Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI PREMATUR

DISUSUN OLEH :

MASITOH
NPM : 214121164

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI
TAHUN 2021

RSUD Tanggal Nilai Tanggal Nilai Rata- rata


BAYU Paraf CI +
ASIH Stempel
Paraf CI +
Stempel

LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI PREMATUR

1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian Bayi Prematur
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The American
Academy Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur.
Bayi prematur atau bayi pre-term adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu
tanpa memperhatikan berat badan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram adalah bayi premature (Surasmi, 2003). Menurut Sitohang
(2004) bayi prematur adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan – sesuai masa kehamilan
(NKBSMK).
Kelahiran premature juga diartikan sebagai kelahiran yang berlangsung pada
umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir American College of Obstetricians and Gynecology dalam Suspimantri
(2014). Terdapat tiga kategori bayi lahir prematur menurut WHO, yaitu:
1. Extremly Preterm (< 28 minggu)
2. Very Preterm(28 minggu hingga < 32 minggu)
3. Moderate to Late Preterm(32 minggu hingga < 37 minggu).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bayi prematur
ditetapkan berdasarkan umur kehamilan.

B. Etiologi
Penyebab dari bayi prematur menurut Surasmi (2003) antara lain:
1. Faktor ibu
a. Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi.
b. Kelainan bentuk uterus (mis. Uterus bikornis, inkompeten serviks).
c. Tumor (mis. mioma uteri dan , sistoma).
d. Ibu yang menderita angkara sakit antara lain:
- Akut dengan gejala panas tinggi (mis. tifus abdominalis, malaria).
- Kronis (mis. TBC, penyakit jaunting, gromerulonefonis).
2. Trauma pada masa kehamilan antara lain:
a. Fisik (mis. Jatuh).
b. Psikologis (mis. stres).
3. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun..
4. Plasenta antara lain plasenta previo, solusio plasenta.
5. Faktor janin
a. Kehamilan ganda
b. Hidramnion
c. Ketuban pecah dini
d. Cacat bawaan
e. Infeksi (mis. Rubeolla, sifilis, toksoplasmosis)
f. Insufisiesi plasenta
g. Inkompatibilitas darah ibu dan janin (factor Rhessus, golongan darah
ABO)
6. Faktor plasenta
a. Plasenta previa
b. Solusio plasenta
7. Tidak diketahui
C. Patofisiologi
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat
menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena
respon menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah
aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah
adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respons terhadap rangsangan dingin,
tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme
lemak dari cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan kalori yang kemudian
dibawa oleh darah ke jaringan. Sterss dingin dapat menyebabkan hipoksia,
metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme sebagai
respons terhadap stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen.
Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen
berkurang (hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume
paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang
imatur). Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh hemoglobin fetal (HbF) yang
dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lebih lama
pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
Stress akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan ventilasi
paru sehingga kadar oksigen darah berkurang. Keadaan ini menghambat
metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang menyebabkan
peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaan dengan metabolisme lemak
cokelat yang menghasilkan asam sehingga meningkatkan konstribusi terjadinya
asidosis.
Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih banyak dari
pada metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya hipoglikemia. Kondisi
ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit, sesudah kelahiran
pemasukan kalori rendah atau tidak adekuat.
Termoregulasi, bayi prematur umurnya relatif kurang mampu untuk
bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi
biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut
berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan
suhu badannya dalam batas normal. Bayi prematur dan imatur tidak dapat
mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, karena pusat pengatur suhu
pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat
sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan
tubuh yang relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang
lebih banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi
tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol refleks
kapiler kulit juga masih kurang (Surasmi, 2003).
Menurut Suspimantri (2014) patofisiologi bayi prematur Secara umum,
dapat dikelompokan dalam 4 golongan yaitu :
1. Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan
2. Inflamasi/infeksi
3. Perdarahan plasenta
4. Peregangan yang berlebihan pada uterus
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan ansietas yang biasa terjadi
pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik
maupun psikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-
Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
Aksis HPA ini menyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan
mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan
mengakibatkan peningkatan pelepasan hormone Corticotropin Releasing
Hormone (CRH), perubahan pada Adrenocorticotropic Hormone (ACTH),
prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix metaloproteinase (MMP), interleukin-
8, cyclooksigenase-2, dehydroepiandrosteron sulfate (DHEAS), estrogen
plasenta dan pembesaran kelenjar adrenal.
Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-amnionitis, yaitu infeksi bakteri
yang menyebar ke uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab
potensial terjadinya persalinan prematur. Infeksi intraamnion akan terjadi
pelepasan mediator inflamasi seperti pro-inflamatory sitokin (IL-1β, IL-6, IL-8,
dan TNF-α ). Sitokin akan merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang
aksis HPA janin dan menghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini
bertanggung jawab untuk sintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang
akan menimbulkan kontraksi. Sitokin juga berperan dalam meningkatkan
pelepasan protease (MMP) yang mengakibatkan perubahan pada serviks dan
pecahnya kulit ketuban.
Mekanisme ketiga yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan
plasenta dengan ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan
mengakibatkan kontraksi miometrium. Perdarahan pada plasenta dan desidua
menyebabkan aktivasi dari faktor pembekuan Xa (protombinase). Protombinase
akan mengubah protrombin menjadi trombin dan pada beberapa penelitian
trombin mampu menstimulasi kontraksi miometrium.
Mekanisme keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa
disebabkan oleh kehamilan kembar, polyhydramnion atau distensi berlebih yang
disebabkan oleh kelainan uterus atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini
dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin, dan COX-2.
D. Manifestasi Klinis
Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung
pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau kecil umur
kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang lahir
cukup bulan.

Tanda dan gejala bayi prematur


 Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
 Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
 Panjang badan sama dengan atau kuarng dari 46 cm.
 Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.
 Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
 Lingkar kepala sama dengan atau kuarng dari 33 cm.
 Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
 Rambut lanugo masih banyak.
 Jaringan lemak subkutan tipis dan kurang.
 Tulang rawan daun telingan belum sempurnapertumbuhannya,
sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan dau telinga.
 Tumit mengilap, telapak kaki halus.
 Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.

Gambar 1. Tanda dan Gejala bayi Prematur


Tanda dan gejala bayi premature (lanjutan)
 Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
 Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugea pada skrotum
kurang. Testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora.
 Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya
lemah.

Gambar 2. Tanda dan Gejala Bayi Prematur II

E. Pemeriksaan
Penentuan umur kehamilan sangat penting karena angka kematian dan
kesakitan menurun dengan meningkatnya umur kehamilan. Selain itu, ada
hubungan antara umur kehamilan dan tingkat meturitas fisiologis neonatus.
Menurut Dubowitz taksiran meturitas neonatus ditetapkan melalui penilaian
11 tanda fisik luar dan 10 tanda neurologik.
Penilaian cara Dubowitz
1. Karakteristik fisik eksternal dinilai, kemudian diberi nilai sesuai dengan
panduan, lalu nilai yang diperoleh dijumlah, hasil penjumlahan ini
disebut juga nilai E.
2. Karakteristik neurologis dinilai, kemudian diberi nilai sesuai dengan
panduan, lalu nilai yang diperoleh dijumlah, hasil penjumlahan ini
disebut nialai N.
3. Jumlah nilai karakteristik eksternal ditambah dengan jumlah nilai
karakteristik neurologic (jumlah nilai E + jumlah nilai N), hasil
penjumlahan ini disebut angka perhitungan total.
Angka perhitungan total, dimasukan dalam grafik umur kehamilan bayi
menurut Dubowitz, lalu ditarik garis lurus ke atas sampai pada garis miring yang
terdapat ditengah-tengah grafik, kemudian ditarik garis ke samping kiri ke arah
patokan umur

Gambar 3. Penilaian Dubowitz

Selain dengan menggunakan penilaian Dubowitz dapat juga dilakukan


dengan penilaian sistem ballard, dimana sistem ballard ini menilai maturitas
neonatus berdasarkan 7 tanda kematangan fisik dan 6 tanda kematangan
neuromuscular. Penilaian dilakukan dengan cara:
1. Menilai 7 tanda kematangan fisik;
2. Menilai 6 tanda kematangan neurologic;
3. Hasil penilaian aspek kematangan fisik dan neurologic di jumlah
4. Jumlah nilai kedua aspek kematngan tersebut dicocokkan dengan tabel
patokan tingkat kematangan menurut Ballard.
Gambar 4. Penilaian Kematangan Neurologik

Gambar 5. Maturitas Fisik

Gambar 6. Tabel Penilaian Kematangan

F. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain:
1. Hipoglikemia
2. Gangguan cairan dan elektrolit
3. Hiperbilirubinemia
4. Sindroma gawat nafas
5. Paten duktus arteriosus
6. Infeksi
7. Perdarahan intraventrikulerApnea of Prematurity
8. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul padabayi-bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR) antara lain:
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan (Retinopati)
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada bayi premature disesuaikan dengan kondisi yang
dialami bayi, jika terjadi hipotermi maka dapat dilakukan :
1. Berikan selimut pada bayi;
2. Hangatkan bayi dengan bantuan lampu;
3. Beri minyak (telon/kayu putih) untuk menghangatkan badan bayi;
4. Naikkan suhu ruangan;
5. Penggunaan metode kangguru (menggendong dengan menyentuhkan
tubuh bayi pada dada ibu tanpa penghalang berupa kain atau baju);
6. Optimalkan pemberian ASI pada bayi untuk meningkatkan daya tahan
tubuh bayi;
7. Jemur bayi pada pagi hari di pukul 06.00 – 07.00 WIB (selama kurang
lebih 30 menit), menjemur bayi selain mengurangi hipotermi juga dapat
mencegah terjadinya hiperbilirubin pada bayi.

Penatalaksanaan pada masalah pernapasan antara lain:


1. Penggunaan O2 (nasal, masker, sesuai dengan kebutuhan);
2. Suctioning jika terdapat penumpukan sekret.

Penatalaksanaan pada masalah resiko infeksi pada bayi baru lahir antara lain:
1. Memberikan imunisasi hepatitis B setelah bayi dilahirkan;
2. Menjaga kebersihan pasien (melakukan personal hygiene dengan menyeka
serta mengganti popok pasien secara rutin);
3. Melakukan perawatan tali pusat dengan menutupnya menggunakan kasa;
4. Memberikan nutrisi untuk meningkatkan berat badan dan meningkatkan daya
tahan tubuh pasien;
5. Menjaga kesterilan alat untuk memberi nutrisi, dot ataupun spuit jika bayi
makan menggunakan orogastric atau nasogastric tube;
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien;
7. Membatasi jumlah kunjungan pasien jika masih berada di ruangan perin;
8. Mengganti baju minimal 2x sehari dan mencucinya.

Penatalaksanaan pada masalah nutrisi pasien dengan prematur yaitu:


1. Menghitung kebutuhan nutrisi pasien;
2. Memberikan minum ASI (jika tidak memungkinkan maka diberikan susu
formula sesuai kebutuhan);
3. Bantu dengan menggunakan IV line atau infus;
4. Motivasi keluarga untuk memberikan ASI sebagai makanan utama bayi;
5. Melakukan penimbangan berat badan setiap hari untuk memantau perubahan
berat badan yang mungkin dialami oleh bayi.
2. PATHWAY
Factor ibu : Factor janin: Factor lingkungan:
Ibu berusia <20 th Kehamilan ganda (gameli) Terpapar asap rokok, radar dan
Ibu berusia >35 th Hidramnion zat-zat beracun
Jarak kehamilan terlalu dekat infeksi
Keadaan social-ekonomi yang
rendah
Ibu yg terkena Ht dan DM

Bayi lahir premature

Sistem pernafasan yang imatur Termoregulasi Sistem kulit

Terjadi adaptasi suhu dari Kulit lebih tipis dari bayi yang
Surfaktan ↓ Paru terisi cairan hangat ke dingin lahir aterm

Paru diisi oleh o2 dan Bayi meningkatkan panas tubuh Permeabilitas ↑


Ekspansi paru tidak
maksimal mendesak cairan keluar paru-
paru Pembakaran brown fat ↑ Penguapan ↑
Reflek telan imatur
MK: Ketidakefektifan
pola nafas Kegagalan pengeluaran cairan
Sistem termoregulasi mencapai
Adanya penumpukan secret atau batas maksimal
dahak pada
Reflek ↓ napas
jalan
telan
MK:MK:
Termoregulasi
hipotermiatidak efektif
Cairan menumpuk di jalan nafas
MK: Ketidakefektifan bersihan jalan napas

MK: Ketidak efektifan bersihan


Bayi lahir Premature

Sistem imun yang belum Sistem kardiovaskular Sistem GI


sempurna

Alveoli terisi O2 Reflek telan imatur


Sistem kekebalan tubuh lebih
rentan terhadap infeksi
Resistensi vascular paru ↓ Daya hisap menurun

MK: Resiko infeksi


Tekanan a.pulmonalis ↓ Ketidakefektifan
MK: pola makan
Ketidak seimbangan
nutrisi:
bayi kurang dari kebutuhan
tubuh
Tekanan atrium kanan ↓

Kebutuhan nutrisi tidak


Aliran darah paru masuk ke terpenuhi
jantung

Ketidakseimbangan nutrisi
Tekanan atrium kiri ↑ Tekanan atrium tdk adekuat kurang dari keb. tubuh

Tertutupnya foramen ovale Foramen ovale tdk menutup

Pencampuran darah

Hipoksia jaringan

MK: Gang. Perfusi jaringan


perifer
3. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam
kandunganterganggu
2) Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi ke dinginan atau suhu
tubuh rendah
3) Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5 menit,
0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan
sedang,dan 7-10 normal 
4) Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur, kehamilan ganda, hidramnion
5) Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM, TB Paru,
Tumor kandungan, Kista, Hipertensi
6) ADL
a) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu.
b) Pola Istirahat tidur : terganggu oleh karena hipotermia.
c) Pola Personal hygiene : tahap awal tidak dimandikan.
d) PolaAktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas.
e) PolaEliminasi : BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,
produksi urin rendah.
7) Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran compos mentis
2) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-
140X/menit
3) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
40X/menit
4) Suhu : kurang dari 36,5 C

b. PemeriksaanFisik
1) Kepala : linkar kepala 32-35 cm, rambut hitam atau merah,
panjang rambut 2 cm, kulit wajah kemerahan dan licin.
2) Panjang badan : kurangdari 48 cm .
3) Berat badan :kurang dari 2.500 gram, lapisan lemak subkutan
sedikit/tidak ada.
4) Thorax : lingkar dada 30-38 cm.
5) Abdomen :penonjolan abdomen,tali pusat layu, peristaltic usus
terdengar maksimal kurang dari 5 detik.
6) Genetalia : pada bayi laki-laki testis belum turun ke scrotum, pada
bayi perempuan labio perempuan labio mayora belum menutupi
labia minora  .
7) Anus : keluar miconium
8) Penilaian maturitas bayi dengan Ballard Score dan Dubowitz

b. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan belum sempurnanya
ekspansi paru bayi
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan lemahnya
reflek telan
3. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan keterbatasan simpanan
lemak cokelat
4. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan bayi terhadap
system imun yang belum matang
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan reflek menelan lemah akibat prematuritas
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurangnya
asupan O2 dalam jaringan.
7. Ketidakefektifan pemberian makan bayi
c. Intervensi
Diagnosa
No. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan

1. Ketidakefektifan NOC NIC


pola napas
berhubungan dengan Respiratory status : Ventilation Airway Management 1) Memudahkan ekspansi paru dan
menurunkan adanya
belum sempurnanya Respiratory status : Airway Manajemen jalan napas kemungkinan lidah jatuh yang
ekspansi paru bayi patency menyumbat jalan napas
1) Atur posisi pasien untuk 2) Membantu keefektifan
Setelah dilakukan tindakan memaksimalkan ventilasi pernafasan pasien
keperawatan ....x 24jam pola 2) Anjurkan bernafas yang pelan dan 3) Perubahan dapat menandakan
dalam awitan komplikasi pulmonal atau
napas kembali efektif dengan
3) Auskultasi suara nafas, catat area menandakan lokasi/ luasnya
kriteria hasil: penurunan atau ketiadaan ventilasi keterlibatan otak
dan adanya suara nafas tambahan 4) Menentukan kecukupan
a) RR normal (16-20x/menit)
4) Monitor respirasi dan oksigenasi pernapasan, keseimbangan asam
b) Pergerakan dada normal
5) Kolaborasi pemberian oksigen basa dan kebutuhan akan terapi
c) Penggunaan otot-otot bantu
yang sudah terhumidifikasi 5) Memaksimalkan oksigen pada
pernapasan berkurang
darah arteri dan membantu dalam
pencegahan hipoksia
2. Ketidakefektifan NOC NIC 1. Memaksimalkan jalan nafas
bersihan jalan napas 2. Mengurangi penyebab
berhubungan dengan Respiratory status : Ventilation Airway Management 3. Memaksimalkan jalan nafas
4. Mengidentifikasi penyebab dan
lemahnya reflek Respiratory status : Airway 1. Posisikan pasien untuk menetukan intervensi lanjutan
telan memaksimalkan ventilasi 5. Memaksimalakan jalan nafas
patency 2. Lakukan fisioterapi dada jika 6. Mengurangi dampak kekurangan
perlu nutrisi
Setelah dilakukan tindakan 3. Keluarkan sekret dengan batuk 7. Memaksimalakan jalan nafas
keperawatan selama 3 x 24 jam, atau suction
pasien mampu dengan kriteria 4. Auskultasi suara nafas, catat
hasil : adanya suara tambahan
5. Berikan bronkodilator bila perlu
1. Mendemonstrasikan batuk 6. Atur intake untuk cairan
efektif dan suara nafas yang mengoptimalkan keseimbangan.
bersih, tidak ada sianosis dan 7. Monitor respirasi dan status O2
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
2. Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
3. Mampu mengidentifikasikan
dan mencegah factor yang
dapat menghambat jalan
nafas
3. Termoregulasi tidak Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan bayi pada penghangat 1. Mempertahankan lingkungan
keperawatan selama 3 x 24 jam (inkubator) termonetral, membantu mencegah
efektif berhubungan
termoregulasi efektif dengan 2. Gunakan lampu pemanas selama stress dingin
dengan keterbatasan kriteria hasil: prosedur 2. Menurunkan kehilangan panas pada
3. Kurangi pajanan pada aliran lingkungan yang lebih dingin dari
simpanan lemak a. Mempertahankan suhu udara, hindari pembukaan jendela ruangan.
cokelat tubuh dalam batas normal 3. Menurunkan kehilangan panas
inkubator
(35,5 sampai 37,3 0C) karena konveksi atau konduksi
4. Ganti pakaian dan linen bila basah membatasi kehilangan panas
b. Bebas dari tanda stress 5. Berikan penghangat bertahap pada melalui radiasi
dingin bayi 4. Menurunkan kehilangan panas
6. Observasi suhu tubuh pada awal melalui evaporasi
penghangatan tiap 15 menit 5. Peningkatan suhu tubuh yang cepat
7. Kaji kemampuan bayi untuk dapat menyebabkan konsumsi
oksigen berlebihan dan apnea
beradaptasi terhadap suhu rendah
6. Hipotermi membuat bayi cenderung
pada stress dingin, penghangatan
terlalu cepat akan menyebabkan
abnea.
7. Bayi dapat mempertahankan suhu
tubuh stabil dalam ruangan dan
tetap meningkatkan berat badan
4. Resiko infeksi NOC NIC 1. Untuk mengetahui nilai dan
berhubungan kondisi elektrolit pasien. Masih di
penurunan daya Self management chronic Fluid / Electrolyte Management rentang normal atau memerlukan
disease perbaikan elektrolit
tahan tubuh 1. Monitor elektrolit level yang 2. Untuk mengetahui kondisi sel
Setelah dilakukan tindakan tersedia dalam darah maupun faal lainnya
keperawatan selama 3 x 24 jam, 2. Monitor hasil laboratorium pasien yang ada di dalam tubuh
3. Monitor tanda – tanda vitasl 3. Mengetahui adanya perubahan
pasien mampu dengan kriteria
pasien gejala yang dialami pasien.
hasil :
1. Menggunakan strategi untuk 4. Ajarkan pasien dan keluaraga 4. Supaya segera membawa ke
meningkatkan kenyamanan untuk mengenal tamda – tanda pelayanan kesehatan dan segera
2. Menggunakan strategi untuk terjadinya infeksi melaporkan jika terjadi tanda
mengontrol nyeri 5. Kolaborasi pemberian antibiotik infeksi
3. Monitor perubahan penyakit 5. Membantu mengurangi resiko
infeksi
5. Ketidakseimbangan NOC : NIC : 1. Mengurangi komplikasi
nutrisi kurang dari Nutritional Status : food and Nutrition Management 2. Memaksimalkan kebutuhan nutrisi
kebutuhan tubuh Fluid Intake 3. Meningkatkan nutrisi dan stamina
1. Kaji adanya alergi makanan 4. Meningkatkan nafsu makan
berhubungan dengan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Nutritional Status : nutrient 5. Intake adekuat
faktor psikologis dan menentukan jumlah kalori dan 6. Meningkatkan pengetahuan pasien
Intake
biologis yang nutrisi yang dibutuhkan pasien. dan keluarga tentang nutrisi
mengurangi 3. Berikan makanan yang terpilih 7. Memaksimalkan nutrisi yang
pemasukan ( sudah dikonsultasikan dengan sesuai dengan klien
makanan. Setelah dilakukan tindakan ahli gizi)
keperawatan selama 3 x 24 jam, 4. Berikan informasi tentang
pasien mampu dengan kriteria kebutuhan nutrisi
5. Lakukan oral hygiene
hasil:
6. Timbang berat badan
1. Adanya peningkatan berat 7. Kaji kemampuan pasien untuk
badan sesuai dengan tujuan mendapatkan nutrisi yang
2. Berat badan ideal sesuai dibutuhkan.
dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak terjadi edema
5. Makan minum positif
6. Tidak muntah
6. Ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan 1. Circulation Precaution 1. Capillary refill time, akral, dan
perifer berhubungan Setelah diberikan asuhan a. Kaji secara komprehensif suhu ekstremitas menunjukkan
keperawatan selama ...x24 jam sirkulasi perifer (CRT, akral, status sirkulasi perifer
dengan perubahan
diharapkan perfusi jaringan suhu ekstremitas) 2. Apabila ada luka pada area
aliran darah perifer klien efektif dengan b. Hindari adanya luka pada area sirkulasi maka proses
sekunder akibat kriteria hasil: dengan penurunan sirkulasi penyembuhannya akan terhambat
peningkatan a. Tissue Perfusion: Peripheral c. Anjurkan klien untuk karena sirkulasi yang tidak
viskositas darah b. CRT pada jari tangan klien < mempertahankan asupan cairan adekuat, maka harus dihindari
3 detik (5 = no deviation adekuat adanya luka
from normal range) d. Pantau TTV klien tiap 8 jam 3. Asupan cairan adekuat mencegah
c. CRT pada jari kaki klien < 3 peningkatan viskositas darah yang
detik (5 = no deviation from 2. Skin Surveilance memperburuk sirkulasi
normal range) a. Pantau denyut nadi perifer 4. Gambaran tekanan darah dan nadi
d. Denyut perifer teraba kuat (5 menunjukkan status sirkulasi klien
= no deviation from normal 5. Denyut nadi perifer perlu dikaji
range) untuk mengetahui status sirkulasi
e. Akral pada Ekstremitas klien perifer adekuat atau tidak
tidak dingin (5 = no
deviation from normal
range)
f. Tekanan darah sistolik 110-
130 mmHg (5 = no deviation
from normal range)
g. Tekanan darah diastolik 70-
90 mmHg (5 = no deviation
from normal range)
7. Ketidakefektifan NOC NIC 1. Untuk membantu orang tua
pemberian makan Breastfeeding Establishment: Teaching Infant Nutrition: 0 – 3 mengingat informasi atau
bayi infant months pengetahuan baru yang diajarkan
Setelah diberikan asuhan 1. Memberikan pengetahuan pada 2. Mengurangi kemungkinan bayi
keperawatan selama ...x24 jam orang tua dalam bentuk tertulis diberi makan terlalu dini,, dan
diharapkan perfusi jaringan 2. Ajarkan pada orang tua untuk menanamkan pemahaman bahwa
perifer klien efektif dengan memberikan ASI atau susu ASI saja cukup selama bayi berusia
kriteria hasil: formula (jangan diberikan < 4 bulan
a. reflek menhisap positif makanan padat sebelum berusia 4 3. Meningkatkan kepercayaan anak
b. menempel pada dot atau bulan) ke ibu juga mencegah kehilangan
putting ibu saat minum 3. Instruksikan orang tua tetap panas dari bayi
c. menempel pada areola secara memeluk anak selama 4. Untuk mencegah infeksi dari botol
tepat memberikan susu melalui botol yang tidak bersih karena tidak
d. minum minimal 5 – 10 menit 4. Instruksikan orang tua untuk dicuci
e. makan/minum minimal 8 kali membersihkan dan mencuci botol 5. Memberikan pendidikan kesehatan
per hari setiap setelah digunakan yang pas dan sesuai dengan
Parentt Education: Infant kebutuhan keluarga.
1. Monitor kebutuhan belajar orang 6. Meningkatkan kemampuan orang
tua bayi tua agar lebih terampil dan tidak
2. Ajarkan keterampilan perawatan salah memberikan dan merawat
bayi baru lahir bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). St Louis:


Elsevier Mosby
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan: definisi dan
klasifikasi. alih bahasa : Budi Ana Keliat. Jakartra : EGC
Moorhead, Sue., et all. 2012. Nursing Outcomes Classification (NOC). St Louis:
Elsevier Mosby
Sitohang, Nur Asnah. 2004. Asuhan Keperawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah.
Serial online. http://library.usu.ac.id/download/fk/04006076.pdf [4 Juli
2016]
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC.
Suspimantri, Cahya. 2014. Faktor Risiko Prematuritas Yang Berpengaruh
Terhadap Luaran Maternal dan Perinatal Berdasarkan Usia
Kehamilan. Serial online. http://eprints.undip.ac.id/44517/1/
Cahya_Suspimantari_22010110120024_BAB_0_KTI.pdf [04 Juli
2016]

Anda mungkin juga menyukai