Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN

KEPERAWATAN
KRITIS PADA
KELOMPO
1.FERONIKA PONGOH

K1
2.AGUSTINUS KOYARI
3.MESWAN LINGGA
4.HILAN YULIANTI SASEWA
5.ALFRIATY BEMBE
6.JANETH RUMAROPEN
7.ANA BAGAU

8.QOTIIN JANUATI
DEFINISI
Eklampsia adalah suatu komplikasi kehamilan yg
ditandai dengan peningkatan TD (S > 180 mmHg,D
> 110 mmHg),proteinuria,oedema,kejang dan/atau
penurunan kesadaran.
Eklampsia adalah akut dengan kejang coma pada
wanita hamil dan wanita dalam nifas.(Obsetri
Patologi;UNPAD)
Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, eklampsia dapat dibagi menjadi :

a.Eklampsia gravidarum
b.Eklampsia parturientum
c.Eklampsia puerperium
ETIOLOGI
a.Teori Genetik
b.Teori Imunologik
c.Diet ibu hamil
d.Kerusakan trombosit
e.Iskhemia region utero placenta
f.Radikal bebas
g.Kerusakan endotel
Tanda dan gejala
Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu: kejang-kejang atau koma.
Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi :
1. Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong),
kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar ke kanan dan ke kiri.
2. Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki
membengkok kedalm, pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit,
berlangsung kira-kira 20-30 detik.
3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka
dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan
kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung 1-2 menit kejang klonikberhenti dan penderita tidak
sadar, menarik nafas seperti mendengkur.
4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara
kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita teteap dalam keadaan koma ( Muchtar
Rustam, 1998: 275).
pathway
komplikasi
a. Solusio plasenta
b. Hipofibrinogenemia
c. Hemolisis
d. Perdarahan otak
e. Kelainan mata
f. Edema paru-paru
g. Nekrosis hati
h. Sindroma HEELP
i. Kegagalan Ginjal

Komplikasi lain
a. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-
kejang, pneumonia aspirasi, dan DIC (dessiminated intravaskuler
coogulation)
b. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian intra-uterin
Pencegahan dan Penatalaksanaan

Pencegahan Penatalaksanaan

• 1. Diet Makanan Tujuan pertama pengobatan eklampsia ialah


• 2. Cukup Istirahat menghentikan kejangan mengurangi vasospasmus,
dan meningkatkan dieresis. Oleh sebab itu ,
• 3. Pengawasan antenatal selama hamil dengan pertolongan yang perlu diberikan jika timbul kejangan
menilai adanya pre eklamsia dan kondisi janin
ialah mempertahankan jalan pernapasan bebas,
dalam rahim dengan ; pemantauan tinggi fundus
menghindarkan tergigitnya lidah, pemberian oksigen,
uteri, pemeriksaan janin dalam rahim, denyut
jantung janin, dan pemantauan air ketuban, usulkan dan menjaga agar penderita tidak mengalami trauma.
untuk melakukan USG. Pemberian terapi medis seperti
• 4. Penderita berobat jalan dengan nasehat : segera • diazepam 20mg 1M.
datang bila terdapat tanda-tanda : kaki bertambah
berat  oedem, gerakan janin terasa kurang, kepala
• Sodium pentotbal : diberikan sebanyak 0,2 – 0,3 g
pusing dan mata makin kabur. dan disuntikkan perlahan-lahan.
Sebelum diberikan obat penenang yang cukup, maka penderita eklampsia harus dihindarkan dari semua
rangsang yang dapat menimbulkan kejang seperti : keributan, injeksi, atau pemeriksaan dalam.
ASUHAN
KEPERAWATAN
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA MATERNAL
DENGAN EKLAMSIA
A. Pengkajian

Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan eklampsia adalah :

a. Data subyektif :
- Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
- Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
- Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
- Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya
- Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
- Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
b. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
c. Pemeriksaan penunjang ;
 Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
 Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
 Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
 Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
 USG ; untuk mengetahui keadaan janin
 NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko aspirasi (D.0149) berhubungan dengan gangguan menelan ditandai
dengan penurunan tingkat kesadaran ,kemampuan
menelan,dyspnea,kelemahan otot.
2. Hipervolemia (D.0022) berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
ditandai dengan dyspnea,edema,peningkatan berat badan dlm waktu
singkat,terdengar suara napas tambahan,oliguria,balans cairan +
3. Risiko cedera pada janin (D.0138) berhubungan dengan penyakit penyerta
(hipertensi)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Resiko cedera pada ibu (D.0137) berhubungan dengan penyakit penyerta (hipertensi)
5. Resiko perfui perifer tidak efektif ( D.0015) berhubngan dengan hipertensi ditandai
dengan arterosklerosis,
6. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan krisis situasional diandai dengan tampak
gelisa,tampak tegang,merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi,merasa tidak
berdaya,TD meningkat,Nadi meningkat.
7. Resiko jatuh (D.0143) berhubungan dengan kejang ditandai dengan kekuatan otot
menurun ,penurunan kesadaran.
Intervensi keperawatan
Kriteria hasil Intevnsi
pirasi (D.0149) b/d gangguan menelan d/d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan aspirasi (I.01018)
n tingkat kesadaran keperawatan <30 menit di harapkan Definisi ;mengidentifikasi dan
uan menelan, Tingkat Aspirasi (L.01006) menurun mengurangi masuknya partikel
dengan KH : makanan/cairan kedalam paru-paru
an otot. Tingkat kesadaran cukup meningkat Tindakan
beresiko mengalami masuknya benda cair (air liur) (sor 4) Observasi :
aluran pernapasan akibat disfungsi mekanisme Kemampuan menelan sedang (skor 3) Monitor tingkat kesadaran,dan
aluran nafas Dyspnea sedang (skor 3) kemampuan menelan
Kelemahan otot cukup menurun (skor Terapeutik :
4) Posisikan semi fowler (30-45 derajat)
Pertahankan kepatenan jlan napas
Edukasi :
Ajarkan strategi mencega aspirasi
Kriteria hasil Intevnsi
Manajemen kejang (I.06193)
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola kontraksi otot dan gerakan yan tidak
terkendali.
Tindakan
observasi :
Monitor terjadinya kejang berulang
Monitor karakteristik kejang (mis.aktifitas motoric dan progress kejang)
Monitor status neurologia
Terapeutik :
Baringkan pasien agar tidak jatuh
Longgarkan pakaian terutama bagian leher
Damping selama periode kejang
Jauhkan benda-benda berbahaya
Berikan oksigen
Edukasi :
Anjurkan pad akeluarga untuk tidak memasukkan benda apapun saat periode
kejang
Anjurkan pada keluarga untuk tidak memakai kekerasan untuk menahan gerakan
pasien
Koaborasi :
Kolaborasi pemberian antikonvulsan.jika di butuhkan
Kriteria hasil Intevnsi
Pemantauan respirasi (I.01014)
Definisi : mengumpulkan dan mengananlisis kepatenan jalan nafas dan
keefektifan pertukaran gas
Tindakan
Observasi :
Monitor frekwensi,irama,kedalaman dan upaya napas
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Monitor bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Terapeutik :
Atur interval pemantauan
Dokumentasikan hasil pemantauann
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemntauan
Informasikan hasil pemantauan
kesimpulan
Bagian paling mendesak dari pengobatan adalah prosedur penyelamatan nyawa, dengan penilaian sumbatan saluran
napas, pemeliharaan pernapasan dan sirkulasi darah ibu (resusitasi jantung paru), memastikan tingkat oksigen yang
memadai untuk ibu dan janin, serta pencegahan cedera. . Prosedur yang tepat dan terapi yang segera akan menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Keterlibatan lebih banyak tenaga medis terlatih sangatlah penting –
panggil bantuan dan bersihkan saluran napas, dan tempatkan pasien dalam posisi menyamping ke kiri untuk mengurangi
risiko aspirasi. Eklampsia selalu merupakan kondisi yang mengancam jiwa.mengatasi hipoksia dan asidosis serta
mengurangi risiko aspirasi sangatlah penting. Pemberian terapi oksigen penting untuk menjaga tingkat saturasi yang
tepat. Aliran oksigen dengan kecepatan lebih dari 8-10 liter per menit melalui masker wajah memberikan konsentrasi
oksigen lebih dari 60% dalam campuran pernapasan dan mengurangi risiko asidosis respiratorik akibat hiperventilasi atau
bahkan apnea, yang menyertai serangan eklampsia dan oleh karena itu mencegah kerusakan multi-organ . Kontrol saturasi
oksigen darah dan pemeliharaan tingkat yang tepat sangat penting. Oksimetri denyut perkutan adalah alat sederhana dan
penting untuk mengontrol saturasi oksigen darah.
Jika terjadi penurunan saturasi oksigen (SpO2) di bawah 93%, evaluasi tes gas darah arteri sangat penting, dan bikarbonat
harus diberikan jika terjadi asidosis . Dalam kasus yang dibenarkan, intubasi bisa menjadi penting. Selama intubasi,
seringkali penting untuk menggunakan tabung intubasi dengan diameter lebih kecil dibandingkan yang digunakan pada
wanita tidak hamil (0,5-1 mm)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai