Anda di halaman 1dari 38

Askep Hipoglikemia

Disusun oleh
Kelompok 8

• Andi Selamat NIM. 2040703056


• Irwansyah NIM. 2040703068
• Taufik NIM. 2040703099
Definisi Hipoglikemia
● Hipoglikemia merupakan  suatu
keadaan  dimana  kadar  glukosa 
darah<60  mg/dl.  Jadi,  dapat 
disimpulkan bahwa,  hipoglikemia 
merupakan  kadar glukosa  darah 
dibawah  normal  yaitu <60 mg/dl
(McNaughton,2011)
● Hipoglikemia  merupakan  suatu
kegagalan  dalam  mencapai  batas
normal  kadar  glukosa  darah 
(Kedia,2011).
Menurut Soemadji (2006) dan Rush & Louies (2004), klasifikasi
dan manifestasi klinis dari hipoglikemia sebagai berikut:
Patofisiologi
Manisfestasi Klinis
 Tanda  dan  gejala  hipoglikemia menurut Setyohadi (2012)
antara lain:
1) Adrenergik  1) Neuroglikopenia
 Pucat  Bingung
 Keringat dingin  Bicara  tidak  jelas
 Takikardi  Perubahan sikap prilaku
 Gemetar  Lemah
 Lapar  Disorientasi
 Cemas  Penurunan  kesadaran
 Gelisah  Kejang
 Sakit  kepala
 Mengantuk.
Komplikasi
Komplikasi dari pada gangguan tingkat
kesadaran yang berubah selalu dapat
menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu
hipoglikemia juga dapat mengakibatkan
kerusakan otak akut. Hipoglikemia
berkepanjangan parah bahkan dapat
menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang
sampai dengan gangguan neuropsikologis berat
karena efek hipoglikemia berkaitan dengan
sistem saraf pusat yang biasanya ditandai oleh
perilaku dan pola bicara abnormal (jevon, 2010)
dan menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang
berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan
otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat
menyebabkan koma sampai kematian.
Askep Pada Hipoglikemia
● Pengkajian
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit
3. Head to toe

● Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan
istrahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas,letargi/disorientasi,
koma.

● Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, kebas dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus
pada kaki, penyembuhan yanglama, takikardia.
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yangmenurun/tidak ada,
disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata
cekung
Lanjutan...
● Integritas / ego
● Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang

● Eliminasi
● Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika
terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites,
bising usus lemahdan menurun, hiperaktif (diare)
Lanjutan...
● Nutrisi / cairan
● Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkatan masukan
glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan
diuretik (Thiazid)
Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensiabdomen, muntah, pembesaran tiroid
(peningkatan kebutuhanmetabolik dengan peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau
buah (napas aseton)

● Neurosensori
● Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesi, gangguan
penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut),gangguan memori (baru,
masa lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang

● Nyeri / kenyamanan
● Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
Lanjutan...
● Pernafasan
● Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi/tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat

● Integritas kulit
● Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang
gerak, parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam)

● Seksualitas
● Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme
pada wanita
Lanjutan...
● Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang
lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital
(dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat
diabetik sesuai pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam
pengaturan diit, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
Diagnosa Keperawatan I
Pola nafas tidak efektif
Definisi : Inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
Penyebab :
1. Depresi pusat pernafasan
2. Hambatan upaya napas ( mis, nyeri saat bernafas, kelemahan otot
pernafasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuscular
6. Gangguan neurologis (mis, elektroensefalogram [EEG] positif, cedera
kepala, gangguan kejang)
Lanjutan
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energy
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma ( kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medulla spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Dispnea 1. Penggunaan otot bantu pernafasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis, takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO INTERVENSI UTAMA DEFINISI TINDAKAN


01 Manajemen Jalan Nafas Mengidentifikasi dan mengelola Observasi
kepatenan jalan nafas • Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
• Monitor bunyi napas tambahan
(mis, gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
• Monitor sputum
Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
• Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
NO INTERVENSI UTAMA DEFINISI TINDAKAN
• Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan penghisapan lender
kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
• Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
• Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
• Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
• Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO INTERVENSI UTAMA DEFINISI TINDAKAN
02 Pemantauan Respirasi Mengumpulkan dan Observasi
menganalisis data untuk  Monitor frekuensi, irama,
memastikan kepatenan jalan kedalaman dan upaya nafas
napas dan keefektifan  Monitor pola nafas ( seperti
pertukaran gas bradipnea, takipnea,
• Auskultasi bunyi nafas hiperventilasi, kussmaul
• Monitor saturasi oksigen cheyne-stokes, Biot, ataksik )
• Monitor nilai AGD  Monitor kemampuan batuk
• Monitor hasil x-ray toraks efektif
 Monitor adanya produksi
sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan
nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO INTERVENSI UTAMA DEFINISI TINDAKAN


Observasi
• Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya nafas
• Monitor pola nafas ( seperti
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul
cheyne-stokes, Biot, ataksik )
• Monitor kemampuan batuk
efektif
• Monitor adanya produksi
sputum
• Monitor adanya sumbatan jalan
nafas
• Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Diagnosa Keperawatan I I
Ketidakstabilan Kadar Glukosa DarahDefinisi

Definisi : Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal


Penyebab :
1. Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2. Hiperinsulinemia (mis. Insulinoma)
3. Endokrinopati (mis. Kerusakan adrenal atau pituitari)
4. Disfungsi hati
5. Disfungsi ginjal kronis
6. Efek agen farmakologis
7. Tindakan pembedahan neoplasma
8. Gangguan metabolok bawaan (mis. Gangguan penyimpanan lisosomal,
galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen)
Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif Obyektif

1. Pusing 1. Gangguan koordinasi


2. Mengantuk 2. Kadar glukosa dalam darah/urin rendah
Gejala dan Tanda Minor
Subyektif Obyektif

1. Palpitasi 1. Gemetar
2. Mengekuh lapar 2. Kesadaran menurun
3. Perilaku aneh
4. Sulir bicara
5. Berkeringat
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO INTERVENSI UTAMA DEFINISI TINDAKAN


01 Manajemen Hipoglikemia Mengidentifikasi dan mengelola Observasi
(I.03113) kadar glukosa darah rendah • Identifikasi tanda dan gejala
hipoglikemia
• Identifikasi kemungkinan
penyebab hipoglikemia
Terapeutik
• Berikan karbohidrat
sederhana(jika perlu)
• Berikan glukagon(jika perlu)
• Berikan karbohidrat kompleks
dan protein sesuai diet
• Pertahankan kepatenan jalan
nafas
• Pertahankan akses IV (jika
perlu).
• Hubungi layanan medis(jika
perlu)
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO INTERVENSI UTAMA DEFINISI TINDAKAN


Edukasi
• Anjurkan membawa karbohidrat
sederhana setiap saat
• Anjurkan memakai identitas
darurat yang tepat
• Anjurkan monitor kadar glukosa
darah
• Anjurkan berdiskusi dengan tim
perawatan diabetes tentang
penyesuaian program
pengobatan
• Jelaskan interaksi antara diet,
insulin/agen oral, dan olahraga
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO INTERVENSI UTAMA DEFINISI TINDAKAN


• Anjurkan pengelolaan
hipoglikemia(tanda dan gejala,
faktor risiko dan pengobatan
hipoglikemia)
• Ajarkan perawatan mandiri
untuk mencegah hipoglikemia
(mis. mengurangi insulin atau
agen oral dan/atau
meningkatkan asupan makanan
untuk berolahraga
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian dextros,
jika perlu
• Kolaborasi pemberian glucagon,
jika perlu
Analisis Jurnal
Judul : Hipoglikemia Pada Pasien Diabetes Melitus
Tgl /Bln/Tahun : 2 September 2020
Sumber Jurnal : Journal Syifa Sciences and Clinical Research
Nama Penulis : Mesa Sukmadani Rusdi
Pendahuluan : Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas dan atau ganguan/ resistensi insulin. Risiko
utamayang biasa ditemukanpada setiap penderita yang didiagnosis
penyakit DM diantanya hipoglikemia hiperglikemia, ketoasidosis
diabetik, dehidrasi dan trombosis. Hipoglikemia dan hiperglikemia
merupakan risiko mayor yang sering diderita pasien DM
Hipoglikemia dapat dialami oleh semua pasien DM, di mana pasien
DM tipe 1 lebih sering mengalami hipoglikemia dibandingkan dengan
pasien DM tipe 2. Tidak seperti diabetik nefropati dan diabetik
retinopati yang merupakan manifestasi kronis penyakit DM,
hipoglikemia dapat terjadi secara akut, tiba-tiba dan dapat mengancam
nyawa.
Analisis Jurnal
Tujuan Penelitian : Untuk menambah pengetahuan tentang hipoglikemia, baik
terhadap pencegahan, terapi dan monitoring yang harus
diperhatikan jika terjadi hipoglikemia.
Metode Penelitian : Pada jurnal ini tidak dicantumkan metode penilitian

Hasil dan Pembahasan : Hipoglikemia merupakan suatu keadaan penurunan konsentrasi


glukosaserum dengan atau tanpa adanya gejala sistem autonom
dan neuroglikopenia. Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya
kadar glukosa darah <70 mg/dl (<4,0 mmol/L) dengan atau adanya
whipple’s triad, yaitu terdapat gejala-gejala hipoglikemia, seperti
kadar glukosa darah yang rendah, gejala berkurang dengan
pengobatan. Hipoglikemia sering dialami oleh pasien DM tipe 1,
diikuti oleh pasien DM tipe 2 yang diterapi dengan insulin dan
sulfonilurea.
Analisis Jurnal
Lanjutan dari Hasil dan Hipoglikemia merupakan efek samping yang paling umum dari
Pembahasan : penggunaan insulin dan sulfonilurea pada terapi DM, terkait
mekanisme aksi dari obat tersebut, yaitu mencegah kenaikan
glukosa darah daripada menurunkan konsentrasi glukosa.
Metformin, pioglitazone, inhibitor DPP-4, acarbose, inhibitor SLGT-
2 and analog GLP-1 yang diresepkan tanpa insulin atau insulin
sekretagog (sulfonylurea/ glinide) jarang menyebabkan
hipoglikemia.

Hipoglikemia ditemukan sebagai hambatan utama dalam mencapai


kepuasan jangka panjang kontrol glikemik dan menjadi komplikasi
yang ditakuti dari terapi DM [7].Kurangnya asupan makanan
diketahui merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
hipoglikemia. Hipoglikemia diperkirakan menjadi penyebab
kematian pada2–4% pasien DM tipe 1. Walaupun kontribusi
hipoglikemia sebagai penyebab kematian pada DM tipe 2 masih
belum jelas, tidak jarang dugaan hipoglikemia

Anda mungkin juga menyukai