap yang dialami oleh anak yang berasal dari keluarga broken

home disebabkan oleh kurangnya kasih sayang dari salah satu orang tua.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas maka diperoleh gambaran

permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu

dan kemampuan, maka peneliti memandang perlu membatasi masalah mana yang

diteliti secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi obyek

penelitian dibatasi hanya pada perubahan sikap remaja terhadap orang tua.

Pembatasan masalah ini mengandung konsep pemahaman sebagai berikut:

1. Angka perceraian meningkat pada tahun 2016.

2. Perubahan sikap anak dari keluarga broken home.

3. Perubahan sikap anak karena kurangnya kasih sayang orang tua.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakangbdari pembatasan masalah di atas, maka

dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Perubahan sikap apa saja yang terjadi pada diri subyek terhadap orang

tuanya yang mengalami broken home?

2. Bagaimana subyek memahami perubahan sikap kepada orang tuanya

setelah keluarganya mengalami broken home?

3. Alasan apa yang mendorong subyek merubah sikap kepada orang tuanya

setelah keluarganya mengalami broken home?

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui sikap apa saja yang terjadi pada diri subyek terhadap orang

tuanya yang mengalami broken home.

2. Mengetahui pemahaman subyek terhadap perubahan sikap kepada orang

tuanya setelah keluarganya mengalami broken home.

3. Mengetahui alasan yang mendorong subyek merubah sikap kepada orang

tuanya setelah keluarganya mengalami broken home

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka muncul beberapa manfaat penelitian

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangan terhadap

pengetahuan mengenai perubahan sikap remaja terhadap orang tua.

Penelitian ini juga diharapkan memberikan inspirasi dan gambaran bagi

keilmuwan BK mengenai bagaimana perubahan sikap remaja terhadap

orang tua yang mengalami broken home.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi panti asuhan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah

yang sesungguhnya dibutuhkan dan dirasakan oleh remaja di panti

asuhan yang mengalami broken home dilihat dari sikapnya.

b. Bagi remaja yang mengalami broken home

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penelitian ini dapat digunakan untuk melihat bagaimana

perubahan sikap remaja terhadap orang tua yang mengalami broken

home. Supaya dapat menjadi pelajaran bagi remaja yang juga

mengalami broken home.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini memaparkan teori sikap, remaja, keluarga, dan broken home.

Setiap penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat

dipertanggungjawabkan. Masing-masing teori akan dijabarkan secara singkat,

padat, dan jelas.

A. Hakikat Sikap

1. Definisi Sikap

Kimball Young (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2009:79)

menyatakan bahwa sikap merupakan suatu predisposisi mental untuk

melakukan suatu tindakan. G.W Allport (dalam Sears, dkk 1988:137)

mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari

kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh

dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan

situasi yang berkaitan dengannya. Menurut Maio dan Haddo (dalam

Marcer & Clayton, 2012:3) mendefinisikan sikap sebagai “evaluasi

menyeluruh terhadap suatu objek berdasrakn informasi kognitif, afektif,

dan behavioral.”

Dari beberapa definisi di atas dapat dismpulkan bahwa sikap

adalah suatu tindakan yang dipelajari dengan cara tertentu yang menjadi

kekhasan seseorang dalam berperilaku yang didasarkan pada suatu ingatan

tertentu.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Komponen Sikap

Tiap-tiap sikap, menurut Ahmad (dalam Arifin, 2015:127) mempunyai

tiga aspek berikut:

a. Aspek kognitif: berkaitan dengan gejala mengenai pikiran. Aspek ini

berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan

individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu. Aspek ini

berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran yang didasarkan pada

informasi, yang berkaitan dengan obyek.

b. Aspek afektif: berwujud proses yang berkaitan dengan perasaan

tertentu, seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan

sebagainya yang ditujukan pada obyek-obyek tertentu.

c. Aspek konatif: berwujud proses tendensi/kecenderungan memberi

pertolongan, menjauhkan diri, dan sebagainya.

3. Karakteristik Sikap

Menurut Brigham (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2009:80) ada

beberapa ciri sifat (karakteristik) dasar dari sikap, yaitu:

a. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku;

b. Sikap ditujukan mengarah kepada obyek psikologis atau kategori,

dalam hal ini skema yang dimiliki orang menentukan bagaimana

mereka mengkategorisasikan target object dimana sikap diarahkan;

c. Sikap dipelajari;

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Sikap mempengaruhi perilaku. Mengukuhi suatu sikap yang

mengarah pada suatu objek memberikan satu alasan untuk

berperilaku mengarah pada obyek itu dengan suatu cara tertentu.

4. Fungsi Sikap

Fungsi (tugas) sikap menurut Ahmadi (dalam Arifin, 2015:126), dapat

dibagi menjadi empat golongan berikut:

a. Penyesuaian diri

Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.

Sikap merupakan sesuatu yang bersifat communicabel, artinya

mudah menjalar sehingga mudah pula menjadi milik bersama.

Oleh karena itu, suatu golongan yang mendasarkan atas

kepentingan bersama dan pengalaman bersama ditandai oleh sikap

anggotanya yang sama terhadap suatu obyek. Dengan demikian,

sikap dapat menjadi rantai penghubung antara seseorang dengan

kelompoknya atau dengan kelompok yang lain.

b. Pengatur tingkah penyesuaian

Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita

mengetahui bahwa tingkah laku anak kecil dan hewan pada

umumnya merupakan aksi-aski yang spontan terhadap sekitarnya.

Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan, tetapi pada

umumnya tidak diberi reaksi secara spontan. Akan tetapi, terdapat

proses secara sadar untuk menilai perangsang itu.

c. Alat pengatur pengalaman

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman. Dalam

hal ini perlu dikemukakan bahwa sikap manusia dalam menerima

pengalaman dari dunia luar tidak pasif, tetapi diterima secara aktif,

artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak

semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih hal-hal

yang perlu dan yang tidak perlu dilayani. Jadi, manusia setiap saat

mengadakan pilihan dan tidak semua perangsang dapat dilayani.

d. Pernyataan kepribadian

Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap

sering mencerminkan kepribadian seseorang. Hal ini dikarenakan

sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh

karena itu, dengan melihat sikap pada obyek-obyek tertentu, sedikit

banyak orang dapat mengetahui pribadi orang tersebut.

5. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Menurut Walgito (1999:117) secara garis besar pembentukan atau

perubahan sikap itu akan ditentukan oleh dua faktor yang pokok, yaitu:

a. Faktor individu itu sendiri atau faktor dalam

Bagaimana individu menanggapi dunia luarnya bersifat

selektif, ini berarti bahwa apa yang datang dari luar tidak

semuanya begitu saja diterima, dan mana yang akan ditolaknya.

Hal ini berkaitan erat dengan apa yang telah ada dalam diri

individu dalam menanggapi pengaruh dari luar tersebut. Hal ini

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akan menentukan apakah sesuatu dari luar itu dapat diterima atau

tidak, karena itu faktor individu justru merupakan faktor penentu.

b. Faktor luar atau faktor ekstera

Yang dimaksud dengan faktor luar adalah hal-hal atau

keadaan yang ada di luar diri individu yang merupakan stimulus

untuk membentuk atau mengubah sikap. Dalam hal ini dapat

terjadi dengan langsung, dalam arti adanya hubungan secara

langsung antara individu dengan individu yang lain, antara

individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan

kelompok. Di samping itu dapat secara tidak langsung, yaitu

dengan perantaraan alat-alat komunikasi, misal media massa baik

yang elektronik maupun yang non-elektronik.

Sementara itu Mednick, Higgins & Kirschenbaum (dalam

Dayakisni & Hudaniah, 2009:82) menyebutkan bahwa pembentukan

sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Pengaruh sosial, seperti norma dan kebudayaan

b. Karakter kepribadian individu

c. Informasi yang selama ini diterima individu

Ketiga faktor ini akan berinteraksi dalam pembentukan sikap.

Sikap (dalam Adi, 1994:181) tidak selamanya sama, bisa

mengalami perubahan, baik dari dalam maupun dari luar, negatif

ataupun positif. Disebutkan bahwa sikap dapat dibentuk dan diubah

melalui beberapa cara antara lain sebagai berikut:

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Adopsi

Kejadian dan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan

terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap dalam diri

individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

b. Diferensiasi

Karena adanya perkembangan akan pengalaman, intelegensi, dan

pengetahuan maka ada hal yang tadinya dianggap serius, sekarang

dianggap tersendiri dan lepas dari jenisnya (yang sudah

dikelompokkan terdahulu). Terhadap obyek tersebut dapat

terbentuk pula sikap sendiri.

1) Integrasi

Pembentukan sikap terjadi secara bertahap, dimulai dengan

berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu,

sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.

2) Trauma

Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba dan mengejutkan, yang

meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang

bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga

menyebabkan terbentuknya sikap.

3) Generalisasi

Pengalaman traumatik yang dialami seseorang pada beberapa hal

tertentu dapat menimbulkan sikap negatif pada semua hal sejenis.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Hakikat Remaja

1. Definisi Remaja

Masa remaja, menurut Mappiare (1982) berlangsung antara umur 12

tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai

dengan 22 tahun bagi pria. Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut

adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya

“tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan

lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas,

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan

ini didukung oleh Piaget dalam Hurlock, (dalam Ali dan Asrori, 2016

hal 9) yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu

usia dimana individu menjadi terintegritas ke dalam masyarakat

dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di

bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau

paling tidak sejajar.

Dari beberapa definisi di atas dapat dismpulkan bahwa definisi

remaja adalah suatu masa antara usia 12 tahun hingga 22 tahun yang

sedang mengalami kematangan pada dirinya yang membuat ia

menjadi merasa sejajar dengan orang dewasa.

2. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha

untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock

(dalam Ali dan Asrori, 2016 hal 10) adalah berusaha:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya;

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggoota kelompok yang

berlainan jenis;

d. Mecapai kemandirian emosional;

e. Mencapai kemandirian ekonomi;

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nlai orang dewasa dan

orang tua;

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa;

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga.

3. Masalah Keluarga pada Remaja

Beberapa masalah dalam keluarga yang timbul (dalam Gunarsa dan

Gumarsa, 1981:143):

a. Kurangnya pengertian dari pihak orang tua yang kurang mau

diajak mengikuti liku-liku perkembangan pikiran remaja.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Sesungguhnya dengan timbulnya keraguan mengenai pandangan

keluarga, maka perasaan aman dan terlindung dalam lingkungan

keluarga mulai terancam.

c. Suatu hasil sampingan dari perkembangan yakni egosentrisme

dalam proses berfikir, menyebabkan perdebatan dan pembahasan

tidak selalu berhasil, behkan gagal. Cara berpikir egosentris ini

merupakan sifat sementara yang menandakan ketidakmampuan

remaja untuk mengambil sudut tinjauan dari orang lain, dan

ketidakbersedianya mengikutsertakan pendapat orang lain dalam

pertimbangan dan kesimpulannya.

d. Tidak dapat menempatkan diri di pihak orang lain dan tidak

menghormati adanya pendapat orang lain yang berbeda

menyebabkan cepat beralihnya suatu tinjauan bersama, menjadi

pertentangan dan perselisihan antar orang tua dan remaja.

4. Kebutuhan Khas Remaja

Garrison (dalam Mappiare, 1982 hal 152) pernah mencatat 7

kebutuhan khas remaja sebagai berikut:

a. Kebutuhan akan kasih sayang, terlihat danya sejak masa yang lebih

muda dan menunjukkan berbagai cara perwujudan selama masa

remaja.

b. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok

merupakan hal yang sangat penting, sejak remaja “melepaskan

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diri” dari keterikatan keluarga dan berusaha memantapkan

hubungan-hubungan dengan teman lawan jenis.

c. Kebutuhan untuk berdiri sendiri yang dimulai sejak usia lebih

muda (remaja awal), menjadi sangat penting selama masa remaja;

manakala remaja dituntut untuk membuat berbagai pilihan dan

mengambil keputusan.

d. Kebutuhan untuk berprestasi menjadi sangat penting dan pasti

seirama dengan pertumbuhannya secara individu mengarah pada

kematangan aatau kedewasaan.

e. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain sangat penting, sejak

mereka bergantung dalam hubungan teman sebaya dan penerimaan

teman sebaya.

f. Kebutuhan untuk dihargai dirasakannya berdasrkan pandangan atau

ukurannya sediri yang menurutnya pantas bagi dirinya (sesuai

dengan kenyataan), dan menjadi bertambah penting seirama dengan

pertambahan kematangan.

g. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh terutama nampak

dengan bertambahnya kematangan (kedewasaan). Untuk

mendapatka ketetapan dan kepastian, remaja memerlukan beberapa

petunjuk yang akan memberikannya dasar dan ukuran dalam

membuat keputusan-keputusan. Falsafah hidup-lah yang berperan

untuk itu.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Hakikat Keluarga

1. Definisi Keluarga

Menurut Koerner dan Fitzpatrick (dalam Lestari, 2012 hal 5),

definisi tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga

sudut pandang, yaitu definisi fungsional, dan definisi interaksional.

a. Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran

atau ketidakhadiran anggota keluarga seperti orang tua, anak, dan

kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang

menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul

pengertian tentang keluarga sebagai asal usul (family of origin),

keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (family of

procreation), dan keluarga batih (extended family).

b. Definisi fungsional. Keluarga didefinisikan dengan penekanan

pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial.

Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada

anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran

tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang

dilakukan oleh keluarga.

c. Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok

yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang

memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity),

berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-citamasa

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga

melaksanakan fungsinya.

Dari definisi di atas mengenai keluarga dapat disimpulkan

bahwa keluarga adalah kehadiran anggota keluarga dalam suatu

kelompok yang menekankan keintiman, tugas-tugas dan fungsi

psikososial.

2. Sistem Keluarga

Teori sistem keluarga pertama kali dicetuskan oleh Minuchin

(dalam Lestari, 2012 hal 26), yang mengajukan skema konsep yang

memandang keluarga sebagai sebuah sistem yang bekerja dalam

konsteks sosial dan memiliki tiga komponen:

a. Pertama, struktur keluarga berupa sistem sosiokultural yang

terbuka dalam transformasi.

b. Kedua, keluarga senantiasa berkembang melalui sejumlah tahap

yang mensyaratkan penstrukturan.

c. Ketiga, keluarga beradaptasi dengan perubahan situasi kondisi

dalam usahanya untuk mempertahanakan kontinuitas dan

meningkatkan pertumbuhan psikososial tiap anggotanya.

3. Fungsi Keluarga

Menurut Reis dan Lee (dalam Geldard 2011 hal 78), salah satu

cara mendefinisikan keluarga ialah dengan meninjau dari segi fungsi

dan bukan dari komposisi atau strukturnya. Mereka beranggapan

bahwa akan lebih bermanfaat menanyakan apa yang akan dilakukan

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelompok-kelompok keluarga itu, dibandingkan mendefinisikan

keluarga dari sisi siapa yang termasuk ke dalamnya. Dalam proposisi

ini, Reis dan Lee mengemukakan empat fungsi sentral kehidupan

keluarga, yakni: memberikan keintiman seksual, reprodiksi, kerja

sama ekonomi, dan sosialisasi pada anak. Jelaslah bahwa hal ini hanya

sebagian dari fungsi yang dipenuhi keluarga. Ada banyak fungsi lain

yang sebenarnya dapat dimasukkan. Menurut kam, akan lebih efektif

bila keluarga didefinisikan berdasarkan fungsi-fungsi primer, seperti

berikut ini:

a. Sebuah sistem sosial untuk memenuhi kebutuhan para

anggotanya.

b. Suatu lingkungan yang cocok untuk reproduksi dan pengasuhan

anak.

c. Suatu media interaksi dengan komunitas yang lebih luas, menuju

perwujudan kesejahteraan sosial secara umum.

4. Masalah-Masalah dan Kebutuhan Keluarga

a. Masalah-masalah keluarga

Klasifikasi permasalahan dalam pernikahan (dalam Gunarsa,

1976:27):

1) Masalah pribadi suami isteri yang meliputi masalah lampau

mereka dan masa depan yang akan dijalani bersama.

2) Masalah pribadi suami isteri yang saling memasuki lingkungan

keluarga baru : mertua, ipar, kakak, nenek, dan lain-lain.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3) Masalah yang berhubungan dengan keluarga baru dan rencana-

rencananya yang akan dibentuk, meliputi hari depan

perkembangan dan pendidikan anak.

Prevalensi konflik dalam keluarga menurut Sillars (dalam Lestari,

2012:103) berturut-turut adalah:

1) Konflik sibling,

2) Konflik orang tua-anak,

3) Konflik pasangan.

b. Hal-hal yang mendasar suatu pernikahan/kebutuhan suatu keluarga

(dalam Gunarsa, 1976:37):

1) Persamaan dalam tujuan pernikahan, yakni pembentukan

keluarga sejahtera.

2) Persamaan pendapat tentang bentuk keluarga kelak, jumlah

anak, dan arah penddikannya.

3) Dasar pernikahan dan hidup keluarga yang kuat: kemauan baik,

toleransi, dan cinta kasih.

D. Broken Home

1. Definisi Broken Home

Menurut KBBI (1988:412) keluarga berantakan yang integritas,

hubungan dan solidaritasnya telah rusak oleh ketegangan dan konflik.

Saprianus (dalam Sudarsono, 1990:125) menyatakan keluarga broken

home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut sudah tidak lengkap

lagi yang disebabkan adanya, salah satu kedua orang tua atau

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keduanya “tidak hadir” secara kontinyu dalam tenggang waktu yang

cukup lama. Saprianus (dalam Kartono, 2005:59) menyatakan rumah

tangga yang berantakan adalah adanya kematian ayah atau ibu,

perceraian diantara bapak dengan ibu, hidup terpisah, poligami, ayah

mempunyai simpanan “istri” lain, keluarga yang diliputi konflik keras.

Saprianus (dalam Mulyono 1984:27), menyatakan keluarga yang

disebut broken home yaitu:

a. Orang tua yang bercerai

Perceraian orang tua membawa konsekuensi yang kejam bagi

pribadi anak. Pada satu pihak anak mengharapkan kehadiran

lengkap dari orang tua dalam suasana yang harmonis, tetapi dalam

kenyataan orang tua bercerai, anak terpaksa menerima keputusan

dan memilih alternatif yang berat (ikut ayah atau ibu)

b. Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan di luar

pernikahan.

c. Tidak adanya komunikasi yang sehat dalam keluarga, keluarga

yang penuh dengan konflik keras.

d. Kematian salah satu orang tua atau kedua-duanya, yang berakibat

fatal bagi masa depan anak menjadi terlantar, tidak mendapat kasih

sayang, tidak memperoleh tempat bergantung hidup yang layak.

e. Adanya ketidakcocokan atau persesuaian/konflik karena faktor

perbedaan agama; perbedaan norma, sambisi-ambisi orang tua dan

sebagainya.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

broken home adalah suatu keluarga yang sudah tidak lagi lengkap/rusak

karena suatu perceraian atau kematian orang tua atau hidup terpisah

dengan pasangan atau adanya poligami dari salah satu pihak pasangan dan

atau tidak adanya lagi kecocokan dan komunikasi antara dua belah pihak.

2. Faktor Penyebab Broken Home dalam Keluarga

a. Faktor internal

1) Orang tua terlalu sibuk dengan dunianya sendiri

Keadaan dimana orang tua baik itu ayah atau ibu sama-

sama bekerja, sama-sama sibuk dengan pekerjaan setiap harinya

dapat memicu terjadi broken home apabila tidak diimbangi

dengan komunikasi antar anggota keluarga.0

2) Orang tua tidak dewasa dalam berpikir

Selalu mengedepankan ego masing-masing dan selalu

menganggap pendapatnyalah yang paling benar. Hal ini akan

menjadi penyebab suami istri sering bertengkar dalam rumah

tangga.

3) Rumah tangga denga landasan keimanan yang tidak kuat

Permasalahan yang muncul dalam rumah tangga

sejatinya adalah cobaan dalam hidup. Tidak sedikit orang yang

depresi lalu melakukan hal-hal di luar dugaan karena tidak

punya iman yang kuat.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4) Wawasan pikiran yang kurang luas

Bisa disebabkan juga karena faktor pendidikan yang

kurang. Wawasan yang kurang luas bisa mempengaruhi cara

berpikir dan mengambil sikap terhadap masalah yang sedang

dihadapi.

5) Masalah keuangan dalam keluarga

Tidak bisa kita pungkiri keuangan dalam rumah tangga

menjadi hal yang sangat vital. Satu keluarga bisa bercerai berai

hanya karena system keuangan yang buruk, misal suami bekerja

keras untuk nafkah keluarga sementara istri boros dalam

penggunaan, penghasilan istri yang lebih tinggi dari suami, atau

tidak bisa menerapkan tips mengatur keuangan rumah tangga

agar tidak boros.

b. Faktor Eksternal

1) Hadirnya orang ketiga dalam pernikahan

Godaan pasangan yang sudah menikah biasanya

adalah orang ketiga yang hadir diantara mereka, bila tidak

bisa menghindari masalah ini bisa berakibat hilangnya

kepercayaan karena ketidak setiaan pasangan.

2) Ada campur tangan orang lain dalam pernikahan

Misal ada kasus orang tua yang ikut ambil bagian

dalam kehidupan rumah tangga anaknya, setiap masalah

yang ada bukannya mencari cara mendamaikan keluarga

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang bertengkar tetapi bertambah runyam karena ada pihak

yang terpojokkan. (Penyebab Broken Home dalam

Keluarga dan Cara Mencegahnya, (Delia, 2016)

3. Dampak Keluarga Broken Home

Saprianus (dalam Gunadi dan Indajanti 2004) menyebutkan

dampak anak-anak pada masa tidak keharmonisan, belum sampai bercerai

namun dimulai tidak harmonis, yaitu:

a. Anak mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.

b. Anak merasa terjepit di tengah-tengah, karena dalam hal ini anak

sulit memilih papa atau mama, merasa sangat terjepit di tengah,

siapa yang harus dibela, siapa yang harus dia ikuti nantinya bila ada

perceraian.

c. Anak seringkali mempunyai rasa bersalah, karena anak merasa

bahwa dirinya yang menjadi penyebab ketidakharmonisan.

d. Kalau kedua orang tuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan

anak bisa membenci salah satu orang tuanya.

4. Sikap Anak terhadap Orang Tua Broken Home

Dampak perceraian pada anak diuraikan sebagai berikut:

a. Depresi

Awalnya, anak merasa tidak aman (insecure) karena ada

salah satu orang tua yang tidak lagi tinggal bersamanya, lalu

muncul rasa sedih, kesepian. Bisa saja anak merasa bersalah atas

kepergian salah satu orang tuanya. Bila kondisi ini tidak cepat

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ditangani, kemungkinan besar anak bisa menjadi depresi akibat

perceraian orang tuanya. Depresi adalah salah satu gejala yang

paling umum terlihat pada anak, ketika orang tua mereka berpisah.

Anak akan mulai mengisolasi diri dalam dunia mereka dan

menjauhi hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak seusia mereka,

bahkan hingga bunuh diri.

b. Cenderung berperilaku kasar

Perilaku ini muncul karena anak mulai merasa seolah-olah

dirinya ditipu oleh orang tuanya. Selain itu, dia juga bersikap

demikian untuk menarik perhatian kedua orang tuanya. Dia

berharap bahwa apa yang dilakukannya bisa kembali

mempersatukan keluarganya.

c. Sulit fokus

Perceraian memberi dampak buruk pada performa anak,

terutama untuk prestasinya di sekolah. Itu dikarenakan dia terus

memikirkan tentang perceraian orang tuanya, sehingga dia tidak

dapat fokus pada hal lain. Jika terus dibiarkan, prestasi anak akan

terus menurun dan bahkan hancur.

d. Kehilangan rasa hormat

Hal ini sering terjadi pada anak-anak yang beranjak dewasa

atau masih remaja. Perceraian itu membuat mereka kehilangan rasa

hormat mereka terhadap orang tua. Mereka bahkan berani

menyalahkan orang tua mereka, karena dinilai telah merusak

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kehidupan mereka. Selain itu, anak juga acapkali dijadikan bahan

lelucon di sekolahnya karena masalah perceraian orang tua.

Akibatnya, anak pun melampiaskan semua kemarahannya kepada

orang tuanya.

e. Memilih jalan yang salah

Sebagian anak yang menjadi korban perceraian

memutuskan (atau terpaksa) untuk memilih jalan yang salah,

termasuk penyalahgunaan narkoba dan alkohol, pelecehan seks,

dan hal buruk lainnya. Mereka kadang-kadang melakukannya

sebagai bentuk pelarian terhadap kenyataan. (Dampak dan saran

bagi anak dengan orang tua yang bercerai) (ZF, 2015)

E. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Menurut hasil penelitian Purnaningsih (2016) mengenai “Motivasi

Belajar Remaja yang Mengalami Broken Home” hasil penelitian

menunjukkan bahwa pertama, hubungan subjek dengan ayah dan ibu

baik-baik saja namun terkadang mereka merasa kurangnya perhatian

dari ayah dan ibu karena sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Kedua, motivasi belajar subjek ialah dengan dorongan dan dukungan

dari orang yang terdekat sehingga memberi semangat dalam

belajarnya. Ketiga, cara subjek memperoleh motivasi dengan ikut aktif

dalam kegiatan di sekolah dan belajar bersama dengan teman

dekatnya. Keempat,dari ketiga subjek yang mengalami broken home

masih memiliki mootivasi dalam belajarnya di sekolah karena ada

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dorongan dari dalam diri mereka dan orang terdekatnya yang selalu

memberikan motivasi.

2. Menurut hasil penelitian Septiani (2015) mengenai “Deskripsi

Motivasi Belajar Siswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home dan

Harapan-Harapan Mereka terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

di Sekolah” hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berasal

dari keluarga broken home motivasi belajarnya terganggu, artinya

motivasi belajar ketiga subjek jika teringat masalah keluarga aktivitas

belajar menjadi terganggua, dalam arti siswa mengalami kesulitan

belajar di kelas dan membuat siswa menangis di dalam kelas dan siswa

menjadi tidak konsentrasi dan kurang fokus saat jam pelajaran.

3. Menurut hasil penelitian Maryaningtyas (2013) mengenai “Persepsi

Anak Mengenai Orang Tua dan Keluarga dari Orang Tua Bercerai”

hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek (delapan

subjek) mempersepsikan ibu relatif secara positif; sedangkan ayah,

orang tua, dan keluarga dipersepsikan secara beragam yaitu dari segi

positif dan negatif berdasarkan dampak perceraian orang tua yang

diberikan kepada anak. kemunculan persepsi ini dapat disebabkan oleh

dampak perceraian yang membuat anak memiliki harapan dan

kebutuhan kepada keluarga dan orang tua. Persepsi anak tidak hanya

dipengaruhi oleh pegalaman real saja tetapi juga dari pemikiran anak

itu sendiri.

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuaraikan beberapa hal yang berhubungan dengan

metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek

dan objek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data,

dam teknik analisis data.

A. Jenis penelitian

Dari sifat, tujuan, dan kerangka pikir di atas, penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk

menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam

dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara

wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya

manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif

(Arifin, 2011:29). Dilihat dari subjek dan permasalahannya penelitian ini

termasuk jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian

yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, astu

program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu (Arifin,

2011:152). Metode yang digunakan oleh peneliti adalah observasi

langsung dan wawancara kepada subjek. Observasi berarti mengamati

subjek dan mendapatkan info dari teman-teman subjek.

Sedangkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilakukan

pada saat subjek sedang dalam waktu senggang. Pertanyaan yang

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

digunakan oleh peneliti tidak selalu berpatokan pada bahan wawancara,

tetapi lebih fleksibel dan dapat meluas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di dua tempat berbeda. Pertama

peneliti melakukan penelitian di Panti Asuhan Santo Thomas di Gunung

Kidul. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ada beberapa anak panti

yang berasal dari keluarga broken home. Sedangkan subjek yang kedua

dilakukan wawancara di Universitas Sanata Dharma Paingan.

Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk observasi dan

wawancara dengan subjek pertama selama peneliti melakukan KKN di

Panti Asuhan Santo Thomas Gunung Kidul. Sedangkan dengan mahasiswi

Universitas Sanata Dharma dilakukan pada saat subjek memiliki waktu

bertemu dengan peneliti.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti menentukan subjek

yang akan dipilih oleh peneliti. Peneliti mendapatkan subjek yang berasal

dari Panti Asuhan Santo Thomas dan Universitas Sanata Dharma. Subjek

penelitian ini berjumlah 2 subjek. Kriteria yang diambil untuk penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Siswa atau mahasiswa/i yang mengalami broken home (orang tua

bercerai/salah satu orang tua meninggal/ditinggalkan salah satu orang

tua/dll)

2. Masih menempuh pendidikan.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Sudah memasuki usia remaja (12-22 tahun).

Subjek yang diambil adalah yang telah memenuhi kriteria di atas.

Subjek peneliti berjumlah dua anak yang mengalami broken home. Subjek

yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak yang orang tuanya bercerai

dan ditinggal pergi oleh orang tuanya tanpa sebab. Sehingga salah satu

subjek dikirim ke Panti Asuhan dan subjek yang lain hanya tinggal dan di

asuh dengan salah satu orang tua.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan teknik wawancara dan observasi. Pada awalnya peneliti

melakukan pendekatan dan perkenalan kepada subjek pertama agar subjek

tidak merasa terancam dengan peneliti. Sedangkan dengan subjek yang

kedua peneliti melakukan gurauan-gurauan untuk mengawali sesi

wawancara. Subjek yang kedua peneliti mengetahui subjek mengalami

broken home karena subjek pernah bercerita tentang dirinya kepada

peneliti. Teknik yang diambil peneliti adalah sebagai pedoman awal

dengan melakukan wawancara kepada kepala panti mengenai anak yang

mengalami broken home.

Teknik yang kedua adalah observasi. Peneliti melakukan observasi

melalui pengamatan perilaku subjek. Teknik-teknik di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Wawancara

Dalam wawancara dengan subjek peneliti menggunakan jenis

wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses tanya

jawab secara mendalam antara pewawancara dengan informan guna

memperoleh informasi yang lebih terperinci sesuai dengan tujuan

penelitian (Arifin 2011:170)

Tabel 1
Pedoman Wawancara Terstruktur untuk Subjek

No. Aspek Kajian Pertanyaan


1 Tempat tinggal Dimana tempat tinggal subjek
sekarang?
Bagaimana suasana tempat
tinggal subjek?
2. Hubungan dengan teman-teman Bagaimana hubungan subjek
dengan teman-teman di
rumah/panti?
Bagaimana hubungan subjek
dengan teman-teman di
sekolah/kampus?
3. Hubungan dengan keluarga Bagaiamana hubungan dengan
ayah?
Bagaimana hubungan dengan
ibu?
4. Hubungan dengan keluarga orang tua Bagaimana hubungan dengan
keluarga besar ayah?
Bagaimana hubungan dengan
keluarga besar ibu?
5. Sikap subjek Apakah ada perubahan sikap
pada diri subyek setelah
keluarganya mengalami
broken home?
Bagaimana subyek memahami
perubahan sikap kepada orang
tuanya setelah keluarganya
mengalami broken home?
Alasan apa yang mendorong
subyek merubah sikap kepada
orang tuanya setelah
keluarganya mengalami

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

broken home?
Faktor internal Faktor internal apa yang
menyebabkan sikap subjek
bebrubah?
Faktor external Faktor external apa yang
menyebabkan sikap subjek
bebrubah?
Pengaruh sosial Bagaimana penilaian orang
sekitar terhadap perubahan
sikap subjek?
Karakter Bagaimana karakter sikap
subjek sebelum bertemu dan
sesudah bertemu orang tua
subjek yang sempat
meninggalkan subjek?
Informasi Apakah subjek pernah
mendengar informasi
negatif/saran negatif mengenai
orang tua subjek yang telah
meninggalkannya? Bagaimana
subjek menanggapi saran
tersebut?
Adopsi Apakah perubahan sikap
subjek dikarenakan ada
peristiwa yang membuat
subjek mengingat kekesalan
terhadap orang tua?
Diferensiasi Apakah subjek merasa
berbeda dengan teman-teman
yang lain terhadap sikap
subjek yang berubah?
Integrasi Apakah sikap subjek yang
terbentuk dikarenakan trauma
terhadap sosok orang tua?
Trauma Apakah ada sikap yang
terbentuk karena trauma?
Seperti apa?
Generalisasi Apakah ada sikap negatif yang
sampai sekarang sering kamu
lakukan? Apakah sikap
tersebut dikarenakan trauma
terhadap sosok orang tua?

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Observasi

Teknik pengumpulan data yang kedua adalah observasi. Peneliti

menggunakan jenis observasi partisipan. Observasi partisipan adalah

suatu kegiatan observasi di mana observer (orang yang melakukan

observasi) terlibat atau beperan serta dalam lingkungan kehidupan

orang-orang yang diamati (Arifin 2011:170)

Tabel 2
Panduan Observasi

No Aspek yang Diamati Perilaku yang Diamati


1. Sosialisasi subjek Sosialisasi subjek dengan teman
sebaya
2. Aktivitas subjek Aktivitas di sekolah/kampus dan
di tempat tinggal subjek
3. Tempat tinggal subjek Suasana tempat tinggal subjek
4. Aspek-aspek sikap subjek Adaptasi, sosialisasi, dan sikap
subjek

E. Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk melihat hasil validitas

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Menurut Denkin (dalam

Rahardjo, 2010), triangulasi meliputi empat hal yaitu: (a) triangulasi

metode, (b) triangulasi antar peneliti, (c) triangulasi sumber data, dan (d)

triangulasi teori (Arifin 2011:164). Triangulasi metode dilakukan dengan

cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda,

seperti menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi. Triangulasi antar peneliti dilakukan dengan cara

menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data.

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informan tertentu

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Triangulasi teori

berarti hasil akhir penelitian berupa sebuah rumusan informasi atau thesis

statement.

Penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi dari

beberapa sumber. Penelitian dilakukan pada waktu yang berbeda. Dengan

cara membandingkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah

dilakkukan dengan subjek penelitian. Peneliti juga melakukan

perbandingan data hasil wawancara terhadap teman-teman subjek dan

subjek sendiri, adakah kesamaan atau banyak perbedaan.

F. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen (dalam Arifin 2011:172) mengemukakan

analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk

mencari, menemukan, dan menyusun transkip wawancara, catatan-catatan

lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti

dengan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

Teknik yang pertama adalah dengan observasi langsung. Observasi

adalah pengamatan langsung kepada subjek dan objek peneliti dalam suatu

kegiatan. Segala informasi yang didapatkan dirangkai sebagai hasil

observasi/pengematan langsung yang telah dilakukan.

Hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti digunakan sebagai

informasi mengenai persepsi remaja yang berasal dari keluarga broken

home tentang kehidupan keluarga. Selanjutnya hasil wawancara dibuat

dalam bentuk verbatim. Verbatim adalah wawancara yang dilakukan

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan cara menuliskan hasil jawaban dari subjek yang diwawancara.

Selanjutnya peneliti menentukan coding untuk masing-masing hasil

jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan dalam bentuk kode. Kode

yang digunakan hanyalah dimengerti oleh peneliti.

1. Verbatim

Setelah wawancara dilakukan, selanjutnya yang peneliti

lakukan adalah mengubah hasil wawancara dalam bentuk verbatim.

Verbatim yang dibuat berisi mengenai proses wawancara yang

berlangsung dan segala situasi yang terjadi. Semua bentuk wawancara

yang dilakukan diubah dalam bentuk tulisan, tanpa ada kata yang

dikurangi. Jika dalam wawancara terdapat kata-kata yang kurang

pantas, maka peneliti dapat menggantinya dengan memberikan catatan

khusus beserta alasan mengganti kata tersebut.

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman

segela bentuk data yang telah diperoleh menjadi suatu bentuk tulisan

yang akan dianalisis. Semua hasil wawancara, observasi, studi

dokumentasi dengan subjek dibuat dalam satu bentuk tulisan. Hasil

rekaman wawancara yang dilakukan terhadap subjek dibuat dalam

bentuk verbatim. Semua hasil observasi dibuat dalam format tabel

hasil observasi.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka

akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasrkan apa yang telah dipahami tersebut.

4. Pemberian kode/coding

Coding dilakukan dengan pencatatan judul singkat dan

pemberian catatan tambahan yang dibutuhkan. Tujuan pemberian

coding ini adalah agar dapat dengan mudah menemukan makna

tertentu dari setiap data dan mudah menempatkannya dalam laporan.

Menurut Sarosa, 2012 hal 75 dalam melakukan proses coding, tiap

peneliti dapat memiliki pendekatan berbeda sesuai preferensi dan

konteks penelitiannya.

5. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktivitas yang

dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung,

dilakukan mulai dari mengumpulkan data sampai pada tahap

penulisan laporan. Oleh sebab itu, dalam penelitian kualitatif,

pengumpulan data dan analisis data dan analisis data bukan dua hal

yang terpisah seperti yang lazim dilakukan dalam penelitian kuantatif.

Hal ini berarti, pengumpulan data dan analisis data dilakukan

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bersamaan. Selama proses penelitian, seorang peneliti secara terus

menerus menganalisis datanya.

6. Kesimpulan

Langkah yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak dikemukakan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam

penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Terdiri dari

deskripsi data, data wawancara, dan pembahasan.

A. Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan metode

wawancara dan observasi langsung terhadap subjek. Pada awalnya peneliti

mendapatkan sedikit informasi mengenai subjek dari teman subjek,

selanjutnya peneliti memulai untuk melakukan observasi langsung. Hasil

observasi yang telah didapat oleh peneiliti selanjutnya digunakan untuk

menyusun panduan wawancara yang berisi beberapa pertanyaan yang

sekiranya dapat mengungkapkan permasalahan subjek penelitian.

Panduan wawancara yang telah disusun oleh peneliti diharapkan

mampu membantu mengungkapan beberapa permasalahan yang dialami

oleh subjek. Daftar pertanyaan yang diajukan kepada subjek dapat dilihat

pada lampiran. Pertanyaan yang diajukan kepada subjek pada saat

wawancara dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

1. Subjek 1

a. Identitas Subjek

Nama : R (Inisial)

Tempat/Tanggal Lahir: Gunung Kidul, 30 September 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMK

Agama : Islam

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alamat terakhir : Jalan Tritis, Desa Planjan, Kecamatan

Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, 66871

Masuk LKSA : Juli 2012

Suku Bangsa : Indonesia

Anak ke : Pertama

Status Anak : Anak Kandung

Penampilan Fisik : Agak lusuh, badan berisi, kulit sawo

matang, tinggi rata-rata, rambut panjang

agak bergelombang

Penampilan psikis : Agak sulit bergaul, ramah pada orang dekat

b. Lingkungan Keluarga

Subjek R adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adik R

masih SD. Saat ini subjek tinggal di Panti Asuhan Santo Thomas

karena masalah ekonomi. Subjek sudah ditinggalkan ayahnya sejak

kelas 2 SD dan subjek kurang tahu sebabnya. Kemudian subjek

tinggal bersama ibunya, tetapi pada tahun 2013 pada saat subjek

kelas 1 SMP ibunya meninggal karena sakit keras. Sekarang adik

subjek dirawat oleh ibu angkat subjek. Menjawab pertanyaan

penelitini mengenai bagaimana keadaan keluarga subjek saat ini.

c. Lingkungan Tempat Tinggal

Saat ini subjek tinggal di Panti Asuhan Santo Thomas di

Gunung Kidul. Subjek dikirimkan ke panti asuhan Santo Thomas

karena ayah subjek sudah tidak ada kabar lagi dan ibu subjek sudah

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meninggal. Subjek tinggal di Panti Asuhan Santo Thomas sejak

Juli tahun 2012. Menjawab pertanyaan peneliti mengenai

bagaimana tempat tinggal subjek saat ini.

d. Lingkungan Sekolah

Subjek saat ini masih bersekolah di SMK Sanjaya Gunung

Kidul kelas XI. Di sekolah subjek mengatakan bahwa lingkungan

sekolah lebih menyenangkan daripada di panti. Di sekolah subjek

lebih memiliki banyak teman dekat dibandingkan di panti asuhan.

Menjawab pertanyaan peneliti mengenai bagaimana hubungan

subjek dengan teman-teman subjek di sekolah.

e. Teman Dekat

Subjek memiliki beberapa teman dekat di panti dan di

sekolahnya yang juga 1 sekolah dengan subjek, diantara subjek

menyebutkan beberapa nama, yaitu Nining, Lesti, dan Elsa.

Terkadang peneliti melihat subjek sedang sendiri saat berada di

panti. Menurut hasil wawancara dengan subjek, subjek memang

kurang dekat dengan teman-temannya di panti dan subjek merasa

lebih nyaman berada di sekolah bersama teman-temannya di

sekolah. Menjawab pertanyaan peneliti mengenai siapa teman-

teman dekat subjek saat ini.

f. Ciri kepribadian

Subjek adalah anak yang agak tertutup, terlihat dari subjek

yang kurang akrab dengan teman-temannya di panti. Subjek

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terlihat agak susah untuk bersosialisasi dengan teman-temannya di

panti. Subjek juga terlihat kurang suka untuk mempercantin diri.

2. Subjek 2

a. Identitas Subjek

Nama : S (Inisial)

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : S1

Agama : Katholik

Alamat terakhi : Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan,

Jawa Barat.

Suku bangsa : Sunda

Anak ke : Tunggal

Status anak : Anak Kandung

Cita-cita : Dosen

Hobi : Membaca

Penampilan fisik : Tubuh agak berisi, tinggi, rambut agak

coklat panjang lurus, kulit putih.

Penampilan psiskis : Ramah, humoris, agak serewet, mudah

bergaul.

b. Lingkungan Keluarga

Subjek S adalah anak tunggal dari keluarga yang bersuku

Sunda. Subjek mengatakan bahwa keluarganya berada dalam

kondisi ekonomi menengah ke bawah. Ayahnya lulusan Diploma.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ayah subjek bekerja sebagai wiraswasta dan menjual jasa. Subjek

sangat dekat dengan ayahnya walaupun ibunya masih ada, tetapi

ibunya sangat jarang mengunjungi dan menghubungi keluarga

subjek. Menjawab pertanyaan peneliti mengenai bagaimana

hubungan subjek dengan ayah.

c. Lingkungan tempat tinggal

Saat ini subjek tinggal di Kuningan bersama ayahnya.

Sekarang subjek sudah bekerja di kota asalnya, Kuningan. Menurut

subjek di rumah sepi karena subjek hanya tinggal bersama

ayahnya. Menjawab pertanyaan peneliti mengenai bagaimana

suasana tempat tinggal subjek saat ini.

d. Lingkungan sekolah

Subjek adalah seorang yang aktif dan pandai. Saat subjek

masih kuliah di kampus subjek memiliki beberapa teman dekat.

IPK yang dihasilkan oleh subjek lumayan tinggi setiap

semesternya, hal tersebut terlihat dari subjek yang beberapa kali

mengambil mata kuliah kakak tingkat. Menjawab pertanyaan

peneliti mengenai bagaimana hubungan subjek dengan teman-

teman di kampus.

e. Teman dekat

Subjek memiliki beberapa teman dekat di kampus maupun

di Kuningan. Hubungan subjek dengan teman dekatnya baik,

subjek sering bermain bersama, meluangkan waktu bersama.

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menjawab pertanyaan peneliti mengenai bagaimana hubungan

siapa teman dekat subjek saat ini.

f. Ciri kepribadian

Subjek sesungguhnya adalah orang yang memiliki banyak

teman, tetapi subjek beranggapan bahwa subjek agak susah

bergaul dengan orang-orang baru. Subjek adalah orang yang

sopan, tetapi jika ia sedang emosi negatif akan sangatlah terlihat.

Kadang subjek juga humoris dengan teman-temannya.

B. Data Wawancara

Wawancara mendalam dilakukan setelah peneliti melakukan

pendekatan dengan subjek. Peneliti melakukan wawancara mendalam

dengan kedua subjek pada waktu dan tempat yang berbeda. Pada subjek

“R” peneliti melakukan wawancara saat peneliti melakukan KKN,

sedangkan dengan subjek “S” wawancara dilakukan di kampus.

1. Subjek R

a. Aspek Sikap Subjek

Menurut subjek tidak ada perubahan sikap pada dirinya. Subjek

beranggapan bahwa peristiwa yang dialaminya hanyalah sebuah

rintangan yang harus dilewati, karena ayahnya meninggalkannya

tanpa sebab dan tidak pamit. Jawaban subjek sebagai berikut:

Ada perubahan sikap saya, tetapi aku anggap


semua ini rintangan yang harus dilewati.
(S1/R/ASS1/PSRYBDKBHTOT-PART/003-004)

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut subjek sikap yang telah dilakukan saat ini adalah sikap yang

benar, subjek memiliki sikap lebih nakal karena ayahnya yang

meninggakannya tidak berpamitan. Jawaban subjek sebagai berikut:

Benar, karena dia telah meninggalkan tanpa jejak


dan kabar. (S1/R/ASS2/PSRYBDKBHTOT-
PART/007)

Alasan subjek terjadi perubahan terhadap sikapnya adalah karena

adanya perasaan negatif yang muncul sebab ayahnya yang telah

meninggalkannya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Karena adanya perasaan benci, jengkel, sebal, dan


merasa bahwa dia bukan bapak saya lagi.
(S1/R/ASS3/PSRYBDKBHTOT-PART/010-011)

b. Aspek faktor internal perubahan sikap

Faktor internal yang menurut subjek membuatnya merubah

sikapnya adalah karena subjek merasa tidak dianggap dan

diabaikan oleh salah satu orang tuanya. Jawaban subjek sebagai

berikut:

Mungkin gara-gara merasa ga dianggap, terus


kesal gara-gara itu, tiba-tiba ditinggalin aja.
(S1/R/AFIPS/PSRYBDKBHTOT-PART/013-014)

c. Aspek faktor external perubahan sikap

Menurut subjek faktor external yang membuatnya mengalami

perubahan sikap adalah teman-teman dan keluarganya. Jawaban

subjek sebagai berikut:

Faktor teman-teman dan keluarga mbak.


(S1/R/AFEPS/PSRYBDKBHTOT-PART/016)

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Aspek pengaruh sosial

Menurut subjek, teman-temannya menilai subjek berubah, subjek

merasa bahwa saat subjek memiliki masalah subjek lebih baik

diam kepada teman-teman saat memiliki masalah. Jawaban subjek

sebagai berikut:

Kalo ada masalah tu kadang ya cuma tak diemin,


jadi yang nggak salah sama saya juga tak diemin.
Waktu emosi ya semua tak marahin. Ya teman-
teman bilang “males Rusma ki, mesti enek
masalah”. (S1/R/APS/PSRYBDKBHTOT-
PART/019-021)

e. Aspek karakter

Karakter pribadi individu akan mempengaruhi pembentukan suatu

sikap seseorang. Menurut subjek ada beberapa peubahan sikap

subjek karena ditinggalkan oleh ayahnya. Jawaban subjek sebagai

berikut:

Sebelum ditinggal bapak sih pendiam, kalo dulu


ngga mudah tersinggung, tapi sekarang lebih mudah
tersinggung, tapi cuma dalam hati, ngga bisa
ngeluarin. Biasanya tersinggung kalo mereka
bilang yang nggak-nggak/menduga-duga.
(S1/R/AK/PSRYBDKBHTOT-PART/024-027)

f. Aspek informasi sikap

Informasi yang diterima seseorang biasanya awalnya akan

diterima secara mentah. Subjek sempat menerima informasi

negatif dari keuarga ibunya untuk segera melupakan ayahnya.

Jawaban subjek sebagai berikut:

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Iya, pernah. Itu ya dari keluarga ibu. Mereka bilang


“Bapak udah ngga ngurusin anak aja masih
dipikirin”. (S1/R/AIS/PSRYBDKBHTOT-
PART/032-033)

g. Aspek adopsi sikap

Karena berulangnya suatu kejadian maka akan mempengaruhi

sikap seseorang. Sikap subjek dirasa karena terpengaruh oleh

teman-teman bermainnya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Sebenernya juga ada kesel karena ditinggal bapak.


Mungkin dari faktor lingkungan juga. Ya kan
gabung sama anak-anak yang luar biasanya ada
yang nakal ada yang nggak. Kalau kesal cara
ungkapinnya ya diem sama marah-marah.
(S1/R/AAS/PSRYBDKBHTOT-PART/037-040)

h. Aspek diferensiasi sikap

Pengalaman yang dirasakan akan menjadi sutau pengalaman yang

serius. Subjek tidak merasa berbeda dengan teman-temannya

dengan sikapnya ini. Jawaban subjek sebagai berikut:

Nggak berbeda. Biasa aja. Tanggapan teman-teman


ya biasa aja, karena mereka sudah tau sikap saya.
(S1/R/ADS/PSRYBDKBHTOT-PART/043-044)

i. Aspek integrasi sikap

Karena adanya suatu pengalaman, maka akan terbentuk suatu

sikap yang berhubungan dengan pengalaman tersebut. Subjek

merasa bahwa sikapnya ini karena kesal dengan sosok ayahnya

yang telah meninggalkannya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Nggak, sedikit kesal aja sama bapak.


(S1/R/AIS/PSRYBDKBHTOT-PART/047)

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

j. Aspek trauma sikap

Pengalaman tarumatik dapat mengakibatkan terbentuknya sikap

yang negatif pada seseorang. Subjek tidak merasa trauma jika

suatu saat akan ditinggalkan oleh seseorang yang seperti

bapaknya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Ngga ada trauma sama sekali. Ya kan bapak saya


udah ninggalin saya.
(S1/R/ATS/PSRYBDKBHTOT-PART/049-050)

k. Aspek generalisasi sikap

Subjek merasa bahwa ada beberapa sikap negatif yang sampai

sekarang masih sering dilakukan. Jawaban subjek sebagai berikut:

Sikapnya tu ya kadang marah, tapi tu ya semuanya


kena. Kadang kalo lagi males ya males semua,
termasuk belajar. biasanya tu petakilan, kerjaannya
sambil jalan-jalan ngga diam.
(S1/R/AGS/PSRYBDKBHTOT-PART/054-056)

2. Subjek S

a. Aspek sikap subjek

Subjek mengatakan bahwa subjek kurang tahu tentang perubahan

sikapnya setelah ibunya meninggalkannya, tetapi subjek mengatakan

bahwa sejak kecil/sejak ibu meninggalkannya subjek menjadi sulit

bergaul. Jawaban subjek sebagai berikut:

Saya sih ngga tau, karena saya dari kecil memang


hidup dengan satu orang tua. Saya ngga tau apakah
ada sikap yang berubah atau tidak karena saya
memang dari kecil seperti ini. Saya memiliki sikap
sulit bergaul ini ya karena saya hanya sendiri di
rumah. (S2/S/ASS1/PSRYBDKBHTOT-PART/003-
006)

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pemahaman subjek mengenai sikap yang ada selama ini adalah sikap

yang benar. Karena adanya perasaan iri saat melihat orang lain yang

memiliki keluarga yang utuh. Jawaban subjek sebagai berikut:

Ya menurut saya, saya lebih suka dengan sikap saya


yang seperti ini. (S2/S/ASS2/PSRYBDKBHTOT-
PART/009)

Alasan subjek merubah sikapnya kepada ibunya adalah karena subjek

merasa adanya perasaan kecewa setelah tahu bahwa ibunya tidak

meninggal, tetapi meninggalkannya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Dulu sebelum bertemu dengan ibu saya masa bodoh,


karena dari keluarga ayah saya mengatakan bahwa
ibu saya sudah meninggal. Itu yang ditanamkan
sejak kecil. Tetapi saat SMA saya bertemu dengan
ibu saya dari situ saya mengetahui bahwa ibu saya,
perasaan saya kecewa. Selama ini kemana saja
tidak pernah memberi kabar.
(S2/S/ASS3/PSRYBDKBHTOT-PART/012-016)

b. Aspek faktor internal perubahan sikap

Berubahnya sikap seseorang tentu dikarenakan ada sebab.

Menurut subjek faktor internal yang menyebabkan sikapnya

berubah adalah karena kurangnya kasih sayang dari kedua orang

tua. Jawaban subjek sebagai berikut:

Karena faktor di dalam diri saya yang menyebabkan


saya seperti ini memang karena kurang kasih
sayang gitu. Dimana orang lain mendapatkan
perhatian kasih sayang dari kedua orang tua, tapi
saya hanya mendapatkan dari satu orang tua, tapi
itu tidak masalah sih untuk saya, karena walaupun
saya hanya punya satu orang tua, tapi kasih sayang
dari satu orang tua saya ini berasa dari ayah dan
ibu gitu. (S2/S/AFIPS/PSRYBDKBHTOT-
PART/018-023)
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Aspek faktor external perubahan sikap

Beberapa faktor external juga mempengaruhi terbentuknya sikap

seseorang. Subjek mengatakan, mungkin sebabnya adalah faktor

lingkungan tempat tinggal subjek. Maka dari itu subjek jarang

bergaul dengan teman-temannya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Mungkin lingkungan juga, karena di tempat tinggal


saya anak-anak seumuran saya hanya sedikit, jadi
itu juga yang mempengaruhi, saya juga jarang
bergaul dengan teman-teman.
(S2/S/AFEPS/PSRYBDKBHTOT-PART/025-027)

d. Aspek pengaruh sosial

Orang-orang sekitar subjek kurang menanggapi secara negatif

terhadap sikap subjek. Responnya baik, tetapi beberapa orang

beranggapan bahwa subjek lebih kelihatan pendiam. Jawaban

subjek sebagai berikut:

Kalau dari orang-orang sekitar saya tidak ada


omongan apa, maksudnya mereka tidak menanggapi
secara negatif gitu. Respon mereka masih baik,
terkadang ada beberapa orang yang mengatakan
bahwa saya itu lebih cenderung diam ketika
menghadapi situasi baru dan tidak mau untuk
memulai duluan. (S2/S/APS/PSRYBDKBHTOT-
PART/030-034)

e. Aspek karakter sikap

Karakter pribadi individu akan mempengaruhi pembentukan suatu

sikap seseorang. Karakter sikapnya menurut subjek sendiri tidak

ada yang berubah, walaupun subjek sudah bertemu dengan

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ibunya, tidak akan mengubah apa-apa. Jawaban subjek sebagai

berikut:

Karakter sikap saya sebelum bertemu dengan ibu


ataupun sesudah bertemu dengan ibu itu sama aja,
ga ada yang berubah, walaupun saya bertemu
dengan ibu saya pun, tidak akan mengubah apa-apa,
jadi dengan adanya, atau tidak ya biasa-biasa aja
gitu, saya sudah biasa tanpa seorang ibu.
(S2/S/AKS/PSRYBDKBHTOT-PART/37-041)

f. Aspek informasi sikap

Informasi yang diterima seseorang biasanya awalnya akan

diterima secara mentah. Subjek sempat menerima saran negatif

dari orang sekitar saat masih keil. Tanggapan subjek menerima

iinformasi tersebut tetapi sekarang subjek sudah acuh dengan

keberadaan ibunya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Pernah, ketika saya kecilpun, saya diberitahu oleh


keluarga dari ayah saya untuk jangan memikirkan
atau jangan mempertanyakan siapa ibu saya dan
tanggapan saya, ya udah saya juga akan mengikuti
apa yang dikatakan oleh keluarga dari ayah saya
gitu. Tapi kalau sekarang ketika ada yang
menanyakan atau berkata seperti itu, saya akan
menjawab untk apa saya memikirkan seorang ibu
yang tidak bertanggung jawab.
(S2/S/AIS/PSRYBDKBHTOT-PART/045-051)

g. Aspek adopsi sikap

Karena berulangnya suatu kejadian maka akan mempengaruhi

sikap seseorang. Menurut subjek ibunya adalah seorang yang

kurang bertanggung jawab, karema subjek hanya bisa

menghubungi ibunya sekali saja, dan besoknya ibunya tidak lagi

bisa dihubungi. Jawaban subjek sebagai berikut:

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kalau peristiwa itu lebih ketika saya bertemu


dengan ibu saya, beliau sempat memberikan
kontaknya untuk bisa dihubungi, tetapi beliau hanya
bisa dihubungi 1-2 hari setelah kami bertemu gitu.
Setelah kami udah gitu kehilangan kontak lagi dan
sebenarnya itu tidak menjadi masalah, Cuma jadi
lebih meningkatkan rasa kekesalan saya. Jadi saya
semakin muncul dalam pikiran saya, oh bahwa
ternyata beliau itu memang benar-benar orang yang
tidak bertanggung jawab gitu, setelah bertemu
anaknya pun, beliau tidak bisa dihubungin lagi gitu.
(S2/S/AAS/PSRYBDKBHTOT-PART/054-062)

h. Aspek diferensiasi sikap

Pengalaman yang dirasakan akan menjadi sutau pengalaman yang

serius. Subjek merasa bahwa subjek tidak berbeda dengan teman-

temannya yang lain. Jawaban subjek sebagai berikut:

Saya tidak merasa berbeda dengan teman-teman.


(S2/S/ADS/PSRYBDKBHTOT-PART/065)

i. Aspek integrasi sikap

Karena adanya suatu pengalaman, maka akan terbentuk suatu

sikap yang berhubungan dengan pengalaman tersebut. Subjek

beranggapan bahwa sikapnya ini akibat dari ditinggalkan oleh

ibunya. Jawaban subjek sebagai berikut:

Sejauh ini saya berpikir mungkin ini hanya karena


ditinggalkan saja, tidak ada hal lain.
(S2/S/AIS/PSRYBDKBHTOT-PART/068-069)

j. Aspek trauma sikap

Pengalaman tarumatik dapat mengakibatkan terbentuknya sikap

yang negatif pada seseorang. Saat ini subjek lebih berhati-hati dan

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak mudah percaya dengan orang yang salah. Jawaban subjek

sebagai berikut:

Mungkin sikap yang dimaksud lebih ke yang saya


jadi lebih berhati-hati gitu. Saya tidak ingin percaya
terhadap orang yang salah.
(S2/S/ATS/PSRYBDKBHTOT-PART/071-072)

k. Aspek generalisasi sikap

Sikap negatif subjek yang masih ada sampai saat ini adalah akibat

dari kurang bisanya subjek mengendalikan emosi. Jawaban subjek

sebagai berikut:

Sejauh ini yang saya tahu sikap negatif saya itu


hanya kurang bisa mengendalikan emosi gitu, jadi
cepat terpancing amarahnya itu aja sih.
(S2/S/AGS/PSRYBDKBHTOT-PART/076-078)

C. Pembahasan

Perubahan sikap remaja terhadap orang tua.

Dari beberapa teori yang telah dibahas oleh peneliti pada BAB II,

ada beberapa sikap subjek yang sesuai dengan teori. Data yang telah

diperoleh oleh peneliti, diketahui bahwa remaja yang berasal dari keluarga

broken home mengalami beberapa perubahan sikap. Melalui wawancara

yang telah dilakukan oleh peneliti dengan kedua subjek, keduanya merasa

bahwa ada perubahan sikap pada diri subjek secara sadar ataupun tidak

setelah subjek ditinggalkan orang tuanya. Subjek R merasa bahwa lebih

emosional dan malas, sedangkan S juga dirasa kurang bisa mengendalikan

emosi dan lebih bersikap hati-hati terhadap orang baru. Dari hasil

observasi yang telah dilakukan terhadap kedua subjek juga terlihat

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perubahan sikapnya pada waktu-waktu tertentu, saat subjek R kesal

dengan temannya subjek menjauhi dan lebih memilih menyendiri.

Sedangkan S lebih bisa mengekspresikan sikapnya jika sedang mengalami

suatu permasalahan dengan temannya. Sikap yang timbul pada kedua

subjek lebih menonjol kepada sikap negatif. Menurut sahabat R, sikapnya

berubah saat subjek sedang ada masalah menjadi cuek. Sedangkan

menurut sahabat S, subjek juga akan mengalami perubahan sikap jika

perasaannya sedang kurang baik. Dari penelitian yang telah dilakukan

kepada kedua subjek dan sahabat subjek diperoleh hasil bahwa ada

beberapa perubahan sikap.

Berdasarka hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan,

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Kedua subjek merasa ada perubahan sikap setelah keluarganya

mengalami broken home. Sikap yang terbentuk adalah sikap yang

negatif pada kedua subjek. Sikap pada subjek S adalah menjadi lebih

emosional dan malas, sedangkan pada subjek R adalah merasa kurang

bias mengendalikan emosi dan lebih berhati-hati

2. Menurut kedua subjek sikapnya sudah benar dan merasa lebih nyaman

dengan sikap yang sekarang.

3. Karena adanya perasaan kecewa, benci, jengkel, dan kesal yang

terbentuk setelah salah satu orang tuanya meninggalkannya dan

mengalami broken home yang menyebabkan kedua subjek mengalami

perubahan sikap.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan

memaparkan keseluruhan hasil penelitian. Bagian saran berisi masukan bagi

peneliti lain yang akan melakukan penelitian supaya dapat melakukan penelitian

yang jauh lebih baik dari penelitian ini dan tidak melakukan kesalahan pada

penelitian. Saran yang ditujukan untuk peneliti lain dimaksudkan agar dapat

membuat hasil penelitian yang lebih baik lagi.

A. Kesimpulan

Dari peneilitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan

bahwa ada perubahan sikap remaja terhadap orang tua, kedua subjek memiliki

perubahan sikap yang berbeda yaitu R merasa bahwa lebih menjadi emosional dan

malas, sedangkan S juga kurang bisa mengendalian emosinya dan lebih bersikap

hati-hati. Hal itu terbentuk dari pemikiran kedua subjek terhadap salah satu orang

tua yang telah meninggalkannya, selain itu kedua subjek merasa bahwa sikapnya

sudah benar dan merasa lebih nyaman dengan sikap yang sekarang, dan karena

adanya perasaan kecewa, benci, jengkel, dan kesal yang terbentuk setelah salah

satu orang tuanya meninggalkannya dan mengalami broken home yang

menyebabkan kedua subjek mengalami perubahan sikap.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki kekeurangan dan keterbatasan. Peneliti sadar

bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki dan sempurnakan. Bebrapa

keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Waktu penelitian yang dilakukan peneliti dirasa kurang.

2. Data wawancara yang didapatkan dari pihak ketiga sangat minim.

C. Saran

Saran yang diberikan berikut, ditujukan kepada peneliti selanjutnya agar

dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih baik lagi.

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian diharapkan mampu menjadi pribadi yang lebih baik.

Memiliki sikap yang lebih positif dan lebih baik lagi. Lebih mampu

memandang diri secara positif. Selalu berpikir secara positif terhadap semua

kejadian dan keadaan yang dialami dalam hidup. Segala pengalaman buruk

yang terjadi adalah pelajaran berharga. Tetap membanggakan orang tua

dengan prestasi yang dihasilkan.

2. Pihak orang tua

Orang tua/wali subjek diharapkan selalu menyayangi dan mendorong

anak untuk menjadi pribadi yang baik dan positif, menghormati orang tua dan

menghargai orang lain. Bersyukur atas kehadiran anak dalam keluarga. Selalu

mengajarkan segala sikap yang baik terhadap anak agar terbentuknya sikap

yang lebih positif. Pengarahan pergaulan terhadap anak sangatlah penting

agar anak tidak merasa tersingkir dengan lingkungan pergaulan dan tidak

mudah terpengaruh dengan orang lain.

3. Pihak sekolah/kampus/kantor

Pihak sekolah/kampus/kantor juga mengambil bagian penting

terhadap pembentukan sikap bagi anak. Pergaulan anak di

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekolah/lingkungan kerja akan mempengaruhi pertumbuhan dan sikap anak.

Jika guru BK/teman sebaya membantu subjek untuk menumbuhkan sikap

yang baik dan positif tidak menutup kemungkinan bahwa sikap yang awalnya

negatif bisa berubah menjadi positif walaupun membutuhkan waktu yang

tidak sebentar.

4. Peneliti lain

Peneliti hendaknya mengenal lebih dekat terlebih dahulu dengan

subjek agar subjek tidak merasa terancam. Tidak ada salahnya jika peneliti

bersosialisasi dengan teman-teman subjek untuk mendapatkan informasi yang

lebih lagi guna kebutuhan penelitian.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Ibandi Rukminto. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Admin. 46.250 Perempuan Bantul Menjanda. 5 Juni 2017.
www.radarjogja.co.id/46-250-perempuan-bantul-menjanda/
Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2016. Psikologi Remaja. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Amri, Arfi Bambani. Efek Buruk Perceraian Bagi Buah Hati. 6 Juli 2017.
http://m.viva.co.id/life/kesehatan-intim/71400-efek-buruk-perceraian-
bagi-buah-hati).
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dayakisni, Tri dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.
Geldard, Kathryn and Geldard, David. 2011. Konseling Keluarga. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Gunarsa, Singgih dan Gunarsa, Singgih. 1981. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Gunarsa, Singgih. 1990. Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Delia, Husnul. Penyebab Broken Home dalam Keluarga dan Cara Mencegahnya.
10 Juli 2017. http://cintalia.com/kehidupan/keluarga/penyebab-broken-
home-dalam-keluarga
KBBI. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana.
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Mercer, Jenny & Clayton, Debbie. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Purnawan, Dwi. Tingkat Perceraian di Indonesia Termasuk yang Tertinggi di
Dunia. 5 Juni 2017. www.gulalives.co/2016/09/26/tingkat-perceraian-di-
indonesia-termasuk-yang-tertinggi-di-dunia/
Saprianus. 2008. “Konsep Diri Seorang Remaja yang Berasal dari Keluarga
Broken Home”. Skripsi. FKIP. Bimbingan dan Konseling, Universitas
Sanata Dharma.
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks
Sears, O. David, Freedman, L. Jonathan, dan Peplau, Anne. 1985. Psikologi
Sosial. Jakarta: Erlangga.
Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi
Offset.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ZF. Dampak dan Saran bagi Anak dengan Orang Tua yang Bercerai. 5 Juni
2017.http://www.psychoshare.com/file-1940/psikologi-anak/dampak-
dan-saran-bagi-anak-dengan-orang-tua-yang-bercerai.html

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1

A. Observasi subjek R

1. Observasi terhadap sosialisasi subjek

Hari/tanggal Deskripsi

22 Februari 2016 Subjek adalah pribadi yang kurang

memiliki banyak teman, terkadang

subjek terlihat sendiri.

6 Maret 2016 Di tempat tinggal subjek, subjek

adalah pribadi yang lebih banyak

menghindar dari kelompok teman-

temannya di panti.

2. Observasi terhadap tempat tinggal subjek

Hari/tanggal Deskripsi

16 Maret 2016 Subjek tinggal di panti asuhan Santo

Thomas di GK. Disana setiap pagi dan

sore selalu diadakan piket rutin. Kamar

subjek kelihatan rapih dan tidak

berantakan.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Observasi berdasarkan aspek-aspek sikap

Aspek Deskripsi

Adaptasi Subjek adalah pribadi yang agak

kurang bisa beradaptasi dengan

baik, subjek termasuk pribadi yang

agak introvert.

Sosialisasi Subjek mengalami sulit begaul

terhadap orang baru. Subjek

memiliki sedikit teman di panti, dan

beberapa orang di panti terlihat

menjauhi subjek.

Sikap Sesungguhnya subjek memiliki

sikap yang baik terhadap teman-

teman sebayanya, tetapi subjek

kurang bisa mengembangkan sikap

baiknya tersebut.

B. Observasi subjek S

1. Observasi terhadap aktivitas subjek S

Hari, tanggal Deskripsi

23 Oktober 2012 Subjek sehari-hari kuliah di

Universitas Sanata Dharma. Subjek

adalah pribadi yang rajin. Subjek

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memiliki tubuh yang lemah, maka dari

itu subjek beberapa kali mengalami

sakit. Subjek sempat mengalami

kelelahan dan akhirnya pingsan saat

mengikuti suatu mata kuliah.

23 Mei 2016 Subjek adalah pribadi yang mudah

bergaul. Subjek memiliki banyak

teman di kampus, terkadang subjek

juga melucu dengan teman-temannya

di kelas.

2. Observasi terhadap tempat tinggal subjek

Hari, tanggal Deskripsi

25 Mei 2016 Tempat tinggal/kost subjek terlihat

rapih dan bersih. Tetapi terakhir

subjek pindah ke kost yang agak

lebih kecil ruangannya

3. Observasi berdasarkan aspek-aspek sikap

Aspek Deskripsi

Adaptasi Subjek pribadi yang mudah bergaul

dan mudah dekat dengan orang lain.

Sosialisasi Subjek memiliki banyak teman di

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

jogja maupun di kuningan.

Sikap Subjek memiliki sikap yang baik

kepada orang lain tetapi jika subjek

tidak suka dengan seseorang subjek

akan sangat memperlihatkannya.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2

2. Lembar verbatim R

VERBATIM SUBJEK 1 (R)

Hasil Wawancara dengan Subjek R

Peneliti Halo dek.. kamu lagi sibuk?

R Ngga kok kak..

Peneliti Kakak boleh tanya-tanya kamu sedikit dek tentang keluarga kamu?

R Oh iya, boleh kok kak..

Peneliti Bagaimana suasana tempat tinggalmu yang sekarang?

R Tidak menyenangkan, karena teman-temannya

Peneliti Tempat tinggal mu yang sekarang dimana?

R Di Panti Asuhan Santo Thomas

Peneliti Bagaimana hubungan mu dengan teman-teman di sekolah?

R Baik.

Peneliti Apakah suasana di sekolah lbh menyenangkan?

R Iya

Peneliti Bagaimana hubunganmu dengan teman-teman di panti?

R Kurang baik, kurang akrab.

Peneliti Siapa teman dekatmu yang sekarang?

R Teman dekat saya L, E, N

Penelit Saat kamu ada masalah biasanya kamu bercerita dengan siapa?

R Saya cerita dengan teman-teman dekat saya.

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti Apakah mereka membantu memberi solusi dengan masalah yang

kamu hadapi?

R Iya, mereka membantu memberi masukan.

Peneliti Apa yang mereka lakukan saat kamu sedang cerita dengan masalah

kamu?

R Mereka membantu saya hingga masalah saya selesai.

Peneliti Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah yang sedang kamu

alami?

R Saya bisa menyelesaikan masalah saya sendiri, tetapi membutuhkan

waktu yang lama.

Peneliti Hubungan kamu dengan ayah dan ibu kamu bagaimana?

R Dengan ayah tidak pernah hubungan, dengan ibu baik.

Peneliti Bagaimana latar belakang keluargamu?

R Ayah dulu kerja di pabrik tapioka, tapi sekarang ngga tau, kalau ibu

sama kerja di pabrik tapioka tetapi sudah meninggal.

Peneliti Bagaimana hubungan kamu dengan keluarga ayah dan ibu kamu?

R Hubungan dengan ibu baik, dengan keluarga bapak tidak tahu.

Peneliti Bagaimana perasaan mu setelah ayah kamu meninggalkan kamu?

R Ya rasanya jengkel.

Peneliti Menurut kamu sikap kamu setelah ditinggal orang tua kamu berubah

atau tidak?

R Berubah, menjadi lebih nakal.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti Kenapa sikap kamu bisa berubah?

R Karena sakit hati.

Peneliti Saat ditinggal bapak, apakah bapak tidak pamit?

R Dulu bapak bilangnya mau kerja, tapi ngga balik lagi sampai

sekarang.

Peneliti Apakah kamu mengetahui penyebab orang tua bercerai?

R Menurut saya karena dia tidak bisa menerima di tempat barunya

(Gunung Kidul) karena saudara-saudara mama yang tidak mau

menerima dan di Gunung Kidul belum ada pekerjaan yang menurut

bapak cocok.

Peneliti Sejak umur berapa ayah kamu meninggalkan kamu?

R Sejak saya kelas 3 SD

Peneliti Saat dulu ayah kamu masih bersama, bagaimana sikapnya kepada

kmu?

R Baik, tegas, disiplin, dan sayang anak.

Peniliti Apakah ada perubahan sikap pada diri subyek setelah keluarganya

mengalami broken home?

R Ada perubahan sikap saya, tetapi aku anggap semua ini rintangan
yang harus dilewati.
Peneliti Bagaimana subyek memahami perubahan sikap kepada orang tuanya
setelah keluarganya mengalami broken home?
R
Benar, karena dia telah meninggalkan tanpa jejak dan kabar.
Peneliti Alasan apa yang mendorong subyek merubah sikap kepada orang
tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?
R Karena adanya perasaan benci, jengkel, sebal, dan merasa bahwa dia
bukan bapak saya lagi.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti Faktor internal apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

R Mungkin gara-gara merasa ga dianggap, terus kesal gara-gara itu,

tiba-tiba ditinggalin aja.

Peneliti Faktor external apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

R Faktor teman-teman mbak.

Peneliti Bagaimana penilaian orang sekitar terhadap perubahan sikap subjek?

R Kalo ada masalah tu kadang ya cuma tak diemin, jadi yang nggak

salah sama saya juga takdiemin. Waktu emosi ya semua tak marahin.

Ya teman-teman bilang “males rusma ki, mesti enek masalah”

Peneliti Bagaimana karakter sikap subjek sebelum bertemu dan sesudah


bertemu orang tua subjek yang sempat meninggalkan subjek?
R Sebelum ditinggal bapak sih pendiam, kalo dulu ngga mudah

tersinggung, tapi sekarang lebih mudah tersinggung, tapi cuma dalam

hati, ngga bisa ngeluarin. Biasanya tersinggung kalo mereka bilang

yang nggak-nggak/menduga-duga.

Peneliti Apakah subjek pernah mendengar informasi negatif/saran negatif


mengenai orang tua subjek yang telah meninggalkannya? Bagaimana
subjek menanggapi saran tersebut?

R Ia, pernah. Itu ya dari keluarga ibu. Mereka bilang “bapak udah ngga

ngurusin anak aja masih dipikirin”.

Peneliti Apakah perubahan sikap subjek dikarenakan ada peristiwa yang


membuat subjek mengingat kekesalan terhadap orang tua?

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

R Sebenernya juga ada kesel karena ditinggal bapak. Mungkin dari

faktor lingkungan juga. Ya kan gabung sama anak-anak yang luar

biasanya ada yang nakal ada yang nggak. Kalau kesal cara

ungkapinnya ya diem sama marah-marah.

Peneliti Apakah subjek merasa berbeda dengan teman-teman yang lain


terhadap sikap subjek yang berubah?
R Nggak berbeda. Biasa aja. Tanggapan teman-teman ya biasa aja,

karena mereka sudah tau sikap saya.

Peneliti Apakah sikap subjek yang terbentuk dikarenakan trauma terhadap


sosok orang tua?
R Nggak, sedikit kesal sama bapak.

Peneliti Apakah ada sikap yang terbentuk karena trauma? Seperti apa?

R Ngga ada trauma sama sekali. Ya kan bapak saya udah ninggalin

saya.

Peneliti Apakah ada sikap negatif yang sampai sekarang sering kamu
lakukan? Apakah sikap tersebut dikarenakan trauma terhadap sosok
orang tua?
R Sikapnya tu ya kadang marah, tapi tu ya semuanya kena. Kadang

kalo lagi males ya males semua, termasuk belajar. Biasanya tu

petakilan, kerjaannya sambil jalan-jalan ngga diam.

Peneliti Ya udah, gitu aja dek yang mau kakak tanyain. Makasih ya untuk

waktunya.

R Iya kak, sama-sama. Sering-sering ya main ke panti kak.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reduksi Subjek 1 (R)

Peniliti Apakah ada perubahan sikap pada diri subyek setelah keluarganya

mengalami broken home?

R Ada perubahan sikap saya, tetapi aku anggap semua ini rintangan
yang harus dilewati.
Peneliti Bagaimana subyek memahami perubahan sikap kepada orang tuanya
setelah keluarganya mengalami broken home?
R
Benar, karena dia telah meninggalkan tanpa jejak dan kabar.
Peneliti Alasan apa yang mendorong subyek merubah sikap kepada orang
tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?
R Karena adanya perasaan benci, jengkel, sebal, dan merasa bahwa dia
bukan bapak saya lagi.
Peneliti Faktor internal apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

R Mungkin gara-gara merasa ga dianggap, terus kesal gara-gara itu,

tiba-tiba ditinggalin aja.

Peneliti Faktor external apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

R Faktor teman-teman mbak.

Peneliti Bagaimana penilaian orang sekitar terhadap perubahan sikap subjek?

R Kalo ada masalah tu kadang ya Cuma tak diemin, jadi yang nggak

salah sama saya juga takdiemin. Waktu emosi ya semua tak marahin.

Ya teman-teman bilang “males rusma ki, mesti enek masalah”

Peneliti Bagaimana karakter sikap subjek sebelum bertemu dan sesudah


bertemu orang tua subjek yang sempat meninggalkan subjek?

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

R Sebelum ditinggal bapak sih pendiam, kalo dulu ngga mudah

tersinggung, tapi sekarang lebih mudah tersinggung, tapi Cuma

dalam hati, ngga bisa ngeluarin. Biasanya tersinggung kalo mereka

bilang yang nggak-nggak/menduga-duga.

Peneliti Apakah subjek pernah mendengar informasi negatif/saran negatif


mengenai orang tua subjek yang telah meninggalkannya? Bagaimana
subjek menanggapi saran tersebut?

R Ia, pernah. Itu ya dari keluarga ibu. Mereka bilang “bapak udah ngga

ngurusin anak aja masih dipikirin”.

Peneliti Apakah perubahan sikap subjek dikarenakan ada peristiwa yang


membuat subjek mengingat kekesalan terhadap orang tua?

R Sebenernya juga ada kesel karena ditinggal bapak. Mungkin dari

faktor lingkungan juga. Ya kan gabung sama anak-anak yang luar

biasanya ada yang nakal ada yang nggak. Kalau kesal cara

ungkapinnya ya diem sama marah-marah.

Peneliti Apakah subjek merasa berbeda dengan teman-teman yang lain


terhadap sikap subjek yang berubah?
R Nggak berbeda. Biasa aja. Tanggapan teman-teman ya biasa aja,

karena mereka sudah tau sikap saya.

Peneliti Apakah sikap subjek yang terbentuk dikarenakan trauma terhadap


sosok orang tua?
R Nggak, sedikit kesal sama bapak.

Peneliti Apakah ada sikap yang terbentuk karena trauma? Seperti apa?

R Ngga ada trauma sama sekali. Ya kan bapak saya udah ninggalin

saya.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti Apakah ada sikap negatif yang sampai sekarang sering kamu
lakukan? Apakah sikap tersebut dikarenakan trauma terhadap sosok
orang tua?
R Sikapnya tu ya kadang marah, tapi tu ya semuanya kena. Kadang

kalo lagi males ya males semua, termasuk belajar. Biasanya tu

petakilan, kerjaannya sambil jalan-jalan ngga diam.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Wawancara Significan Other/Sahabat R

Peneliti Hai dek, lagi sibuk nggak?

M Ngga kok kak

Peneliti Langsung aja ya, kakak mau tanya-tanya sedikit nih

M Oh iya kak, mau tanya apa ya?

Peneliti Kamu dekat kan dengan R?

M Ya lumayan kak

Peneliti Uda berapa lama dek kamu kenal denganR?

M Selama di panti kak, kurang lebih 3 tahunan kak

Peneliti Sikap R dengan kamu bagaimana?

M Baik kok kak, biasa lah kita

Peneliti Kalau kamu lihat sikapnya dengan teman-temannya yang lain

gimana?

M Biasa sih kak. Dia bisa menyesuaikan. Cuma kadang dia tuh

merindukan sosok orang tua yang memperhatikan dan mendukung

dia dalam kehidupannya kak.

Peneliti Kamu pernah lihat ada sikapnya yang kadang berubah nggak?

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

M Ya ceria kalau moodnya lagi baik, tapi kalau moodnya lagi jelek

ya kelihatan cuek, sedih gitu..

Peneliti Oh gitu, terima kasih ya dek untuk waktunya.

M Iya kak, sama-sama.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Wawancara Significan Other/Sahabat R

Peneliti Uda berapa lama dek kamu kenal dengan R?

M Selama di panti kak, kurang lebih 3 tahunan kak

Peneliti Sikap R dengan kamu bagaimana?

M Baik kok kak, biasa lah kita. Hehe

Peneliti Kalau kamu lihat sikapnya dengan teman-temannya yang lain

gimana?

M Biasa sih kak. Dia bisa menyesuaikan. Cuma kadang dia tuh

merindukan sosok orang tua yang memperhatikan dan mendukung

dia dalam kehidupannya kak.

Peneliti Kamu pernah lihat ada sikapnya yang kadang berubah nggak?

M Ya ceria kalau moodnya lagi baik, tapi kalau moodnya lagi jelek

ya kelihatan cuek, sedih gitu..

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Lembar verbatim S

VERBATIM SUBJEK 2 (S)

Hasil Wawancara dengan Subjek S

Peneliti Hai S, gimana kabar kamu?

S Baik kok, kamu gimana?

Peneliti Baik juga. Oh iya, ini aku mau tanya-tanya sedikit nih tentang

hubungan kamu dengan keluarga kamu apa boleh?

S Iya boleh.

Peneliti Bagaimana suasana tempat tinggalmu yang sekarang?

S Suasana tempat tinggal sih sepi, soalnya kan di rumah Cuma

berdua sama bapak. Kalau bapak kerja ya saya sendiri

Peneliti Tempat tinggal mu yang sekarang dimana?

S Di kuningan

Peneliti Bagaimana hubungan mu dengan teman-teman di kampus?

S Hubungan dengan teman-teman di kampus cukup baik, meskipun

terkadang saya susah untuk bersosialisasi. Saya biasanya ingi

disapa terlebih dahulu.

Peneliti Bagaimana hubunganmu dengan teman-teman di rumah?

S Hubungan dengan teman-teman di tempat asal saya sih baik, kami

sering bermain bersama, meluangkan waktu bersama.

Peneliti Adakah kegiatanmu di luar kampus?

S Ngga ada

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti Siapa teman dekatmu yang sekarang?

S Kalau di kampus ada D, G, kalau yang di rumah ada teman

namanya Jessica

Peneliti Saat kamu ada masalah biasanya kamu bercerita dengan siapa?

S Saya terlebih dahulu cerita dengan kakak sepupu saya.

Peneliti Apakah kamu sangat dengan kakak sepupu kamu?

S Iya, sudah seperti kakak kandung sendiri, karena sejak kecil saya

diasuh oleh ibu kakak sepupu saya tersebut.

Peneliti Apakah mereka membantu memberi solusi dengan masalah yang

kamu hadapi?

S Iya, mereka sering memberikan masukan, nasehat saat saya sedang

menghadapi masalah.

Peneliti Apa yang mereka lakukan saat kamu sedang cerita dengan masalah

kamu?

S Saat mereka melihat saya sedang kurang baik mereka bertanya.

Lalu ketika saya bercerita kadang mereka memberikan penguatan

Peneliti Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah yang sedang kamu

alami?

S Kadang saya lari dari masalah itu, kadang-kadang saya butuh

waktu untuk diam terlebih dahulu, berpikir, lalu menyelesaikannya.

Peneliti Bagaimana latar belakang keluargamu?

S Saya berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi

menengah ke bawah. Ayah saya hanya lulusan Diploma dan

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekarang hanya berrwira usaha, berjualan dan menjual jasa. Kalau

ibu saya, saya kurang tau

Peneliti Jasa apa yang dijual ayah kamu?

S Ayah kadang suka ngojek, nyari uang tambahan. Tapi lebih fokus

dari uang tambahan. Di kios.

Peneliti Sampai sekarang apakah kamu tahu keberadaan ibu kamu?

S Dulu tahun 2012, sempat bertemu 1 kali. Itupun katanya sekarang

pindah ke Cirebon. Tapi ngga tau Cirebon pastinya dimana karena

susah dihubungi.

Peneliti Bagaimana status orang tua kamu sekarang

S Sudah bercerai

Peneliti Bagaimana hubungan kamu dengan ayah kamu?

S Saya dengan ayah memiliki hubungan yang baik. Jadi ketika

masing-masing dari kami mempunyai masalah, kami saling berbagi

cerita, bertukar pikiran dalam setiap keadaan.

Peneliti Apakah ibu kamu masih mengubungi kamu sampai saat ini?

S Terakhir kali memberi kabar itu, ketika saya kuliah semester 4.

Sekitar 2 tahun yang lalu.

Peneliti Hal apa yang ditanyakan oleh ibu kamu saat kalian bertemu

S Beliau hanya mengucapkan selamat ulang tahun, terus bilang maaf

gitu karena tidak bisa ada berada di dekat saya. Tidak bisa bertemu

Peneliti Bagaimana hubunganmu dengan keluarga ibu?

S Kalau keluarga dari ibu, saya dari kecil tidak mengenal sama

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekali, dan baru mengenal setelah saya bertemu dengan ibu saya

tahun 2012, itu saya dikenalkan dengan adik tirinya dan saya

memanggilnya Om. Hanya itu saja yang saya kenal dari keluarga

ibu saya

Peneliti Bagaimana hubunganmu dengan keluarga ayah?

S Hubungan saya dengan keluarga dari ayah sangat akrab. Karena

pada dasarnya saya tinggal bersama dengan keluarga dari ayah saya

Peneliti Apakah kamu mengetahui penyebab orang tua bercerai?

S Dulu pernah diceritain. Karena masalah agama, ayah beragama

katholik dan ibu beragama islam. Awalnya ibu setuju untuk masuk

ke agama katholik, maka dari itu mau menikah di KUA, tetapi

beberapa bulan setelah saya lahir, ibu pulang ke tempat asalnya,

tetapi saat kembali lagi ke rumah sudah memakai kerudung lagi

dan sejak saat itu memutuskan hubungan dengan ayah saya.

Peneliti Sejak umur berapa ibu kamu meninggalkan kamu?

S Sejak umur 9 bulan, dan saya baru bisa bertemu lagi saat saya

umur 17 tahun. Itupun hanya sekali.

Peneliti Bagaimana pandangan kamu terhadap ibu-ibu di luar sana setelah

kamu tahu bahwa ibu kamu meninggalkan kamu?

S Kadang, saat saya melihat kakak ayah yang mengurus saya, saya

kadang berpikir mengapa saya tidak pernah merasakan hal yang

seperti itu yang diberikan seorang ibu terhadapa anaknya.

Terkadang saya iri, kadang juga benci mengapa orang lain punya

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

orang tua yang lengkap sedangkan saya tidak.

Peneliti Apakah ada perubahan sikap pada diri subjek setelah keluarganya

mengalami broken home?

S Saya sih ngga tau, karena saya dari kecil memang hidup dengan

satu orang tua. Saya ngga tau apakah ada sikap yang berubah atau

tidak karena saya memang dari kecil seperti ini. Saya memiliki

sikap sulit bergaul ini ya karena saya hanya sendiri di rumah.

Peneliti Bagaimana subjek memahami perubahan sikap kepada orang

tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

S Ya menurut saya, saya lebih suka dengan sikap saya yang seperti

ini.

Peneliti Alasan apa yang mendorong subyek merubah sikap kepada orang

tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

S
Dulu sebelum bertemu dengan ibu saya masa bodoh, karena dari

keluarga ayah saya mengatakan bahwa ibu saya sudah meninggal.

Itu yang ditanamkan sejak kecil. Tetapi saat SMA saya bertemu

dengan ibu saya dari situ saya mengetahui bahwa ibu saya,

perasaan saya kecewa. Selama ini kemana saja tidak pernah

memberi kabar.

Peneliti Faktor internal apa yang menyebabkan sikap subjek berubah?

S Karena faktor di dalam diri saya yang menyebabkan saya seperti

ini memang karena kurang kasih sayang gitu. Dimana orang lain

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mendapatkan perhatian kasih sayang dari kedua orang tua, tapi

saya hanya mendapatkan dari satu orang tua, tapi itu tidak masalah

sih untuk saya, karena walaupun saya hanya punya satu orang tua,

tapi kasih sayang dari satu orang tua saya ini berasa dari ayah dan

ibu gitu.

Peneliti Faktor external apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

S Mungkin lingkungan juga, karena di tempat tinggal saya anak-

anak seumuran saya hanya sedikit, jadi itu juga yang

mempengaruhi, saya juga jarang bergaul dengan teman-teman.

Peneliti Bagaimana penilaian orang sekitar terhadap perubahan sikap

subjek?

S Kalau dari orang-orang sekitar saya tidak ada omongan apa,

maksudnya mereka tidak menanggapi secara negatif gitu. Respon

mereka masih baik, terkadang ada beberapa orang yang

mengatakan bahwa saya itu lebih cenderung diam ketika

menghadapi situasi baru dan tidak mau untuk memulai duluan.

Peneliti Bagaimana karakter sikap subjek sebelum bertemu dan sesudah

bertemu orang tua subjek yang sempat meninggalkan subjek?

S Karakter sikap saya sebelum bertemu dengan ibu ataupun sesudah

bertemu dengan ibu itu sama aja, ga ada yang berubah, walaupun

saya bertemu dengan ibu saya pun, tidak akan mengubah apa-apa,

jadi dengan adanya, atau tidak ya biasa-biasa aja gitu, saya sudah

biasa tanpa seorang ibu.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti Apakah subjek pernah mendengar informasi negatif/saran negatif

mengenai orang tua subjek yang telah meninggalkannya?

Bagaimana subjek menanggapi saran tersebut?

S Pernah, ketika saya kecilpun, saya diberitahu oleh keluarga dari

ayah saya untuk jangan memikirkan atau jangan mempertanyakan

siapa ibu saya dan tanggapan saya, ya udah saya juga akan

mengikuti apa yang dikatakan oleh keluarga dari ayah saya gitu.

Tapi kalau sekarang ketika ada yang menanyakan atau berkata

seperti itu, saya akan menjawab untk apa saya memikirkan

seorang ibu yang tidak bertanggung jawab.

Peneliti Apakah perubahan sikap subjek dikarenakan ada peristiwa yang

membuat subjek mengingat kekesalan terhadap orang tua?

S Kalau peristiwa itu lebih ketika saya bertemu dengan ibu saya,

beliau sempat memberikan kontaknya untuk bisa dihubungi, tetapi

beliau hanya bisa dihubungi 1-2 hari setelah kami bertemu gitu.

Setelah kami udah gitu kehilangan kontak lagi dan sebenarnya itu

tidak menjadi masalah, Cuma jadi lebih meningkatkan rasa

kekesalan saya. Jadi saya semakin muncul dalam pikiran saya, oh

bahwa ternyata beliau itu memang benar-benar orang yang tidak

bertanggung jawab gitu, setelah bertemu anaknya pun, beliau tidak

bisa dihubungin lagi gitu.

Saya tidak merasa berbeda dengan teman-teman.

Peneliti Apakah subjek merasa berbeda dengan teman-teman yang lain

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terhadap sikap subjek yang berubah?

S Saya tidak merasa berbeda dengan teman-teman.

Peneliti Apakah sikap subjek yang terbentuk dikarenakan trauma terhadap

sosok orang tua?

S Sejauh ini saya berpikir mungkin ini hanya karena ditinggalkan

saja, tidak ada hal lain.

Peneliti Apakah ada sikap yang terbentuk karena trauma? Seperti apa?

S Mungkin sikap yang dimaksud lebih ke yang saya jadi lebih

berhati-hati gitu. Saya tidak ingin percaya terhadap orang yang

salah.

Peneliti Apakah ada sikap negatif yang sampai sekarang sering kamu

lakukan? Apakah sikap tersebut dikarenakan trauma terhadap sosok

orang tua?

S Sejauh ini yang saya tahu sikap negatif saya itu hanya kurang bisa

mengendalikan emosi gitu, jadi cepat terpancing amarahnya itu aja

sih.

Peneliti Ya udah, gitu aja yang mau aku tanyain. Makasih ya buat

waktunya.

S Iya, ok. Sama-sama.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reduksi Subjek 2 (S)

Peneliti Apakah ada perubahan sikap pada diri subjek setelah keluarganya

mengalami broken home?

S Saya sih ngga tau, karena saya dari kecil memang hidup dengan

satu orang tua. Saya ngga tau apakah ada sikap yang berubah atau

tidak karena saya memang dari kecil seperti ini. Saya memiliki

sikap sulit bergaul ini ya karena saya hanya sendiri di rumah.

Peneliti Bagaimana subjek memahami perubahan sikap kepada orang

tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

S Ya menurut saya, saya lebih suka dengan sikap saya yang seperti

ini.

Peneliti Alasan apa yang mendorong subyek merubah sikap kepada orang

tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

S
Dulu sebelum bertemu dengan ibu saya masa bodoh, karena dari

keluarga ayah saya mengatakan bahwa ibu saya sudah meninggal.

Itu yang ditanamkan sejak kecil. Tetapi saat SMA saya bertemu

dengan ibu saya dari situ saya mengetahui bahwa ibu saya,

perasaan saya kecewa. Selama ini kemana saja tidak pernah

memberi kabar.

Peneliti Faktor internal apa yang menyebabkan sikap subjek berubah?

S Karena faktor di dalam diri saya yang menyebabkan saya seperti

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini memang karena kurang kasih sayang gitu. Dimana orang lain

mendapatkan perhatian kasih sayang dari kedua orang tua, tapi

saya hanya mendapatkan dari satu orang tua, tapi itu tidak

masalah sih untuk saya, karena walaupun saya hanya punya satu

orang tua, tapi kasih sayang dari satu orang tua saya ini berasa

dari ayah dan ibu gitu.

Peneliti Faktor external apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

S Mungkin lingkungan juga, karena di tempat tinggal saya anak-

anak seumuran saya hanya sedikit, jadi itu juga yang

mempengaruhi, saya juga jarang bergaul dengan teman-teman.

Peneliti Bagaimana penilaian orang sekitar terhadap perubahan sikap

subjek?

S Kalau dari orang-orang sekitar saya tidak ada omongan apa,

maksudnya mereka tidak menanggapi secara negatif gitu. Respon

mereka masih baik, terkadang ada beberapa orang yang

mengatakan bahwa saya itu lebih cenderung diam ketika

menghadapi situasi baru dan tidak mau untuk memulai duluan.

Peneliti Bagaimana karakter sikap subjek sebelum bertemu dan sesudah

bertemu orang tua subjek yang sempat meninggalkan subjek?

S Karakter sikap saya sebelum bertemu dengan ibu ataupun

sesudah bertemu dengan ibu itu sama aja, ga ada yang berubah,

walaupun saya bertemu dengan ibu saya pun, tidak akan

mengubah apa-apa, jadi dengan adanya, atau tidak ya biasa-biasa

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aja gitu, saya sudah biasa tanpa seorang ibu.

Peneliti Apakah subjek pernah mendengar informasi negatif/saran negatif

mengenai orang tua subjek yang telah meninggalkannya?

Bagaimana subjek menanggapi saran tersebut?

S Pernah, ketika saya kecilpun, saya diberitahu oleh keluarga dari

ayah saya untuk jangan memikirkan atau jangan mempertanyakan

siapa ibu saya dan tanggapan saya, ya udah saya juga akan

mengikuti apa yang dikatakan oleh keluarga dari ayah saya gitu.

Tapi kalau sekarang ketika ada yang menanyakan atau berkata

seperti itu, saya akan menjawab untk apa saya memikirkan

seorang ibu yang tidak bertanggung jawab.

Peneliti Apakah perubahan sikap subjek dikarenakan ada peristiwa yang

membuat subjek mengingat kekesalan terhadap orang tua?

S Kalau peristiwa itu lebih ketika saya bertemu dengan ibu saya,

beliau sempat memberikan kontaknya untuk bisa dihubungi, tetapi

beliau hanya bisa dihubungi 1-2 hari setelah kami bertemu gitu.

Setelah kami udah gitu kehilangan kontak lagi dan sebenarnya itu

tidak menjadi masalah, Cuma jadi lebih meningkatkan rasa

kekesalan saya. Jadi saya semakin muncul dalam pikiran saya, oh

bahwa ternyata beliau itu memang benar-benar orang yang tidak

bertanggung jawab gitu, setelah bertemu anaknya pun, beliau

tidak bisa dihubungin lagi gitu.

Saya tidak merasa berbeda dengan teman-teman.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti Apakah subjek merasa berbeda dengan teman-teman yang lain

terhadap sikap subjek yang berubah?

S Saya tidak merasa berbeda dengan teman-teman.

Peneliti Apakah sikap subjek yang terbentuk dikarenakan trauma terhadap

sosok orang tua?

S Sejauh ini saya berpikir mungkin ini hanya karena ditinggalkan

saja, tidak ada hal lain.

Peneliti Apakah ada sikap yang terbentuk karena trauma? Seperti apa?

S Mungkin sikap yang dimaksud lebih ke yang saya jadi lebih

berhati-hati gitu. Saya tidak ingin percaya terhadap orang yang

salah.

Peneliti Apakah ada sikap negatif yang sampai sekarang sering kamu

lakukan? Apakah sikap tersebut dikarenakan trauma terhadap

sosok orang tua?

S Sejauh ini yang saya tahu sikap negatif saya itu hanya kurang bisa

mengendalikan emosi gitu, jadi cepat terpancing amarahnya itu

aja sih.

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Wawancara Significan Other/Sahabat S

Peneliti Hai, lagi apa? Ganggu nggak?

A Ngga kok.. gimana?

Peneliti Langsung aja ya, aku mau tanya-tanya sedikit nih tentang S.

A Oh iya gimana-gimana?

Peneliti Kamu dekat kan dengan S?

A Ya lumayan sih...

Peneliti Uda berapa lama kamu kenal dengan S?

A Ya udah 4 tahunan lebih, ya sejak kuliah ini sih.

Peneliti Sikap S dengan kamu bagaimana?

A Baik sih, tapi ya kadang kalo lagi marahh ya diem aja gitu

orangnya, tapi jarang kok kita marahan.

Peneliti Kalau kamu lihat sikapnya dengan teman-temannya yang lain

gimana?

A Kalo yang aku lihat sih orangnya enak kok, cuma ya itu kalo lagi

marah ya keliatan banget gitu.

Peneliti Kamu pernah lihat ada sikapnya yang kadang berubah nggak?

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A ya kadang dia jadi pendiem gitu. Tapi kalo lagi diem gitu paling

Cuma tanya kenapa aja gitu aku.

Peneliti Oh gitu, terima kasih ya untuk waktunya.

A Iya ok, sama-sama.

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Wawancara Significan Other/Sahabat S

Peneliti Uda berapa lama kamu kenal dengan S?

A Ya udah 4 tahunan lebih, ya sejak kuliah ini sih.

Peneliti Sikap S dengan kamu bagaimana?

A Baik sih, tapi ya kadang kalo lagi marahh ya diem aja gitu

orangnya, tapi jarang kok kita marahan.

Peneliti Kalau kamu lihat sikapnya dengan teman-temannya yang lain

gimana?

A Kalo yang aku lihat sih orangnya enak kok, cuma ya itu kalo lagi

marah ya keliatan banget gitu.

Peneliti Kamu pernah lihat ada sikapnya yang kadang berubah nggak?

A ya kadang dia jadi pendiem gitu. Tapi kalo lagi diem gitu paling

Cuma tanya kenapa aja gitu aku.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3

Informan : R (inisial)

Peneliti : Yessica

Lembar Coding

Kode Data Teks

001 Apakah ada perubahan sikap pada diri subyek setelah

002 keluarganya mengalami broken home?

003 Ada perubahan sikap saya, tetapi aku anggap semua ini rintangan

004 yang harus dilewati.

005 Bagaimana subyek memahami perubahan sikap kepada orang

006 tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

007 Benar, karena dia telah meninggalkan tanpa jejak dan kabar.

008 Alasan apa yang mendorong subyek merubah sikap kepada

009 orang tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

010 Karena adanya perasaan benci, jengkel, sebal, dan merasa bahwa dia

011 bukan bapak saya lagi.

012 Faktor internal apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

013 Mungkin gara-gara merasa ga dianggap, terus kesal gara-gara itu,

014 tiba-tiba ditinggalin aja.

015 Faktor external apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

016 Faktor teman-teman mbak.

017 Bagaimana penilaian orang sekitar terhadap perubahan sikap

018 subjek?

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

019 Kalo ada masalah tu kadang ya cuma tak diemin, jadi yang nggak

020 salah sama saya juga takdiemin. Waktu emosi ya semua tak marahin.

021 Ya teman-teman bilang “males rusma ki, mesti enek masalah”

022 Bagaimana karakter sikap subjek sebelum bertemu dan sesudah

023 bertemu orang tua subjek yang sempat meninggalkan subjek?

024 Sebelum ditinggal bapak sih pendiam, kalo dulu ngga mudah

025 tersinggung, tapi sekarang lebih mudah tersinggung, tapi cuma

026 dalam hati, ngga bisa ngeluarin. Biasanya tersinggung kalo mereka

027 bilang yang nggak-nggak/menduga-duga.

028 Apakah subjek pernah mendengar informasi negatif/saran

029 negatif mengenai orang tua subjek yang telah

030 meninggalkannya? Bagaimana subjek menanggapi saran

031 tersebut?

032 Ia, pernah. Itu ya dari keluarga ibu. Mereka bilang “bapak udah ngga

033 ngurusin anak aja masih dipikirin”.

034 Apakah perubahan sikap subjek dikarenakan ada peristiwa

035 yang membuat subjek mengingat kekesalan terhadap orang

036 tua?

037 Sebenernya juga ada kesel karena ditinggal bapak. Mungkin dari

038 faktor lingkungan juga. Ya kan gabung sama anak-anak yang luar

039 biasanya ada yang nakal ada yang nggak. Kalau kesal cara

040 ungkapinnya ya diem sama marah-marah.

041 Apakah subjek merasa berbeda dengan teman-teman yang lain

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

042 terhadap sikap subjek yang berubah?

043 Nggak berbeda. Biasa aja. Tanggapan teman-teman ya biasa aja,

044 karena mereka sudah tau sikap saya.

045 Apakah sikap subjek yang terbentuk dikarenakan trauma

046 terhadap sosok orang tua?

047 Nggak, sedikit kesal sama bapak.

048 Apakah ada sikap yang terbentuk karena trauma? Seperti apa?

049 Ngga ada trauma sama sekali. Ya kan bapak saya udah ninggalin

050 saya.

051 Apakah ada sikap negatif yang sampai sekarang sering kamu

052 lakukan? Apakah sikap tersebut dikarenakan trauma terhadap

053 sosok orang tua?

054 Sikapnya tu ya kadang marah, tapi tu ya semuanya kena. Kadang

055 kalo lagi males ya males semua, termasuk belajar. Biasanya tu

056 petakilan, kerjaannya sambil jalan-jalan ngga diam.

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Informan : S (inisial)

Peneliti : Yessica

Lembar Coding

No. Data Teks

001 Apakah ada perubahan sikap pada diri subjek setelah

002 keluarganya mengalami broken home?

003 Saya sih ngga tau, karena saya dari kecil memang hidup dengan satu

004 orang tua. Saya ngga tau apakah ada sikap yang berubah atau tidak

005 karena saya memang dari kecil seperti ini. Saya memiliki sikap sulit

006 bergaul ini ya karena saya hanya sendiri di rumah.

007 Bagaimana subjek memahami perubahan sikap kepada orang

008 tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

009 Ya menurut saya, saya lebih suka dengan sikap saya yang seperti ini.

010 Alasan apa yang mendorong subyek merubah sikap kepada

011 orang tuanya setelah keluarganya mengalami broken home?

012 Dulu sebelum bertemu dengan ibu saya masa bodoh, karena dari

013 keluarga ayah saya mengatakan bahwa ibu saya sudah meninggal. Itu

014 yang ditanamkan sejak kecil. Tetapi saat SMA saya bertemu dengan

015 ibu saya dari situ saya mengetahui bahwa ibu saya, perasaan saya

016 kecewa. Selama ini kemana saja tidak pernah memberi kabar.

017 Faktor internal apa yang menyebabkan sikap subjek berubah?

018 Karena faktor di dalam diri saya yang menyebabkan saya seperti ini

019 memang karena kurang kasih sayang gitu. Dimana orang lain

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

020 mendapatkan perhatian kasih sayang dari kedua orang tua, tapi saya

021 hanya mendapatkan dari satu orang tua, tapi itu tidak masalah sih

022 untuk saya, karena walaupun saya hanya punya satu orang tua, tapi

023 kasih sayang dari satu orang tua saya ini berasa dari ayah dan ibu gitu.

024 Faktor external apa yang menyebabkan sikap subjek bebrubah?

025 Mungkin lingkungan juga, karena di tempat tinggal saya anak-anak

026 seumuran saya hanya sedikit, jadi itu juga yang mempengaruhi, saya

027 juga jarang bergaul dengan teman-teman.

028 Bagaimana penilaian orang sekitar terhadap perubahan sikap

029 subjek?

030 Kalau dari orang-orang sekitar saya tidak ada omongan apa,

031 maksudnya mereka tidak menanggapi secara negatif gitu. Respon

032 mereka masih baik, terkadang ada beberapa orang yang mengatakan

033 bahwa saya itu lebih cenderung diam ketika menghadapi situasi baru

034 dan tidak mau untuk memulai duluan.

035 Bagaimana karakter sikap subjek sebelum bertemu dan sesudah

036 bertemu orang tua subjek yang sempat meninggalkan subjek?

037 Karakter sikap saya sebelum bertemu dengan ibu ataupun sesudah

038 bertemu dengan ibu itu sama aja, ga ada yang berubah, walaupun saya

039 bertemu dengan ibu saya pun, tidak akan mengubah apa-apa, jadi

040 dengan adanya, atau tidak ya biasa-biasa aja gitu, saya sudah biasa

041 tanpa seorang ibu.

042 Apakah subjek pernah mendengar informasi negatif/saran

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

043 negatif mengenai orang tua subjek yang telah meninggalkannya?

044 Bagaimana subjek menanggapi saran tersebut?

045 Pernah, ketika saya kecilpun, saya diberitahu oleh keluarga dari ayah

046 saya untuk jangan memikirkan atau jangan mempertanyakan siapa ibu

047 saya dan tanggapan saya, ya udah saya juga akan mengikuti apa yang

048 dikatakan oleh keluarga dari ayah saya gitu. Tapi kalau sekarang

049 ketika ada yang menanyakan atau berkata seperti itu, saya akan

050 menjawab untk apa saya memikirkan seorang ibu yang tidak

051 bertanggung jawab.

052 Apakah perubahan sikap subjek dikarenakan ada peristiwa

053 yang membuat subjek mengingat kekesalan terhadap orang tua?

054 Kalau peristiwa itu lebih ketika saya bertemu dengan ibu saya, beliau

055 sempat memberikan kontaknya untuk bisa dihubungi, tetapi beliau

056 hanya bisa dihubungi 1-2 hari setelah kami bertemu gitu. Setelah

057 kami udah gitu kehilangan kontak lagi dan sebenarnya itu tidak

058 menjadi masalah, Cuma jadi lebih meningkatkan rasa kekesalan saya.

059 Jadi saya semakin muncul dalam pikiran saya, oh bahwa ternyata

060 beliau itu memang benar-benar orang yang tidak bertanggung jawab

061 gitu, setelah bertemu anaknya pun, beliau tidak bisa dihubungin lagi

062 gitu.

063 Apakah subjek merasa berbeda dengan teman-teman yang lain

064 terhadap sikap subjek yang berubah?

065 Saya tidak merasa berbeda dengan teman-teman.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

066 Apakah sikap subjek yang terbentuk dikarenakan trauma

067 terhadap sosok orang tua?

068 Sejauh ini saya berpikir mungkin ini hanya karena ditinggalkan saja,

069 tidak ada hal lain.

070 Apakah ada sikap yang terbentuk karena trauma? Seperti apa?

071 Mungkin sikap yang dimaksud lebih ke yang saya jadi lebih berhati-

072 hati gitu. Saya tidak ingin percaya terhadap orang yang salah.

073 Apakah ada sikap negatif yang sampai sekarang sering kamu

074 lakukan? Apakah sikap tersebut dikarenakan trauma terhadap

075 sosok orang tua?

076 Sejauh ini yang saya tahu sikap negatif saya itu hanya kurang bisa

077 mengendalikan emosi gitu, jadi cepat terpancing amarahnya itu aja

078 sih.

95

Anda mungkin juga menyukai