Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN PENDUDUK

PENYALAHGUNAAN ZAT (NARKOBA)

Disusun oleh:

Astrisanti Djangga Jiwa

(181014201613)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
A. Jumlah Penyalahguna Narkoba
 Menurut Laporan Badan PBB (2017) estimasi jumlah penyalahguna Narkoba
Dunia sebesar 255 juta, jumlah mati over dosis 520 per hari
 Menurut hasil Survey BNN & UI (2017), di 34 Provinsi, jumlah penyalahguna
narkoba di Indonesia sebesar 3,3 juta, mati over dosis 30 per hari yg
tersebar:  Lingkungan Kerja sebesar 2 jt (59,3%)  Lingkungan Pendidikan
800 ribu (23,7%)  Lingkungan Masyarakat 573 ribu (17%)
 Karakteristik pecandu : 44,7% pecandu ganja, 44% mencoba narkoba baru,
65% pernah dipenjara, 25% pernah ditangkap, 20% pecandu adalah kurir,
25% pernah terlibat kejahatan, 29% pernah kecelakaan.
B. Klasifikasi penyalagunaan narkoba yaitu
 Coba pakai sebanyak 979 ribu jiwa
 Pecandu suntik 33 ribu jiwa
 Teratur pakai 776 ribu jiwa
 Pecandu suntik 1,519 juta jiwa

Penyala guna narkoba berdasarkan pengelompokkan yaitu

 Pekerja 59%
 Pelajar 24%
 Populasi umum 17%

C. Pengertian Narkoba
Narkotika, Psikotropika dan bahan berbahaya lainnya yaitu bahan atau zat yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologis seseorang (pikiran, perasaan dan
perilakunya) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologik. Penyalah
gunaan Zat (NARKOBA) adalah penggunaan obat untuk maksud tertentu yang tidak
sesuai dengan indikasi.
1. Narkoba dibagi menjadi dua bagian yaitu, psikotropika dan narkotika.
 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah atau sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku.
 Narkotika adalah zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yg dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
2. Narkotika dapat dibedahkan menjadi 3 golongan yaitu :
 Golongan 1
 Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan
 Tidak untuk terapi, ketergantungan kuat
 Contoh : Heroin, Kokain dan Ganja
 Golongan 2
 Pilihan Terakhir untuk terapi
 Ketergantungan kuat tetapi kurang dari gol 1
 Contoh : Morfin, Petidin.
 Golongan 3
 Sering untuk therapy
 Ketergantungan lebih ringan
 contoh : Codein
3. Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan yaitu
 Golongan 1
 Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan Tidak untuk
Terapi, ketergantungan kuat
 Contoh : Ecstasy
 Gilongan 2
 Bisa untuk therapi, tetapi pilihan terakhir Ketergantungan
tinggi tetapi kurang dari gol I
 Contoh : Amfetamin, metil fenidat (Ritalin), metakualon
 Golongan 3
 Sering untuk terapi, ketergantungan sedang
 Contoh : Fenobarbital, flunitrazepam.
 Golongan 4
 Untuk terapi, ketergantungan ringan
 Contoh : Diazepam, klobazam, bromazepam
D. Zat Adiktif lainnya
Bahan atau zat selain Narkotika dan Psikotropika yang dapat juga
mempengaruhi psikoaktif tubuh manusia dan dapat menyebabkan kecanduan.
Diantaranya Minuman ,alkohol, Zat Inhalasi/LEM, Nikotin/Rokok.
Jenis Narkoba yg paling banyak digunakan yaitu ganja, shabu, dan ekstasi .
contoh narkoba Heroin, Kokain, Ganja, Sabu, Ekstasi, DLL.
 Zat adiktif
 Ngelem mengandung Lysergic Acid Diethyilamide (LSD)
menyebabkan “fly”
 Rokok mengandung Nikotin
 Minuman beralkohol
E. Ciri-ciri fisik
 Berat badan turun drastis
 Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitam-hitaman
 Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan
ada tanda bekas luka
 Buang air besar dan kecil kurang lancar
F. Ciri-ciri perilaku
 Malas dan sering melupakan tanggung jawab &tugas2 rutinnya
 Sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
 Suka mencuri uang di rumah, sekolah atau t4 pekerjaan dan menggadaikan
barang-2 berharga di rumah
 Selalu kehabisan uang
 Waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kmr tidur, kloset, gudang, ruang
yg gelap, kamar mandi, atau t4 sepi lainnya
 Takut air, jika terkena akan terasa sakit, krn itu mereka jd malas mandi
 Sering batuk-2 dan pilek berkepanjangan, biasanya tjd pd saat gejala “putus
zat”
 Bicara cadel atau pelo jalan sempoyongan
 Sering mengalami mimpi buruk
 Mengalami nyeri kepala dan sendi-2
 Mengeluarkan air mata dan keringat berlebihan
 Sering menguap
 Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan

G. Ciri-ciri emosi
 Sangat sensitif dan cepat bosan
 Membangkang bila ditegur/dimarahi
 Emosinya naik turun & tdk ragu utk memukul orang atau berbicara kasar pd
anggota keluarga /org di sekitarnya
 Nafsu makan tidak menentu
H. Pemberdayaan Masyarakat
 Pengoperasian toko online www.tokostopnarkoba.bnn.go.id, menjadi media
pemasaran yang cukup efektif untuk para mantan pecandu dan para
penggiat anti narkoba yang telah menghasilkan produk kreatif yang bernilai
jual tinggi berupa souvenir, kerajinan tangan, makanan maupun pakaian.
 Pembentukan Penggiat Anti Narkoba di seluruh Indonesia, baik yang berada
di lingkungan pemerintahan, lingkungan pendidikan, dan tempat kerja. Di
tahun 2019 ini BNN telah berhasil membentuk Penggiat Anti Narkoba di
seluruh Indonesia sebanyak 29.485 orang.
 Penjangkauan berbasis masyarakat
I. Penjangkauan berbasis masyarakat
 Layanan penjangkauan berbasis masyarakat menjangkau dan melibatkan
pengguna napza yang saat ini tidak menerima pengobatan karena tidak
tersedianya, tidak dapat diaksesnya, atau tidak dapat diterimanya layanan
yang ada di komunitas mereka.
 Penjangkauan juga menargetkan individu yang terdampak oleh penggunaan
napza oleh orang lain (mis. pasangan seksual, mitra berbagi jarum suntik,
dll.).
J. Tujuan dari penjangkauan berbasis komunitas adalah untuk mengidentifikasi
populasi yang terkena dampak, melibatkan mereka, memberikan perawatan
berbasis komunitas, dan, jika perlu, merujuk ke modalitas pengobatan yang lebih
intensif.
Model dan metode pengobatan:
 Informasi dan keterkaitan dengan layanan yang melayani kebutuhan
dasar (keamanan, makanan, tempat tinggal, kebersihan dan pakaian)
 Tes dan konseling HIV/HCV
 Vaksinasi hepatitis B
 Edukasi tentang efek napza dan risiko yang dihadapi dalam penggunaan
napza
 Penilaian dasar gangguan penyalahgunaan napza
 Intervensi singkat untuk memotivasi perubahan perilaku penggunaan
napza
 Rujukan ke pengobatan untuk gangguan penyalahgunaan napza
 Konseling dasar/dukungan sosial
 Rujukan ke layanan pengobatan kesehatan sesuai kebutuhan
 Layanan pencegahan overdosis termasuk nalokson darurat

Anda mungkin juga menyukai