Oleh
Inneke Pewali
KP.10.00661
YOGYAKARTA
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
Di susun
Inneke Pewali
........................................... .................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
atas 38o C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah, 1997: 229)
b. Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
tubuh rectal di atas 38o C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
c. Kejang demam : kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang disebabkan
d. Kejang demam : gannguan sementara yang terjadi pada anak-anak yang ditandai
e. Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang
f. Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan gejala
g. Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang
demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada
anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan
hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price,
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang
yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yaitu 38o C yang sering di jumpai pada
2. Etiologi
Penyebab Febrile Convulsion hingga kini belum diketahui dengan Pasti, demam
sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia,
gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu tinbul pada suhu yang tinggi.
Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang (Mansjoer,
2000).
Kejang dapat terjadi pada setiap orang yang mengalami hipoksemia (penurunan oksigen
dalam darah) berat, hipoglikemia, asodemia, alkalemia, dehidrasi, intoksikasi air, atau
demam tinggi. Kejang yang disebabkan oleh gangguan metabolik bersifat reversibel
apabila stimulus pencetusnya dihilangkan (Corwin, 2001).
3. Patofisiologi
Kelangsungan hidup sel atau organ otak memerlukan energi yang merupakan hasil
peningkatan. Pada anak kebutuhan sirkulasi otak lebih besar dibandingkan orang dewasa.
Oleh karena itu kondisi perbedaan potensial membran terganggu akan terjadi lebih besar
pada anak dibandingkan pada orang dewasa sebagai dampak terganggunya metabolisme.
muatan listrik. Lepasnya muatan listrik dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran
- Tonik : mata ke atas, kesadaran hilang dengan segera, bila berdiri jatuh ke lantai
- Klonik : gerakan menyentak kasar pada saat tubuh dan ekstremitas berada pada
- Tonik Klonik
d. Umumnya kejang berhenti sendiri, anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa
5. Klasifikasi
a. Kejang demam sederhana : yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan
- Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak
menunjukan kelainan.
b. Kejang kompleks :
Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh criteria
Livingstone. Menurut Mansyur ( 2000: 434) biasanya dari kejang kompleks diandai
dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multiple ( lebih dari 1
kali dalam 24jam). Di sini anak sebelumnya dapat mempunyai kelainan neurology atau
6. Komplikasi
Pada penderita kejang demam yang mengalami kejang lama biasanya terjadi
hemiparesis. Kelumpuhannya sesuai dengan kejang fokal yang terjadi. Mula – mula
Kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak
Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada klien dengan kejang demam :
a. Pneumonia aspirasi
b. Asfiksia
c. Retardasi mental
Airway : Kaji apakah ada muntah, perdarahan, benda asing dalam mulut seperti
mental lainnya
A: sadar (alert)
kejang
Bila klien muntah miringkan klien untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan.
- Bersihkan jalan nafas dari lendir dengan suction atau manual dengan cara finger
sweep dan posisikan kepala head tilt-chin lift (jangan menahan bila sedang
Menurut Ngastiyah (1997 : 232-235) dan Hasan & Alatas (195 : 850-854) :
> 10 kg =
10 mg
Kejang Berhenti
Pengobatan Rumat
4 Jam kemudian
Hari I+II = fenobaritol 8-10 mg/kg dibagi dlm 2 dosis
Memberikan cairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama (> 10 menit)
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kejang demam menurut Greenberg
a. Saat terjadinya demam : keluhan sakit kepala, sering menangis, muntah atau
diare, nyeri batuk, sulit mengeluarkan dahak, sulit makan, tidak tidur
nyenyak. Tanyakan intake atau output cairan, suhu tubuh meningkat, obat
yang dikonsumsi
a. Tanda-tanda vital
b. Status hidrasi
d. Adanya peningkatan : suhu tubuh, nadi, dan pernafasan, kulit teraba hangat
e. Ditemukan adanya anoreksia, mual, muntah dan penurunan berat badan
g. Adanya kejang
c. Akibat hospitalisasi
a. Fungsi lumbal
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengoes, dkk (1999 : 876), Angram (1999 : 629 – 630), carpenito (2000 : 132)
dan Krisanty P., dkk (2008 : 224) diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan
kejang demam :
Indkator skala :
4 = adekuat
a. Identifikasi faktor kognitif atau psikis dari pasien yang dapat menjadiakn
b. Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang dapat menjadikan potensial jatuh
d. instruksikan pada pasien untuk memanggil asisten kalau mau bergerak
3. DX 3 : Hipertermi b.d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
NOC : Themoregulation
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak warna kulit dan tidak pusing
Indicator skala
1 : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
darah ke otak
a. TD sistolik dbn
b. TD diastole dbn
c. Kekuatan nadi dbn
Indicator skala :
1 = Ekstrem
2 = Berat
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = tidak terganggu
d. monitor GCS
pasien
program pengobatan
kesehatan lainya
Indicator skala :
yang spesifik
b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
D. Evaluasi
adalah tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari
Hasil akhir yang diinginkan dari perawatan pasien Kejang Demam meliputi
pola pernafasan kembali efektif, suhu tubuh kembali normal, anak menunjukkan rasa
nymannya secara verbal maupun non verbal, kebutuhan cairan terpenuhi seimbang,
tidak terjadi injury selama dan sesudah kejang dan pengatahuan orang tua
bertambah.
Evaluasi ini bersifat formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan secara terus
menerus untuk menilai hasil tindakan yang dilakukan disebut juga evaluasi tujuan
jangka pendek. Dapat pula bersifat sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan sekaligus
pada akhir dari semua tindakan yang pencapaian tujuan jangka panjang.
kriteria hasil telah dicapai, kata “ Sudah Teratasi “ dan datanya ditulis di rencana
asuhan keperawatan. Jika kriteria hasil belum tercapai, perawat mengkaji kembali
3) Instruksi perawatan tidak selaras dengan kriteria hasil pada tahap tiga
empat.
DAFTAR PUSTAKA
Krisanty P,. Dkk (2008), Asuhan Keperawatan Gawat darurat, Trans info Media, Jakarta
Arif Mansjoer, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta
Doenges, Marillyn E, dkk (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan, EGC, Jakarta
Doenges, Marillyn E, et all (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Sylvia A. Price, dkk (1995), Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4, EGC, Jakarta
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :An. A
J/K :Perempuang
Agama :Islam
B. STATUS KESEHATAN
C. PENGKAJIAN PRIMER
e. Exposure : -
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
Head to toe
- Rambut : Bersih
Hidung : bersih
Leher : bersih
Laboratorium
Obat :
Dumin 125 mg
Inj Dexa 2 mg
G. ANALISA DATA
H. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl / Intervensi
Jam Diagnosa
Tujuan Tindakan TTD
10/6/14 Defisit volume Setelah dilakukan Observasi
21.30 cairan pengkajian 1x 24 membran
berhubungan jam diharapkan mukosa turgor,
dengan kondisi devisit volume cafilarirefil.
demam cairan teratasi Pertambahan
dengan kriteria: balance cairan
Turgor kulit tiap shift
membaik. Observasi TTV
Membran tiap 4 jam.
mukosa
lembab
Fontanel rata
Nadi normal
sesuai usia
Intake dan
output
seimbang.
I. IMPLEMENTASI
J. EVALUASI
11/6/14 S:
08.30 O:KU : Lemah
Kes:Compos metis
Oksigen 8 liter / menit
Menggunakan nasal
kanul.
TTV:
Suhu : 38,20C
TD :70/45 mmhg
Nadi : 135 x/menit
RR :18 x/menit
SPO2 : 100