susunan saraf misalnya otitis media Virus : varicella (cacar), morbili (campak), dan dengue
(virus penyebab
akut, bronchitis, dan sebagainya demam berdarah).
Bangkitan kejang dapat berbentuk Demam Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam
pertama pada waktu
tonik-klonik, fokal atau atonik sakit dengan demam atau pada waktu demam tinggi.
EEG (Electroencephalogram)
Punksi lumbal
Neuroimaging pemeriksaan neuroimaging
Pemeriksaan laboratrium
Penatalaksana
Penatalaksana
Penatalaksana Medis Keperawatan
Penatalaksanaan kejang demam (1) Baringkan pasien di tempat yang rata,
kepala dimiringkan.
menurut (Ngastiyah, 2014)
yaitu : (2) Singkirkan benda-benda yang ada di
sekitar pasien.
(1) Bila pasien datang dalam (3) Lepaskan pakaian yang menganggu
keadaan kejang, obat pilihan utama pernapasan.
yaitu diazepam untuk memberantas (4) Jangan memasang sudip lidah (tongue
kejang secepat mungkin yang spatel), karena risiko lidah tergigit
diberikan secara intravena. kecil. Sudip lidah dapat membatasi jalan
(2) Untuk mencegah edema otak, napas.
berikan kortikosteroid dengan dosis (5) Bila pasien sudah sadar dan terbangun
20-30 mg/kg BB/hari dibagi dalam 3 berikan minum hangat.
dosis atausebaliknya glukortikoid (6) Pemberian oksigen untuk mencukupi
perfusi jaringan.
misalnya deksametazon 0,5-1 ampul
setiap 6 jam. (7) Bila suhu tinggi berikan kompres hangat
Pemeriksaan Diagnostik
Leukosit
Eritrosit
Hematrokit
Indeks eritrosit
Hemoglobin
MCV,MCH,MCHC
Limfosit
MXD
Kimia Darah
GDS
Komplikasi
Pencegahan Primer
Pencegahan Primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang anak
mengalami kejang demam.
Pencegahan Sekunder
Pengobatan Fase Akut
Mencari dan mengobati penyebab
Pengobatan profilaksis terhadap kejang demam berulang
Pencegahan Tersier
Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah terjadinya
kecacatan, kematian, serta usaha rehabilitasi. Penderita kejang demam
mempunyai risiko untuk mengalami kematian meskipun kemungkinannya
sangat kecil. Selain itu, jika penderita kejang demam kompleks tidak
segera mendapat penanganan yang tepat dan cepat akan berakibat pada
kerusakan sel saraf (neuron).
Pengkajian
Identitas Klien
Nama klien An.K berumur 1 tahun dengan jenis kelamin laki-laki,
beragama islam, alamat Beringin. Dengan diagnosa medis Kejang
Demam
Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya demam sudah 2 hari
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan klien demam kemudian mengalami kejang 1
kali, ibu klien mengatakan tidak tahu mengenai penanganan yang
harus dilakukan saat anaknya mengalami kejang, ibu klien
mengatakan memberikan paracetamol pada anaknya, ibu klien
mengatakan selera makan klien menurun, ibu klien mengatakan
tidak tahu masalah penyakit anaknya.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Prenatal
Ibu klien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan kandungannya sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan, ibu klien mengatakan mengalami kenaikan berat
badan 2 kg selama kehamilan, ibu klien mengatakan telah melakukan imunisasi TT
saat kehamilan.
2) Natal
Ibu klien mengatakan melahirkan di RSUD Tarakan, persalinan spontan dan penolong
persalinan Bidan, ibu klien mengatakan tidak mengalami komplikasi saat persalinan.
3) Post Natal
Kondisi bayi dengan keadaan normal BB 3000 gram PB 50 cm, warna badan klien pada
saat lahir yaitu merah dan spontan menangis, tidak mengalami penyakit kuning, ibu
klien mengatakan tidak pernah memberikan obat bebas untuk dikonsumsi
klien, tidak ada masalah dalam menysusui.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti TBC
dan Hepatitis, keluarga tidak memiliki penyakit jantung, stroke dan DM. Ibu klien
mengatakan ayahnya semasa kecil memiliki riwayat penyakit kejang demam, penyakit
yang pernah dialami keluarga adalah demam, batuk, pilek.
Riwayat Nutrisi
Ibu klien mengatakan anaknya dibawah ke rumah sakit dikarenakan deman serta
kejang, ibu klien mengatakan dokter menceritakan masalah penyakit anaknya,
ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya, dan yang selalu
menemani anaknya di rumah sakit yaitu ayah dan ibunya dengan cara bergantian
Aktivitas Sehari-hari
Nutrisi
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan selera makan anaknya baik, menu makan bubur, ibu klien
mengatakan anaknya makan 3 kali sehari dengan porsi makan dihabiskan. Saat sakit ibu klien
mengatakan selera makan anaknya menurun, ibu klien mengatakan makannya 2 kali sehari dengan
porsi makan tidak dihabiskan ha. Anak makan 3-5 sendok
Cairan
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan anaknya minum air putih ± 8 kali sehari dengan
menghabiskan 600 ml per hari, ibu klien mengatakan klien minumi ASI 3 sampai 5 kali
dalam sehari. Saat sakit, ibu klien mengatakan anaknya minum air putih ± 5 kali sehari
dengan 250 ml per hari, ibu klien mengatakan klien mengkomsumsi ASI 2 sampai 3 kali
dalam sehari, klien terpasang DN ½ 16 Tpm.
Eliminasi
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien BAB 1 hari sekali dengan konsistensi
semi padat, tidak ada kesulitan. BAK 3 sampai 5 kali sehari dengan warna
kuning jernih, berbau khas dan tidak ada kesulitan, klien BAB dan BAK di
pampers. Saat sakit, ibu klien mengatakan klien BAB 1 kali dengan konsistensi
semi padat, tidak ada kesulitan. BAK 2-3 kali sehari dengan warna kuning
jernih, berbau khas dan tidak ada kesulitan, klien BAB dan BAK di pampers.
Istirahat tidur
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien tidur siang dari jam 13.00-14.00,
tidur malam dari jam 21.00-06.00, tidak ada kesulitan tidur. Saat sakit, ibu
klien mengatakan klien tidur siang dari jam 14.00-15.00, tidur malam 22.00-
08.00, ibu klien mengatakan klien tidak sulit tidur.
Olahraga
Klien hanya berbaring di tempat tidur.
Personal Hygiene
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali sehari di saat pagi
dan sore hari, klien mandi dengan bantuan ibunya, alat mandi yang di
gunakan sabun dan shampo. Saat sakit, ibu klien mengatakan klien hanya
diseka 1 kali sehari dengan bantuan ibunya.
Aktivitas Mobilitas
Sebelum sakit, ibu klien mengatakan anaknya tidak menggunakan alat bantu
untuk bergerak dan tidak ada kesulitan pada saat bergerak. Saat sakit klien
melakukan aktivitas dibantu oleh orang tuanya.
Rekreasi
Ibu klien mengatakan jarang rekreasi bersama keluarganya
Pemeriksaan Fisik
terlihat rileks
2 Resiko cedera Tujuan dan kriteria hasil:
setelah dilakukan tindakan
(1) Identifikasi kebutuhan
keamanan pasien, sesuai
1.Edukasi
berhubungan keperawatan selama 2×24 dengan kondisi fisik dan keamanan anak
dengan
jam, diharapkan masalah fungsi kongnitif pasien dan 2.Identifikasi
resiko cedera dapat teratasi
riwayat penyakit terdahulu resiko
perubahan dengan kriteria hasil:
pasien
(1) Klien terbebas dari cedera
(2) Sediakan lingkungan yang 3.Manajemen
sensasi (2) Mampu menjelaskan
aman untuk pasien kejang
cara/metode untuk mencegah
cedera (3) Pasang side rail tempat 4.Pemberian
(3) Mampu memodifikasi gaya tidur
hidup untuk mencegah cedera (4) Anjurkan keluarga untuk obat
(4) Menggunakan fasilitas
No Diagnosa tujan intervensi rasional
keperawatan
3 Resiko defisit Tujuan dan kriteria hasil: (1) Identifikasi 1.Lakukan oral
nutrisi setelah dilakukan tindakan intake nutrisi hygine sebelum
berhubungan keperawatan selama 2×24 (2) Identifikasi makan,jika
jam diharapkan masalah
dengan resiko defisit nutrisi dapat
penyebab selera perlu
menurunnya teratasi dengan kriteria makan klien 2.Sajikan
selera makan hasil: menurun makanan secara
(1) Selera makan klien (3) Anjuran ibu klien menarik,dan
meningkat untuk memberi suhu yang sesuai
(2) Porsi makan dihabiskan makan sedikit tapi 3.Berikan
(3) Berat badan tidak sering makanan tinggi
mengalami penurunan
(4) Kolaborasi serat untuk
(4) Ibu memahami anjuran
yang diberikan pemberian obat mencegah
suplemen sesuai kanslipasi
indikasi
4 Kurang Tujuan dan kriteria hasil: (1) Identifikasi tingkat 1.Bimbingan
setelah dilakukan tindakan pengetahuan ibu klien
pengetahuan keperawatan selam 2×24 (2) Berikan penyuluhan
sistem
berhubungan jam, diharapkan masalah tentang penyebab, kesehatan
dengan kurang kurang pengetahuan dapat tanda dan gejala serta 2.Mobilitas
terpapar teratasi dengan kriteria pencegahan keluarga
hasil: (3) Beri kesempatan ibu
informasi (1) Keluarga menyatakan klien untuk bertanya 3.Pelibatan
pemahaman tentang (4) Anjurkan ibu klien keluarga
penyakit, kondisi, dan mengulangi kembali
pengobatan informasi yang
(2) Keluarga mampu diberikan
menjelaskan kembali apa
Implementasi & Evaluasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Hipetermia (1) Pukul 08:00 mengobservasi tanda tanda vital
Hasil: suhu tubuh 38,5° C, nadi 70 kali /menit dan
S : ibu klien mengatakan
berhubungan pernapasan 25kali /menit demam anaknya sudah
dengan (2) Pukul 08:05 memonitor suhu tubuh turun
Hasil: suhu tubuh 38,5° C
proses (3) Pukul 08 :10 menganjurkan kompres air hangat O : - suhu tubuh klien
penyakit Hasil: ibu klien terlihat mengompres anaknya 36,7°c, nadi 60 kali
(4) Pukul 14.00 menkolaborasi pemberian obat paracetamol
drop 0,8 cc /menit, respirasi 24
Hasil: klien terlihat rewel pada saat di berikan obat kali/menit
paracetamol
(5) Pukul 16.30 memberikan DN ½ sebanyak 16 tpm - klien terlihat rileks
Hasil: klien terlihat tidur dan suhu tubuh turun 37,5° C A : masalah teratasi
(6) Pukul 16.00 mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil: suhu tubuh 38,2° C, nadi 81 kali/menit dan
P : intervensi dihentikan
pernapasan 26 kali/menit
(7) Pukul 16.05 menganjurkan kompres air hangat
Hasil: ibu klien terlihat mengompres anaknya
2 Resiko (1) Pukul 09.00 mengidentifikasi kebutuhan keamanan S : - ibu klien mengatakan anaknya
pasien, sesuai dengan aman dan terjaga
cedera kondisi fisik dan fungsi kongnitif pasien dan riwayat penyakit - ibu klien dapat menyebutkan
berhubungan terdahulu pasien kembali mengenai cara untuk
Hasil: ibu klien mengatakan anaknya aman dan terjaga
dengan (2) Pukul 09.05 sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
mencegah cedera
O : - terpasang side rail pada
perubahan dengan mengurangi
tempat tidur klien
pengunjung ang datang
sensasi. Hasil: klien terlihat nyaman - keluarga mampu memodifikasi
(3) Pukul 09.10 memasang side rail tempat tidur gaya hidup untuk mencegah cedera
Hasil: terpasang side rail pada tempat tidur klien A : masalah teratasi
(4) Pukul 09.45 menganjurkan keluarga untuk menemani P : intervensi dihentikan
pasien
Hasil: keluarga mengatakan selalu menemani pasien
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
3 Resiko defisit (1) Pukul 08.15 mengidentifikasi intake nutrisi
Hasil: ibu klien mengatakan selera makan
S : - ibu klien mengatakan
nutrisi klien menurun, ibu klien mengatakan selera makan klien masih sama
berhubungan porsi yang dihabiskan klien 4-5 sendok, klien - porsi makan tidak dihabiskan
dengan terlihat sulit makan, porsi makan O : berat badan tidak
tidak dihabiskan.
menurunnya (2) Pukul 08.20 identifikasi penyebab selera mengalami penurunan 7,5 kg
selera makan makan klien menurun A : masalah belum teratasi
Hasil: ibu klien mengatakan semenjak P : intervensi didelegasikan
anaknya sakit selera makan anaknya
menurun kepada perawat ruangan
(3) Pukul 10.25 menganjurkan ibu klien untuk (1) identifikas intake nutrisi
memberi makan sedikit tapi sering (2) identifikaasi penyebab
Hasil: ibu klien terlihat memberi makan
anaknya dengan bubur sedikit tetapi selera makan menurun
sering (3) timbang BB setiap hari
(4) kolaborasi pemberian obat
suplemen sesuai indikasi