Anda di halaman 1dari 17

KONSEP ASKEP

Kejang Demam
ADALVINA S. PIRUSU
22201019
KONSEP DASAR
PENYAKIT
Pengertian
Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang demam merupakan kejang selama
masa kanak-kanak setelah usia 1 bulan, yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan
infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak berhubungan dengan kejang
simptomatik lainnya. Definisi berdasarkan konsensus tatalaksana kejang dari Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI), kejang demam adalah bangkitan kejang biasanya terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial, biasanya terjadi antara
umur 3 bulan dan 5 tahun(Deliana, 2016)
Etiologi
Beberapa teori dikemukan mengenai penyebab terjadinya kejang demam:
Faktor keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam, 25-50% anak dengan
kejang demam mempunyai anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam sekurang-
kurangnya sekali. Faktor penting lainnya terjadinya kejang demam pada anak adalah suhu
badan(Arifuddin Adhar, 2016).
Pasien kejang demam didefinisikan sebagai pasien yang mengalami bangkitan kejang yang terjadi saat
pasien berusia 6 bulan sampai 5 tahun disertai peningkatan suhu tubuh di atas 38⁰C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun, serta kejadian kejang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Patofisiologi
Pada demam, kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10 - 15 % dan
kebutuhan O2 meningkat 20 %. Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65%
dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, apabila suhu
tubuh naik dapat mengubah keseimbangan membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi
difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran listrik. dengan bantuan ”neurotransmitter”,
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini dapat menimbulkan kejang(Irdawati, 2009).
Manifestasi klinis
1. Kejang: Ini merupakan tanda paling jelas dari kejang demam. Kejang dapat berupa gerakan tubuh yang tidak
terkendali, kaku, atau kedutan yang terjadi selama kejang. Kejang bisa terjadi pada seluruh tubuh atau hanya di
bagian tertentu.

2. Kehilangan Kesadaran: Selama kejang, anak bisa kehilangan kesadaran atau tidak responsif.

3. Gerakan Tubuh yang Tidak Terkendali: Kejang dapat menyebabkan gerakan tubuh yang tidak terkendali seperti kaki
dan tangan yang bergerak secara tidak teratur.

4. Bibir Biru atau Wajah Pucat: Anak bisa tampak pucat atau bibirnya berubah menjadi biru selama kejang karena
perubahan sementara dalam aliran darah.

5. Ketegangan atau Kejang Otot: Otot anak dapat terasa kaku atau tegang selama kejang.

6. Durasi: Kejang demam biasanya berlangsung selama beberapa menit, tetapi bisa berlangsung lebih lama pada beberapa
kasus.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan penunjang kejang
demam pada anak(Arief, 2015):
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pungsi Lumbal
c. Elektroensefalografi (EEG)
d. Pencitraan (MRI)
Komplikasi
Menurut Wulandari & Erawati, 2016 komplikasi pada
kejang demam adalah sebagai berikut:
a. Kelainan anatomis di otak
b. Epilepsi
c. Kemungkinan mengalami kematian
d. Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis
e. Serangan kejang berlangsung lama
Penatalaksanaan
Medis Keperawatan

Mengatasi kejang secepat mungkin pada saat pasien a. Membuka pakaian klien
datang dalam keadaan kejang lebih dari 30 menit
b. Posisikan kepala miring untuk mencegah aspirasi isi
maka diberikan obat diazepam secara intravena
lambung
karena obat ini memiliki keampuhan sekitar 80-90%
untuk mengatasi kejang demam. Efek terapeutiknya c. Menjaga kepatenan jalan nafas untuk menjamin
sangat cepat yaitu kira-kira 30 detik dampai 5 menit. kebutuhan oksigen
Jika kejang tidak berhenti makan diberikan dengan d. Monitor suhu tubuh
dosis fenobarbital. Efek samping obat diazepam ini
adalah mengantuk, hipotensi, penekanan pusat e. Memberikan Obat untuk penurun panas,
pernapasan, laringospasme, dan henti jantung f. Berikan Kompres Hangat
(Newton, 2013).
g. Menaikkan Asupan Cairan Anak

h. Istirahatkan Anak Saat Demam


KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
Pengkajian
Identifikasi Anak dan Riwayat Medis:

• Identifikasi Anak: Pastikan untuk mencatat data identifikasi anak, seperti usia, berat badan, dan informasi demografis lainnya.

