Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MASALAH DAN GANGGUAN KESEHATAN YANG SERING TERJADI


PADA LANSIA

Disusun Oleh:

AYU NOVI HERDIYANTI


( 201902010046 )
3A/DIII Keperawatan

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan Makalah
yang berjudul “Masalah dan Gangguan kesehatan yang Sering Terjadi pada Lansia” dapat
terselesaikan. Dalam penyelesaian penulisan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik berupa materi maupun spiritual.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih dan
dengan diiringi doasemoga amal baik yang telah di berikan,mendapatkan balasan pahala dari
sisi Allah SWT.

Pekalongan, 23 September 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun
(WHO, 2013). Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa.
Masalah kesehatan pada lansia sering disebut sebagai sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala-
gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya
(istilah 14 I), yaitu : 1. Immobility (kurang bergerak) 2. Instability (mudah jatuh) 3. Incontinence
(beser BAB/BAK) 4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia) 5. Infection
(infeksi) 6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan
penciuman) 7. Isolation (Depression) 8. Inanition (malnutrisi) 9. Impecunity (kemiskinan) 10.
Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan) 11. Insomnia(sulit tidur) 12. Immuno-
defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh) 13. Impotence(Gangguan seksual) 14. Impaction
(sulit buang air besar)
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya pemeliharaan
kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
secara sosial maupun ekonomis. Selain itu, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri
dan produktif. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang berkualitas melalui
penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi lanjut usia untuk mencapai lanjut
usia yang berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian lansia?
2. Apa saja masalah dan gangguan yang sering terjadi pada lansia?
3. Bagaimana upaya pemeliharaan kesehatan bagi lansia?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian lansia
2. Mengetahui masalah dan ganggua yang biasa terjadi pada lansia
3. Mengetahu apa saja upaya untuk pemeliharaan kesehatan bagi lansia
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan
55 tahun (WHO, 2013). Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).
Klasifikasi lansia Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia adalah sebagai
berikut :
1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3) Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4) Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun

2. Masalah dan Gangguan Kesehatan yang Sering dialami Lansia


Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang
dewasa. Masalah kesehatan pada lansia sering disebut sebagai sindroma geriatri yaitu
kumpulan gejala-gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia
dan atau keluarganya (istilah 14 I), yaitu:
1. Immobility (kurang bergerak)
• Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.
• Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan
otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi atau demensia.
• Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami penekanan
terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan otot, kontraktur/kekakuan otot
dan sendi, infeksi paru-paru dan saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.
• Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur, menggunakan
kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan makanan yang berserat.
2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)
• Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset, sinkop/kehilangan
kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi orthostatik, proses penyakit dan lain-
lain.
• Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien
misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan pendengaran,penglihatan,
gangguan keseimbangan, penyakit misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor
risiko ekstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai,
lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-benda dilantai yang membuat
terpeleset dll).
• Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera jaringan
lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan imobilisasi.
• Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat
jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan jatuh,
memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot,
alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih
aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin.

3. Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)


• Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak
dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga menimbulkan masalah
sosial dan atau kesehatan.
• Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila penyakit
yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih, gangguan kesadaran, obat-
obatan, masalah psikologik dan skibala.
• Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu
keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan penyebanya overaktifitas/kerja otot
detrusor karena hilangnya kontrol neurologis, terapi dengan obatobatan
antimuskarinik prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme sfingter/katup
saluran kencing untuk menutup ketika ada peningkatan tekanan intra abdomen
mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan latihan otot dasar panggul
prognosis baik, tipe overflow yaitu menggelembungnya kandung kemih melebihi
volume normal, post void residu > 100 cc terapi tergantung penyebab misalnya atasi
sumbatan/retensi urin..
• Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau ketidakmampuan
untuk mengendalikan pembuangan feses melalui anus, penyebab cedera panggul,
operasi anus/rektum, prolaps rektum, tumor dll.
• Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol pasien sering
mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.

4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan Delirium)


• Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang
disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan tingkat
kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara bermakna.
• Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup
berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan atau mengingat
pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien menjadi perasa, dan
terganggunya aktivitas.
Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan obesitas.
• Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang ditandai
dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan kognitif atau gangguan
persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi.
• Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori jangka
pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan proses pikir (diorientasi
waktu, tempat, orang), komunikasi tidak relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan
melompat-lompat, gangguan siklus tidur.
5. Infection (infeksi)
• Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya daya
tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasipada lanjut usia
sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini.
• Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia lanjut,
malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai.
• Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-tiba, badan
menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia
lanjut.
5. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatandan
penciuman)
• Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi
• Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah dengan
cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan bedah berupa implantasi
koklea.
• Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak atau
komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll, penatalaksanaan dengan
memakai alat bantu kacamata atan dengan operasi pada katarak.
6. Isolation (Depression)
• Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut usia
adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup, anak, bahkan binatang
peliharaan.
• Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan, menyebabkan
dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang mulai mengacuhkan karena
merasa direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan menjadi
depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang
berkepajangan. 8. Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang sekitar 25%
pada usia 40- 70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa
kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi dan
demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh pada nafsu makan
dan asupan makanan.
9. Impecunity (Tidak punya penghasilan)
• Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental
akan berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh
dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan
penghasilan.
• Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan hidup dari
tunjangan hari tuanya. Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan
teman sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang lansia
mengalami depresi.
10. Iatrogenic (penyakit karena pemakaian obat-obatan)
• Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga
membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan
obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter sehingga dapat
menimbulkan penyakit.
• Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari interaksi
obat-obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.
11. Insomnia (Sulit tidur)
• Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan seorang
lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat menyebabkan insomnia
seperti diabetes melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat
menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya.
• Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit
untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun
sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
• Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai mendekati waktu
tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum minuman berkafein saat sore hari, batasi
asupan cairan setelah jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau kurang,
hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis tagihan dan membaca.
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
Daya tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai penurunan
fungsi organ tubuh, juga disebabkan penyakit yang diderita, penggunaan obat-obatan,
keadaan gizi yang menurun.
13. Impotence(Gangguan seksual)
Impotensi/ ketidakmampuan melakukan aktivitas seksual pada usia lanjut terutama
disebabkan oleh gangguan organik seperti gangguan hormon, syaraf, dan pembuluh darah dan
juga depresi
14. Impaction (sulit buang air besar)
Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang kurang
mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu dan lain-lain.
Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi tertahan, kotoran
dalam usus menjadi keras dan kering dan pada keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan
didalam usus dan perut menjadi sakit. (Pasal 138)
a. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
b. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menjamin
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk
dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.
c. Untuk mendukung penyelenggaraan Upaya Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut perlu
dibentuk Tim Kelompok Kerja Tetap Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan.
d. Pembentukan Tim Kelompok Kerja Tingkat Provinsi ditetapkan oleh Gubernur, Tim
Kelompok Kerja Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota, Tim Kelompok
Kerja Tingkat Kecamatan ditetapkan oleh Camat, dan Tim Pelaksana Tingkat Desa/Kelurahan
ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah.
e. Pemerintah Desa/Kelurahan berkewajiban membentuk Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia
dalam rangka meningkatkan kesehatan usia lanjut.
f. Standar pelayanan untuk menjaga kesehatan lansia berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
g. Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis upaya pemeliharaan kesehatan
lanjut usia.
3. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lansia
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya pemeliharaan
kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
secara sosial maupun ekonomis. Selain itu, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri
dan produktif. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang berkualitas melalui
penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi lanjut usia untuk mencapai lanjut
usia yang berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.
Upaya yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut antara lain
meningkatkan upaya kesehatan bagi lanjut usia di pelayanan kesehatan dasar dengan
pendekatan Pelayanan Santun lanjut usia, meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut
usia melalui pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit, dan menyediakan
sarana dan prasarana yang ramah bagi lanjut usia. Makin bertambah usia, makin besar
kemungkinan seseorang mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial.
Salah satu masalah yang sangat mendasar adalah masalah kesehatan akibat proses
degeneratif. Data Riset Kesehatan (Riskesdas) tahun 2013, penyakit terbanyak pada Lansia
terutama adalah penyakit tidak menular (PTM) antara lain hipertensi, osteoarthritis, masalah
gigi dan mulut, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan diabetes mellitus (DM).
Penanganan kasus penyakit tersebut di atas tidaklah mudah karena penyakit pada Lansia
umumnya merupakan penyakit degeneratif, kronis, multi diagnosis, yang penanganannya
membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi, sehingga akan menjadi beban yang sangat berat
bagi masyarakat dan pemerintah termasuk bagi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Karena itu strategi pembangunan bidang kesehatan lebih mengutamakan promotif dan
preventif dengan dukungan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, termasuk
dalam hal kesehatan Lansia. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) serta Program
Keluarga Sehat adalah beberapa strategi unggulan yang sedang dijalankan Kemenkes.
Lanjut usia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Adapun
kategori lansia menurut usianya yaitu usia 45-59 tahun merupakan pra lansia, usia 60-69
tahun merupakan lansia muda, usia 70-79 tahun merupakan lansia madya, dan 80-89 tahun
merupakan lansia tua. Proses penuaan pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur lansia,
yang akan menimbulkan permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi, maupun sosial.
Oleh karena itu perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia sehingga
lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Berdasarkan aspek kesehatan, lansia akan
mengalami proses penuaan yang ditandai dengan penurunan pada daya tahan fisik sehingga
rentan terhadap penyakit. Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia yakni penurunan
sistem tubuh seperti sistem saraf, perut, limpa, dan hati, penurunan kemampuan panca indera
seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa, serta penurunan kemampuan
motorik seperti kekuatan dan kecepatan. Berbagai penurunan ini berpengaruh terhadap
kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan terhadap status kesehatannya.
Selain berdampak pada kondisi fisik lansia, proses penuaan juga berdampak pada kondisi
psikologisnya. Secara ekonomi, umumnya lansia dipandang sebagai beban daripada sumber
daya. Sedangkan secara sosial, kehidupan lansia dipersepsikan negatif yaitu dianggap tidak
banyak memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat. Stigma yang berkembang di
masyarakat tersebut membuat lansia mengalami penolakan terhadap kondisinya dan tidak bisa
beradaptasi di masa tuanya, sehingga akan berdampak pada kesejahteraan hidup lansia.
Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia diperlukan untuk mewujudkan lansia
yang sehat, berkualitas, dan produktif di masa tuanya. Pelayanan kesehatan pada lansia harus
diberikan sejak dini yaitu pada usia pra lansia (45-59 tahun).
Pembinaan kesehatan yang dilakukan pada lansia yaitu dengan memperhatikan
faktor-faktor risiko yang harus dihindari untuk mencegah berbagai penyakit yang mungkin
terjadi. Kemudian perlu juga memperhatikan faktor-faktor protektif yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan lansia. Upaya yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan pada lansia antara lain pelayanan geriatri di rumah sakit, pelayanan
kesehatan di puskesmas, pendirian home care bagi lansia yang berkebutuhan khusus, dan
adanya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu). Pelayanan kesehatan ini tidak hanya memberikan pelayanan pada pada upaya
kuratif, melainkan juga menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif. Berbagai
pelayanan kesehatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari
orang dewasa. Masalah kesehatan pada lansia sering disebut sebagai sindroma geriatri
yaitu kumpulan gejala-gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para
lanjut usia dan atau keluarganya (istilah 14 I), yaitu : 1. Immobility (kurang bergerak)
2. Instability (mudah jatuh) 3. Incontinence (beser BAB/BAK) 4. Intellectual
impairment (gangguan intelektual/ demensia) 5. Infection (infeksi) 6. Impairement of
hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman) 7.
Isolation (Depression) 8. Inanition (malnutrisi) 9. Impecunity (kemiskinan) 10.
Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan) 11. Insomnia(sulit tidur) 12.
Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh) 13. Impotence(Gangguan
seksual) 14. Impaction (sulit buang air besar)
DAFTAR PUSTAKA

https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/432620/mod_resource/content/2/MA
SALAH%20KESEHATAN%20PENDUDUK%20LANJUT%20USIA.pdf

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11162/07.2%20bab%202.pdf?seque
nce=8&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai