oleh :
Vinka Meilina Putri
NIM 20101440119103
A. Anatomi Fisiologi
Otak merupakan suatu alat yang sangat penting karena merupakan pusat
computer dan semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral yang terletak didalam
rongga tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.
Berat jaringan otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat orang dewasa.
Otak menerima 20% dan seluruh curah jantung dan membutuhkan sekitar 20% dari
pemakaian O2 tubuh. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energy
dalam seluruh tubuh manusia dan membutuhkan O2 serta glukosa melalui aliran darah
tetap konstan karena jaringan otak sangat rapuh. Bila aliran darah ke otak terhenti
selama 10 detik saja dapat mengakibatkan kesadaran mungkin sudah akan hilang dan
dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan irreversibel yang kritis
sebagai pusat integritas dan koordinasi organ dan system efektor perifer tubuh dan
berfungsi sebagai penerima informasi mengeluarkan implus dan tingkah laku.
1 Trombosis
Trombosis ialah proses pembentukan bekuan darah atau koagulan dalam
sistem vascular (yaitu,pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih hidup,
serta bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher. Koagulan darah
dinamakan trombus. Akumulasi darah yang membeku diluar sistem vaskular, tidak
disebut sebagai trombus. Trombosis ini menyebabkan iskemia jaringan otak yang
dapat menimbulkan edema disekitarnya.
2 Embolisme serebral
Embolisme serebral adalah bekuan darah dan material lain yang dibawa ke
otak dari bagian tubuh lain. Merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari trombus di
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri.
3 Iskemia serebri
Iskemia adalah penurunan aliran darah ke area otak. Otak normalnya
menerima sekitar 60-80 ml darah per 100 g jaringan otak per menit. Jika alirah
darah aliran darah serebri 20 ml/menit timbul gejala iskemia dan infark. Yang
disebabkan oleh banyak faktor yaitu hemoragi, emboli, trombosis dan penyakit
lain.
4 Hemoragi serebral
Hemoragi serebral adalah pecahnya pembuluh darah serebral dengan
pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruangan sekitar otak. Pendarahan
intraserebral dan intrakranial meliputi pendarahan didalam ruang subarakhnoid
atau didalam jaringan otak sendiri. Pendarahan ini dapat terjadi karena
arterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah kedalam parenkim otak.
Pecahnya pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan oleh rendahnya
kualitas pembuluh darah otak.Sehingga dengan adanya tekanan darah yang tinggi
pembuluh darah mudah pecah.
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.R
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Buruh
Gol.darah :-
Alamat : Kaliangkrik 2
Diagnosa Medis :
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kaliangkrik 2
Hubungan dengan klien : Istri
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh badan lemas dan badan bagian sebelah kiri sulit untuk digerakan.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.R (28 tahun) datang ke IGD RST Magelang pada tanggal 08 Maret 2021
dengan keluhan pusing, anggota gerak kiri terasa lemas. Pada saat ini pasien
merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas fisik terlalu banyak.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan pernah mengalami keluhan atau keadaan seperti ini
sebelumnya dan tidak pernah dirawatdi RS.
8. Riwayat Spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat beribadah dan sholat 5 waktu.
Saat dikaji : pasien mengatakan masih lemas dalam sholat 5 waktu
ditempat tidur
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Pasien tampak lemah, pasien tampak kotor karena beberapa hari belum
mandi, tingkat kesadaran klien composmentis, pasien sudah bisa sedikit
menggerakan badan tetapi masih lemas.
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 134/74
b. Nadi : 60
c. Suhu : 36,2
d. RR : 100
3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Bulu mata tidak rontok, warna iris hitam, reaksi pupil terhadap cahaya
baik, Konjungtiva dan sclera baik, bentuk mata simetris dan tidak ada
luka
b. Hidung
Bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi baik, adanya sedikit
kotoran dalam hidung, bentuk hidung tidak terlalu mancung
c. Mulut
Bibir klien nampak kering
d. Telinga
Telinga klien berbentuk simetris.
4. Pemeriksaan Kepala, dan Leher
a. Kepala
Bentuk kepala klien lonjong, warna rambut hitam
b. Leher
Bentuk leher klien simetris
5. Pemeriksaan Thoraks atau Dada
a. Inspeksi
Bentuk Thoraks normal
b. Palpasi
Dada normal tidak ada cekungan
c. Perkusi
Klien merespon dengan baik saat tanganya pegang oleh perawat
d. Auskultasi
Suara nafas bersih
6. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi
Jantung klien dalam keadaan baik
b. Palpasi
Jantung klien dalam keadaan baik
c. Perkusi
Jantung klien dalam keadaan baik
d. Auskultasi
Jantung pasien dalam keadaan baik
7. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen datar
b. Auskultasi
Peristaltik usus normal
c. Palpasi
Hepar klien dalam keadaan baik
d. Perkusi
Abdomen klien normal
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan lab : pemeriksaan darah rutin
b. Pemeriksaan CT scan, angiografi serebral, EEG
DIAGNOSA
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d gangguan aliran darah di otak (D.0017)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot (D.0054)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tgl No.DX Tujuan dan Intervensi Ttd
criteria hasil
Rabu, 10 1 Setelah dilakukan Manajemen peningkatan vnk
tindakan
Maret keperawatan
tekanan
2021 selama 2x24 jam intrakranial(l.06194)
diharapkan masalah
ketidakefektifan Observasi:
perfusi jaringan - Identifikasi penyebab
serebral dapat
teratasi dengan peningkatan TIK
kriteria hasil: - Monitor tanda/gejala
-Pergerakan
ekstremitas dari peningkatan TIK
tingkat 1
Terapeutik:
(menurun) ke
- Meningkatkan
tingkat 5
stimulus dengan
(meningkat)
menyediakan
-Kekuatan otot
lingkungan yang
dari tingkat 1
tenang
(menurun) ke
- Berikan posisi semi
tingkat 5
fowler
(meningkat)
- Cegah terjadinya
-Rentang gerak
kejang
(ROM) dari
- Hindari penggunaan
tingkat 1
PEEP
(menurun) ke
- Hindari pemberian
tingkat 5
cairan IV hipotonik
(meningkat)
- Pertahankan suhu
tubuh normal
Edukasi:
- kolaborasi
pemberian
sedasi dan anti
konvulsan,
jika perlu
- Kolaborasi
pemberian
diuretik
osmosis, jika
perlu
- Kolaorasi
pemberian
pelunak tinja,
jika perlu
Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis.tongkat,
kruk)
- Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi diri
- Ajarkan ambulasi
sederhana yangharus
dilakukan
(mis.berjalan dari
tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai
toleransi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl No. Tindakan keperawatan TTD
/waktu DX
Rabu, 1 1. Memonitor TTV Vnk
10 - Tekanan darah : 134/74 mmHg
Maret - Nadi : 60 x/menit
- SPO2 : 100
2021 - Suhu : 36,2ºC
2. mengatur posisi semifowler
- Klien dalam posisi semi fowler
Kolaborasi pemberian obat
EVALUASI
No Hari/tanggal Diagnosa kep. Evaluasi ttd
1. Rabu, 10 S:-
Maret 2021 Ketidakefektifa O:
n perfusi 3. Memonitor TTV
jaringan
serebral - Tekanan darah : 134/74 mmHg
- Nadi : 60 x/menit
- SPO2 : 100
- Suhu : 36,2ºC
4. mengatur posisi semifowler
- Klien dalam posisi semi fowler
Kolaborasi pemberian obat
kamis, 11 Hambatan -
Maret 2021 mobilitas fisik - mengkaji kekuatan otot
- kekuatan otot ektremitas kanan 1
- mengajarkan pasien dalam latihan ROM
- klien melakukan ROM pasif
- mengawasi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien
- membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
ADLnya
- melakukan tirah baring tiap 2 jam
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervemsi Keperawatan : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI.