Anda di halaman 1dari 8

MATERI

KEJANG DEMAM

Disusun Oleh
Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TABANAN

Alamat Jl. Pahlawan No.14 Tabanan, Bali, Indonesia


Tlp. (0361) 811027, Fax. (0361) 811202
Email: diklat_brsu@yahoo.com
Web : rsud.tabanankab.go.id
MATERI KEJANG DEMAM

A. PENGERTIAN KEJANG DEMAM


Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 Oc) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium.(Ngastiyah, 1997: 229)
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai
pada anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir
3% dari yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Pada
percobaan binatang, suhu yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya bangkitan
kejang.
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi
pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Tidak
ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang demam.
Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai
gerakan lengan dan kaki atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya.
Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba,
terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori.
(Doenges, 2000).

B. PENYEBAB KEJANG DEMAM


Penyebab dari Kejang Demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :
a) Obat – obatan
Racun, alkhohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.
b) Ketidakseimbangan kimiawi
Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis.
c) Demam
Paling sering terjadi pada anak balita.
d) Patologis otak
Akibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan TIK.
e) Eklampsia
Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum.
f) Idiopatik
Penyebab tidak diketahui.

C. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal  berikut ini :
- Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau salah satu sisi tubuh
umumnya gerakan setiap kejang sama.
- Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
- Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik, merasa seakan jatuh
dari udara.
- Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
- Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang
parsial kompleks.
- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik, mengecap-ngecap bibir,
mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan
gerakan tangan lainnya.
- Tatapan terpaku.
( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah
dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi
prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu
ekstremitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai
yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah
dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi
harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang
meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan
fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal
berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan
kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat
disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup
bulan atau oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau
keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Kejang ini
merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat.
Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik.

D. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA GEALA KEJANG DEMAM


Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, fokal,
atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti, anak tidak
memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak
terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat diikuti oleh
hemiparesis sementara (Hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari. Kejang unilateral yang lama diikuti oleh hemiparesis yang menetap.
Bangkitan kejang yang berlangsung lama sering terjadi pada kejang demam yang
pertama.
Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih dari
30 menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut. Sedangkan frekuensinya dapat
kurang dari 4 kali dalam 1 tahun sampai lebih dari 2 kali sehari. Pada kejang demam
kompleks, frekuensi dapat sampai lebih dari 4 kali sehari dan kejangnya berlangsung
lebih dari 30 menit. 
Gejalanya berupa:
1) Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang tejradi secara tiba-
tiba)
2) Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada
anak-anak yang mengalami kejang demam)
3) Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung
selama 10-20 detik)
4) Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya
berlangsung selama 1-2 menit)
5) Lidah atau pipinya tergigit
6) Gigi atau rahangnya terkatup rapat
7)  Inkontinensia (mengompol)
8) Gangguan pernafasa
9) Apneu (henti nafas)
10) Kulitnya kebiruan

Setelah mengalami kejang, biasanya:


1) Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau
lebih
2) Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala
3) Mengantuk
4) Linglung (sementara dan sifatnya ringan

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar
F. UPAYA PENANGANAN KEJANG DEMAM ANAK
1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak diatas 37,5
o
C , segera beri obat penurun panas yang mengandung parasetamol.
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak untuk
mencegah cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari tertelannya
cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang dimasukkan ke
dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti kejang, tunggu
beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.
Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan untuk mencari dokter
atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk menghindari resiko yang lebih
berbahaya akibat terlambat mendapat pertolongan pertama.

G. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJANG DEMAM


Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejang demam yaitu :
1. Tidak panik
2. Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan anakpada dasar yang
lembut
3. Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
4. Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
5. Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
6. Jangan memberi obat ke mulut anak
7. Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
8. Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah Sakit
9. Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk mencari pemicu
damam dankejang serta mendapat saran dan obat untuk pencegahan kejang demam di
masa yang akan datang.
H. PENCEGAHAN BERULANG
a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang
b. Penkes tentang :
- Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
- Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan termometer, cara
pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan batas-batas suhu normal pada
anak ( 36-37ºC)
- Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat mulai
demam dan jangan menunggu sampai meningkat
- Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah mengalami
kejang demam bila anak akan diimunisasi.

I. MENCEGAH TERJADINYA KEJANG DEMAM


Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul mendadak, maka bila
anak menderia demam , usahakan segera menurunkan demam dengan :
- Kompres kepala dan seka badan dengan air
- Jangan memakai baju tebal
- Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal
- Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen secara teratur
sesuai saran dokter
- Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam sesuai saran
dokter
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak. Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai