Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

KEJANG DEMAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Dosen Pengampu : Ns. Ainnur Rahmanti, M.Kep

Oleh :
Kelompok 7
Dhelvia Marcella F 20101440119035
Mareta Invika A 20101440119067
Rika Amelia 20101440119089
Sii Zahrotun N 20101440119095
Suyanto 20101440119098
Vinka Meilina P 20101440119103
Pengertian & Faktor Resiko
Kejang Demam
Faktor resiko terjadinya kejang demam

Kejang demam adalah adalah faktor genetik/keturunan,


bangkitan kejang yang misalnya :
terjadi pada kenaikan suhu Orangtua dengan riwayat kejang demam
tubuh (suhu rektal lebih dari (pada masa kanak-kanak).
380C) yang disebabkan oleh
Saudara kandung dengan riwayat kejang
suatu proses step. Kejang
demam terjadi pada anak demam.
usia 3 bulan hingga 5 tahun. Orangtua dengan riwayat epilepsi
(kejang tanpa demam). (Handy,
Fransisca. 2016).
Etiologi Kejang Demam
Menurut National Collaborative Pernatal Project
Umumnya kejang demam berlangsung membagi kejang demam menjadi kategori berikut :
singkat kurang lebih 6-15 menit,berupa
Kejang demam sederhana
serangan kejang klonik atau tonik-klonik
bilateral.Bentuk kejang yang lain berupa - Kejang di bawah 15 menit.
mata terbalik ke atas disertai
- Kejang umum (kejang mengenai seluruh tubuh).
kekakuan/kelmahan,gerakan sentakan
berulang tanpa di dahului kekakuan,atau - Kejang 1 kali saja dalam 24 jam (tidak berulang
hanya berupa sentakan atau terjadi
dalam 1 kali episode demam)
kekakuan keseluruhan.
Kejang demam kompleks
- Kejang diatas 15 menit.
- - Kejang fokal hanya bagian tubuh tertentu).
- - Kejang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Patofisiologi Kejang Demam

Kejang demam terjadi akibat dari meningkatnya suhu tubuh menyebabkan


peningkatan metabolisme tubuh meski sedang tidak berkegiatan. Dengan
meningkatnya metabolisme maka pasokan oksiegen ke otak menurun. Pada anak
yang peka terjadilah kejang demam. Apabila berkurangnya oksigen keotak
sampai meningkatkan tekanan intra cranial (TIK) maka dapat terjadi gangguan
suplaai (perfusi) nutrisi ke jaringan seluruh tubuh sehingga terjadilah gangguan
tumbuh kembang.
Pada demam, kenaikan suhu 100C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10-15% dan kebutuhan O2 meningkat 20%. Pada seorang anak berumur 3
tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan
orang dewasa hanya 15%. Oleh karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah
keseimbangan membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari
ion kalium dan natrium melalui membran listrik dengan bantuan
“neurotransmitter”, perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini dapat
menimbulkan kejang (Ngastiyah, 2005).
Manifestasi Klinis Komplikasi
• Aspirasi
Manifestasi klinis Tanda- tanda kejang demam meliputi: • Asfiksia
• Demam yang biasanya di atas (38,9 º C). • Retardasi mental
• Jenis kejang (menyentak atau kaku otot). Menurut Lumbantobing ( 1995 : 31) dan Staff
• Gerakan mata abnormal (mata dapat berputar-putar Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI (1985 : 849-
atau ke atas). 850). Komplikasi kejang demam pada umumnya
• Suara pernapasan yang kasar terdengar selama kejang. berlangsung lebih dari 15 menit yaitu :
• Penurunan kesadaran. 1. Kerusakan otak
Terjadi melalui mekanisme eksitotoksik
• Kehilangan kontrol kandung kemih atau pergerakan
neuron saraf yang aktif sewaktu kejang
usus. melepaskan glutamat yang mengikat resptor
• Muntah. MMDA ( M Metyl D Asparate ) yang
• Dapat menyebabkan mengantuk atau kebingungan mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke
setelah kejang dalam waktu yang singkat (Lyons, sel otak yang merusak sel neuoran secara
2012). irreversible.
2. Retardasi mental
Dapat terjadi karena deficit neurolgis pada
demam neonatus.
Pemeriksaan Penunjang Pengobatan Demam Kejang

Pemeriksaan anak dengan kejang demam • Pertolongan pertama yang harus


antara lain : dilakukan pada pasien dengan kejang
• Pemeriksaan darah , seperti hitung demam adalah pemberian oksigenasi
darah lengkap untuk mencari dikarenakan pada saat anak sedang
penyebab demam. dalam keadaan kejang,suplai oksigen
• Jika anak berusia dibawah 2 tahun , ke tak semakin berkurang.
biasanya dilakukan pemeriksaan • Pengobatan demam kejang pada anak
cairan otak untuk memastikan adanya terdapat 2 cara yaitu :
infeksi atau peradangan di otak. 1. Pengobatan fase akut
• Pemeriksaan CT Scan , misalnya jika • 2. Pengobatan prokfilasisterhadap
anak kejang tanpa demam. berulangnya kejang
Lanjutan...
Pengobatan Fase Akut
Bila anak mengalami kejang harus dujain terbukanya jalan nafas,berikan obat diazepam
yang diberikan secara intravena atau intrarektal,suhutinggi diturunkan dengan
menggunakan komps air dingin dan pemberian antipiretik.

Pengobatan Prokfilasis

• Prokfilaksis intermittent pada saat demam

• Prokfilaksis terus menerus dengan anti konvulsan setiap hari


Pengkajian

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum
• Identitas pasien b. TTV (suhu,resprasi,dan nadi)
(nama,tempat tinggal,jenis c. Berat badan
kelamin,tempat tanggal d. Kepala
lahir,umur,dsb). e. Mata
f. Mulut dan lidah
g. Telinga
Riwayat Kesehatan h. Hidung
• Keluhan utama i. Leher
• Riwayat penyakit sekarang j. Dada (thoraks dan jantung)
k. Abdomen
• Riwayat kesehatan (riwayat l. Anus
perkembangan anak,riwayat m. Ekstermias
imunisasi,dan riwayat n. Penilaian kesadaran
nutrisi)
Penilaian kesadaran
(nilai acuan GCS pada Bayi/Anak)

Verbal (respon verbal)


Motorik (gerakan)
Eye (respon membuka mata) (5) : apabila bayi/anak
berbicara mengoceh seperti
(6) : apabila bayi/anak bergerak
biasa
spontan
(4) : spontan (5) : apabila bayi/anak menarik
(4) : apabila bayi/anak menangis
anggota gerak karena sentuhan
lemah
(3) : apabila membuka mata (4) : apabila bayi/anak menarik
saat diperintah atau mendengar anggota gerak karena rangsangan
(3) : apabila bayi/amak
suara nyeri
menangis karena diberi
(3) : apabila bayi/anak fleksi
rangsangan nyeri
(2) : apabila membuka mata abnormal
saat ada rangsangan nyeri (2) : apabila bayi/anak ekstensi
(2) : apabila bayi/anak merintih
abnormal
karena diberi rangsangan nyeri
(1) : apabila tidak ada respon (1) : apabila bayi/anak tidak ada
respon
(1) : apabila bayi/anak tidak
ada respon
lanjutan

Skor membuka mata + respon verbal + respon


motorik
Skor normal
Interpretasi : berdasarkan umur :
• Skor minimum adalah 3, prognosis sangat buruk
 0-6 bulan 9
• Skor maksimum adalah 15, prognosis baik  6-12 bulan  11
• Skor ≥ 7 kesempatan untuk sembuh besar
 12-24 bulan  12
 2-5 tahun  13
• Skor 3-5 berpotensi fatal  > 5 tahun  14

• Anak-anak usia dibawah 5 tahun memiliki skor


lebih rendah karena pengurangan terjadi pada
respon motorik dan verbal.
Primary Survey
C: ( circulation )
Karena gangguan perdarahan darah A: Airway (jalan nafas )
Demam yang terlalu tinggi merangsang kerja syaraf
mengakibatkan hipoksia sehingga
jaringan otak secara berlebihan, sehingga jaringan otak
meningkatkan permeabilitas kapiler tidak dapat lagi mengkoordinasi persyarafan-persyarafan
dan timbul edema otak yang pada anggota gerak tubuh wajah yang membiru, lengan
mengakibatkan kerusakan sel neuron dan kakinya tesatak sentak tak terkendali selama beberapa
otak. Kerusakan pada daerah medial waktu. Akibat langsung yang timbul apabila terjadi kejang
lobus temporalis setelah mendapat demam adalah gerakan mulut dan lidah tidak terkontrol.
Lidah dapat seketika tergigit, dan atau berbalik arah lalu
serangan kejang yang berlangsung menyumbat saluran pernapasan.
lama dapat menjadi matang
dikemudian hari sehingga tejadi B: Breathing (pola nafas)
Karena pada kejang yang berlangsung lama misalnya lebih 15
serangan epilepsy spontan , karena itu menit biasanya disertai apnea Na meningkat kebutuhan 02 dan
kejang demam yang berlansung lama energi meningkat untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya
dapat menyebabkan kelaianan terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis
anatomis diotak hingga terjadi
epilepsi.
Secondary Survey

K : Keluhan P : Penyakit Penyerta


Pasien datang ke IGD dengan keluhan Mengkaji riwayat penyakit pasien dan
panas tinggi ˃38°C dan bisa disertai keluarga. Riwayat penyakit pasien
kejang sekarang sebelum masuk rs.

O : Obat A : Alergi
Apakah pasien sedang dalam masa Mengkaji apakah pasien memiliki alergi
pengobatan dan mengkonsumi obat- terhadap obat-obatan
obatan untuk mengatasi kejang demam
sebelum masuk igd. K : Kejadian
Pada umumnya kejadian masuknya
M : Makan pasien kejang demam di igd adalah
Mengkaji makanan yang dimakan pasien pasien mengalami kejang beberapa jam
sebelum masuk igd dan pola makan sebelum masuk rs.
sehari-hari. Umumnya pola makan yang
normal adalah 3x sehari
Diagnosa keperawatan

1. Hipertermi (D.0130) berhubungan dengan


proses penyakit.

2. Defisit Nutrisi ( D.0019) berhubungan


dengan faktor psikologis
Diagnosa keperawatan

Hipertermi ( D.0130) berhubungan dengan proses penyakit.


Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah dilakukan tindakan Tekanan nadi dari skala 1 ( memburuk) ke


keperawatan 1x4 jam skala 4 ( cukup membaik)
diharapkan termoregulasi Output urine dari skala 2 ( cukup menurun)
( L.14134) membaik dengan ke skala 5 (meningkat)
Saturasi oksigen dari 1 ( menurun) ke skala
kriteria hasil :
3 ( sedang)
 Kejang dari skala 2 (cukup
meningkat) ke skala 5
(menurun)
 Suhu tubuh 2 (cukup
memburuk) ke skala 5
(membaik)
Terapeutik
Intervensi keperawatan
MANAJEMEN HIPERTERMIA (I.15506) •Sediakan lingkungan yang dingin
•Longgarkan atau lepaskan pakaian
Observasi •Basahi dan kipasi permukaan tubuh
•Berikan cairan oral
•Identifkasi penyebab hipertermi •Ganti linen setiap hari atau lebih sering
(mis. dehidrasi terpapar lingkungan jika mengalami hiperhidrosis (keringat
panas penggunaan incubator) berlebih)
•Monitor suhu tubuh •Lakukan pendinginan eksternal (mis.
•Monitor kadar elektrolit selimut hipotermia atau kompres dingin
•Monitor haluaran urine pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
•Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
•Batasi oksigen, jika perlu
Lanjutan..

Edukasi

• Anjurkan tirah baring


Kolaborasi

• Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu


Diagnosa keperawatan
Defisit Nutrisi ( D.0019) berhubungan dengan faktor psikologis

Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah dilakukan tindakan


 Berat badan dari skala 3 (sesang ke skala 5
keperawatan 1x4 jam
(membaik)
diharapkan status nutrisi
(L.030303) membaik  Nafsu makan dari skala 1 ( memburuk) ke
dengan kriteria hasil : skaal 3 ( sedang)

 Porsi makan yang dihabiskan


dari skala 1 (menurun) skala 3
(sedang)
Intervensi keperawatan
MANAJEMEN NUTRISI (I.03119)
Terapeutik
Observasi • Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
• Identifkasi status nutrisi • Fasilitasi menentukan pedoman diet
• Identifikasi alergi dan intoleransi (mis. Piramida makanan)
makanan • Sajikan makanan secara menarik dan
• Identifikasi makanan yang disukai suhu yang sesuai
• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis • Berikan makan tinggi serat untuk
nutrient mencegah konstipasi
• Identifikasi perlunya penggunaan • Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
selang nasogastrik protein
• Monitor asupan makanan • Berikan suplemen makanan, jika perlu
• Monitor berat badan • Hentikan pemberian makan melalui
• Monitor hasil pemeriksaan selang nasigastrik jika asupan oral dapat
laboratorium ditoleransi
Lanjutan..

Edukasi

• Anjurkan posisi duduk, jika mampu


• Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.


Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai