Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bounding Attachment

DISUSUN OLEH :
1. Agustina Kurnia Serena KP.1601120
2. Adriana Bodu Lori KP.1601125
3. Hildegard Wora Deghu KP.1601142
4. Joseph Leftungun KP.1501083
5. Lodrych Valenthio Here KP.1601146

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)

STIKES WIRAHUSADA YOGYAKARTA

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Hari/tanggal : Kamis, 15 Maret 2018

Jam/waktu : 09.00 WIB

Pokok Bahasan : Bounding Attachment

Sub Bahasan : Penerapan bounding attachment antara orangtua dan bayi

Sasaran : Ny.E

Penyaji : Kelompok 1
Tempat : Rumah Ny.E

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penjelasan tentang bounding attachment diharapkan
Ny.E dapat mengerti dan memahami tentang penerapan bounding attachment
antara orang tua dan bayi dengan baik.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapat penjelasan tentang perencanaan kehamilan, diharapkan
Ny.E mampu :
 Menjelaskan kembali pengertian bounding attachment.
 Menyebutkan manfaat bounding attachment.
 Menyebutkan dampak positif bounding attachment bagi bayi.
3. Garis-Garis Besar Materi
 Pengertian bounding attachment.
 Manfaat bounding attachment.
 Dampak positif bounding attachment bagi bayi.
 Kondisi-kondisi yang mempengaruhi bounding attachment.
 Tahapan-tahapan bounding attachment.
 Elemen-elemen bounding attachment.
 Hambatan bounding attachment.

4. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab

5. Media dan Alat Peraga


 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
 Leaflet
 Flipchart

6. Proses Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Respon Waktu


1. Pendahuluan
a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan 3 Menit
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
d. Tes awal
2. Inti
a. Pengertian bounding
attachment.
b. Manfaat bounding Mendengarkan dengan 15 Menit
attachment. seksama
c. Dampak positif bounding
attachment bagi bayi.

d. Kondisi-kondisi yang
mempengaruhi bounding
attachment.

e. Tahapan-tahapan bounding
attachment.

f. Elemen-elemen bounding
attachment.

g. Hambatan bounding
attachment.

3. Penutup
a. Tanya jawab a. Menanya
b. Tes akhir kan
c. Kesimpulan pemaparan
d. Memberi salam penutup yang belum 7 Menit
jelas
b. Mampu
menjawab
pertanyaan
c. Membal
as salam
MATERI

A. Pengertian Bounding Attachment


1. Klause dan Kennel (1983) : interaksi orang tua dan bayi secara
nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan
jam pertama segera setelah bayi lahir.
2. Nelson (1986) : bounding adalah dimulai interaksi emosi sensorik
fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, sedangkan
attachment adalah  ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi
pencurahan perhatian, yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Bennet dan Brown (1999) : bounding adalah terjadi hungungan
antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, sedangkan
attachment adalah pencurahan kasih sayang di antara individu.
4. Perry(2002): bounding adalah: proses  pembentukan attachment atau
membangun  ikatan, sedangkan attachment adalah suatu ikatan
khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas yang terbentuk
dalam hubungan orang tua dan bayi 
5. Subroto (cit Lestari, 2002) : sebuah peningkatan hubungan kasih
saying  dengan keterikatan batin antara  orang tua dan bayi.

Jadi dapat disimpulkan, bounding attachment adalah :

suatu ikatan yang terjalin di antara orang tua dan bayi baru lahir, yang meliputi
pemberian kasih sayang dan pencurahan perhatian yang saling tarik-menarik,
selain itu sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang
tua yang bersifat saling mencintai serta memberi keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.

Proses ikatan batin antara ibu dan bayinya ini diawali dengan kasih sayang
terhadap bayi yang dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan, ikatan batin
antara ibu dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat
dan tumbuh kembang bayi.
B. Manfaat Bounding Attachment
1. Dapat merespon terhadap kebutuhan bayi.
2. Mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi.
3. Perkembangan bayi akan terpacu.
4. Terbentuknya ikatan batin yang kokoh.

C. Dampak Positif Bounding Attachment terhadap Bayi


1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap sosial.
2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

D. Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi Bounding Attachment


1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Kesehatan emosional orang tua.
Orang tua yang mengharapkan kehadiran bayi dalam kehidupannya
tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua
yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi
yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding
attachment ini.
4. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat
bayi.
Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat bayi, orang
tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada
kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua
dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding
attachment terwujud.
5. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan.
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan
faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya
dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu
semangat/dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan
kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
6. Kedekatan orang tua kepada anak.
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan bayi
dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin
terwujud diantara keduanya.
7. Kesesuaian antara orang tua dengan bayi (keadaan bayi, jenis klamin
bayi).
Anak akan lebih mudah diterima oleh keluarga yang lain ketika
keadaan bayi dalam keadaan sehat/normal dan jenis kelaminnya
sesuai dengan yang diharapkan.

E. Tahapan-tahapan Bounding Attachment


1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.

F. Elemen-elemen Bounding Attachment


Menurut Klaus, Kenell (1982)
1. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang
tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi
baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung
jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang
hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke
bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh
memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan
akhirnya memeluk dengan tangannya. Gerakan ini dipakai untuk
menenangkan bayi.
2. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional
mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan
menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya.
3. Suara
Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya
juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan
tegang, sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling ke arah
orang tua saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada
tinggi namun lembut.
4. Aroma
Perilaku lain terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap
aroma /bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa
setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar
dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5. Entertainment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti
nada suara orang tuanya. Entertainment terjadi saat anak mulai
berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif
kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif
yang positif.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada
dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru
lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten
dan dengan memanfaatkan waktu
saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat
meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak dini
Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting antara
hubungan ornag tua dan bayi. Menurut Klaus, Kennel (1982), ada
beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak
dini:
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2. Reflek menghisap dilakukan dini.
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body
warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang;
stimulasi hormonal).

G. Hambatan Bounding Attachment


1. Kurangnya support dari pasangan, keluarga dan teman.
2. Ibu dengan resiko atau ibu sakit.
3. Bayi dengan resiko, seperti : bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan
cacat fisik.
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

7. Evaluasi
 Mengajukan pertanyaan lisan.
a. Tes awal
Apa pengertian bounding attachment?
Apa manfaat dari bounding attachment?
Apa dampak positif dari bounding attachment bagi bayi?
b. Tes Akhir
Mengajukan pertanyaan yang sama dengan tes awal.
 Observasi
a. Respon atau tingkah laku Ny.E saat diberikan pertanyaan, apakah
diam/menjawab (benar/salah).
b. Ny.E antusias atau tidak.
c. Ny.E mengajukan pertanyaan atau tidak.
Daftar Pustaka

1. Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan  Kebidanan Nifas 


Jakarta: EGC.
2. Ai Nurasiah, SST: dkk, 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi
Bidan. Bandung : Aditamas

Anda mungkin juga menyukai