Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Volume 12 No 3, Hal 473 – 480, September 2020 p-ISSN 2085-1049

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA MELALUI TERAPI MUSIK


INSTRUMENTAL
Ida Ayu Nyoman Candra Dewi*, Komang Yogi Triana, Claudia Wuri Prihandini
Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Bina Usada Bali, Jln Raya Padang Luwih, Tegal Jaya, Dalung, Kuta
Utara, Dalung, Badung, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia 80361
*dayucandradw@gmail.com

ABSTRAK
Depresi adalah gangguan mental serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. Depresi tidak
sering terdeteksi pada lansia karena dianggap sebagai akibat dari proses penuaan dan penyakit kronis
yang dialami lansia. Jika tidak diobati, itu bisa menjadi kondisi yang fatal, salah satunya adalah upaya
bunuh diri. Banyak terapi yang digunakan untuk mengobati depresi pada lansia, seperti terapi musik
instrumental. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terapi musik instrumental pada
tingkat depresi lansia. Penelitian ini adalah pra-eksperimen menggunakan desain pretest-posttest.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 25 lansia dengan masalah depresi. Sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling yang dianalisis menggunakan uji
Wilcoxon. Analisis menunjukkan bahwa nilai p = 0,014 (nilai p <0,05), yang berarti bahwa ada
pengaruh terapi musik instrumental terhadap tingkat depresi lansia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali diharapkan dapat menerapkan terapi musik instrumental sebagai
terapi pelengkap untuk membantu mempercepat peningkatan kondisi pada lansia yang mengalami
depresi.

Kata kunci: terapi musik instrumental; depresi, lanjut usia

DECREASING THE DEPRESSION OF ELDERLY THROUGH INSTRUMENTAL


MUSIC THERAPY

ABSTRACT
Depression is a serious mental disorder characterized by feelings of sadness and anxiety. Depression
is not often detected in the elderly because it is considered as a result of the aging process and chronic
illness experienced by the elderly. If it is untreated, it can be fatal condition; one of them is suicide
attempt. Many therapies are used to treat depression in the elderly, like instrumental music therapy.
The purpose of this study was to find out instrumental music therapy on the depression level of the
elderly. This study was a pre-experiment using pretest-posttest design. The number of samples used
was 25 elderlies with depression problems. The sample in this study was taken using consecutive
sampling technique which was analyzed using Wilcoxon test. The analysis showed that p value =
0.014 (p value <0.05), which means that there was an effect of instrumental music therapy on the
depression level of elderly in Bali Province Mental Hospital. Bali Province Mental Hospital is
expected to be able to implement instrumental music therapy as a complementary therapy to help
accelerate the improvement of conditions in the elderly who experience depression.

Keywords: depression; elderly; instrumental music therapy

PENDAHULUAN individu yang mencapai usia lanjut. Hal


Lansia merupakan kelompok umur pada tersebut merupakan suatu kenyataan yang
manusia yang telah memasuki usia 60 tidak dapat dihindari oleh setiap manusia
tahun keatas dan sebagai tahapan akhir dari (Notoatmodjo, 2014).
fase kehidupannya. Pada kelompok usia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Jumlah lansia di dunia, termasuk Indonesia
aging process atau proses penuaan. Proses bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan data
ini merupakan suatu proses perkembangan dari World Health Organization (2015),
normal yang akan dialami oleh setiap jumlah penduduk lansia di dunia pada

473
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 473-480, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

tahun 2015 mencapai 12% dari populasi usia. Padahal deteksi dini dan penanganan
dunia (901.000.000 jiwa) dan diperkirakan yang tepat terhadap depresi dapat
pada tahun 2050 meningkat menjadi 2 memperbaiki dan meningkatkan kualitas
milyar jiwa. Jumlah lansia di Indonesia hidup bagi lanjut usia (Dewi, 2014).
dari tahun ke tahun juga semakin
meningkat. Pada tahun 1990 terdapat Prevalensi depresi pada lansia di dunia
6,29% lansia (11.277.577 jiwa), tahun dengan usia 60 tahun atau lebih adalah
2000 terdapat 7,18 % lansia (14.439.967 sebesar 7% dari populasi lansia di dunia
jiwa), tahun 2006 terdapat 8,90 % (lebih yaitu sebanyak 63.000.000 jiwa (World
dari 19 juta jiwa), pada tahun 2007 Health Organization, 2017). Prevalensi
terdapat 18,7 juta (8,42 %), tahun 2009 depresi di Indonesia berdasarkan Pusat
jumlah lansia mencapai 18,7 juta jiwa (8,5 Informasi Penyakit Tidak Menular, lansia
%), dan diperkirakan pada tahun 2010 yang mengalami depresi sebesar 11,6%
terdapat 9,77% (besar dari 23,9 juta jiwa). (Kementerian Kesehatan Republik
Diperkirakan tahun 2020 terdapat 11,34 % Indonesia, 2012). Hasil laporan Riset
(lebih dari 28,8 juta jiwa) dan tahun 2050 Kesehatan Dasar tahun 2013, menyebutkan
diperkirakan angka ini akan berubah bahwa prevalensi lansia berusia 55-64
menjadi dua kali lipat di Indonesia tahun yang mengalami depresi sebesar
(Syarniah, 2010). Provinsi Bali 15,9%, lansia usia 65-74 tahun sebesar
23,2%, dan lansia usia diatas 75 tahun
termasuk dalam lima besar provinsi dengan sebesar 33,7% (Kementerian Kesehatan
persentase lansia terbesar di Indonesia. Republik Indonesia, 2013).
Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional oleh Badan Pusat Statistik (2012) Depresi pada lanjut usia disebabkan oleh
yaitu 9,79% dengan jumlah lansia di faktor-faktor internal dan eksternal.
provinsi Bali mencapai 280.826 jiwa. Di Penelitian yang dilakukan oleh Rosita
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali (2012) tentang stresor sosial biologi
sendiri, jumlah lansia yang dirawat saat ini penyebab depresi, menyebutkan bahwa
sebanyak 25 orang. Proses menua dapat stressor internal pada lanjut usia meliputi
menimbulkan berbagai masalah baik persepsi individu dengan gejala berupa
secara fisik, biologis, sosial ekonomi kekecewaan maupun kemarahan terhadap
maupun mental. Masalah mental dan anggota keluarganya, sedangkan
emosional sama halnya dengan masalah lingkungan eksternal meliputi suasana di
fisik yang dapat mengubah perilaku lansia. sekitar seperti kebisingan, kekumuhan dan
Masalah mental yang sering dijumpai pada lain-lain. Stress dan tekanan sosial juga
lansia adalah stres, depresi, dan kecemasan seringkali menjadi penyebab depresi pada
(Stanley & Beare, 2007 dalam Kristina, lanjut usia (Santoso, 2009). Diperkuat
2017). dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rezki (2014) tentang faktor-faktor
Depresi merupakan salah satu masalah penyebab depresi pada lanjut usia, terdapat
psikologis yang banyak terjadi pada lanjut pengaruh antara kehilangan dan kecemasan
usia. Masalah tersebut ditandai dengan terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
perasaan sedih mendalam yang berdampak
pada gangguan interaksi sosial. Tidak Penatalaksanaan depresi dapat dilakukan
jarang gejala depresi juga berupa gangguan dengan pemberian obat antidepresan,
fisik seperti insomnia dan berkurangnya Electroconvulsive Therapy (ECT), terapi
nafsu makan. Depresi seringkali tidak sulih hormon dan Transcranial Magnetic
terdeteksi pada lanjut usia karena dianggap Stimulation (TMS). Selain terapi tersebut,
sebagai akibat dari proses penuaan dan terdapat juga terapi psikososial yang
penyakit kronis yang dialami oleh lanjut bertujuan mengatasi masalah

474
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 473-480, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

psikoedukatif, yaitu mengatasi kepribadian Panti Sosial Lanjut Usia (UPTD-PSLU)


maladaptif, distorsi pola berpikir, Tresna Werdha Lampung Kecamatan
mekanisme koping yang tidak efektif, Natar Kabupaten Lampung Selatan
hambatan relasi interpersonal. Terapi ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh
juga dilakukan untuk mengatasi masalah terapi musik terhadap tingkat depresi lansia
sosiokultural, seperti keterbatasan dengan p value sebesar 0,000. Selain itu,
dukungan dari keluarga kendala terkait Marzuki (2014) dalam penelitiannya yang
faktor kultural, perubahan peran sosial meneleti tentang pengaruh terapi musik
(Nita, 2008 dalam Marzuki, 2014). Salah klasik terhadap tingkat depresi pada lansia
satu terapi psikologis yang berkembang di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
saat ini adalah terapi musik. Wardoyo Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang, mendapatkan hasil bahwa ada
Musik adalah kesatuan dari kumpulan pengaruh pemberian musik klasik terhadap
suara melodi, ritme, dan harmoni yang penurunan tingkat depresi pada lansia (p
dapat membangkitkan emosi. Musik bisa value sebesar 0,037).
membuat suasana hati menjadi bahagia
atau bahkan menguras air mata. Musik Berdasarkan studi pendahuluan yang
juga bisa mengajak untuk turut bernyanyi dilakukan di Ruang Sahadewa RSJ
dan menari atau mengantar pada suasana Provinsi Bali pada tanggal 14 Juni 2019,
santai dan rileks. Terapi musik membantu didapatkan bahwa jumlah lansia yang
orang-orang yang memiliki masalah dirawat sebanyak 25 orang. Sebanyak
emosional dalam mengeluarkan perasaan sembilan orang dari 25 orang (36%) lansia
mereka, membuat perubahan positif yang dirawat tersebut mengalami depresi.
dengan suasana hati, membantu Hal tersebut diketahui dari hasil
memecahkan masalah dan memperbaiki pengukuran geriatric depression scale
masalah. Terapi musik juga termasuk salah (GDS) yang dilakukan bagi setiap pasien
satu penanganan dalam menangani stres yang dirawat di Ruang Sahadewa RSJ
dan kecemasan (Aizid, 2011). Provinsi Bali.

Penggunaan musik sebagai terapi Musik instrumental merupakan musik yang


mempunyai tujuan untuk membantu melantun tanpa vokal dan hanya
mengekspresikan perasaan, membantu instrument/alat musik dan atau backing
rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif vokal saja yang melantun. Musik
terhadap kondisi suasana hati dan emosi, instrumental merupakan musik yang
meningkatkan memori, serta menyediakan sederhana dan menenangkan karena
kesempatan yang unik untuk berinteraksi memiliki tempo yang teratur dan alunan
dan membangun kedekatan emosional. yang lembut. Musik instrumental berasal
Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari suara alat musik dan tanpa syair atau
dari tehnik relaksasi yang bertujuan untuk lirik. Musik instrumental mungkin bisa
mengurangi ketegangan otot dan menjadi alternatif cara untuk penyembuhan
memperbaiki gerak dan koordinasi tubuh, gangguan jiwa karena pendengar atau
mengubah persepsi kita tentang ruang dan pemain musik sendiri melibatkan hati,
waktu, serta musik dapat menimbulkan jiwa, dan pikiran pada saat menikmati
rasa aman dan sejahtera (Campbell, 2002 musik. Dampaknya bagi pasien adalah
dalam Larasati, 2017). musik tersebut mampu menjernihkan
pikiran dan menghibur jiwanya
Penelitian yang dilakukan oleh Rahma (Swarihadiyanti, 2014). Penelitian ini
(2013) tentang pengaruh terapi musik bertujuan untuk mengetahui terapi musik
terhadap tingkat depresi pada lansia yang instrumental pada tingkat depresi lansia
dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Daerah melalui penelitian kuantitatif.

475
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 473-480, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

METODE menggunakan Geriatric Depression Scale


Desain penelitian yang digunakan dalam (GDS) versi pendek yang terdiri dari 15
penelitian ini adalah Pra Experiment butir pertanyaan. Data dianalisis dengan uji
dengan pendekatan Pretest-Posttest design. wilcoxon.
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah klien lansia yang di rawat di HASIL
Ruang Sahadewa Rumah Sakit Jiwa Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
Provinsi Bali yang berjumlah 25 orang. besar responden pada penelitian ini berada
Pengambilan sampel dalam penelitian ini pada rentang usia 60-74 tahun, berstatus
adalah dengan menggunakan teknik sudah menikah, pendidikan terakhir
consecutive sampling yaitu pemilihan Sekolah Dasar (SD), dan berjenis kelamin
sampel dengan menetapkan subjek yang perempuan. Tabel 2 dapat dilihat bahwa
memenuhi kriteria penelitian, dimasukkan seluruh responden pada penelitian ini
dalam penelitian sampai kurun waktu memiliki riwayat penyakit jiwa. Riwayat
tertentu sehingga jumlah klien yang penyakit lainnya yang dimiliki responden
diperlukan terpenuhi (Nursalam, 2012). pada penelitian ini sebagian besar
Instrumen yang digunakan untuk menderita hipertensi.
mendapatkan data pada penelitian ini

Tabel 1.
Karakteristik Responden (n = 25)
Karakteristik Jumlah Persentase (%)
Usia
60-74 Tahun 22 88
75-90 Tahun 3 12
Status Perkawinan
Kawin 19 76
Tidak Kawin 6 24
Pendidikan
Tidak Sekolah 10 40
SD 10 40
SMP 2 8
SMA 3 12
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 40
Perempuan 15 60

Tabel 2.
Riwayat Penyakit Responden (n = 25)
Riwayat Penyakit Jumlah Persentase (%)
Penyakit jantung 0 0
Hipertensi 13 52
Diabetes 3 12
Tidak ada penyakit penyerta 9 36

Tabel 3.
Pengaruh Terapi Musik Instrumental terhadap Tingkat Depresi Lansia (n=25)
Tingkat Sebelum diberikan terapi Sesudah diberikan terapi
P Value
Depresi f % f %
Ringan 6 24 12 48%
Sedang 16 64 12 48% 0,005
Berat 3 12 1 4%

476
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 473-480, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebelum yaitu teori psikoedukatif yang merupakan


diberikan terapi musik instrumental (pre- hal-hal yang dipelajari atau diamati
test), tingkat depresi responden sebagian individu pada orang tua usia lanjut
besar berada pada kategori sedang, yaitu misalnya ketidakberdayaan mereka,
sebanyak 16 orang (64%). Tabel 3 pengisolasian oleh keluarga, tidak ada
menunjukkan bahwa setelah diberikan sanak saudara ataupun perubahan-
terapi musik instrumental (post-test), perubahan fisik yang diakibatkan oleh
tingkat depresi responden sebagian besar proses penuaan dapat memicu terjadinya
berada pada kategori ringan sebanyak 12 depresi pada usia lanjut.
orang (48%) dan kategori sedang sebanyak
12 orang (48%). Berdasarkan hasil uji Dukungan sosial yang buruk dihubungkan
statistik dengan menggunakan uji wilcoxon, dengan terjadinya depresi pada lansia.
didapatkan nilai Z = -2,828 dengan p value Sustrani (2004) dalam Widarti (2012)
= 0,005, karena p < α maka ada pengaruh menyebutkan bahwa lansia mengalami
terapi musik instrumental terhadap tingkat perubahan psikologis berupa
depresi pada lansia di Ruang Sahadewa ketidakmampuan untuk mengadakan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Hasil penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi.
analisis ini juga menggambarkan hubungan Lansia akan mudah merasa takut, gelisah,
negatif (dilihat dari nilai Z = -2,828) pada marah, dan sedih atas kekurangan fisik dan
variabel penelitian. Ini berarti bahwa mental yang mereka alami. Keadaan
pemberian terapi musik instrumental dapat tersebut berupa emosi yang kurang
menurunkan tingkat depresi pada lansia. menyenangkan yang dialami karena merasa
khawatir berlebihan tentang kemungkinan
PEMBAHASAN hal buruk yang akan terjadi. Seringkali hal
Tingkat Depresi Lansia Sebelum tersebut dibarengi dengan masalah sulit
Diberikan Terapi Musik Instrumental tidur, kehilangan nafsu makan atau ingin
Tingkat depresi pada lansia di Ruang makan terus, lesu, menarik diri dari
Sahadewa RSJ Provinsi Bali sebelum pergaulan, mudah tersinggung, cepat letih,
diberikan terapi musik instrumental membenci diri sendiri, dan bahkan berfikir
(pretest) sebagian besar berada pada untuk bunuh diri. Semuanya masalah
kategori sedang, yaitu sebanyak 16 orang tersebut merupakan tanda-tanda dari depresi
(64%). Sisanya, sebanyak enam orang klinis.
(24%) berada pada kategori ringan dan tiga
orang (12%) berada pada kategori berat. Responden pada penelitian ini sebagian
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian besar berjenis kelamin perempuan yaitu
yang dilakukan oleh Marzuki (2014) sebanyak 15 orang (60%). Hal ini sesuai
tentang pengaruh terapi musik klasik dengan teori yang dikemukakan oleh
terhadap tingkat depresi pada lansia di Unit Goleman (1990) dalam Tasmil (2012) yang
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo menyatakan bahwa gangguan depresi lebih
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. sering terjadi pada wanita dibandingkan
Hasil penelitian tersebut menunjukkan pada pria. Perbedaan gender sebagian besar
bahwa tingkat depresi lansia pada disebabkan oleh lebih banyaknya jumlah
kelompok eksperimen sebelum diberikan stres yang dihadapi wanita. Selain gender,
terapi musik klasik berada pada kategori responden pada penelitian ini seluruhnya
sedang yaitu sebanyak 11 lansia (61,1%). memiliki riwayat gangguan jiwa. Riwayat
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori penyakit lainnya selain gangguan jiwa yang
yang dikemukakan oleh Kaplan (2010) paling banyak pada penelitian ini adalah
yang menyatakan bahwa salah satu hipertensi sebanyak 13 orang (52%).
penyebab terjadinya depresi pada lansia Menurut Kaplan (2010), perubahan-

477
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 473-480, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

perubahan fisik yang diakibatkan oleh tubuh, dan roh memungkinkan terjadinya
proses penuaan dapat memicu terjadinya pengurangan kegelisahan dan stress,
depresi pada usia lanjut. Perubahan fisik pengendalian rasa sakit dan
saat proses menua tersebut dapat berubah ketidaknyamanan dengan tanpa obat,
menjadi sebuah penyakit seperti hipertensi. perubahan positif dalam perasaan dan
keadaan emosional, partisipasi aktif dan
Tingkat Depresi Lansia Setelah positif pasien dalam perawatan,
Diberikan Terapi Musik Instrumental mengembangkan keterampilan menangani
Tingkat depresi pada lansia di Ruang masalah dan berelaksasi, memenuhi
Sahadewa RSJ Provinsi Bali setelah kebutuhan fisik dan spiritual yang
diberikan terapi musik instrumental kompleks dari mereka yang sekarat,
(pretest) sebagian besar berada pada relaksasi bagi seluruh keluarga,
kategori ringan sebanyak 12 orang (48%) meningkatkan makna watu yang digunakan
dan kategori sedang juga sebanyak 12 orang bersama secara positif dan kreatif.
(48%). Sisanya, sebanyak satu orang (4%)
berada pada kategori berat. Hal ini Pengaruh Terapi Musik Instrumental
membuktikan bahwa terjadi peningkatan terhadap Tingkat Depresi pada Lansia
nilai fungsi kognitif pada responden setelah Hasil dari analisa bivariat menunjukkan
diberikan perlakuan. Hasil penelitian ini bahwa nilai signifikansi pada variabel
sesuai dengan penelitian yang dilakukan penelitian sebesar 0,005 lebih kecil dari
oleh Rahma (2013) tentang pengaruh terapi nilai α (0,05) berarti bahwa ada pengaruh
musik terhadap tingkat depresi pada lansia pemberian terapi musik instrumental
di UPTD PLSU Tresna Werdha Natar terhadap tingkat depresi pada lansia di RSJ
Kabupaten Lampung Selatan. Provinsi Bali. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Marzuki
Hasil penelitian tersebut menunjukkan (2014) yang menyatakan bahwa terdapat
bahwa rata-rata tingkat depresi yang pengaruh pemberian musik klasik terhadap
dialami lansia di UPTD PLSU Tresna penurunan tingkat depresi pada lansia di
Werdha Lampung Selatan berada pada Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo
kategori sedang. Hasil penelitian ini sesuai Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.
dengan teori yang dikemukakan oleh Hal tersebut menunjukkan bahwa
Novita (2012) yang menyatakan bahwa pemberian terapi musik instrumental efektif
musik adalah suatu komponen yang dalam menurunkan tingkat depresi pada
dinamis yang bisa mempengaruhi baik lansia.
psikologis aupun fisiologis bagi
pendengarnya. Newzeland Society for Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Music Theraphy menyatakan bahwa terapi yang dikemukakan oleh Novita (2012) yang
musik telah terbukti efektifnya untuk menyatakan bahwa terapi musik telah
diimpementasikan pada bidang kesehatan, ditemukan memiliki banyak hasil signifikan
karena musik bisa menurunkan kecemasan, untuk pasien dengan gangguan depresi
nyeri, stress, dan menimbulkan mood mayor. Terapi ini membantu pasien untuk
positif. Selain itu musik juga melibatkan mengatasi hambatan verbal dalam
pasien dalam prosesnya. Selain itu, Natalina mengekspresikan emosi yang dapat
(2013) menyatakan bahwa musik membantu terapis dalam berhasil
digunakan untuk menjaga atau membimbing pengobatan. Selain itu,
meningkatkan tingkat keadaan fisik, Burgdorf & Panksepp dalam Fikri (2013)
mental, spiritual serta fungsi sosial atau menyatakan bahwa musik telah digunakan
emosional pasien. Penggunaan musik untuk mengobati sejumlah gangguan
melalui pendekatan yang terencana dan mental termasuk depresi, skizofrenia, dan
sistematis akan berdampak pada jiwa, bipolar disorder. Stimulus musikal, seperti

478
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 473-480, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

yang digunakan dalam penelitian ini, dapat Kaplan & Sadock. (2010). Gangguan Mood
digunakan untuk mengobati depresi dalam dalam Sinopsis Psikiatri. Tangerang:
hubungannya dengan bentuk-bentuk terapi. Binarupa Aksara.
Sejumlah neuropeptida, termasuk dopamin,
yang terlibat dalam memproduksi sensasi Kementerian Kesehatan Republik
menyenangkan yang meningkatkan emosi Indonesia. (2012). Data dan
positif dan mengurangi depresi. Selain itu, Informasi Kesehatan Penyakit Tidak
rendahnya tingkat dopamin di otak dan Menular. Jakarta: Buletin Jendela
rendahnya jumlah reseptor dopamin Data dan Informasi Kesehatan
merupakan dua penyebab utama depresi. Kemenkes RI.
Musik mampu meningkatkan
Kementerian Kesehatan Republik
neurotransmisi dopaminergik dan mengatur
Indonesia. (2013). Riset Kesehatan
serta mempengaruhi berbagai fungsi otak,
Dasar (Riskesdas) Tahun 2013.
sehingga efektif untuk menghilangkan
Jakarta.
gejala pada sejumlah penyakit yang
melibatkan disfungsi dopaminergik Kristina, P. (2017). Perbedaan Tingkat
termasuk depresi (Nestler dalam Fikri, Depresi pada Lansia yang Tinggal di
2013). Panti Werdha dan yang Tinggal di
Rumah Bersama Keluarga. Jurnal
SIMPULAN Ners Lentera, 5(1).
Terdapat penurunan tingkat depresi lansia
yang ditunjukkan dengan peningkatan skor Kushariyadi. (2011). Asuhan Keperawatan
GDS pada lansia setelah diberikan terapi pada Klien Usia Lanjut. Jakarta:
musik instrumental, dimana nilai p = 0,005 Salemba Medika.
(p<0,05). Hal ini berarti bahwa ada
pengaruh terapi musik instrumental Larasati, M. D. (2017). Pengaruh Terapi
terhadap tingkat depresi pada lansia di Musik terhadap Tingkat Kecemasan
Ruang Sahadewa RSJ Provinsi Bali. Sebelum Bertanding pada Atlet Futsal
Putri Tim Muara Enim United.
DAFTAR PUSTAKA Univeristas Negeri Yogyakarta.
Aizid, R. (2011). Sehat dan Cerdas dengan Marzuki, B. (2014). Pengaruh Terapi Musik
Terapi Musik. Yogyakarta: Laksana. Klasik Terhadap Tingkat Depresi
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Pada Lansia di Unit Rehabilitasi
Yogyakarta: Graha Ilmu. Sosial Wening Wardoyo Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang.
Badan Pusat Statistik. (2012). Survei Sosial Jurnal Keperawatan Komunitas, 2(2).
Ekonomi Nasional 2012. Socio-
Economic/Monitoring Survey. Natalina. (2013). Terapi Musik (Bidang
https://doi.org/10.1186/1556-276X-8- Keperawatan). Jakarta: Mitra Wacana
448 Media.

Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Notoatmodjo. (2014). Kesehatan


Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta:
Deepublish. Rineka Cipta.

Fikri, A. M. (2013). Pengaruh Terapi Novita, D. (2012). Pengaruh Terapi Musik


Musik terhadap Tingkat Depresi terhadap Nyeri Post Operasi Open
Antara Mahasiswa Fakultas Reduction and Internal Fixation
Kedokteran Universitas Sumatera (ORIF) di RSUD Dr. H. Abdul
Utara. Universitas Sumatera Utara. Moeloek Provinsi Lampung.
Universitas Indonesia.

479
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 473-480, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Nursalam. (2012). Manajemen Iskemik dengan Pendekatan Model


Keperawatan: Aplikasi Dalam Home Care Holistic. Jurnal Ners,
Praktek Keperawatan Profesional 7(1).
(3rd ed.). Jakarta: Salemba Medika.
World Health Organization. (2015). Ageing
Rahma, D. (2013). Pengaruh Terapi Musik and Health. Retrieved June 15, 2019,
terhadap Tingkat Depresi pada from https://www.who.int/news-
Lansia. Jurnal Keperawatan, 9(2). room/fact-sheets/detail/ageing-and-
health
Rezki, D. (2014). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Depresi World Health Organization. (2017). Mental
terhadap Pasien Lansia di Panti Sosial Health of Older Adult. Retrieved June
Tresna Wredha Gau Mabaji Gowa. 15, 2019, from
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, https://www.who.int/news-room/fact-
5(1). sheets/detail/m.
Rosita. (2012). Stressor Sosial Biologi
Lansia Panti Wredha Usia dan Lansia
Tinggal Bersama Keluarga. Jurnal
Biokultur, 1(1).
Santoso, D. (2009). Memahami Krisis
Lanjut Usia: Uraian Medis dan
Pedagogis-Pastoral. Jakarta: PT.
Gunung Mulia.
Swarihadiyanti, R. (2014). Pengaruh
Pemberian Musik Intrumental dan
Musik Klasik terhadap Nyeri saat
Wound Care pada Pasein Post Op di
Ruang Mawar RSUD Dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri. Stikes
Kusuma Husada.
Syarniah. (2010). Pengaruh Terapi
Kelompok Reminiscence terhadap
Depresi pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Sejahtera
Provinsi Kalimantan Selatan.
Universitas Indonesia.
Tasmil, M. A. (2012). Gambaran Tingkat
Sindrom Depresi pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Semester Ganjil
Tahun Akademik 2012/2013.
Universitas Sumatera Utara.
Widarti, D. (2012). Respons Psikologis
(Kecemasan dan Depresi) dan
Respons Biologis (Cortisol, IFN-γ
dan TNF-α) pada Pasien Stroke

480

Anda mungkin juga menyukai