PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
meningkat dari 7,5% (2 juta kelahiran) menjadi 8,6% (2,2 juta kelahiran) di
tinggi, seperti India (30%), Afrika Selatan (15%), Sudan (31%) dan Malaysia
2009 dan angka ini menyebabkan Indonesia termasuk dalam peringkat kelima
sejak tahun 1991 yaitu sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 34 per
1.000 kelahiran hidup menurut SDKI 2007. 3 Namun, angka tersebut masih
target untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2015
1
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi sebesar 25% pada tahun 2011
ibu dan bayi.5 Kelahiran prematur dapat disebabkan karena adanya masalah
kesehatan pada ibu hamil maupun pada janin itu sendiri yang merupakan
faktor risiko dari terjadinya kelahiran prematur. Ibu dan anak yang dilahirkan
secara mental dan fisik untuk melakukan persalinan, sedangkan pada bayi
banyaknya organ tubuh yang belum dapat bekerja secara sempurna. Hal ini
adanya sumber dan target tersebut, maka pada penelitian ini dimaksudkan
2
BAB II
A. DEFINISI
Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram. Bayi prematur adalah neonatus dengan Berat Badan Lahir pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gram (Tanto, 2014). Dalam hal ini dibedakan
menjadi:
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
B. KLASIFIKASI
4) Biasanya normal
muncul
3
b. Bayi Prematur Sedang
1) 31 mg – 36 gestasi
parah, kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak.
1) 24 mg – 30 mg gestasi
2) 500 gr – 1400 gr
4) Masalah : semua
5) Penampilan: Kecil tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis, kedua mata
C. ETIOLOGI
1. Demografi
a. Insidens bertambah
4
2) Status sosial ekonomi yang rendah
hitam.
1) Merokok
3. Riwayat Reproduksi
berlangsung.
4. Anomali uterus
prematurus.
Berat badan yang rendah atau kenaikan berat badan yang sedikit bisa
meningkatkan resiko.
5
6. Anemia
junction.
a. Kehamilan ganda
b. Polihramnnion
c. Hipotensi tiba-tiba
a. Kehamilan ganda
b. Kelainan kromosom
d. KPD
6
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal
b. Radiasi
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang
pada ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan.
Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus dan
Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan
masa gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi
7
Faktor Ibu Faktor Plasenta Faktor Janin
Persalinan Preterm/Prematur
Risiko infeksi
Dehidrasi Kehilangan Respon Menggigil Gangguan
Panas Pertukaran gas
8
E. MANIFESTASI KLINIS
tangan.
9. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
14. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan seringmengalami
serangan apnae.
15. Reflek tonus lemah, reflek menghisap dan menelan serta reflek batul
belum sempurna.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
9
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar
a. Hb (Hemoglobin)
b. Ht (Hematokrit)
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
d. Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000
– 225.000/ mm³.
e. Trombosit
Adalah 14 – 27 mEq/ L
h. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
10
k. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
F. KOMPLIKASI
darah.
G. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk
a. Pengaturan suhu
11
dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan
perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
bayi tetap normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu
tidur bayi dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak
12
pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat
premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan
bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi
prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi
peristaltik lambat.
memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI
13
perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa
lambung.
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi)
sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 –
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah
sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia
14
dilakukan setiap sebelum pemberian minum berikutnya. Pada
umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu
pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram kurang
mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari –
(orogastrik intubation).
d. Mencegah infeksi
15
silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang
telah disediakan
e. Minum cukup
pipet.
f. Memberikan sentuhan
16
penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada
g. Membantu beradaptasi
suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah
patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan
17
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah
tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan
BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera
membawanya ke dokter.
18
H. PENGATURAN SUHU
sesuai dengan berat badan bayi. Berat badan di bawah 2000 gram
beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi dapat dengan
dengan kain dan disampingnya diletakkan botol yang berisi air panas,
19
coklat yang terletak diantara scapula, axila, mediastinum dan sekitar ginjal.
Hipoksia mencegah produksi panas dari lemak coklat (Morgan HAH,1993)
1) Peranan Hipotalamus
20
2) Pengatur panas
Pengatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya
keseimbangan antara panas yang hilang melalui lingkungan, dan produksi
panas. Kedua proses ini aktifitasnya diatur oleh susunan saraf pusat yaitu
hipotalamus.
Pada saat kelahiran, bayi mengalami perubahan dari lingkungan intra
uterin yang hangat ke lingkungan ekstra uterin ynag relatif lebih dingin.
Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu tubuh 2o-3oC, terutama
hilangnya panas karena evaporasi atau penguapan cairan ketuban pada
kulit bayi yang tidak segera dikeringkan. Kondisi tersebut akan memacu
tubuh menjadi dingin yang akan menyebabkan respon metabolisme dan
produksi panas.Pengaturan panas pada bayi baru lahir berhubungan
dengan metabolisme dan penggunaan oksigen.
Bayi cukup bulan dalam keadaan tanpa pakaian dapat bertahan pada
suhu lingkungan sekitar 32-34oC. Sedangkan batas pada orang dewasa 26-
28oC. Oleh karena itu bayi baru lahir normal memerlukan suhu
lingkungan yang lebih hangat dan suhu lingkungan tersebut harus
dipelihara dengan baik.
Pada bayi baru lahir lemak subkutannya lebih sedikit dan epidermis
lebih tipis dibandingkan pada orang dewasa. Pembuluh darah pada bayi
sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan semua ini
dibawah pengaruh hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu.
Kelenturan pada tubuh bayi menurun pada daerah permukaan sehingga
akan mempercepat hilangnya panas. Hal tersebut dipengaruhi panjang
badan bayi, perbandingan permukaan utbuh dengan berat badan dari usia
bayi, yang semua ini dapat mempengaruhi batas suhu normal. Pada bayi
dengan berat badan lahir rendah(BBLR) jaringanadiposa sedikit dan
kelenturan menurun sehingga memerlukan suhu lingkungan yang lebih
panas untuk mencapai suhu yang normal.
Jika suhu lingkungan turun dibawah suhu yang rendah, bayi akan
merespon dengan meningkatkan oksigen danmemperbesar metabolisme
21
sehingga akan meningkatkan produksi panas.Bila bayi berada ditempat
terbuka dengan lingkugan yang dingin dapat menyebabkan habisnya
cadangan glikogen dan menyebabkan asidosis.
3) Produksi Panas Atau Thermogenesis
Ditempat yang terbuka dan lingkungan yang dingin bayi baru lahir
memerlukan penambahan panas.Bayi mempunyai mekanisme fisiologi
untuk meningkatkan produksi panas dipengaruhi oleh karena :
Meningkatnya Metabolisme Rate, Aktifitas otot dan Thermogenesis
Kimiawi :
a. Basal Metabolisme Rate
Basal metabolisme rate adalah jumlah energi yang digunakan
tubuh selama istirahat mutlak dan keadaan sadar.Pada bayi baru lahir,
gerakan tubuh, menggigil merupakan mekanisme penting untuk
memproduksi panas. Gerakan menggigil terjadi ketika reseptor kulit
menurun pada suhu lingkungan yang dingin, dan kondisi tersebut
akan diteruskan kesusunan saraf pusat yang akan menstimuli sistem
saraf simpatis untuk menggunakan cadangan lemak coklat, yang
merupakan sumber panas yang utama untuk mengatasi stres dingin.
Pelepasan norephineprin oleh kelenjar adrenal dan saraf lokal
berakhir pada lemak coklat yang menyebabkan trigliserid dapat
dimetabolisme menjadi gliserol dan fatty acid (asam lemak). Oksidasi
asam lemak ini meningkatkan produksi panas. Jika suplai lemak
coklat habis maka respon metabolisme terhadap keadaan dingin akan
berkurang.
Oksidasi asam lemak pada bayi tergantung dari tersedianya
oksigen, glukosa, Adenosin Tri Phospat (ATP) dan kemampuan bayi
untuk mengubah menjadi panas.Kemampuan bayi untuk
menghasilkan oanas dapat berubah pada keadaan patologis seperti
hipoksia, asidosis, dan hipoglikemi.
22
b. Aktifitas otot
Menggigil adalah bentuk dari aktifitas otot yang disebabkan karena
suhu yang dingin. Produksi panas terjadi melalui peningkatan
metabolisme rate dan aktifitas otot. Jika bayi tidak menggigil berarti
metabolisme rate pada bayi sudah cukup.
c. Thermogenesis Kimiawi
Disebabkan karena pelepasan norephineprin dan ephineprin oleh
rangsang saraf simpatis.
4) Aliran Darah Ke Kulit
Kecepatan aliran darah yang tinggi menyebabkan konduksi panas
yang disalurkan dari inti tubuh ke kulit sangat efisien. Efek aliran darah
kulit pada konduksi panas dari inti tubuh permukaan kulit menggambarkan
peningktan konduksi panas hampir delapan kali lipat. Oleh karena itu
“Kulit merupakan sistem pengatur radiator panas yang efektif “, dan aliran
darah ke kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling efektif
dari inti tubuh ke kulit.
Dengan meletakan bayi telungkup didada ibu akan terjadi kontak
kulit langsung ibu dan bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan
karena ibu merupakan sumber panas yang baik bagi bayi.
5) Respon Bayi Terhadap Hipotermi
Pada saat suhu kulit mulai turun, thermoreseptor menyebarkan impuls
kesusunan saraf pusat, distimulir sistem saraf simpatis, norephineprin
dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan saraf setempat yang berakhir dengan
lemak coklat dimetabolisme untuk memproduksi panas.
I. BALLAC SKORT
Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini
tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam
23
hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria
a. Maturitas Fisik
1. Kulit
karena itu, kulit akan mengering dan menjadi kusut dan mungkin akan
24
timbul ruam.Pada jangka panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Pada orang dewasa,
kulit tidak memiliki lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24
sampai 25 dan biasanya muncul terutama di bahu dan punggung atas, pada
karena posisi janin yang tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi
tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo
yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo pada daerah atas
J.
25
3. Garis Telapak Kaki
berhubungan dengan fleksi kaki di rahim, tetapi bisa juga karena dehidrasi
kulit. Bayi non-kulit putih telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit
pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk ini. Di sisi lain
tertunda. Oleh karena itu, biasanya tidak ada berdasarkan diatas atau di
bawah perkiraan usia kehamilan karena ras ketika total skor dilakukan.
Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki.
kaki atau jarak jari dan tumit. Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki
bayi pada pita pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke
ujung jari kaki yang besar. Untuk jarak kurang dari 40 mm, skor (-2) ;
4. Payudara
tumbuh dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada
status gizi janin. pemeriksa catatan ukuran areola dan ada atau tidak
26
adanya stippling (perkembangan papila dari Montgomery). Palpasi
sesuai pada lembar skor. Kurang dan lebih gizi janin dapat mempengaruhi
variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu
ekstrauterin.
5. Mata / Telinga
mencatat kecepatan pinna dilipat dan kembali menjauh dari wajah ketika
perkembangancartilago.
Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika
meletakan ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan bawah, dengan
kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan dapat memisahkan
fisura palpebra walaupun dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa
akan memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau
27
keduanya akan sebagian dipisahkan oleh traksi ujung jari pemeriksa.
skor (-2) untuk sedikit menyatu, atau (-1) untuk longgar atau kelopak mata
luas dalam status fusi kelopak mata pada individu pada usia kehamilan
tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh faktor-
K.
L.
7. Genitalia Pria
Testis janin mulai turun dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum
yang biasanya baru memasuki skrotum pada minggu ke-32. Pada saat
testis turun, kulit skrotum mengental dan membentuk rugae lebih banyak.
8. Genitalia Wanita
klitoris dan labia minora menonjol. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan
28
klitoris yang datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai kelamin
klitoris dan labia minora surut dan akhirnya diselimuti oleh labia majora
yang makin besar. Labia mayora mengandung lemak dan ukuran mereka
mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris dan labia minora relatif
menonjol. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang diamati, karena skor
yang lebih rendah pada item ini atau pertumbuhan janin terhambat dapat
M.
N.
b. Maturitas Neuromuskuler
29
Penjelasan :
1. Postur
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan
gerak otot meningkat secara bertahap mulai dari fleksor pasif yang
santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang santai, manipulasi lembut
bayi.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berikan tekanan lembut pada dorsum
tangan, dekat jari-jari. Sudut yang dihasilkan antara telapak tangan dan lengan
30
5. Gerakan lengan membalik
Manuver ini berfokus pada gerakan fleksor pasif otot bisep dimana akan
tangan bayi dan pemeriksa membuat lengan bayi dalm posisi fleksi, sesaat
kemudian lepaskan. Sudut mundur lengan saat kembali dicatat, dan dipilih
pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan
pengembalian lengan.
O.
6. Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan gerakan fleksor pasif sendi lutut dengan
posisi bayi berbaring telentang, kemudian paha ditempatkan lembut pada perut
bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini,
paha dengan tangan lainnya. Jangan berikan tekanan pada paha belakang.
Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi. Pada beberapa bayi,
kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini. Pada titik ini
terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur.
Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti
31
mengganggu kehamilan sungsang dengan ini manuver untuk 24 sampai 48
harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang sama
dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.
Manuver ini dilakukan dengan mengukur gerakan pasif fleksor bahu. Bayi
untuk garis tengah dan meletakan tangan bayi di dada bagian atas dengan
satu tangan. Ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa kemudian mendorong siku ke arah dada. Titik pada dada saat
kontralateral (1); prosesus xyphoid (2); papila mamae ipsilateral (3), dan
32
8. Tumit ke Telinga
Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi
telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi dan tarik
posterior dan lokasi dari tumit saat resistensi yang signifikan. Batasnya
adalah: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); papila mamae (2); daerah pusar
P.
Q.
b. Hasil Pemeriksaan
gestasinya.
33
SKOR MINGGU
-10 20
-5 22
0 24
5 26
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44
34
BAB II
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Pada kelahiran premature dirasakan bayi lahir berat badan kurang dari
2500 gram sesuai umur kehamilan. Sedangkan pada dismatur berat bayi
lahir kurang dari 2500 gram tetapi tidak sesuai umur kehamilan. Pada
pembuluh darah, penyakit paru dan penyakit gula, infeksi dalam rahim.
4. Riwayat Obstetric
35
5. Pola Aktivitas Sehari-hari
Kaji apakah ibu merokok atau minum alkohol, sebab rokok dan alkohol
badan rendah.
6. Pemeriksaan Fisik
Nadi apical mungkin cepat atau tidak teratur dalam batas normal 120
7. Pernapasan
36
8. Neurologis
9. Pencernaan
10. Imonologi
belum baik.
nutrien.
37
4. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan disfungsi intestinal.
38
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak Pola nafas membaik 1. Pantau tingkat pernapasan, 1. Membantu dalam membedakan
kedalaman, dan kemudahan periode perputaran pernapasan
efektif berhubungan
bernafas. normal dari serangan apnetik sejati,
dengan imaturitas
terutama sering terjadi pada gestasi
neurologi. minggu ke-30.
2. Monitor Tekanan darah, nadi, 2. Memantau vital sign pasien
suhu, dan respiration rate
(pernafasan).
3. Perhatikan pola nafas pasien 3. Mengetahui jika terdapat tanda-
tanda yang menyebabkan dispneu.
4. Tentukan apakah pasien 4. Studi menemukan bahwa ketika
dispneu fisiologis atau penyebabnya adalah fisiologis
39
psikologis. memiliki tanda gejala kecemasan
dan kesemutan pada extremitas,
sedangkan bila dipsneu itu
psikologisl tanda gejalanya terkait,
batuk, dahak, dan palpitasi.
5. Berikan terapi oksigenasi (Atur 5. Perbaikan kadar oksigen dan
peralatan oksigenasi, monitor karbondioksida dapat
aliran oksigen, pertahankan meningkatkan fungsi pernapasan.
posisi pasien).
2. Defisit nutrisi 1. Kaji maturitas refleks 1. Menentukan metode pemberian
berkenaan dengan pemberian makan yang tepat untuk bayi.
berhubungan dengan
makan (misalnya : mengisap,
ketidakmampuan
menelan, dan batuk)
mengabsorbsi nutrien. 2. Kaji berat badan dengan 2. Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap derajat dan resiko terhadap pola
hari, kemudian pertumbuhan. Bayi SGA dengan
dokumentasikan pada grafik kelebihan cairan ekstrasel
pertumbuhan bayi. kemungkinan kehilangan 15% BB
lahir. Bayi SGA mungkin telah
40
mengalami penurunan berat badan
dealam uterus atau mengalami
penurunan simpanan
lemak/glikogen.
3. Pantau masukan dan 3. Memberikan informasi tentang
pengeluaran. Hitung konsumsi masukan aktual dalam
kalori dan elektrolit setiap hari hubungannya dengan perkiraan
kebutuhan untuk digunakan dalam
penyesuaian diet.
4. Kaji kulit apakah kering, 4. untuk mengetahui adanya tanda-
turgor kulit dan perubahan tanda dehidrasi.
pigmentasi.
5. Kolaborasi pemberian nutrisi 5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
parenteral (sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi).
3. Hipotermia Hipotermia 1. Observasi suhu tubuh pada 1.Hipotermi membuat bayi cenderung
awal pengahangatan tiap 15 pada stress dingin, penghangatan
berhubungan dengan membaik
menit. terlalu cepat akan menyebabkan
41
malnutrisi, kekurangan apnea.
2. Tempatkan bayi pada 2.Mempertahankan lingkungan
lemak subkutan.
penghangat (inkubator). termonetral, membantu mencegah
stress dingin.
42
dinas. sementara keutuhan terapi cairan
kira-kira 80-100 cc /kg / hari pada
hari pertama dan meningkat 120-140
cc/ kg/ hari pada hari ketiga.
4. Meminimalkan kehilangan 4. Bayi praterm kehilangan cairan
cairan yang tidak kasatmata dalam jumlah besar melalui kulit,
melalui penggunaan pakaian, karena pembuluh darah dekat dengan
suhu termonetral, permukaan dan kadar lapisan lemak
mengahangatkan atau berkurang atau tidak ada.
melembabkan oksigen.
5. Evaluasi turgor kulit, 5. Cadangan cairan dibatasi pada bayi
membran mukosa, keadaan praterm, kehilangan cairan yang
fontanel anterior. minimal dapat dengan cepat
menimbulkan dehidrasi.
6. Berikan infuse panenteral 6. Penggantian cairan menambah
dalam jumlah lebih besar dari volume darah, membantu
180 cc/ kg, khususnya pada mengembalikan vasokonstriksi
PDA, desplasia berkenaan dengan hipoksia acidosis
bronkopulmenal (BPD) atau dan pirau ke kanan ke kiri melalui
43
enterokolitis nekrotisan PDA dan membantu dalam
(NEC). penurunan komplikasi NEC dan
BPD.
5. Risiko gangguan Risiko gangguan 1. Observasi kulit, perhatikan 1. Mengidentifikasi area potensial
area kemerahan atau tekanan. derma yang dapat mengakibatkan
integritas kulit intagritas kulit
sepsis.
berhubungan dengan menurun
2. Berikan perawatan mulut 2. Membantu mencegah kekeringan
kekurangan/kelebihan dengan menggunakan salin dan pecah pada bibir berkenaan
atau gliserin soap. Berikan dengan tidak adanya masukan oral
volume cairan.
jelly petroleum pada bibir. atau efek kering dari terapi oksigen.
3. Minimalkan penggunaan 3. Melepaskan plester dapat
melepaskan lapisan epidermal,
plester untuk mengamankan
karena kohesi antara plester dan
selang, elektroda dan jalur IV.
korneum stratum lebih baik daripada
antara dermis dan epidermis.
4. Meningkatkan pemulihan pecah-
4. Berikan salep antibiotic pada
pecah dan iritasi berkenaan dengan
daerah yang pecah.
pemberian oksigen dapat membantu
mencegah infeksi.
44
6. Ketidakstabilan kadar Ketidakstabilan 1. Monitor vital sign 1. Untuk mengetahui keadaan umum
berhubungan dengan membaik 2. Monitor : kadar glukosa, pucat, 2. Untuk mengetahui kadar glukosa
7. Risiko infeksi Risiko infeksi 1. Identifikasi bayi terhadap 1.Bermanfaat dalam mendiagnosa
tanda infeksi (ketidakstabilan infeksi.
berhubungan dengan menurun
suhu, hipotermia atau
ketidakadekuatan
hipertermi).
pertahanan tubuh. 2. Lakukan cici tangan pada 2.Mencuci tangan adalah praktek yang
orang tua, staf, dan tenaga paling penting untuk mencegah
kesehatan lain, gunakan kontaminasi silang serta mengontrol
45
antiseptic dalam membantu infeksi dalam ruang perawatan.
prosedur invansif.
3. Berikan jalan yang adekuat 3. Memberikan jarak 4-6 x dengan
antara bayi, gunakan ruangan bayi, membantu mencegah
isolasi terpisah dan tekhnik penyebaran droplet infection melalui
isolasi sesuai indikasi. udara.
4. Berikan ASI untuk pemberian 4. ASI mengandung IgA, makrofak,
makan bila tersedia. limfosit dan netrofil yang
memberikan beberapa perlindungan
dari infeksi.
5. Berikan antibiotik intravena 5. Antibiotik spectrum luas meliputi
sesuai dengan laporan ampisilin dan aminoglikosida
sensitivitas. biasanya diindikasikan, menunggu
hasil test kultur dan sensitivitas.
46
DAFTAR PUSTAKA
Lia, Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta:
Salemba Medika.
Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media
Aesculapius.
Mansjoer Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Euculapcius UI.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
47
48
49