Anda di halaman 1dari 5

Promosi Kesehatan

KEJANG DEMAM DAN PENANGAN DI RUMAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dalam Menjalani


Kepaniteraan Klinik Senior Bagian/KSM Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia

Oleh

Siratul Wahyuni, S.Ked


2106111052

Preseptor

dr. Mardiati ,M.Ked(Ped),Sp.A

BAGIAN/KSM ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2022
KEJANG DEMAM DAN PENANGAN DIRUMAH

A. Pengertian Kejang Demam


Demam Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara
mendadak dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas
yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebal yang sangat berlebihan.
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
B. Etiologi Kejang Demam
a. Faktor genitika
b. Faktor keturunan dari salah satu penyebab terjadinya kejang demam, 25-
50% anak yang mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga
yang pernah mengalami kejang demam.
c. Penyakit infeksi
1) Bakteri : penyakit pada traktus respiratorius, pharingitis, tonsillitis,
otitis media.
2) Virus : varicella (cacar), morbili (campak), dengue (virus penyebab
demam berdarah).
d. Demam Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada
waktu sakit dengan demam tinggi.
e. Gangguan metabolisme Gangguan metabolism seperti uremia,
hipoglikemia, kadar gula darah kurang dari 30 mg% pada neonates cukup
bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah
atau hiperglikemia.
f. Trauma. Kejang berkembang pada minggu pertama setelah kejadian
cedera kepala
g. Neoplasma,toksin. Neoplasma dapat menyebabkan kejang pada usia
berapa pun, namun mereka merupakan penyebab yang sangat penting dari
kejang pada usia pertengahan dan kemudian ketika insiden penyakit
neoplastik meningkat.
h. Gangguan sirkulasi.
i. Penyakit degeneratif susunan saraf

C. Klasifikasi Kejang Demam


Klasifikasi kejang demam dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Kejang demam sederhana Kejang demam yang derlangsung
singkat kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti
sendiri.Kejang berbentuk tonik dan klonik,tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
b. Kejang demam kompleks Kejang lama lebih dari 15 menit, kejang
fokal atau persial, kejang berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24
jam.
D. Gejala Kejang Demam

Kejang demam berbeda dengan epilepsi atau ayan. Epilepsi ditandai


dengan kejang berulang tanpa perlu disertai demam. Sementara itu, kejang demam
ditandai oleh terjadinya kejang saat demam. Anak yang mengalami kejang demam
bisa melakukan gerakan menghentak pada tungkai dan lengan yang berulang,
mata mendelik ke atas, bahkan kehilangan kesadaran.

Kejang demam biasanya terjadi kurang dari 2 menit.Namun, pada


beberapa kasus, kejang demam dapat terjadi hingga 15 menit. Anak yang
mengalami kejang demam akan langsung sadar setelah kejang reda walaupun
tampak bingung, menangis, atau lelah. Biasanya, kejang juga tidak berulang
dalam kurun waktu 24 jam. Kejang demam seperti ini disebut kejang demam
sederhana. Jika terjadi lebih dari 15 menit, atau lebih dari sekali dalam kurun
waktu 24 jam, kejang demam digolongkan sebagai kejang demam kompleks.
Kejang demam kompleks juga bisa terjadi hanya pada salah satu bagian tubuh.
Anak yang pernah mengalami kejang demam berisiko untuk mengalaminya lagi
ketika demam, terutama bila usia anak masih di bawah 15 bulan.

E. Manifestasi Klinis Kejang Demam

Menurut Wulandari & Erawati (2016).Manifestasi kejang demam yaitu:


a. Kejang demam menpunyai kejadian yang tinggi pada anak yaitu 3
4%
b. Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri, banyak dialami oleh
anak laki-laki
c. Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu badan naik diakibatkan
infeksi disusunan saraf pusat seperti otitis media dan bronchitis
d. Bangkitan kejang berbentuk tonik-klonik
e. Takikardi: pada bayi, frekuensi sering di atas 150-200 kali
permenit
F. Penatalaksanaan kejang demam
Penatalaksanaan kejang demam menurut Wulandari & Erawati (2016) yaitu:
a. Penatalaksanaan keperawatan
1. Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali
adalah ABC ( Airway, Breathing, Circulation.
2. Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk mencegah
terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah Danger.
3. Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa
4. Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa
menyebabkan bahaya.
5. Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
6. Bila suhu tinggi berikan kompres hangat
7. Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat
8. Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit akan
dilepaskan
b. Penatalaksanaan medis
1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah diazepam untuk
membrantas kejang secepat mungkin yang diberi secara IV (intravena), IM
(Intra muskular), dan rektal. Dosis sesuai BB:< 10 kg;0,5,0,75 mg/kg BB
dengan minimal dalam spuit 7,5 mg, > 20 kg ; 0,5 mg/kg BB. Dosis rata-rata
dipakai 0,3 mg/kg BB/kali dengan maksimal 5 mg pada anak berumur kurang
dari 5 tahun,dan 10 mg pada anak yang lebih besar
2) Untuk mencegah edema otak , berikan kortikosteroid dengan dosis 20-30
mg/kg BB/ hari dan dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknya glukortikoid
misalnya deksametazon 0,5-1 ampul setiap 6 jam.
3) Setelah kejang teratasi dengan diazepam selama 45-60 menit disuntikan
antipileptik dengan daya kerja lama misalnya fenoberbital, defenilhidation
diberikan secara intramuskuler.Dosis awal neonatus 30 mg: umur satu
bulansatu tahun 50 mg, umur satu tahun keatas 75 mg.

G. PENANGANAN
Berikut ini adalah beberapa langkah untuk menolong anak yang mengalami
kejang demam:

 Letakkan anak di tempat yang datar dan luas, sehingga anak


tidak terbentur atau tertimpa benda tertentu saat kejang.
 Posisikan anak tidur menyamping untuk mencegahnya tersedak saat
kejang.
 Longgarkan pakaiannya, terutama pada bagian leher.
 Jangan memaksa untuk menahan gerakan tubuh anak. Cukup jaga agar
posisi tubuhnya tetap aman.
 Jangan memasukkan benda apa pun ke mulutnya, termasuk minuman,
sendok, atau obat-obatan.
 Panggil nama anak atau ucapkanlah kata-kata yang menenangkan agar
anak merasa lebih nyaman.
 Catat berapa lama anak mengalami kejang.
 Amati kondisinya saat kejang, terutama bila dia kesulitan bernapas atau
wajahnya menjadi pucat dan kebiruan. Ini menandakan bahwa ia
kekurangan oksigen dan membutuhkan penanganan medis secepatnya.
 Jika memungkinkan, rekam kejadian saat anak sedang kejang, sehingga
dokter bisa mengetahui dengan pasti seperti apa kejang yang dialami anak.

Kejang demam umumnya berlangsung selama 1–2 menit. Setelah itu, anak
mungkin akan menjadi lebih rewel dan kebingungan selama beberapa jam,
sebelum ia kelelahan dan akhirnya terlelap.

Anda mungkin juga menyukai