Anda di halaman 1dari 36

Pengenalan NAPZA

dan
Pencegahan Penyalahgunaannya

dr. Evangelia Yuninda, MMRS


Dasar Hukum

• UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 35 TAHUN 2009


TENTANG NARKOTIKA
• PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG
BADAN NARKOTIKA NASIONAL

• INSTRUKSI PRESIDEN NO. 06 TAHUN 2018 TENTANG RAN P4GN


DAN PREKURSOR NARKOTIKA
• PERATURAN KEPALA BNN RI NO : 03 TAHUN 2015 TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA BNN PROVINSI
DAN BNN KABUPATEN KOTA
POTRET PERMASALAHAN NARKOBA
DI INDONESIA
Geografis yang terbuka menyebabkan Sistem penegakkan hukum yang belum
Narkoba mudah masuk & menyebar di mampu memberikan efek jera kepada
seluruh wilayah Indonesia penjahat Narkoba

Demografis yang sangat besar (250 juta Modus operandi dan variasi jenis
jiwa) menjadi pasar potensial peredaran Narkoba yang terus berkembang
gelap Narkoba (41 Jenis Baru)

Peredaran gelap Narkoba bukan hanya


Lapas yang bertransformasi menjadi
menyasar orang dewasa dan remaja,
pusat kendali peredaran gelap Narkoba
melainkan juga anak-anak

Kerugian akibat penyalahgunaan


Minimnya fasilitas dan aksestabilitas
Narkoba sekitar 63,1 trilyun rupiah
layanan rehabilitasi pecandu Narkoba
(biaya privat & sosial)

STIGMA thd Penyalah guna narkotika


sehingga Takut Melaporkan Diri
Jumlah Penyalahguna Narkoba

Menurut Laporan Badan PBB (2017) estimasi jumlah penyalahguna Narkoba
Dunia sebesar 255 juta, jumlah mati over dosis 520 per hari

Menurut hasil Survey BNN & UI (2017), di 34 Provinsi, jumlah penyalahguna
narkoba di Indonesia sebesar 3,3 juta, mati over dosis 30 per hari yg tersebar:

Lingkungan Kerja sebesar 2 jt (59,3%)

Lingkungan Pendidikan 800 ribu (23,7%)

Lingkungan Masyarakat 573 ribu (17%)

Karakteristik pecandu : 44,7% pecandu ganja, 44% mencoba narkoba baru,
65% pernah dipenjara, 25% pernah ditangkap, 20% pecandu adalah kurir,
25% pernah terlibat kejahatan, 29% pernah kecelakaan.
Penyalah Guna Narkoba berdasarkan pengelompokan

PEKERJA PELAJAR Populasi Umum


59% 24% 17%
NARKOBA

• NARkotika, PsiKOtropika dan BAhan Berbahaya lainnya

Yaitu : Bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologis


seseorang (pikiran, perasaan dan perilakunya) serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologik.
NARKOTIKA

• Zat atau obat yang berasal dari tanaman/bukan baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran, hilang nya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
NARKOTIKA Dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :

 Golongan I
Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan
 Tidak untuk terapi, ketergantungan kuat
 Contoh : Heroin, Kokain dan Ganja
 Golongan II
 Pilihan Terakhir untuk terapi
 Ketergantungan kuat tetapi kurang dari gol. I
 Contoh : Morfin, Petidin.
 Golongan III
 Sering untuk therapy
 Ketergantungan lebih ringan, contoh : Codein
PSIKOTROPIKA

• Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika,


yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
PSIKOTROPIKA dibedakan dalam 4 golongan:

1. Golongan I
Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Tidak untuk Terapi, ketergantungan kuat
Contoh : Ecstasy, MDMA, LSD.
2. Golongan II
Bisa untuk therapi, tetapi pilihan terakhir
Ketergantungan tinggi tetapi kurang dari gol I
Contoh : Amfetamin, metil fenidat (Ritalin), metakualon
3. Golongan III
Sering untuk terapi, ketergantungan sedang
Contoh : Fenobarbital, flunitrazepam.
4. Golongan IV
Untuk terapi, ketergantungan ringan
Contoh : Diazepam, klobazam, bromazepam.
Zat Adiktif Lainnya
• Bahan atau zat selain Narkotika dan Psikotropika yang dapat juga
mempengaruhi psikoaktif tubuh manusia dan dapat menyebabkan
kecanduan.
Diantaranya :
1. Minuman alkohol
2. Zat Inhalasi/LEM
3. Nikotin/Rokok
Jenis Narkoba yang paling banyak digunakan

Ganja Shabu Ekstasi


Contoh :
- Heroin, Kokain, Ganja, Sabu, Ekstasi, DLL

Heroin Cocain

Ganja Ekstasi
Proses Terbentuknya Ketergantungan Narkoba

1. Kompromi (mau bergaul dengan pemakai Narkoba)


2. Lalu diawali dengan coba2 (segan menolak teman)
3. Toleransi
-Pemakaian sosial (hanya saat bergaul)
-Pemakaian situasional (saat kesal, sedih, kecewa, ada masalah)
4. Kebiasaan  pemakaian jadi semakin sering (akan meningkat menjadi
sering pakai / tidak perlu dipengaruhi atau sedang bermasalah)
5. Puncaknya tahap ketergantungan  Bila tidak pakai  sakau 
kerusakan pd organ tubuh  meninggal.
CIRI - CIRI FISIK

Berat Badan Turun Drastis Mata Terlihat Cekung Dan Merah, Muka Pucat
Dan Bibir Kehitam-hitaman

Tangan Penuh Dengan Bintik-bintik Merah, Seperti Buang Air Besar & Kecil Kurang Lancar
Bekas Gigitan Nyamuk Dan Ada Tanda Bekas Luka
CIRI - CIRI PERILAKU

Malas Dan Sering Melupakan Tanggung


Sikap Tidak Peduli & Jauh Dari Keluarga
Jawab & Tugas2 Rutinnya

Suka Mencuri Uang Di Rumah, Sekolah Atau


Tempat Kerja & Menggadaikan Barang
Berharga Di Rumah Selalu Kehabisan Uang
Mengeluarkan Air Mata Dan Keringat Berlebihan
Sering Mengalami Mimpi Buruk

Sering Menguap

Sering Berbohong
Dan Ingkar Janji
Dengan Berbagai
Macam Alasan

Mengalami Nyeri Kepala & Sendi


CIRI - CIRI
EMOSI

Sangat Sensitif Dan Cepat Bosan Membangkang Bila Ditegur/Dimarahi

Emosinya Naik Turun & Tidak Ragu Untuk


Memukul Orang Atau Berbicara Kasar Pada Nafsu Makan Tidak Menentu
Anggota Keluarga atau Orang Di Sekitarnya
Terjadi penuaan dini & Rentan terhadap serangan penyakit

Terjadi kerusakan gigi.


Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

PENYEBAB
STRATEGI DAN KEBIJAKAN P4GN
Komitmen Diri Regulasi Antinarkoba
Konsolidasi Kekuatan
Seluruh elemen bangsa Penerbitan regulasi
bertanggung jawab dan Seluruh elemen (pemerintah,
pencegahan
berkomitmen menjaga diri, swasta, dan masyarakat)
penyalahgunaan dan
keluarga, kelompok/ berkonsolidasi dan
peredaran gelap narkoba di
komunitas, dan berkontribusi bersama
tingkat daerah, institusi,
lingkungannya dari mendukung penanganan
kampus, sekolah, dan
penyalahgunaan dan narkoba secara masif
peredaran gelap
dd
lingkungan masyarakat, dll

narkoba

Bersih Narkoba Deteksi Dini


Mewujudkan lingkungan Penyelenggaraan tes
masyarakat, urine secara berkala di
pemerintahan, tempat lingkungan instansi,

STOP
kerja, kampus/sekolah organisasi, kampus,
bersih narkoba sekolah,dan lingkungan
masyarakat
NARKOBA
Kebijakan Terhadap PenyalahGuna Narkoba
2 (Dua) Model Pendekatan

• PenyalahGuna Sukarela Lapor Diri • PenyalahGuna Yang Tertangkap


Penyalah guna narkoba yang secara Penyalah guna narkoba yang tidak
sukarela melaporkan diri ke IPWL atau melaporkan diri ke IPWL dapat
dilaporkan oleh anggota keluarga tidak ditangkap aparat dan akan diproses
akan dituntut pidana. hukum.
Pasal Perbuatan melawan hukum Gol I Gol 2 Gol 3
111 (2) Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, 5 – 20 th dan denda
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I Rp. 8.000.000.000,00
dalam bentuk tanaman, beratnya melebihi 1 (satu) + 1/3
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon.

112 (2) Memiliki, menyimpan, menguasai, atau 5 – 20 th dan denda 5 - 15 th dan denda 3 – 10 th dan denda
117 (2) menyediakan Narkotika beratnya melebihi 5 gram. Rp. 8.000.000.000,00 Rp. 5.000.000.000,00 Rp. 3.000.000.000,00
122 (2) + 1/3 + 1/3 + 1/3
113 (2) Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau Mati, Seumur hidup, Mati, Seumur Hidup, 3 – 10 th dan denda
118 (2) menyalurkan Narkotika beratnya melebihi 5 gram. 5 – 20 th dan denda 5 – 20 th dan denda Rp. 5.000.000.000,00
123 (2) Rp. 10.000.000.000,00 Rp. 8.000.000.000,00 + 1/3
+ 1/3 + 1/3

114 (2) Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, Mati, Seumur Hidup, Mati, Seumur Hidup, 5 – 15 th dan denda
119 (2) menerima, menjadi perantara dalam jual beli, 6 – 20 th dan denda 5 – 20 th dan denda Rp. 5.000.000.000,00
124 (2) menukar, atau menyerahkan Narkotika dalam bentuk Rp. 10.000.000.000,00 Rp. 8.000.000.000,00 + 1/3
tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau + 1/3 + 1/3
melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram.
Pencegahan Penyalahgunaan
Pencegahan Primer
• Pencegahan Primer merupakan tindakan pencegahan yang
dilakukan sejak dini supaya orang tidak menyalahgunakan narkoba.
• Sasaran utamanya adalah anak atau remaja, keluarga dan
kesatuan masyarakat yang belum terkena masalah penyalahgunaan
Narkoba.
• Metode ini mengutamakan kerjasama dengan keluarga, sekolah,
masyarakat ataupun komunitas tertentu untuk mengembangkan program pencegahan
yang menekankan pada aspek pendidikan (edukasi).
Pencegahan Primer
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :
• Penyuluhan tentang bahaya narkoba dan upaya-upaya pencegahan yang bisa
dilakukan.
• Penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba.
• Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya.

Bisa juga di lakukan dengan metode yang sudah direkomendasikan oleh UNODC (United Nation
Office on Drugs and Crime) yaitu pencegahan penyalahgunaan
narkoba dengan melalui berbasis ilmu pengetahuan.
Pencegahan Sekunder

• Pencegahan Sekunder adalah untuk menginisiasi penyalahguna narkoba


yang baru saja menggunakan atau mencoba-coba. Mereka perlu disadarkan
supaya nantinya tidak berkembang menjadi pecandu karena efek adiktif dari
narkoba yang dikonsumsi.

• Pecegahan ini menitik beratkan pada mengarahkan penyalahguna narkoba


untuk melakukan pola hidup sehat dalam keseharian mereka (healthy lifestyle). Selain itu juga
dibantu agar mereka menjalani terapi maupun rehabilitasi.
Pencegahan Sekunder
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara
lain :
• Layananan informasi dan konsultasi
• Konseling
• Rujukan
• Fasilitas dan penguatan kelompok
• Pembinaan olahraga dan kesenian
• Penerangan dan Pendidikan pengembangan individu
Pencegahan Tersier
• Pencegahan Tersier ditujukan bagi para pecandu yang sudah lama
mengonsumsi narkoba dan bergaul dengan barang haram ini.

• Dalam tahap pencegahan ini para pecandu akan direhabilitasi, karena para
pecandu tersebut pada dasarnya adalah seseorang yang sakit sehingga perlu
disembuhkan.

• Dalam masa rehabilitasi para pecandu akan dipulihkan dari ketergantungan


sehingga mereka bisa hidup normal serta kembali bersosialisasi dengan
keluarga dan masyarakat.
Pencegahan Tersier
Adapun tahap-tahap dalam pencegahan tersier ini,yaitu :
1. Tahap Menjauhkan diri
Bisa berlangsung selama 2 tahun sejak tanggal penggunaan terakhir.
2. Tahap Konfrontasi
Berlangsung mulai akhir tahap 1 sampai selama 5 tahun tidak menggunakan secara
konsisten.
3. Tahap Pertumbuhan
Berlangsung selama 5 tahun atau lebih.
4. Tahap transformasi
Sudah melanjutkan gaya hidup yang baru yang di temukan pada tahap pertumbuhan.
Pencegahan Tersier
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :

• Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok
lingkungannya
• Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka tidak
terjerat untuk kembali sebagai pengguna narkoba.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai