KEJANG DEMAM
1 Pengertian Kejang demam adalah kejang yang berkaitan
dengan episode demam, tanpa disertai tanda dan
gejala infeksi susunan saraf pusat (SSP) atau
gangguan elektrolit, pada anak berusia lebih dari
1 bulan, tanpa adanya episode kejang tanpa
demam (International League Against Epilepsi
(ILAE)
2 Asesmen 1. Kesadaran dan keadaan umum pasien
Keperawatan 2. Tanda-tanda vital : TD, nadi, respirasi,
temperature, pemeriksaan fisik kepala-kaki
dan berat badan
3. Tanda dan gejala :
a. Demam yang biasanya di atas (38,9 º C)
b. Jenis kejang (menyentak atau kaku otot)
c. Gerakan mata abnormal (mata dapat
berputar-putar atau ke atas)
d. Suara pernapasan yang kasar terdengar
selama kejang
e. Penurunan kesadaran
f. Kehilangan kontrol kandung kemih atau
pergerakan usus
g. Muntah
4. Durasi, frekwensi, tipe kejang
5. Diagnostik : pemeriksaan laboratorium
(Darah rutin, gula darah, elektrolit dan
urinalisis)
6. Activity of Daily Living (ADL)
7. Riwayat kesehatan : riwayat kejang
sebelumnya
8. Riwayat kejang di keluarga
9. Riwayat imunisasi dan tumbuh kembang
anak
10. Pengkajian bio, psikososial, spiritual dan
budaya
3 Diagnosis 1. Resiko perfusi cerebral tidak efektif (D.0017)
Keperawatan 2. Pola napas tidak efektif (D.0005)
3. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0005)
4. Resiko aspirasi (D.0005)
5. Hipertermia (D.0130)
6. Resiko cedera (D.0136)
7. Resiko infeksi (D.0142)
8. Resiko defisit nutrisi (D.0032)
4 Kriteria 1. Perfusi serebral meningkat (L.02014)
Evaluasi/ Setelah dilakukan intervensi selama 15 menit
Nursing Outcome perfusi serebral meningkat dengan kriteria
hasil :
- Tingkat kesadaran meningkat
- Kognitif meningkat
2. Pola napas membaik (L.01004)
Setelah dilakukan intervensi selama 30 menit
pola napas membaik dengan kriteria hasil :
- Dispnea menurun
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Pemanjangan fase ekspirasi menurun
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung hidung menurun
3. Bersihan jalan napas meningkat (L.01001)
Setelah dilakukan intervensi segera saat
ditemukan adanya obstruksi jalan napas,
bersihan jalan napas meningkat dengan
kriteria hasil :
- Sianosis menurun
- Frekuensi napas membaik
- Pola napas membaik
4. Tingkat aspirasi menurun (L.01006)
Setelah dilakukan intervensi segera saat
ditemukan adanya resiko aspirasi hingga 24
jam, tingkat aspirasi menurun dengan
kriteria hasil :
- Tingkat kesadaran meningkat
- Kebersihan mulut meningkat
- Penggunaan otot aksesoris menurun
- Sianosis menurun
- Frekuensi napas membaik
5. Kontrol kejang meningkat (L.06050)
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam,
control kejang meningkat dengan kriteria
hasil :
- Kemampuan mengidentifikasi faktor
resiko/pemicu kejang meningkat
- Kemampuan mencegah faktor
resiko/pemicu kejang meningkat
- Kepatuhan meminum obat meningkat
- Mendapatkan obat yang dibutuhkan
menurun
- Melaporkan frekuensi kejang menurun
6. Termoregulasi membaik (L.141354)
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam,
termoregulasi membaik dengan kriteria
hasil :
- Menggigil menurun
- Kulit merah menurun
- Kejang menurun
- Akrosianosis menurun
- Konsumsi oksigen menurun
- Piloereksi menurun
- Vasokontriksi perifer menurun
- Kutis memorata menurun
- Pucat menurun
- Takikardi menurun
- Takipnea menurun
- Bradikardi menurun
- Dasar kuku sianotik menurun
- Hipoksia menurun
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik
- Tekanan darah membaik
7. Tingkat infeksi menurun (L.14137)
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam,
termoregulasi membaik dengan kriteria
hasil :
- Demam menurun
- Periode menggigil menurun
- Gangguan kognitif menurun
- Kadar sel darah putih membaik
- Kultur urine membaik
8. Status cairan membaik (L.03028)
Setelah dilakukan intervensi selama 6 jam,
status cairan membaik dengan kriteria hasil :
- Frekuensi nadi membaik
- Tekanan darah membaik
- Tekanan nadi membaik
- Turgor kulit membaik
- Intake cairan membaik
- Status mental membaik
- Suhu tubuh membaik
9. Tingkat cedera menurun (L.14136)
Setelah dilakukan intervensi selama 6 jam,
tingkat cedera menurun dengan kriteria hasil
:
- Kejadian cedera menurun
- Ketegangan otot menurun
- Gangguan kognitif menurun
10. Status nutrisi membaik (L.03030)
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam,
termoregulasi membaik dengan kriteria
hasil :
- Porsi makan yang dihabiskan meningkat
- Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan
nutrisi meningkat
- Frekuensi makan membaik
- Nafsu makan membaik
Nafsu makan membaik (L.03024)
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam,
termoregulasi membaik dengan kriteria
hasil :
- Keinginan makan membaik
- Asupan makanan membaik
- Asupan cairan membaik
5 Intervensi 1. Manajemen kejang (I.06193)
Keperawatan a. Observasi
- Monitor terjadinya kejang berulang
- Monitor karakteristik kejang (mis.
Aktivitas motorik dan progresi kejang)
- Monitor status neurologis
- Monitor tanda-tanda vital
b. Terapeutik
- Baringkan pasien agar tidak terjatuh
- Berikan alas untuk dibawah kepala
jika memungkinkan
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Longgarkan pakaian terutama bagian
leher
- Damping selama periode kejang
- Jauhkan benda-benda berbahaya
terutama benda tajam
- Catat durasi kejang
- Orientasikan setelah periode kejang
- Dokumentasikan periode terjadinya
kejang
- Pasang akses IV, jika perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
c. Edukasi
- Anjurkan keluarga menghindari
memasukkan apapun kedalam mulut
pasien pada saat periode kejang.
- Anjurkan keluarga tidak
menggunakan kekerasan untuk
menahan gerakan pasien.
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antikonvulsan,
jika perlu.