1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir
kurang dari 2500 gram yang merupakan hasil dari kelahiran prematur
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir. Bayi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi. Bayi
BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia
(Wong, 2018).
rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang
2. Patofisiologi
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan
berkurang.
Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Ibu hamil umumnya mengalami
deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada
janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR. Hal
Pathways
Faktor janin Faktor ibu Faktor lingkungan
Faktor plasenta
Kelainan kromosom Penyakit ,usia ibu Tempat tinggal di dataran tinggi.
Hidramnion Plasenta previa Solutio plasenta
Infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan) Keadaan gizi ibu Terkena radiasi, serta terpapar zat berac
Gawat janin Kondisi ibu saat hamil
Keadaan sosial dan ekonomi
Kehamilan kembar
BBLR
a. Faktor ibu
1) Penyakit
2) Ibu
dari 1 tahun).
b. Faktor janin
kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta
d. Faktor lingkungan
4. Manifestasi klinis
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
amat sedikit.
miyora.
5. Pemeriksaan diagnostik
1) pH : 7,35-7,45
Bilirubin normal:
komplikasi.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu
diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen,
a. Pengaturan suhu
Merupakan cara pemberian perawatan pada bayi dengan dimasukkan kedalam alat yang
berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal.
c. Makanan bayi
Pada bayi premature reflex hisap, telan dan batuk belum sempuran, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan
protein 3-5 g/hari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-
baiknya.
d. Pemberian vitamin K1
2) Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6
e. Teraphi intravena
Bayi dengan berat kurang dari 1.500 gram dan mendapat suplementasi cairan intravena
yang mengandung nitrogen akan menaikkan beratnya kembali dan serangan apneu pun
berkurang. Tambahan berat, panjang dan lingkar kepala seperti yang terjadi dalam kandungan
dapat dicapai dengan memberikan campuran hidrolisat protein, glukosa, dan intralipid secara
f. Oksigenasi
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat
tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30-35% dengan
menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan (Atikah,
2020).
g. Fototeraphy
1) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8 jam atau dapat diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
2) USG kepala (Atikah, 2020).
interseluler, berarti bertambah arti sebagian atau keseluruhan. Sehingga dapat diukur
ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks..
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selain faktor genetik dan
lingkungan adalah terpenuhinya kebutuhan zat gizi. Kecukupan zat gizi seseorang
berbeda tergantung pada umur, aktifitas, ukuran tubuh, keadaan fisiologis, derajat
pertumbuhan, dan kebutuhan energi yang ditentukan untuk metabolik dasar (Sutiari,
2016).
Menurut Rafael (2016) anak yang lahir dengan status BBLR nantinya akan
cenderung mengalami gangguan fungsi otak, gangguan kesehatan mental, serta
masalah-masalah perkembangan dan perilaku lainnya. Kekurangan gizi pada masa
anak hingga umur dua tahun dapat mengakibatkan sel otak berkurang 15-20%
sehingga anak ang demikian kelak dikemudian hari akan menjadi manusia dengan
kualitas otak 80-85%, terganggunya perkembangan mental dan kemampuan motorik
bahkan dapat mengakibatkan cacat permanen (Sunarti, 2014).
8. Konsep Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2014). Perawatan anak di rumah sakit tidak hanya
menimbulkan masalah bagi anak, tetapi juga bagi orang tua. Berbagai macam perasaan muncul
pada orang tua yaitu, takut, rasa bersalah, stress dan cemas. Stressor lain yang sangat
menyebabkan orang tua stres adalah mendapatkan informasi buruk tentang diagnosis medik
anaknya, perawatan yang tidak direncanakan dan pengalaman perawatan di rumah sakit
sebelumnya yang dirasakan menimbulkan trauma (Supartini, 2014). Untuk itu, perasaan orang
tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang tua merasa stres, hal ini akan menyebabkan anak
semakin stres berada di rumah sakit (Supartini, 2014).
B. Konsep asuhan keperawatan pada BBLR
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
professional.
1. Prenatal
Keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil, usia kehamilan (preterm, aterm,
2. Natal
Tindakan persalinan (normal atau Caesar), tempat bersalin, obat-obatan yang digunakan.
3. Post natal
Kondisi kesehatan, apgar score, Berat badan lahir, Panjang badan lahir, anomaly kongenital.
7. Allergi
Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman, produk rumah tangga.
8. Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama.
1. Munculnya keluhan
2. Karakteristik
Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi, timing (terus menerus/intermiten,
C. Diagnosa keperawatan
3. Defisit Nutrisi.
kebutuhan metabolisme.
4. Resiko infeksi.
(SLKI, 2018)
1 Pola Napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.Pantau tingkat pernapasan,
efektif selama 3x24 jam, diharapkan pasien kedalaman, dan kemudahan bernafas.
funsi pernapasan.
(pernafasan).
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
(SLKI)
badan.
tanda-tanda dehidrasi.
gizi).
5. Monitor kalori dan intake nutrisi.
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
4 Resiko infeksi 1. Pengetahuan: Kontrol 1.Kaji adanya fluktuasi suhu tubuh,
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Muthayya. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir. Jakarta : Medica Publisher
Wong. (2018). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : EGC
Nelson. (2020). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Garuda Jaya
Proverawati dan Ismawati. (2020). Asuhan Keperawatan bayi dan Balita. Jakarta : EGC
Pantiawati. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Yogyakarta : PT Gariu
Atikah. (2020). Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta : EGC
Sutiari. (2016). Asuhan Anak Yang Beresiko Tinggi. Jakarta : Intima Medika
Rafael. (2016). Asuhan Keperawatan Pediatri. Yogyakarta : PT Ilmu Sentral
Sunarti. (2014). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Supartini. (2014). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Media Publish
WHO. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC