Dosen Pembimbing:
Winda Widyastuti, MNS
Disusun Oleh :
2. Etiologi
a. Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan cara menekan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pertambahan penduduk yang tidak terkendali
akan mengakibatkan kesenjangan bahan pagan kaena perbandingan yang tidak
sesuai dengan jumlah penduduk. Hal ini tentunya juga akan diikuti dengan
penuran angka kelahiran atau disebut Total Fertility Rate dari 2,78 menjadi
2.0 per wanita pada tahun 2015.
b. Mengatur kehamilan dengan cara menunda usia perkawinan hingga benar-
benar matang., menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan. Serta untuk
menghentikan kehamilan bila dirasakan telah memiliki cukup anak.
c. Membantu dan mengobati kemandulan atau infertilisasi bagi pasangan yang
telah menikah lebih dari satu tahun dan ingin memiliki anak tetapi belum
mendapat keturunan.
d. Sebagai married conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah. Dengan harapan nantinya pasangan tersebut memiliki
pengetahuan untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan berkualitas.
e. Tercapainya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta
membentuk keluarga yang berkualitas.
3. Manifestasi Klinik
a. Mayoritas tanpa gejala.
b. Vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi)
c. Setelah berhubungan seksual (poscoital).
d. Diantara siklus menstruasi.
e. Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika
disertai infeksi vagina
f. Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat
secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih,
sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma
dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
infertilitas pada wanita.
4. Patofisiologi
Proses terjadi erosi portio dapat disebabkan karena danya rangsangan dari luar
misal IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk
ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi
denaturasi/koalugasi membran sel dan terjadilah erosi portio.Bisa juga dari
gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel
superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio.Dari posisi IUD yang tidak tepat
menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret
vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan
terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan
tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase
keganasan leher rahim.Selain dan personal hygiene yang kurang, IUD juga dapat
menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan media subur
untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat
masuknya kuman dan menyebabkan infeksi.Dengan adanya infeksi dapat
menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio,
yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metorhagia, ostium uteri eksternum
tampak kemerahan,sekret juga bercampur dengan nanah.(Winkjosastro, hanifa.
Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta: 2005).
5. Pathway
Mengganggu
hormon estrogen Mengandung dosis
KB Pil
dan progesteron kecil bahan progestin
sentesis
Mencegah
Kehamilan Mencegah kehamilan
Efektif bila diminum Efek samping: perdarahan
Pathway KB teratur diluar haid, mual, bercak
hitam di pipi
Kelebihan mencegah
kehamilan lebih Kerugian : perubahan pada
efeektif tidak siklus haid
Kb implan
mempengaruhi ASI
Tubektomi vasektomi
Tidak mempengaruhi
Morbiditas dan
ASI, tidak mengganggu
mortalitas jarang
Kb Steril hub sex
Efektifitas dalam
Efek samping:
jangka panjang
perdarahan diluar haid,
mual, bercak hitam
dipipi
6. Macam dan Jenis
a.) Metode Efektif
1) Pil KB
Mencegah pengeluaran hormon dari hifofises yang perlu untuk
ovulasi sehingga tidak terjadi ovulasi.
Menyebabkan perubahan endometrium, sehingga endometrium
tidak siap untuk nidasi.
Menambah kepekatan lendir, serviks, sehingga tidak mudah
ditembus oleh spermatozoa
Macam Pil
Rangkaian pil yang berisi 20, 21, 22 tablet mulai diminum pada hari
ke lima (harinya harus di ingat) diteruskan samapai habis, kemudian
istirahat dan mulai lagi dengan rangkaian pil yang baru pada hari yang
sama.
Rangkaian pil yang 28 tablet (tipe rangkaian
Mulai minum pada hari pertama haid dan dilanjutkan terus tanpa
terputus dengan rangkaian baru, tanpa menghiraukan ada terjadinya
haid.
Pil diminum pada waktu yang sama setiap hari, sebaiknya malam hari
sebelum tidur
Bila lupa minum pil, pil yang lupa segera diminum setelah ingat,
disusul pil yang seharusnya diminum pada hari itu
Bila lupa minum pil 2 hari berturut-turut, harus beranggapan dirinya
tidak terlindungi terhadap kemungkinan kehamilan. Sehingga harus
disertai dengan alat KB yang lainnya seperti memakai kondom
Pil dapat mengurangi produski air susu maka mereka yang masih mau
menyusui anaknya jangan memakai pil KB
Indikasi Pemakaian Pil
Pil dapat diberikan pada waktu semua wanita yang bersuami yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut : tidak sedang hamil, tidak ada kontra indikasi
- Kontraindikasi Pemakaian Pil
- Kanker payudara dan organ reproduksi
- Penyakit kuning atau pernah menderita penyakit hati dalam 3 tahun
terakhir
- Penyakit pembuluh darah
- Tekanan darah tinggi
- Decompensio Cordis
- Diabetes Millitus
- Gejala-gejala Sampingan perasaan mual, muntah-muntah, perasaan pusing
dan sakit kepala, pembesaran payudara, nafsu makan bertambah, perasaan
lelah, gelisah dan mudah tersinggung. Tekanan darah tinggi, berat badan
bertambah / berkurang, pigmentasi kulit (kloasma), jerawat (acne),
keputihan (candidiasis vaginal) dan gangguan pola perdarahan :
berkurangnya pedarahan waktu haid hentikan penggunaan pil, ganti
dengan cara KB lainnya
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Untuk mengetahui alasan pasien datang dan keluhan yang
dirasakan (Sumiaty, 2013). Keluhan utama pada akseptor Kontrasepsi suntik
3 bulan dengan kenaikan berat badan adalah pasien merasa terganggu
aktivitasny karena berat badannya yang gemuk dan terasa berat
(Harnawatiaj,2009).
b. Riwayat menstruasi Untuk mengetahui tentang riwayat haid yaitu usia
menarche, siklus, lama menstruasi,banyaknya,dismenorhoe (Sumiaty, 2013).
c. Riwayat perkawinan Untuk menanyakan status klien, apakah sekarang sudah
menikah ataukah belum menikah, usia pertama kali menikah, lamanya usia
pernikahan. Hal ini perlu diketahui seberapa perhatian suami kepada
istrinya(Sumiaty, 2013).
d. Riwayat obstetrik Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir dan nifas (Sumiaty, 2013).
e. Riwayat keluarga berencana Menanyakan kepada ibu : jenis kontrasepsi yang
digunakan, lama penggunaan nya, keluhan nya selama menggunakan
Kontrasepsi suntik (Rismalinda, 2014). Pada akseptor kontrasepsi suntik 3
bulan dengan peningkatan berat badan, masalah yang dihadapai pasien adalah
ibu mengatakan adanya peningkatan berat badan (Sulistyawati,2011).
f. Riwayat kesehatan
Meliputi riwayat kesehatan ibu, penyakit yang sedang diderita, apakah pernah
dirawat, berapa lama dirawat, dengan penyakit apa dirawat, Riwayat
kesehatan keluarga : penyakit menular,penyakit keturunan /genetic. Pada
kasus akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan, pasien yang mempunyai riwayat
Diabetes Melitus(DM) dan hipertensi (>180/110 mmHg) tidak diperbolehkan
menggunakan Kontrasepsi suntik 3 bulan (Saifuddin,2003).
g. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi : Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan
mengamati adakah peningkatan berat badan atau tidak pada pasien
(Susilawati,2008).
2. Pola eliminasi: untuk menanyakan pada klien perubahan yang terjadi pada
BAB terdiri dari : frekuensi, warna, masalah dan BAK terdiri dari :
frekuensi, warna, bau, dan masalah (Susilawati,2008).
3. Pola tidur dan istirahat: untuk menanyakan tidur siang, tidur malam, dan
masalahnya. Pada kasus akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan pola istirahat
pasien meningkat (Harnawatiiaj,2009)
4. Aktifitas Menanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Aktifitas akan
terganggu karena kondisi tubuh yang semakin meningkat berat badannya
(Susilawati,2008).
5. Pola hygiene: Menanyakan kepada klien seberapa sering mandi, menyikat
gigi, dan mengganti pakaian nya, kebersihan vulva
6. Pola seksualitas : Meliputi frekuensi dan masalah. Pada kasus akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan peningkatan berat badan terjadi
masalah yaitu penurunan libido (Sulistyawati,2011)
h. Riwayat psikologis meliputi
Respon ibu dan suami, dukungan keluarga lain,pengambilan keputusan. Pada
kasus akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan dengan peningkatan berat badan,
ibu merasa tidak nyaman dengan keadaannya (UII,2008).
3) Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum
b. Vital Sign
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
2. Mata
3. Leher
4. Telinga
5. Hidung
6. Mulut
7. Kulit
8. Paru
9. Jantung
10. Perut
11. Genetalia
12. Ekstermitas
2. Diagnosa Keperawatan
a.) Perubahan pola haid spothing haid berhubungan dengan Proses adaptasi homoral
b.) Gangguann rasa aman (cemas) berhubungan dengan Efek samping dari alat
kontrasepsi tertentu
3. Intervensi
a. Perubahan pola haid spothing haid b/d Proses adaptasi homoral
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan dengan kriteria
hasil :
Dalam waktu 2 bulan pola haid kembali normal
Dalam waktu 1 bulan haid normal dengan Sifat darah haid kembali pada siklus
awal/ bias
Tidak ada spothing haid yang berulang
Intervensi
Intervensi