• Riwayat Kesehatan: Tanyakan riwayat kesehatan anak, termasuk riwayat kejang sebelumnya, riwayat kejang demam dalam
keluarga, serta riwayat penyakit atau kondisi medis yang pernah dialami anak.

Informasi Tentang Kejang yang Sedang Terjadi:

• Awal Kejang: Catat informasi tentang saat kejang dimulai, durasi kejang, dan deskripsi lengkap tentang kejang yang terjadi
(jenis gerakan, bagian tubuh yang terpengaruh, dll.).

• Tanda dan Gejala Tambahan: Catat gejala yang terkait dengan kejang, seperti perubahan warna kulit, kehilangan kesadaran,
atau ketegangan otot.

Penilaian Suhu Tubuh:

• Pengukuran Suhu: Ukur suhu tubuh anak untuk mengetahui tingkat demam yang mungkin memicu kejang.
Pengkajian
Evaluasi Neurologis dan Respons:

• Respons dan Kesadaran: Tinjau tingkat kesadaran anak setelah kejang, apakah anak kembali responsif, atau ada
gejala kebingungan atau lemah setelah kejadian.

• Evaluasi Neurologis: Perhatikan tanda-tanda neurologis tambahan, seperti kelemahan, kesulitan bicara, atau gejala
lain yang mengindikasikan masalah neurologis.

Evaluasi Pernafasan dan Perilaku:

• Pernafasan: Tinjau perilaku pernapasan anak setelah kejang. Apakah ada kesulitan bernapas atau pernapasan tidak
normal?

• Perilaku Setelah Kejang: Perhatikan apakah anak tampak mengantuk, pusing, atau bingung setelah kejang.

Evaluasi Lingkungan dan Faktor Pemicu:

• Lingkungan: Identifikasi faktor lingkungan sekitar yang mungkin memicu kejang, seperti suhu lingkungan yang
tinggi.

• Pemicu Potensial: Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah mereka melihat faktor pemicu tertentu sebelum
kejang, seperti demam atau paparan infeksi.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang utama yaitu:

Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit


Resiko Cedera dibuktikan dengan kejang
Intervensi secara umum :

Selama Kejang Setelah kejang


1. Posisi Anak: Letakkan anak dalam posisi miring agar
1. Jaga Ketenangan: Anak akan merasa lemah atau
saluran napasnya tetap terbuka. Jangan mencoba menahan
mengantuk setelah kejang. Biarkan anak beristirahat dan
gerakan tubuh anak selama kejang.
pertahankan lingkungan yang tenang.
2. Jaga Lingkungan Aman: Pastikan tidak ada benda-benda
2. Evaluasi Nafas: Pastikan anak bernapas normal setelah
tajam di sekitar anak yang dapat menyebabkan cedera
kejang. Jika ada kesulitan bernapas, segera cari bantuan
selama kejang.
medis.
3. Catat Durasi Kejang: Waktu kejang untuk memantau
3. Perhatikan Tanda-tanda Bahaya: Perhatikan gejala bahaya,
durasinya. Kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit
seperti tanda-tanda perubahan kesadaran atau tanda-tanda
memerlukan bantuan medis segera.
cedera.
4. Jangan Masukkan Benda ke Mulut: Jangan memberikan
4. Pencatatan Kejadian: Catat durasi kejang, gejala yang
apapun ke mulut anak selama kejang, termasuk obat atau
terjadi, dan reaksi anak setelah kejang untuk
cairan.
melaporkannya pada dokter.
Sekian
Terima Kasih
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Manajemen kejang
Observasi SIKI
1. Monitor terjadinya kejang berulang Hal. 181
2. Monitor karakteristik kejang Hal. 189
3. Monitor status neurologis
4. Monitor TTV
Terapeutik
5. Baringkan pasien agar tidak terjatuh
6. Berikan alas empuk dibawah kepala
7. Pertahankan kepatenan jalan nafas
8. Longgarkan pakaian
9. Dampingi selama periode kejang
10. Jauhkan bendaberbahaya
11. Catat durasi kejang
Edukasi
12. Anjurkan keluarga tidak memasukan apapun didalam mulut pasien pada saat kejang
13. Anjurkan keluarga tidak menggunakan kekerasan untuk menahan Gerakan pasien
Kolaborasi
1. Kolab pemberian antikonvulsan

Anda mungkin juga menyukai