Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seringkali Kita mendengar para remaja yang terlibat dalam kasus


narkoba (narkotika/naza/napza), baik si remaja sebagai pecandu maupun
selaku pengedar barang maksiat itu. Namun dalam prakteknya dilapangan,
sangatlah sulit untuk mampu mengidentifikasi remaja yang melakukan
penyalahgunaan narkotika dan alkohol maupun seseorang pecandu, sehingga
diperlukan suatu teknik/trik khusus agar mampu mengenalinya. Karena itulah
perlu diketahui tentang tanda-tanda pada remaja yang kita curigai
kemungkinan apakah mereka terlibat penyalahgunaan napza, hal ini disarikan
bersumber dari CDCP (Centers For Disease Control And Prevention).
Obat atau zat yang sering disalah gunakan adalah obat alkohol,
Benzodiazepin, Mariyuana, Amfetamin, Kokain, Opium, Heroin, Morpin dll.
Semua jenis obat tersebut dapat mengakibatkan gangguan mental yang
disebabkan oleh efek langsung dari dari zat tersebut terhadap susunan saraf
pusat.
Gangguan penggunaan zat adiktif adalah suatu penyimpangan perilaku
yang disebabkan oleh penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan
saraf pusat yang mempengaruhi tingkah laku, memori alam perasaan, proses
pikir anak dan remaja sehingga mengganggu fungsi social dan
pendidikannya. Gangguan penggunaan zat ini terdiri dari : penyalahgunaan
dan ketergantungan zat.
Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu pola penggunaan yang
bersifat patologis, yang menyebabkan remaja mengalami sakit yang cukup
berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi tidak mampu menghentikannya.
Ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi cukup berat ditandai dengan
adanya ketergantungn fisik yaitu toleransi dan sindroma putus zat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan konsep dasar medis Penyalahgunaan Napza
2. Menjelaskan konsep dasar keperawatan Penyalahgunaan Napza
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar medis Penyalahgunaan Napza
2. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan Penyalahgunaan Napza

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Medis


1. Defenisi
Penyalahgunaan napza adalah penggunaan zat secara terus menerus
bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan
kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya
merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan
zat.
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila
dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi
serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan
berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus.
Narkoba yang juga sering disebut NAPZA adalah singkatan dari
Narkotika dan obat-obatan terlarang yang sering disalahgunakan.
Penyalahgunaan obat adalah: Pemakaian di luar indikasi medik, tanpa
petunjuk/resep dokter, pemakaian sendiri secara relatif teratur sekurang-
kurangnya selama satu bulan.
Seringkali Kita mendengar para remaja yang terlibat dalam kasus
narkoba (narkotika/naza/napza), baik si remaja sebagai pecandu maupun
selaku pengedar barang maksiat itu. Namun dalam prakteknya dilapangan,
sangatlah sulit untuk mampu mengidentifikasi remaja yang melakukan
penyalahgunaan narkotika dan alkohol maupun seseorang pecandu, sehingga
diperlukan suatu teknik/trik khusus agar mampu mengenalinya. Karena itulah
perlu diketahui tentang tanda-tanda pada remaja yang kita curigai
kemungkinan apakah mereka terlibat penyalahgunaan napza, hal ini disarikan
bersumber dari CDCP (Centers For Disease Control And Prevention).
Jika Anda menemukan minimal enam (6) tanda dari masing-masing
kategori ciri-ciri dibawah ini yang tampak pada remaja Anda dalam suatu
periode waktu tertentu, maka segera berbicara kepada remaja tersebut dan

3
mencari bantuan seseorang ahli untuk menghindari remaja yang mencandu
tersebut terperosok lebih dalam lagi.
2. Etiologi
a. Faktor individu : tampak lebih pada individu tersebut
b. Faktor keluarga : lebih pada hubungan individu dengan keluarga
misalnya kurang perhatian keluarga terhadap individu serta kesibukan
keluarga
c. Faktor lingkungan : lebih pada kurang baiknya sikap masyarakat
terhadap masalah tersebut misalnya ketidakpeduliaan masyarakat
tentang napza
d. Faktor ekonomi
3. Manifestasi Klinis
a. Tanda umum pengguna NAPZA
1) Perubahan fisik : Badan kurus, tampak mengantuk, mata merah dan
cekung, bekas suntikan atau gorena pada lengan dan kaki
2) Perubahan perilaku : Emosi labil, men, pergi tanpa pamit,
menyendiri, halusinasi, menjual barang, paranoid
b. Tanda klinis dari pengguna NAPZA
1) Yang berefek depresan ( menghambat fungsi syaraf) :
a) Berbicara kacau
b) Tidak dapat mengendalikan diri.
c) Tingkah laku seperti mabuk tetapi tanpa berbau minuman
beralkohol
d) Akibat kelebihan pemakaian akan menyebabkan : nafas
tersengal-sengal, kulit lembab dan dingin, pupil mata mengecil,
denyut nadi cepat dan lemah , kesadaran menurun danbisa
berkibat lebih parah sampai meninggal dunia
e) Gejala putus obat seperti gelisah, sukar tidur, mengigau, tertawa
tidak wajar
2) Penyalahgunaan yang berefek stimultan (mengaktifkan fngsi syaraf)
a) Lebih waspada, bergairah, eporia, pupil mata meebar, denyut
nadi meningkat, susah tidur nafsu makan hilang
b) Kelebihan pemakaian mengakibatkan gelisah, suhu badan naik,
suka berhayal, tertawa tidak wajar sampai bisa menimbulkan
kematian
3) Penyalahgunaan yang berefek halusinasi (menimbulkan rasa
berhalusinasi/berkhayal)

4
a) Suka berhayal
b) Tidak punya gambaran ruang dan waktu
c) Bila overdosis menyebabkan kematian.
4. Klasifikasi
a. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Zat narkotika dibedakan menjadi 3
golongan yaitu :
1) Narkotika golongan I
Narkotika golongan ini hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam ilmu
pengobatan serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan. Contoh kokain dan ganja.
2) Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh morvin dan petidin
3) Narkotika golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh
kodein
b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, bail alamia maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan
yaitu :
1) Psikotropika golongan I
Psikotropika yang dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai

5
potensi sangat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya ekstasi
2) Psikotropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya amfetamin,
metilfenidat atau ritalin.
3) Psikotropika golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan dan atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
potensi sindrom ketergantungan contoh pentobarbital, flunitrasepam
4) Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan snagat luas digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya diazepam, klonazepam, seperti pil kb.
5. Patofisiologi
Napza bekerja di dalam tubuh berbeda beda tergantung cara
pemakaiannya,hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Melalui saluran pernapasan
Dihirup melalui hidung (sabu),dihisap sebagai rokok ( ganja). Narkoba
yang masuk ke saluran pernapasan setelah melalui hidung atau
mulut,sampai ke tenggorokan,terus ke bronkus kemudian masuk ke
paru-paru melalui bronkiolus dan berakhir di alveiolus.didalam
alveiolus,butiran “debu” narrkoba itu diserap oleh pembulu darah
kapiler,kemudian dibawa melalui pembulu darah vena ke jantung.dari
jantung,narkoba disebar ke seluruh tubuh.narkoba masuk dan merusak
organ tubuh (hati,ginjal,paru-paru,usus,limpa,otak Dll)
Narkoba yang masuk ke dalam otak merusak sel otak.kerusakan pada sel
otak menyebabkan kelainan pada tubuh(fisik) dan (jiwa mental dan
moral), Dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat,sikap,dan
perilaku.

6
b. Melalui saluran pencernaan
Dimakan atau diminum (ekstasi,psikotropika),narkoba masuk ke dalam
saluran pencernaan setelah melalui mulut, diteruskan ke
kerongkongan,kemuidian masuk ke lambung,dan diteruskan ke usus. Di
dalam usus halus,narkoba dihisap oleh fili usus.kemudian diteruskan
kedalam pembulu darah kapiler lalu masuk ke pembuluh darah
bali,selanjutnya masuk ke hati.dari hati narkoba diteruskan melalui
pembuluh darah ke jantung kemudian menyebar ke seluruh
tubuh.narkoba masuk dan merusak organ-organ tubuh (hati,ginjal,paru-
paru,usus,limpa,otak dll) Narkoba yang masuk ke dalam otak merusak
sel otak.karena fungsi hati dan peranan sel otak,narkoba tersebut
menyebabkan kelainan tubuh dan jiwa.cara pemakaian seperti ini
mendatangkan reaksi setelah penggunaan relatif lama katena jalurnya
yang panjang.
c. Melalui aliran darah
Jalan ini adalah jalan tercepat. Narkoba langsung ke pembuluh darah
vena, terus ke jantung dan seterusnya sama dengan mekanisme melalui
saluran pencernaan dan pernapasan
6. Komplikasi
a. Gangguan otak
b. Gangguan kelainan pada bayi
c. Gangguan resiko terkena kanker
d. Mood disorder
e. Cemas menyeluruh
f. Gangguan penyesuaian
g. Gangguan personaliti
h. Halusinasi visual
i. Gangguan depresi
j. Kebingungan
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi dan rehabilitasi napza terdiri dari :
a. Outpatient (rawat jalan)
b. Inpatient (rawat inap)
c. Residensi (panti/pusat rehabilitasi)
Pendekatan pengobatan untuk penyalahgunaan zat bervariasi menurut
zat, pola penyalahgunaan, tersedianya sistem pendukung dan ciri individual

7
patient. Tujuan utama pengobatan adalah abstinensi zat serta mencari
kesehatan fisik psikiatrik dan psikososial.
Pendekatan dapat dilakukan dengan rawat inap/rawat jalan. Pengobatan
rawat inap diindikasikan pada adanya gejala medis atau psikiatrik yang parah
suatu riwayat gagalnya pengobatan rawat jalan, tidak adanya dukungan
psikososial, atau riwayat penggunaan zat yang parah atau berlangsung lama.
Pada beberapa kasus penggunaan obat psikotropik mungkin diindikasikan
untuk menghalangi pasien menggunakan zat yang disalhgunakan, untuk
menurunkan efek putus zat atau untuk mengobati suatu perkiraan gangguan
psikiatrik dasar kadang-kadang psikotrapi diperlukan.
8. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menentukan pemakaian narkoba pada seorang individu,
pemeriksaan narkoba seringkali dilakukan menggunakamn berbagai spesimen
biologis seperti darah,urin,cairan oral,keringat ataupun rambut
a. Pemeriksaan Urin
Urin merupakan spesimen yang paling sering digunakan untuk
pemeriksaan narkoba rutin karena ketersediaannya dalam jumlah besar
dan memiliki kadar obat dalam jumlah besar sehingga lebih mudah
mendeteksi obat dibandingkan pada spesimen lain.teknologi yang
digunakan pada pemeriksaan narkoba pada urin sudah
berkembang.kelebihan lain spesimen urin adalah pengambilannya yang
tidak infasif dan dapat dilakuka oleh petugas yang bukan medis.urin
merupakan matriks yang stabil dan dapat disimpan beku tanpa merusak
integritasnya.obat-obatan dalam urin biasanya dapat dideteksi sesudah
1-3 hari.kelemahan pemeriksaan urin adalah mudahnya dilakukan
pemalsuan dengan cara substitusi dengan bahan lain maupun diencerkan
sehingga mengacaukan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan narkoba seringkali dibagi menjadi pemeriksaan
skrining dan konfirmatori.pemeriksaan skrining merupakan pemeriksaan
awal pada obat golongan yang besar atau metaboliknya dengan hasil
presumptif positif atau negatif.secara umum pemeriksaan skrining
merupakan pemeriksaan yang cepat,tidak mahal dengan tingkat presisi

8
dan akurasi yang maish dapat diterima,walaupun kurang spesifik dan
dpat menyebabkan hasil positif palsu karena terjadinya reaksi silang
dengan substansi lain dengan struktur kimia yang mirip.pada
pemeriksaan skrining,metode yang sering digunakan adalah
immunoassay dengan prinsip pemeriksaan adalah reaksi anti gen dan
antibodi secara kompetisi.pemeriksaan skrining dapat dilakukan diluar
laboratorium dengan metode onsite strittest maupun didalam
laboratorium dengan metode ELISA (enzime linked immunosorbent
assay).
Pemeriksaan konfirmasi digunakan pada spesimen dengan hasil
positif pada pemeriksaan skrining.pemeriksaan konfirmasi
menggunakan metode yang sangat spesifik untuk menghindari
terjadinya hasil positif palsu.metode kinfirmasi yang sering digunakan
adalah gasch chromatography/mass spectrometry (GC/MS) atau likuid
chromatography/mass spectrometry (GC/MS) yang dapat
mengidentifikasi jenis obat secara spesifik dan tidak dapat bereaksi
silang dengan substansi lain.kekurangan metode konfirmasi adalah
waktu pengerjaannya yang lama membutuhkan keterampilan tinggi serta
biaya pemeriksaan yang tinggi.
b. Rapid test
Dalam pemeriksaan narkoba ada beberapa cara salah satunya dengan
menggunakan rapid tes.rapid tes ini menggunakan strit/stick tes dan card
test :
1) Strip/stick tes
Dalam pemeriksaan strip/stick test tersebut ada yang
menggunakan 3 parameteryaituamphetamine (AMP), morphine
(MOP), marijuana (THC) dan ada yang menggunakan 6 parameter
yaitu amphetamine (AMP),methamphetamie(METH), cocaine
(COC),morphine (MOP),Marijuana(THC) dan benzidiazephine
(BZO).
Strip/stick test ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat dibuat dalam bentuk immunocrotografi kompotitif kualitif yang

9
praktis,tidak memerlukan tenaga trampil dan cepat (hasil dapat
diperoleh dalm 3-10 menit).pada pemeriksaan srit/stick test ini
menggunakan metode immunocromatografi kompotitif kualitif yang
ditandai hasil positif dengan terbentuk hanya 1 garis yaitu pada area
kontrol dan hasil negatif dengan terbentuk dua garis yaitu pada area
kontro dan test dan infaliv apabial terbentuk garis pada test atau garis
tidak terbentuk sama sekali
2) Card test
card test ini sama dilakukan seperti strit/stick test yang sudah
dijelaskan sebelumnya.yang membedakan,jika strik/stick test ini
dicelupkan pada wadah yang sudah di isi dengan urin,sedangkan
pada card test ini urin yang di teteskan pada zona sampel sekitar 3-4
tetes urin
c. Test darah
Selain dilakukan pemeriksaan urin dan rapid test dapat dilakukan
test darah.pada pengguna narkoba,akan didapat hasil SGOT dan SGPT
yang meningkat karena biasanya pemakaian narkoba dalam jangka.
panjang dapat menyebabkan terjadinya epatomegali
d. Sampel rambut
Cara ini dinilai lebih baik dibandingkan test urin untuk memastikan
seorang pecandu narkoba atau tidak.ada beberapa kelebihan dari analisis
rambut bila diabndingkan dengan test urin salah satunya adalah narkoba
dan metabolisme akan berada dalam rambut secara abadi dan mengikuti
pertumbuhan rambut yang berlangsung sekitar 1 inchi/60
hari.sedangkan,kandungan narkobadalam urin segera berkurang dan
menghilang dlam waktu singkat.

B. Konsep Dasar Keperawatan

10
1. Pengkajian
a. Fisik.
Secara keseluruhan, efek masing-masing golongan NAPZA pada
fungsi fisiologis memiliki banyak kesamaan. Data yang mungkin
ditemukan pada klien yang menggunakan NAPZA antara lain : nyeri,
gangguan pola tidur, menurunnya selera makan, konstipasi, diare, perilaku
seks melanggar norma, tidak merawat diri, potensial komplikasi.
b. Emosional.
Perasaan gelisah (takut diketahui), tidak percaya diri, curiga dan tidak
berdaya. Potensial mengalami gangguan mental dan perilaku. Dengan
tambahan gejala-gejala emosional yang terdapat pada masing-masing
NAPZA.
c. Sosial.
Lingkungan sosial yang biasa akrab dengan klien adalah teman
pengguna zat, anggota keluarga lain, pengguna zat di lingkungan sekolah
atau kampus.
d. Intelektual
Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adiktif, perasaan ragu
untuk berhenti, aktivitas sekolah atau kuliah yang menurun sampai
berhenti, pekerjaan terhenti..
e. Spiritual.
Kegiatan keagamaan kurang atau tidak ada, nilai-nilai kebaikan
ditinggalkan karena perubahan perilaku mis., mencuri, berbohong.
f. Keluarga.
Ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan
dan pengurasan ekonomi keluarga oleh klien, komunikasi dan pola asuh
tidak efektif, dukungan moril terhadap klien tidak terpenuhi.

2. Diagnosa Keperawatan

11
a. Nyeri
b. Kekurangan volume cairan
c. Hipertermia
3. Intervensi
a. Nyeri
1) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
2) Evaluasi kefektifan kontrol nyeri
3) Observasi ketidaknyamanan
4) Lakukan pengkajian nyeri secara komporehensif
5) Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
b. Kekurangan volume cairan
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2) Monitor masukan makanan
3) Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
4) Dorng keluarga untuk membantu pasien makan
5) Kolaborasi pemberian IV
c. Hipertermia
1) Monitor suhu sesering mungkin
2) Monitor warna dan suhu kulit
3) Monitor TTV
4) Monitor penurunan tingkat kesadaran
5) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
6) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
7) Kolaborasi pemberian cairan intravena
4. Evaluasi
Evaluasi penyalahgunaan napza tergantung pada penanganan yang
dilakukan perawat terhadap klien dengan mengacu kepeada tujuan khusus
yang ingin dicapai. Sebaiknya perawat dan klien bersama-sama melakukan

12
evaluasi terhadap keberhasilan yang telah dicapai dan tidak lanjut yang
diharapkan untuk dilakukan selanjutnya.
5. Pendidikan Kesehatan
Napza merupakan sesuatu yang harus dihindari, karena napza dapat
merusak organ tubuh kita seperti hati, ginjal dll. Napza juga dapat
menghancurkan prestasi kita serta nama baik keluarga.

13
BAB III
CONTOH KASUS
A. Pengkajian
Tn.MY,usia 44 tahun,pekerjaan tukang semir dirawat di Ruang
penyakit dalam dengan keluhan utama Nyeri perut,tidak ada nafsu makan
dan mencret berbusa.keluar mencret sudah dirasakan 3 bulan yang
lalu,malam keringat dingin dan kadang demam.pasien pernah di rawat di RS
dengan penyakit menderita lever sejak 2 tahun yang lalu.Tn,MY. Akhirnya
ditangkap oleh polisi dan dimasukan ke LP.hasil pemeriksaan fisik : TD
(140/90 mmHg),nadi 120X/menit,suhu 390c,RR 22x/menit ,konjungtifa
anemis, ada bau mulut,lidah bercak putih ,tidak hiperemik,tidak ada
peradangan pada faring,tidak ada asites,palpasi hati dan limfa tidak
membesar, ada nyeri tekan,perkusi bunyi redup,bising usus 12x/menit ,kulit
keriput,pucat dan akral hangat.pemeriksaan diagnostik: menggunakan
metode imunokromatografi dan ELISA.
1. Identitas pasien
Nama : Tn.MY
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Tukang semir
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat : Jl. Melati
2. Alasan masuk rumah sakit
a. Alasan dirawat : menncret dirasakan selama 3 bulan yang lalu, malam
keringat dingin dan kadang demam
b. Keluhan utama : nyeri perut, tidak ada nafsu makan dan mencret berbusa
c. Riwayat kesehatan

14
1) Riwayat kesehatan sebelumnya : Pernah dirawat di RS dengan
penyakit menderita lever sejak 2 tahun yang lalu
2) Riwyat kesehatan sekarang : 2 tahun ini mengonsumsi putaw dengan
cara suntik
3) Riwayta kesehatan keluarga : tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
d. Pemeriksaan fisik : TD (140/90 mmHg), nadi (120x/menit), suhu (39 0C),
RR 22x/menit, konjungtiva anemis, ada bau mulut, lidah bercak putih,
tidak hiperemik, tidak ada peradangan pada faring, tidak ada asites,
palpasi hati dan limfa membesar, ada nyeri tekan, perkusi bunyi redup,
bising usus 12x/mnt, kulit keriput, pucat, akral hangat.
e. Pemeriksaan diagnostik : menggunakan metode imunokromatografi dan
ELISA

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyalahgunaan napza adalah penggunaan zat secara terus menerus
bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan
kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya
merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan
zat.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, bail alamia maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.

B. Saran
Kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya sadar akan pentingnya
bahaya narkoba di lingkungan sekitar kita. Memahami dan mendalami ilmu
pengetahuan yang cukup tentang bahaya narkoba. Adanya penyuluhan yang
dilakukan oleh pihak-pihak terkait mengenai bahaya narkoba dalam
kehidupan sehari-hari kepada masyarakat luas, agar upaya penanggulangan
penyalahgunaan narkoba dapat dilaksanakan dalam tugas bersama.
Kesadaran untuk menjahui barang-barang haram narkoba.

16

Anda mungkin juga menyukai