Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


OLIGOHIDRAMNION

Disususn untuk memenuhi tugas laporan individu praktek profesi ners departemen
maternitas di ruangan poli hamil RSUD Sidoarjo

Oleh:

Nama : Aurelia Ningsi Lero

NIM : 2209.14901.367

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


OLIGOHIDRAMNION DI RUANGAN MNE RSUD SIDOARJO

DISUSUN OLEH:

MARIA IMELDA BULU

2209.14901.385

Disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana Praktik

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Oligohidramnion adalah air ketuban kurang dari 500 cc. Oligohidramnion
kurang baik untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh
perlekatan antara janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding
rahim.
Jika produksinya semakin berkurang, disebabkan beberapa hal diantaranya:
insufisiensi plasenta, kehamilan postterm, gangguan organ perkemihan-ginjal, janin
terlalau banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air
ketuban intrauteri “oligohidramnion” dengan kriteria: Jumlah kurang dari 500 cc,
Kental, Bercampur mekonium.

B. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa
keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan
obsrtuksi saluran traktus urinarius janin atau renal agenesis (Walyani, 2017).
Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara
bermakna dibandingan yang diharapkan pada usiagestasi tersebut. Penyebab
oligohidramnion adalah absorpsi atau kehilangan cairan yang meningkat ketuban
pecah dini menyebabkan 50 % kasus oligohidramnion, penurunan produksi cairan
amnion yakni kelainan ginjal kongenital akan menurunkan keluaran ginjal janin
obstruksi pintu keluar kandung kemih atau uretra akan menurunkan keluaran urin
dengan cara sama. Sebab oligohidramnion secara primer karena pertumbuhan
amnion yang kurang baik, sedangkan secara sekunder yaitu ketuban pecah dini.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan
oligohidramnion adalahtekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada
plasenta. Serangkaian pengobatan yangdilakukan untuk menangani tekanan darah
tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting enxyme inhibitor (mis
captopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkanoligohydramnion parah dan
kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darahtinggi yang kronis
seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan
sebelummerencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka
tetap terawasi baikdan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama
kehamilan mereka.
C. Tanda dan Gejala
1. Uterus akan tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan jenin
3. Sering berakhir dengan partus prematurus
4. DJJ sudah terdengar pada bulan ke lima dan lebih jelas
5. Persalinan lebih lama dari biasanya
6. Sewaktu his akan sangat sakit
7. Bila ketuban pecah air ketubahn sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar

D. Pathofisiologi
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan
dengan adanya sindrom potter dan fenotip potter dimana sindrom potter dan fenotip
potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubngan dengan gagal ginjal
bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru
lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion
menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari
dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah potter). Selain itu,
karena ruangan di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal
atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru
(paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir paru-paru tidak berfungsi sebagai
mestinya. Pada sindrom potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan,
baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena
penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
E. Pathway

Oligohidramnion

Cairan ketuban <500 cc

Bayi bergerak dengan Risiko cedera Air ketuban yang terlalu


susah pada janin sedikit indikasi SC

Nyeri akut
Cemas

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu
sedikit atau terlalu banyak. Umumnya dokter akan mengukur ketinggian cairan dalam
4 kuadran di dalam rahun dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama
Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang diukur
kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika
jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm ibu akan didiagnosa mengalami
polihydramnion.

G. Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan pada
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak baik.
Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion,
oleh karena itu persalinan dengan Sectio Caesarea merupakan pilihan terbaik pada
kasus oligohidramnion (Khumaira, 2012).
Penatalaksanaan pada ibu dengan oligohidramnion yaitu:
1. Tirah baring,
2. Hidrasi dengan kecukupan cairan,
3. Perbaikan nutrisi,
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin),
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion Pathway
oligohidramnion
H. Manifestasi klinis oligohidramnion
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengarlebih
jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yangkeluar.

I. Komplikasi
Komplikasi oligohidramnion dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Dari sudut maternal
Komplikasi oligohidramnion pada maternal tidak ada kecuali akibat persalinannya
oleh karena:
a. Sebagian persalinannya dilakukannya dengan induksi
b. Persalinan dilakukan dengan tindakan secsio sesaria dengan demikian
komplikasi maternal adalah trias komplikasi persalinan dengan tindakan
perdarahan, infeksi, dan perlukaan jalan lahir.
2. Komplikasi terhadap janinya
a. Oligohidramnionnya menyebabkan tekanan langsung terhadapat janinnya:
1) Deformitas janin adalah:
a) Leher terlalu menekuk-miring
b) Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
c) Deformitas ekstermitas
d) Talipes kaki terpelintir keluar
2) Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress
3) Fetal distress menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan
dikeluarkannya mekonium semakin mengentalkan air ketuban
a) Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi
kesulitan bernapas karena paru-paru mengalami hipoplasia sampai
atelektase paru
b) Sirkulus yang sulit diatasinya ini akhirnya menyebabkan kematian
janin intrauterin
b. Amniotic band
Karena sedikitnya air ketuban, dapat menyebabkan terjadinya hubungan
langsung antara membran dengan janin sehingga dapat menimbulkan
gangguan tumbuh kembang janin intrauterin. Dapat dijumpai ektermitas
terputus oleh karena hubungan atau ikatan dengan membrannya.

J. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Kaji identitas pasien dengan meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, bahasa, tanggal MRS, No registrasi.
b. Keluhan utama
Umumnya hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan
seperti nyeri pada area jalan lahir, pusing dan sakit kepala, masih sulit
melakukan aktivitas dan latihan, sehingga aktivitas terbatas.
c. Riwayat kesehatan saat ini
Menceritakan keadaan pasien saat dilakukan pengkajian, pada pasien
dengan nyeri pada area jalan lahir, pusing dan sakit kepala, masih sulit
melakukan aktivitas dan latihan, sehingga aktivitas terbatas.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Umur manarche pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, haid pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus,
riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
e. Riwayat alergi
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi obat, makanan, minuman,
dan lain-lain.

f. Riwayat penyakit keturunan


Dikaji apakah anggota dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit
keturunan secara genetik, menular, kelainan kongenital atau gangguan
kejiwaan yang perna diderita oleh keluarga.
g. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang diperlukan/diinginkan
(kerja dan kesenangan) dan untuk dapat tidur/instirahat.
2) Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk
memenuhi kebutuhan seluler.
3) Integritas ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan ketrampilan dan
perilaku untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.
4) Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa
5) Makanan/cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunaan nutrien
dan cairan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
6) Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
7) Neurosensori
Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap
isyarat internal dan eksternal
8) Nyeri/ketidaknyamanan
Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal untuk
mempertahankan kenyamanan
9) Pernapasan
Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk
memenuhi kebutuhan fisiologi
10) Keamanan
Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan
pertumbuhan, aman.
11) Seksualitas
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau
peran wanita

12) Interaksi sosial


Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan
13) Belajar/mengajar
Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi untuk
mencapai gaya hidup yang sehat/kesejahteraan optimal.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan cedera traumatis (agen cedera biologis).
(D.0077)
b. Risiko cedera pada bayi berhubungan dengan masalah kontraksi (nyeri pada
abdomen). (D.0138)
c. Ansietas berhubungan dengan tahap tumbuh kembang (kurang informasi).
(D.0080)
3. Intervensi

No SDKI SLKI SIKI


1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (SIKI: 1.08238)
dengan cedera traumatis keperawatan selama 1x24 jam Observasi
(agen cedera biologis). diharapkan nyeri berkurang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
(D.0077) dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas,
Tingkat nyeri (L.08066) intensitas nyeri.
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identivikasi respon nyeri non
3. Frekuensi nadi membaik verbal
4. Identifikasi faktor pemberat dan
memperingan nyeri.
5. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup.
6. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
7. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
8. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, terapi
pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin)
9. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
10. Fasilitasi istirahat dan tidur
11. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
12. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
13. Jelaskan strategi meredahkan
nyeri
14. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
15. Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
16. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
17. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Risiko cedera pada bayi Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Denyut Jantung Janin
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam (1.02056)
masalah kontraksi (nyeri diharapkan risiko cedera Observasi
pada abdomen). (D.0138) berkurang dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi status obstetrik
Tingkat cedera (L.14136) 2. Identifikasi riwayat obstetrik
1. Kejadian cedera menurun 3. Identifikasi adanya penggunaan
2. Luka/lecet menurun obat, diet dan merokok
3. Gangguan mobilitas 4. Identifikasi pemeriksaan
menurun kehamilan sebelumnya
5. Periksa denyut jantung janin
selama 1 menit
6. Monitor denyut jantung janin
7. Monitor tanda vital ibu
Terapeutik
8. Atur posisi pasien
9. Lakukan manuver leopoid untuk
menentukan posisi janin
Edukasi
10. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemamtauan
11. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Keluarga
dengan tahap tumbuh keperawatan selama 1x24 jam Merencanakan Perawatan
kembang (kurang informasi). diharapkan cemas berkurang (1.13477)
(D.0080) dengan kriteria hasil: Observasi
Tindak ansietas (L.09093) 1. Identifikasi kebutuhan dan
1. Verbalisasi kebingungan harapan keluarga tentang
menurun kesehatan
2. Verbalisasi khawatir 2. Identifikasi konsekuensi tidak
akibat kondisi yang melakukan tindakan bersama
dihadapi menurun keluarga
3. Perilaku gelisa menurun 3. Identifikasi sumber-sumber
4. Perilaku tegang menurun yang dimiliki keluarga
5. Konsentrasi membaik 4. Identifikasi tindakan yang
6. Pola tidur membaik dapat dilakukan keluarga
Terapeutik
5. Motivasi pengembangan sikap
dan emosi yang mendukung
upaya kesehatan
6. Gunakan sarana dan fasilitas
yang ada dalam keluarga
7. Ciptakan perubahan
lingkungan secara optimal
Edukasi
8. Informasikan fasilitas
kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga
9. Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada
10. Anjurkan cara perawatan yang
bisa dilakukan keluarga
4. Implementasi
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mncapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan
pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

5. Evaluasi
Tindakan intelektual yang melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada
akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap
proses keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai